• Tidak ada hasil yang ditemukan

panen

Trans-

portasi

Pengo-

lahan

Penim-

bunan

20

bantuan simulasi komputer. Simulasi membantu melihat efektifitas rumusan kebijakan sebelum rumusan tersebut diujicobakan dalam kondisi yang sesungguhnya. Skema kerangka pemikiran digambarkan seperti pada Gambar 12.

Gambar12. Kerangka pemikiran penelitian

B.

TAHAPAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK

Tahapan pemodelan SD dalam penelitian ini mengacu model tahapan yang dikembangkan oleh Sterman (2000). Penulis menguraikan tahapan pemodelan menjadi dua bagian, yaitu aspek konseptual dan aspek teknis. Bagian konseptual merupakan masukan dari strukturisasi sistem yang telah difiltrasi. Alur pemodelan seperti ditunjukkan pada Gambar 13.

21

1. Pemilihan Tema dan Identifikasi Variabel Kunci

Pemilihan tema dan penentuan variabel kunci merupakan bagian dari perumusan masalah penelitian. Tahap ini merupakan tahapan penting agar permasalahan yang dikaji dan batasan-batasan sistemnya jelas. Tema yang dipilih adalah penilaian risiko mutu minyak sawit kasar (CPO) dalam rantai pasokannya bertujuan untuk meningkatkan kualitas CPO pada bulan atau periode mendatang. Selanjutnya menentukan variabel kunci sebagai parameter utama penilaian perilaku dinamik yang mempengaruhi keragaman mutu CPO dalam hal yang dibahas adalah produksi CPO dan kadar asam lemak bebas (ALB) nya di PKS Adolina.

2. Membangun Diagram Kausal dan Diagram Alir

Perancangan konsep model dinamik berawal dari informasi historis atau pola hipotesis setiap variabel kunci untuk menggambarkan perilaku persoalan sebagai dasar rujukan. Dasar rujukan diwakili oleh pola perilaku suatu kumpulan variabel-variabel mencakup beberapa aspek yang berhubungan dengan perilaku persoalan. Pola perilaku rujukan membantu memperkuat hipotesis dinamis yang dinyatakan sebelumnya berdasarkan pengamatan dunia nyata, penelitian sebelumnya dan data-data yang terkait. Hipotesis dinamis adalah suatu pernyataan mengenai struktur baik yang dianggap memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku masalah. Membangun struktur model untuk memudahkan secara visual bagi pengguna model dalam memahami dan menangkap hipotesis dinamis yang dimaksud dengan menggunakan alat CLD. Struktur model dilanjutkan dengan membangun diagram alir dengan alat SFD sebagai bahasa bersama pemodelan SD. Penentuan variabel atau parameter yang akan dijadikan stock (akumulasi) dan flow (aliran yang dapat mengubah nilai

stock).

3. Formulasi Model Simulasi

Tahap formulasi model simulasi menggunakan alat bantu program komputer Powersim. Model simulasi agar dapat dijalankan harus lengkap dengan persamaan matematis yang benar, parameter dan penentuan kondisi nilai awal. Evaluasi model menggunakan metode integrasi algoritma euler (fixed step) dan satuan waktunya (time step) satu dan beberapa kondisi 30 da (hari). Metode integrasi euler adalah metode standar untuk komponen baru yang melaksanakan satu langkah pada setiap time step. Powersim pertama kali menghitung nilai awal untuk mengukur stock

dan aliran sebuah flow. Kemudian flow digunakan untuk memperbaharui stock tersebut.Nilai baru

stock digunakan kembali untuk menghitung dan seterusnya seiring dengan perubahan waktu secara berulang-ulang.

4. Verifikasi dan Validasi Model

Verifikasi model adalah pembuktian bahwa model komputer yang telah disusun pada tahap sebelumnya mampu melakukan simulasi dari model abstrak yang dikaji (Eriyatno, 2003). Dalam pengertian lain, verifikasi adalah sebuah proses untuk meyakinkan bahwa program komputer yang dibuat beserta penerapannya benar. Cara yang dilakukan adalah menguji sejauh mana program komputer yang dibuat telah menunjukkan perilaku dan respon yang sesuai dengan tujuan dari model. Validasi adalah usaha penyimpulan apakah model sistem tersebut merupakan perwakilan yang sah dari realitas yang dikaji, sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang meyakinkan. Dalam pengertian lain, validasi adalah substansi bahwa model yang dikomputerisasikan dalam lingkup aplikasinya memiliki kisaran akurasi yang memuaskan dan konsisten dengan maksud dari penerapan model. Dalam proses pemodelan validasi dan verifikasi dilakukan untuk setiap tahap

22

pemodelan yaitu validasi terhadap model konseptual, verifikasi terhadap model komputer dan validasi operasional serta validitas data.

Teknik validasi yang digunakan pada studi ini meliputi validasi struktur dilihat dari bangunan teori dan perilaku reproduksi. Validasi kinerja dilakukan dengan melihat kinerja keluaran model dengan keluaran model dunia nyata dengan uji kondisi ekstrim, pemeriksaan konsistensi unit analisis dan pemeriksaan konsistensi data secara statistik (Muhammadi et.al, 2001).

Uji validitas teoritis artinya bahwa model yang dibangun valid karena didukung teori yang diadopsi. Uji kondisi ekstrim yaitu pengujian terhadap salah satu variabel yang dirubah nilainya secara ekstrim. Pemeriksaan konsistensi unit analisis keseluruhan interaksi dari unsur-unsur yang menyusun sistem dengan memeriksa persamaan Powersim. Pemeriksaan konsistensi keluaran model untuk mengetahui sejauhmana kinerja model sesuai dengan kinerja sistem aslinya, Prosedurnya dengan mengeluarkan nilai hasil simulasi variabel utama dengan membandingkannya dengan pola perilaku data aktual. Uji statistik dilakukan setelah secara visual meyakinkan dengan mengecek nilai error antara data simulasi dan data aktual dalam batas deviasi yang diperkenankan antara 5-10%. Ukuran relatif untuk menentukan nilai mean error dari nilai absolute percentage error (APE) yang didefinisikan dengan persamaan berikut (Makridakis et.al, 1991).

dengan

n = jumlah data observasi Xt = nilai data aktual Ft = nilai data simulasi

5. Sensitivitas

Sensitivitas berarti respon model terhadap stimulus yang ditujukan dengan perubahan atau kinerja model. Tujuan utama analisis ini adalah untuk mengetahui variabel keputusan yang cukup penting (leverage point) untuk ditelaah lebih lanjut pada aplikasi model. Metode umum yang digunakan adalah skenario terbaik-terburuk (Sterman, 2000). Jenis uji sensitivitas yang dilakukan pada penelitian ini berupa intervensi fungsional. Intervensi fungsional, yaitu intervensi terhadap parameter tertentu atau kombinasinya. Intervensi ini setiap perubahan nilai parameter atau variabel (dinaikkan atau dikurangkan 10%) akan memperlihatkan kinerja model yang berbeda terhadap nilai parameter utama.

6. Skenario Kebijakan

Kebijakan adalah aturan umum bagaimana status keputusan dibuat berdasar pada informasi yang tersedia. Setiap kebijakan memiliki empat komponen yaitu kondisi saat ini (aktual) dan yang diinginkan, kecepatan tanggapan dan tindakan perbaikan (Forrester, 1961 dalam Lyneis, 1980). Kecepatan tanggap dalam studi ini menggunakan matrik yang terdiri dari tiga pilihan pengaturan parameter atau analisis sensitivitas, yaitu agresif, moderat dan lambat (Lyneis, 1980). Rentang waktu yang digunakan adalah periode lima bulan (Mei - September 2011). Rentangan selama lima bulan merupakan rujukan yang digunakan manajemen PKS Adolina untuk bahan proyeksi kebijakan (RKAP) setelah mengevaluasi risiko mutu CPO selama enam belas bulan sebelumnya (Januari 2010- April 2011).

23

C.

TATA LAKSANA

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data meliputi data kuantitatif dan kualitatif dalam bentuk data sekunder maupun data primer. Akuisisi pengetahuan untuk mendapatkan data kualitatif melalui teknik wawancara mendalam (depth interview). Pedoman wawancara dan kuesioner mengacu pada model ERM - IFAT (Enterprise Risk Management – Integrated Framework and Application Techniques) yang dikembangkan oleh COSO of United States (2004). Responden wawancara dan kuesioner ini merupakan staf dan karyawan PKS Adolina bidang Pengolahan dan Teknik, staf dan karyawan PKS Adolina bidang Tanaman serta Dr. Donald Siahaan beserta staf dalam Pusat Penelitian Kelapa Sawit bidang PAHAM. Pengamatan langsung (observasi) dan dokumentasi bisnis juga dilakukan untuk mendukung hasil wawancara. Ketiga teknik pengumpulan data ini diupayakan dapat menggali kekayaan informasi kualitatif untuk membentuk basis data mental atau peta kognitif pemodel.

Data kuantitatif berupa data sekunder untuk mengestimasi nilai paramater yang diperoleh dari laporan manajemen perusahaan dalam periode waktu tertentu untuk menggambarkan pola perilaku suatu variabel yang diamati pada industri CPO. Data yang tidak tersedia, pemodel mengestimasinya melalui informasi kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh dari wawancara manajemen dan tinjauan pustaka (artikel,jurnal ilmiah, buku acuan dan internet).

2. Pengolahan Data

Analisis model dinamik menggunakan analisis simulasi sistem dinamik yang diolah dengan menggunakan perangkat lunak Powersim Studio 2005. Analisis sebaran data parameter menggunakan uji distribusi probabilitas yang diolah dengan perangkat lunak StatFit. Estimasi nilai parameter menggunakan plot data analisis regresi dan fungsi-fungsi statistik diolah dengan perangkat lunak Minitab 14, serta Microsoft Excel untuk mengolah beragam fungsi aritmatika dasar.

3. Tempat Dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini ditentukan batasan sistem yang dikaji (system boundary), yaitu sistem manajemen risiko dalam rantai pasokan pada industri CPO yang beroperasi di Sumatera Utara. Industri CPO yang dikaji merupakan pelaku yang dianggap memiliki kredibilitas sebagai best practices dalam usahanya dalam meminimumkan risiko penurunan mutu dalam produk sawit yang dihasilkan, yaitu PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina. Lingkup jenis produk yang diamati adalah minyak sawit kasar (CPO). Hal tersebut ditentukan berdasarkan kompetensi bisnis dan produk utama yang dikembangkan oleh perusahaan tersebut. Pengambilan data-data pendukung penelitian juga diperoleh dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Penelitian ini dilakukan pada periode April sampai dengan Juni 2011.

24

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A.

SEJARAH PERUSAHAAN

Pabrik Kelapa Sawit Unit Usaha Adolina didirikan oleh Pemerintah Belanda sejak tahun

1926 dengan nama “NV Cultuur Maatschappy Onderneming (NV CMO)” yang bergerak dalam

budidaya tembakau. Pada tahun 1938 budidaya tembakau dirubah menjadi kelapa sawit dan karet

dengan nama “NV Serdang Cultuur Maatschappy (SCM)”. Sejak tahun 1973, budidaya karet diganti

menjadi kakao, sedangkan kelapa sawit tetap dipertahankan. Pada tahun 1942, PKS Adolina diambil alih oleh pemerintah Jepang dan diambil kembali oleh pemerintah Belanda pada tahun 1946 dengan

nama tetap “NV SCM”. Pada tahun 1958, perusahaan ini diambil alih oleh pemerintah Republik

Indonesia dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara (PPN). Nama PPN diganti menjadi PPN baru SUMUT V tahun 1960. Pada tahun 1963 PPN Baru SUMUT V dipisah menjadi dua kesatuan yaitu:

1. PPN Karet III Kebun Adolina Hulu, Kantor Kesatuan di Pabatu.

2. PPN Aneka Tanaman II Kebun Adolina Hilir, Kantor Kesatuan di Pabatu.

Pada tahun 1968 PPN Antan II diganti menjadi PNP VI, dengan penggabungan kembali PPN Karet III Kebun Adolina Hulu dengan PPN Aneka Tanaman II Kebun Adolina Hilir, lalu pada tahun 1978 PNP VI diubah menjadi bentuk Persero dengan nama PT Perkebunan VI (Persero). Tahun 1994 PTP VI, PTP VII, dan PTP VIII digabung dan dipimpin oleh Direktur Utama PTP VII. Sejak tanggal 11 Maret 1996 sampai dengan saat ini gabungan PTP VI, PTP VII, dan PTP VIII diberi nama PT Perkebunan Nusantara IV (Persero). Unit usaha Adolina merupakan salah satu unit usaha dari PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) dan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

B.

LETAK GEOGRAFIS

Peta lokasi geografis PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina seperti disajikan pada Gambar 14.

Gambar14. Peta lokasi geografis PKS Adolina PKS Unit Adolina

25

Sesuai surat keputusan Direksi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Nomor: 04.13/Kpts/org/93/XII/1998 tanggal 17 Desember 1998 memutuskan terhitung mulai tanggal 1 Januari 1999 melebur Kebun Bangun Purba dan merubah statusnya menjadi Afdeling Unit Kebun Adolina. Unit Kebun Adolina berada di Kabupaten Serdang Bedagai tepatnya di pinggiran jalan raya Medan – Pematang Siantar dengan jarak ± 38 km dari kota Medan. Dikelilingi oleh 21 desa, berada di enam Kecamatan yaitu, Perbaungan, Pantai Cermin, Pegajahan (berada di Kabupaten Serdang Bedagai), Galang, Bangun Purba dan STM Hilir, dengan ketinggian ± 15 meter di atas permukaan laut.

C.

LUAS AREAL PRODUKSI

Luas areal HGU Unit Usaha Adolina seluas 8.965,69 Ha, dibagi menjadi 3 bagian yaitu kelapa sawit = 8.344 Ha, Kakao = 150 Ha, dan lain – lain = 471,69 Ha (emplasmen, pondok,bibitan, pabrik, dll). Sesuai Surat Keputusan Direksi Nomor: 04.12/Kpts/71/XII/2009 tentang rasionalisasi areal, Unit Usaha Adolina dari 14 afdeling dibagi menjadi 9 (Sembilan) afdeling, yaitu 9 afdeling

yang hanya terdiri dari tanaman kelapa sawit.

Produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit diolah di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang dimiliki oleh Unit Usaha Adolina sendiri. PKS ini didirikan pada tahun 1956 dan direnovasi pada tahun 2000. Realisasi produksi pada tahun 2010 untuk kelapa sawit (TBS) = 133.920,200 ton. Dengan capaian rendemen minyak sawit 24,17 % dan inti sawit 5,11%.

D.

STRUKTUR ORGANISASI

Diagram struktur organisasi perusahaan terdapat pada Lampiran 1. Tugas dan tanggung jawab setiap anggota adalah sebagai berikut :

1. Manajer Unit

a. Memimpin dan mengelola seluruh sektor produksi dan pemakaian biaya yang ada di perusahaan berpedoman kepada kebijakan perusahaan.

b. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum kebun, sesuai dengan pedoman dan instruksi kerja direksi.

c. Mengkoordinir penyusunan anggaran belanja tahunan perkebunan. d. Menjaga rahasia perkebunan.

e. Bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan. 2. Kepala Dinas Tanaman

Kepala Dinas Tanaman merupakan wakil Manajer Unit dalam pengelolaan di bidang tanaman yang dibantu oleh Asisten Tanaman.

a. Membuat dan menyusun rencana kerja tahunan atau bulanan yang meliputi target produksi tandan tahunan dan bulanan.

b. Rencana panen, pemeliharaan, rehabilitasi dan lain–lain.

c. Rencana penyediaan tenaga kerja bagi jenis pekerjaan di tiap–tiap afdeling. d. Rencana penyediaan alat, pupuk obat, dan pemberantas hama.

e. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit. f. Mengkoordinasi kerja Asisten Tanaman. 3. Kepala Dinas Teknik & Pengolahan

Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan merupakan wakil Manajer Unit dalam pengelolaan di bidang teknik yang dibantu oleh Asisten Teknik dan Pengolahan.

26

b. Menyusun dan merencanakan segala kegiatan di bidang teknik, bagian pengolahan dan laboratorium.

c. Menyusun perencanaan penyediaan bahan–bahan untuk bagian teknik pengolahan. d. Bertanggung jawab terhadap Manajer Unit.

4. Kepala Dinas Tata Usaha

Kepala Dinas Tata Usaha merupakan wakil Manajer Unit dalam bidang administrasi yang dibantu oleh Asisten Administrasi atau Asisten Tata Usaha.

a. Mengkoordinir segala kegiatan di bidang administrasi.

b. Mengkoordinir segala pembayaran dan penyediaan barang–barang. c. Menyusun rencana anggaran belanja tahunan.

d. Menyusun daftar gaji, memeriksa dan meneliti keluar masuknya barang dari gudang. e. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit.

5. Asisten SDM dan Umum

Asisten SDM dan Umum merupakan wakil Manajer Unit dalam bidang pengelolaan SDM dan penerimaan tenaga kerja.

a. Melakukan pengawasan dan penerimaan tenaga kerja berpedoman kepada standar yang ditetapkan direksi.

b. Mengkoordinir kegiatan dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan. c. Menjaga hubungan baik dan kekeluargaan antar karyawan.

d. Menjaga hubungan baik dengan semua pihak di dalam dan di luar perusahaan. e. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit.

6. Perwira Pengaman (Pa Pam)

Perwira pengaman (Pa Pam) membantu Manajer Unit dengan memimpin bagian pengamanan dibantu satuan keamanan.

a. Mengkoordinir segala kegiatan penjagaan keamanan dan ketertiban pabrik dan perkebunan. b. Menjaga keamanan informasi dan investasi perusahaan.

c. Mengatur dan memberikan instruksi kepada satuan keamanan pabrik dan perkebunan. d. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit.

7. Asisten Afdeling

Asisten Afdeling membantu Kepala Dinas Tanaman dengan memimpin kegiatan di afdeling

dibantu oleh mandor dan krani.

a. Memimpin segala kegiatan di afdeling sesuai dengan petunjuk Kepala Dinas Tanaman dan Manajer Unit.

b. Mengawasi produksi hasil panen di lapangan. c. Bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Tanaman. 8. Asisten Teknik dan Pengolahan

Asisten Pengolahan membantu Kepala Dinas Pengolahan dengan mengawasi segala kegiatan di bidang pengolahan bahan baku dan memimpin segala kegiatan di bengkel umum yang dibantu dengan mandor.

a. Memimpin segala kegiatan di pabrik sesuai dengan petunjuk Kepala Dinas Pengolahan dan Manajer Unit.

b. Mengawasi kelancaran jalannya proses pengolahan bahan baku. c. Bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan. 9. Asisten Teknik Sipil

Asisten Teknik Sipil membantu Kepala Dinas Teknik dengan memimpin segala kegiatan transportasi dan tata letak pabrik yang dibantu oleh mandor.

27

a. Mengkoordinir pemakaian kendaraan bermotor/ traktor. b. Mengawasi pemeliharaan kendaraan bermotor/ traktor c. Mengawasi pemeliharaan bangunan kantor dan pabrik. d. Bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Teknik. 10. Asisten Tata Usaha

Asisten Tata Usaha membantu Kepala Dinas Tata Usaha dalam bidang tata usaha.

a. Mengkoordinir segala kegiatan di bidang tata usaha dengan petunjuk Kepala Dinas Tata Usaha.

b. Bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Tata Usaha.

E.

KETENAGAKERJAAN & SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN

DAN KESEHATAN KERJA (SMK 3)

Jumlah seluruh tenaga kerja di Unit usaha Adolina s/d Mei 2010 adalah berjumlah 1.642 orang, dengan 19 karyawan pimpinan, 1612 karyawan pelaksana dan 11 orang karyawan honor.

Pengawasan pengendalian dan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) menjamin terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, produktif, dan efektif di seluruh bagian dan unit-unit usaha dengan memenuhi peraturan dan perundang- undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara berkesinambungan dan terpelihara.

Pengawasan, pegendalian, dan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dimaksud dilakukan dengan:

1. Meminimalisasi potensi bahaya dengan menjaga dan mempertahankan sistem pengawasan dan perawatan kesiapan, lingkungan, dan tata cara pelaksanaan kerja karyawan.

2. Memakai/ mempergunakan alat pelindung diri (APD) di lokasi kerja yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

3. Memastikan bahwa sistem manajemen K3 dipatuhi dan dilaksanakan sesuai kebijakan dan prosedur serta instruksi kerja yang telah ditetapkan.

F.

SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001-2008) DAN SISTEM

MANAJEMEN LINGKUNGAN (ISO 14001-2004)

Dalam upaya meningkatkan pengelolaan perusahaan ke arah yang lebih baik, maka manajemen PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) memutuskan untuk menerapkan Sistem Manajemen dan Lingkungan secara terintegrasi.

Tujuan penerapan ISO 9001-2008 dan ISO 14001-2004 adalah untuk memastikan tercapainya komitmen mutu dan lingkungan serta memberikan kepuasan kepada pihak – pihak yang berkepentingan dan di sisi lain tetap dapat memberikan manfaat bagi lingkungan.

Sistem manajemen mutu dan lingkungan merupakan sistem manajemen perusahaan yang dipakai sebagai acuan bagi semua aspek kegiatan dan diterapkan mulai dari kegiatan penerimaan bahan baku, spare parts, proses pengolahan, penanganan limbah, kepuasan pelanggan, dan pengelolaan lingkungan.

28

G.

JAM KERJA

Jam kerja yang berlaku pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina dibagi atas dua bagian, yaitu :

a. Bagian Kantor

Untuk bagian ini hanya ada 1 shift dengan 7 jam per hari dan 40 jam per minggu adalah sebagai berikut:

 Hari Senin s/d Kamis

Pukul 06.30 – 09.30 : kerja aktif Pukul 09.30 – 10.30 : istirahat Pukul 10.30 – 15.00 : kerja aktif

 Hari Jumat

Pukul 06.30 – 09.30 : kerja aktif Pukul 09.30 – 10.30 : istirahat Pukul 10.30 – 12.00 : kerja aktif

 Hari Sabtu

Pukul 06.30 – 09.30 : kerja aktif Pukul 09.30 – 10.30 : istirahat Pukul 10.30 – 13.00 : kerja aktif b. Bagian Pabrik

Adapun jumlah operator yang dibutuhkan dalam satu shift seperti disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah pekerja dalam satu shift di PKS Unit Adolina

No. Stasiun Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Shift

1 Penerimaan TBS 4 2 2 Rebusan 8 2 3 Thresher 1 2 4 Hoisting Crane 2 2 5 Pressan 2 2 6 Klarifikasi 3 2

7 Refericarfing & Kernel 4 2 8 Boiler Operator Pembantu Operator 1 3 2 2 9 Kamar Mesin 2 2 10 Water Treatment 1 2 11 Laboratorium 3 2 12 Limbah 2 2

Sumber: PKS Unit Adolina, 2010

Untuk bagian pabrik pekerja dibagi atas dua shift, yaitu :

 Shift I (Pukul 06.30 – 14.30)

29

H.

SISTEM PENGUPAHAN

Pembagian upah/ gaji karyawan PT Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina dilakukan 2 kali setiap bulannya yaitu Remisi II yang disebut sebagai gajian besar dan Remisi I yang biasa disebut dengan gajian kecil. Jumlah upah/ gaji yang diberikan kepada karyawan disesuaikan dengan golongan (I A s/d IV D). Selain gaji bulanan, karyawan juga mendapat upah lembur dihitung luar jam kerja ditambah dengan setiap karyawan juga mendapat 15 kg beras setiap kali gajian.

Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, perusahaan juga menyediakan fasilitas seperti:

 Perumahan untuk setiap karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana yang berada di lokasi perkebunan disekitar pabrik.

 Air dan listrik untuk keperluan rumah tangga.

 Tunjangan keselamatan kerja, duka cita dan tunjangan hariannya.

 Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bagi karyawan.

 Tempat penitipan bayi.

 Sarana pendidikan/ sekolah gratis bagi anak karyawan.

 Tempat ibadah disekitar perumahan karyawan.

 Sarana olahraga.

30

V. STRUKTURISASI SISTEM

A. DESKRIPSI PENILAIAN RISIKO MUTU CPO

Sumber-sumber risiko penurunan mutu pada rantai pasok minyak sawit kasar dapat diidentifikasi berdasarkan tahapan-tahapan mulai dari panen sampai dengan penimbunan di tangki timbun pabrik. Setiap kegiatan rantai pasok mempunyai potensi risiko penurunan mutu tetapi mempunyai tingkat risiko yang berbeda-beda. Model yang nantinya dikembangkan ini akan mempelajari perilaku dinamik faktor-faktor yang menyebabkan keragaman mutu minyak sawit kasar yang dihasilkan. Mata rantai dari empat elemen utama rantai pasokan minyak sawit kasar, yaitu kegiatan pasca-panen, transportasi panen, pengolahan di pabrik dan penimbunan minyak sawit kasar di tangki timbun pabrik menjadi faktor utama penyebab keragaman mutu minyak sawit kasar. Kegiatan-kegiatan pokok ini akan dipandang dalam satu pandangan sistem yang terintegrasi yang perlu dikelola untuk mengurangi terjadinya risiko dalam aktivitasnya.

1. Kegiatan Pasca-panen

Kegiatan pasca-panen dalam penelitian ini merupakan kegiatan yang dilakukan setelah proses pemotongan tandan buah segar di setiap areal panen sampai tandan buah segar tepat akan diangkut ke pabrik untuk diolah. Pasca-panen sebagai faktor risiko dapat dinilai berdasarkan beberapa aktivitas yang berpengaruh seperti cara panen, jumlah dan lokasi panen, keterampilan pekerja panenm lama penumpukan di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan pengawasan panen serta jumlah tandan buah segar restan dengan penjelasan sebagai berikut.

 Cara panen adalah prosedur panen yang meliputi penentuan buah matang panen dan proses memanen buah dari pohon.

 Jumlah panen adalah jumlah panen pada area yang ditetapkan untuk dipanen pada hari tertentu dan digilir sesuai dengan aturan panen yang digunakan perusahaan.

 Keterampilan pekerja panen adalah kemampuan pekerja dalam melakukan panen sehingga tidak salah dalam memotong buah yang layak panen dan tidak menyebabkan luka pada buah.

 Waktu penumpukan di TPH adalah waktu yang terjadi mulai dari tandan buah segar dipanen, ditumpuk pada TPH dan siap diangkut dengan truk. Tandan buah segar yang telah dipanen akan mengalami peningkatan kadar asam lemak bebas seiring dengan lama waktu menunggu sebelum di proses.

 Pengawasan panen adalah kegiatan memantau kegiatan panen oleh pengawas sehingga proses panen dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur baku.

 Tandan buah segar (TBS) restan adalah buah yang telah dipanen dari pokok yang tidak langsung diolah (>1x24 jam) ke pabrik dalam kenyataannya di lapangan.