• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1.3 Kurikulum

Kurikulum merupakan unsur penting dalam pendidikan di Indonesia. Kurikulum merupakan salah satu penentu keberhasilan pendidikan. Fadlillah (2014) mengatakan bahwa kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan

menentukan arah pendidikan. Berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung dengan kurikulum yang digunakan. Kurikulum adalah ujung tombak bagi terlaksananya kegiatan pendidikan. Tanpa adanya kurikulum yang baik maka tidak mungkin pendidikan akan dapat berjalan dengan baik juga. Untuk dapat terus meningkatkan mutu pendidikan agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman, kurikulum di Indonesia telah banyak mengalami perkembangan. Berikut ini pemaparan tentang perkembangan kurikulum yang ada di Indonesia.

2.1.3.1 Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Kemendikbud (2014) menyatakan bahwa pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi. Perkembangan kurikulum di Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan. Indratno (Forum Mangunwijaya, 2013) mengatakan bahwa sejak Indonesia merdeka pada tahun 1945 sampai dengan saat ini (67 tahun) telah lahir sepuluh kurikulum. Perubahan kurikulum yang sedang dilaksanakan di Indonesia saat ini adalah perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013. Mulyasa (2013) menyatakan bahwa perlunya perubahan kurikulum karena berdasarkan beberapa hasil studi internasional tentang kemampuan peserta didik Indonesia dalam kancah internasional berikut ini adalah perkembangan kurikulum menurut Suparlan (2011).

Terhitung dari tahun 1945 sampai 2014, Indonesia sudah mengalami sepuluh kali perubahan kurikulum. Pertama, Rencana Pelajaran 1947 merupakan kurikulum pertama di Indonesia. Istilah yang digunakan adalah rencana pelajaran. Pembelajaran dalam kurikulum ini lebih mengutamakan pendidikan watak,

kesadaran bernegara, dan bermasyarakat daripada pengetahuan. Belum ada RPPH pada kurikulum rencana pelajaran. Kurikulum ini memuat 2 unsur pokok, yaitu (1) daftar jam pelajaran atau struktur program, (2) garis-garis besar program pengajaran (Suparlan, 2011). Kedua, rencana pelajaran pada kurikulum 1952 dikenal dengan istilah Rencana Pelajaran Terurai 1952, kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1947. Sudah ada rencana pelajaran yang disebut silabus dalam kurikulum ini. Rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Setiap mata pelajaran kurikulum ini diajarkan oleh satu orang guru dan silabus untuk mata pelajarannya sangat jelas (Trianto, 2009). Ketiga, Rencana Pelajaran 1958 yang merupakan penyempurnaan dari Rencana Pelajaran 1952. Kurikulum ini digunakan sampai dengan tahun 1964 (Suparlan, 2011).

Keempat, Rencana Pendidikan 1964 merupakan penyempurnaan dari

kurikulum Rencana Pelajaran 1958. Kurikulum ini mewajibkan metode pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah (problem solving). Ada panca wardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani (Trianto, 2009). Kelima, Kurikulum1968 merupakan kurikulum terpadu pertama di Indonesia. Struktur program kurikulum ini dibagi menjadi 3, yaitu: pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus meliputi mata pelajaran pendidikan khusus. Pada kurikulum ini, untuk pertama kali istilah kurikulum digunakan di Indonesia (Suparlan, 2011). Kurikulum rencana pendidikan dan kurikulum 1968 sudah mengalami peningkatan dalam hal metode dan pendekatan pendidikannya, yaitu penggunaan metode pemecahan masalah (problem solving) dan pendekatan terintegrasi atau terpadu.

Keenam, Kurikulum 1975 lahir berdasarkan ketetapan MPR Nomor

IV/MPR/1973 tentang GBHN 1973, dengan tujuan pendidikan membentuk manusia Indonesia untuk pembangunan nasional di berbagai bidang. GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) kurikulum ini dikenal dengan format yang rinci (Suparlan, 2011). Kurikulum ini sudah membuat pedoman pembelajaran yang tertuang dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PSSI). Menurut (Triyanto, 2009) metode, materi, dan tujuan pelajaran dalam kurikulum 1975 tertuang secara gamblang dalam PPSI, kemudian lahir Rencana Pelajaran setiap satuan bahasan. Jadi, kurikulum 1975 sudah mulai menuangkan kegiatan pembelajaran dalam rencana pelajaran, atau sekarang disebut sebagai RPPH.

Ketujuh, Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975.

Kurikulum ini berlaku berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0461/U/1983 tanggal 22 Oktober 1983 tentang Perbaikan Kurikulum. Kurikulum 1984 memiliki 4 aspek yang disempurnakan, yaitu: (1) pelaksanaan PSPB (pendidikan sejarah perjuangan bangsa), (2) penyesuaian tujuan dan struktur program kurikulum, (3) pemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, (4) pelaksanaan pelajaran berdasarkan keruntutan belajar yang disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing siswa (Suparlan, 2011). Trianto (2009) Kurikulum ini menggunakan process skills approach yang memposisikan siswa pada subyek belajar. Dari hal-hal yang bersifat mengamati, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan (konsep cara belajar siswa aktif). Pendapat para ahli di atas menunjukkan bahwa kurikulum 1984 sudah merubah cara

pandang dari teacher center menjadi student center. Guru mulai mengembangkan dan menyeimbangkan kemampuan siswa berdasarkan pengetahuan, sosial, dan keterampilan siswa.

Kedelapan, Kurikulum 1994 merupakan pelaksanaan amanat UU Nomer 2

Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum 1994 dilaksanakan berdasarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 060/ U/ 1993 tanggal 25 Februari 1993. Tiga lampiran dalam Kurikulum 1994 berisi: (1) Landasan, Program, dan Pengembangan Kurikulum, (2) GBPP, dan (3) Pedoman Pelaksanaan Kurikulum (Suparlan, 2011). Penyusunan maupun pelaksanaan kurikulum harus didasarkan dengan proses dan tujuan, agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan optimal. Menurut (Triyanto, 2009) menambahkan bahwa Struktur kurikulum 1994 berusaha menyatukan kurikulum 1975 dengan pendekatan tujuan dan kurikulum 1984 dengan tujuan pendekatan proses. Sesuai dengan pendapat diatas, kurikulum 1975 sudah mulai memperbaiki struktur kurikulum dengan membuat panduan kurikulum. Kegiatan pembelajaran dalam kurikulum ini bukan hanya menilai hasil namun sudah menilai proses belajar siswa.

Kesembilan, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004. Kurikulum 1975-1994 berorientasi pada pencapaian tujuan yang berimplikasi pada penguasaan kognitif. KBK lahir sebagai tuntutan reformasi. Kurikulum ini menekankan pengembangan kemampuan melakukan tugas-tugas dengan standar performasi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK memiliki empat komponen, yaitu Kurikulum dan Hasil Belajar (KHB), Penilaian Berbasis Kelas

(PBK), Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (PKBS). Pada kurikulum ini lahir metode pembelajaran PAKEM dan CTL, serta penilaian memadukan keseimbangan kognitif, psikomotorik, dan afektif dengan penekanan penilaian berbasis kelas (Trianto, 2009). Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada kurikulum ini lahir istilah kompetensi dasar. Penilaian belajar pada kurikulum ini meliputi aspek pengetahuan, sosial dan keterampilan.

Kesepuluh, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.

kurikulum ini merupakan pengembangan dari KBK. Standar isi dan proses yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum ini dikembangkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Suparlan, 2011). Tujuan pendidikan pada kurikulum KTSP menurut (Trianto, 2009) menekankan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut. Pada kurikulum ini rencana pembelajaran di buat oleh pemerintah, namun untuk yang sekarang pemerintah hanya menyediakan silabus yang dapat dikembangkan oleh guru, sehingga guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sendiri. KTSP melahirkan istilah standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan standar kompetensi lulusan (SKL). Gambar perkembangan kurikulum di Indonesia yang peneliti ambil dari Kemendikbud tahun 2013 adalah sebagai berikut.

Gambar 2.1 Pemetaan Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Sumber: Kemendikbud 2013

Gambar 2.1 di atas menjelaskan tentang perubahan-perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia. Indratno (forum Mangunwijaya, 2013) menyatakan bahwa kurikulum tahun 1968 ditetapkan dan berlaku sampai tahun 1975, tahun 1975 muncul kurikulum baru yakni kurikulum 1975, kemudian pada tahun 1984 ditetapkan kurikulum baru yakni kurikulum 1975 yang telah disempurnakan atau lebih dikenal dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan kurikulum ini berlaku sampai pada tahun 1993 karena pada tahun 1994 dikeluarkan kurikulum baru yakni kurikulum 1994. Rentang waktu selama 36 tahun Indonesia telah mengeluarkan tujuh kurikulum dan terus berkembang hingga lahirnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum berbasis Kompetensi dikeluarkan pada tahun 2004 dan disempurnakan pada tahun 2006 dengan menambahkan Standar Isi dan Standar Kompetensi (Sisko) sehingga menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (forum Mangunwijaya, 2013).

Dokumen terkait