• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1.8 Perangkat pembelajaran

Perangkat pembelajaran merupakan salah satu landasan teori dalam penelitian ini. Berikut ini akan dijabarkan tentang dua perangkat pembelajaran diantaranya silabus, RPP, bahan ajar dan LKS.

2.1.8.1 Silabus

Silabus adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar (Sanjaya, 2006). Silabus dapat berupa rencana pembelajaran untuk tema tertentu. Silabus disusun

berdasarkan unsur-unsur kelengkapan silabus. Indikator pada silabus dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik. Silabus pada dasarnya merupakan garis besar program pembelajaran. Silabus adalah rencana pembelajaran pada satu tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar Departemen Pendidikan Nasional 2008 (Akbar, 2013).

Pendapat lain diungkapkan oleh Majid (2009) yang mengungkapkan bahwa silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat. Dalam bukunya Majid (2009) juga menyebutkan unsur-unsur suatu silabus paling sedikit harus mencakup, tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan, sasaran-sasaran mata pelajaran, keterampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik, urutan topik-topik yang diajarkan, aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran, dan teknik evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran.

Pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa silabus merupakan seperangkat rencana pembelajaran yang disusun secara sistematis yang memuat komponen kompetensi dasar dan menunjukkan kegiatan pembelajaran secara umum untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Berdasarkan kurikulum 2013, penyusunan silabus dapat disusun oleh pemerintah pusat, namun pengembangannya dapat dilakukan oleh guru dengan menyesuaikan lingkungan

belajar atau satuan pendidikannya (Akbar, 2013). Silabus yang sudah dibuat kemudian diturunkan dalam sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang kemudian di laksanakan dalam pembelajaran di kelas.

2.1.8.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman dalam proses pembelajaran (Sanjaya, 2009). Pedoman dalam proses pembelajaran harus disusun secara rinci dan mengacu pada silabus. Permendikbud, (2013) mengutarakan manfaat rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan dapat dilihat secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. Pengertian senada juga sampaikan oleh Trianto (2009) yang menyatakan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan sebuah rencana pembelajaran yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian kegiatan pembelajaran agar mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memiliki beberapa fungsi. Fungsi RPP menurut Mulyasa (2008) terdapat dua fungsi yaitu:

a) fungsi perencanaan, yaitu RPP hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Setiap akan melakukan pembelajaran guru wajib memiliki persiapan, baik persiapan secara tertulis maupun tidak tertulis; b) fungsi pelaksanaan, yaitu RPP harus disusun secara sistematik dan sistematis, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang aktual. Jadi, RPP

berfungsi secara optimal untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan.

Pemaparan teori di atas dapat peneliti simpulkan bahwa RPP adalah bagian penting bagi seorang guru untuk mengimplementasikan kurikulum karena seorang guru yang profesional harus mampu membuat dan merancang kegiatan secara sistematis untuk menentukan kualitas pendidikan.

2.1.8.2.1 Prinsip Penyusunan RPP

Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah acuan bagi guru, namun sebelum menyusun RPP guru harus memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan RPP, berikut adalah prinsip penyusunan RPP menurut Akbar (2013) bahwa RPP harus (1) memperhatikan perbedaan individu peserta didik, (2) mendorong partisipasi aktif peserta didik, (3) mengembangkan budaya membaca dan menulis, (4) memberikan umpan baik dan tindak lanjut, (5) keterkaitan dan keterpaduan, (6) menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. Kesimpulannya adalah bahwa RPP yang disusun harus terdapat unsur-unsur perbedaan individu agar setiap siswa memiliki ketercapaian yang sama, RPP harus mampu mendorong partisipasi aktif peserta didik, kegiatan dalam RPP harus mampu mengembangkan budaya membaca dan menulis serta dari kegiatan belajar siswa mampu memberikan umpan balik dan tindak lanjut terkait dengan materi yang telah diberikan.

2.1.8.2.2 Prinsip Pengembangan RPP

Pengembangan RPP harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi yang dijadikan bahan kajian (Mulyasa, 2008). Guru wajib memperhatikan hal ini agar guru tidak hanya berperan sebagai transformator

tetapi juga harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah dan minat belajar siswa salah satunya dengan menggunakan media. Media dan sumber belajar yang sesuai serta menunjang pembentukan kompetensi dasar dapat membangkitkan gairah dan minat belajar siswa maka perlu bagi guru untuk mengembangkan RPP sesuai dengan kebutuhan siswa.

Prinsip pengembangan RPP menurut Mulyasa (2008) yaitu, kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas, mudah diamati dan menggunakan langkah-langkah kegiatan yang tepat guna membentuk kompetensi dasar tersebut, rencana pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik, kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam RPP harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan, harus ada koordinasi antar komponen pelaksanaan program di sekolah apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching).

Prinsip-prinsip pengembangan RPP terdapat juga dalam Permendikbud Nomor 81A (2013) tentang implementasi kurikulum 2013 menyebutkan bahwa RPP disusun sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran, RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai dan atau lingkungan peserta didik yang mampu mendorong partisipasi aktif peserta didik agar sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 untuk menghasilkan

peserta didik sebagai manusia mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan belajar.

Prinsip-prinsip pengembangan RPP yang dijabarkan dalam Permendikbud Nomor 81A juga harus mampu mengembangkan budaya membaca dan menulis. Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan, memberikan umpan balik dan tindak lanjut, RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayan, dan remidi. Pemberian pembelajaran remedi dilakukan setiap saat setelah suatu ulangan atau ujian dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan setiap peserta didik dapat terindetifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan sesuai dengn kelemahan peserta didik. Dan harus terdapat keterkaitan dan keterpaduan dengan memperhatikan KI dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas matapelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya. RPP disusun juga harus mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengembangan RPP menurut Mulyasa (2008). Pertama persiapan dipandang sebagai suatu proses yang secara kuat diarahkan pada tindakan mendatang, misalnya seperti pembentukan kompetensi dan mungkin melibatkan orang lain seperti pengawas

dan komite sekolah. Kedua persiapan diarahkan pada tindakan dimasa mendatang (future action) yang dihadapkan kepada berbagai masalah, tantangan serta hambatan yang tidak jelas dan tidak pasti. Ketiga rencana pembelajaran erat hubungannya dengan bagaimana sesuatu dikerjakan, karena itu RPP yang baik adalah yang dapat dilaksanakan secara optimal dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.

Uraian diatas, dapat peneliti pahami bahwa pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran menuntut pemikiran, pengambilan keputusan, pertimbangan guru, serta memerlukan usaha intelektual, pengetahuan teoritis, pengalaman yang ditunjang oleh sejumlah aktivitas, seperti memperkirakan, mempertimbangkan, menata dan memvisualisasikan.

2.1.8.2.3 Bagian-bagian RPP

Ada bagian-bagian penting diantaranya, (1) alokasi waktu, (2) kompetensi inti (3) kompetensi dasar, (4) indikator, (5) tujuan pembelajaran, (6) materi pembelajaran, (7) pendekatan dan metode, (8) sumber pembelajaran, (9) langkah-langkah pembelajaran, (10) penilaian, akan di jabarkan sebagai berikut.

a. Alokasi Waktu

Kemendikbud (2014) menjelaskan bahwa penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan kedalaman, tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan KD. b. Kompetensi Inti

Kemendikbud (2014) mentakan bahwa Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap,

pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.

c. Kompetensi Dasar

Kemendikbud (2014) menejelaskan bahwa kompetensi dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMK/MAK.

d. Indikator

KBBI (2008), pengertian dari Indikator adalah sesuatu yang menjadi petunjuk atau keterangan. Dalam hal ini peneliti mendefinisikan bahwa indikator merupakan alat ukur untuk mengukur ketercapaian KI dan KD pada rencana pelaksanaan pembelajaran.

e. Tujuan Pembelajaran

Permendikbud No 81A (2013) menjelaskan bahwa tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk setiap pertemuan, tujuan mengacu pada indikator, mengandung dua aspek:

Audience (peserta didik) dan Behavior (aspek kemampuan). Kemendikbud (2014) mengatakan tujuan pembelajaran adalah panduan bagi guru untuk mengetahui apa yang harus dicapai.

f. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran yang menunjang ketercapaian KD dengan mempertimbangkan beberapa aspek. Permendikbud No 81A (2013) aspek-aspek yang harus dipertimbangkan untuk ketercapaian KD adalah

potensi peserta didik, relevansi dengan karakteristik daerah, tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta didik, kebermanfaatan peserta didik, struktur keilmuan, aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran, relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan dan lokasi waktu. g. Pendekatan dan metode

Rahman & Ma’arif (2014) menjelaskan bahwa pengertian metode adalah suatu cara penyampaian materi/bahan ajar dari seorang pendidik terhadap peserta didiknya sehingg materi yang diberikan dapat terserap. Menurut Russeffendi (dalam Rahman & ma’arif, 2014) menyatakan hawa metode mengajar merupakan cara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik untuk setiap mata pelajaran atau bidang studi.

h. Sumber belajar

Permendikbud No 81A (2013) menjelaskan bahwa sumber belajar merupakan rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang merupakan media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial dan budaya.

i. Langkah-langkah Pembelajaran

Kemendikbud No 81A (2013) menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional, Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian manajerial yang dilakukan guru, agar peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti di silabus,

kegiatan ini diorganisasikan menjadi: Pendahuluan, Inti dan Penutup. Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. j. Penilaian

Kemendikbud (2013) menjelaskan bahwa penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Pemaparan di atas dapat peneliti simpulkan pengembangan RPP harus berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan RPPH agar sesuai dengan tujuan penerapan kurikulum 2013 yang berlaku saat ini.

2.1.8.2.4 Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan format materi yang dikaitkan dengan media,

handouts atau buku, serta permainan bagi pembelajaran (Prawiladilaga, 2007).

Bahan ajar yang dibuat harus sesuai dengan kurikulum yang sedang berjalan saat ini yaitu tentang pembelajaran tematik. Menurut Prastowo (2014) dalam bukunya mengungkapkan bahwa bahan ajar tematik adalah segala bahan ajar yang disusun secara sistematis dan mengandung karakteristik pembelajaran tematik yang bertujuan untuk mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam ilmu alam, maka pembelajaran ini memerlukan bahan ajar yang lebih lengkap dan komprehensif dibandingkan dengan pembelajaran monolitik.

Pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa bahan ajar tematik adalah semua bahan dan materi yang digunakan guru untuk mendukung kegiatan pembelajaran tematik agar semua tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2.1.8.2.5 Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS merupakan panduan saat melakukan suatu pemecahan masalah dalam pembelajaran (Trianto, 2010). Panduan ini merupakan salah satu komponen pendukung dalam melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada kompetensi dasar. LKS dapat bersifat teoritis maupun praktis, sifat tersebut harus mengacu pada kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik dan penggunaannya tergantung pada bahan ajar lain (Prastowo, 2014). Guru diharapkan memiliki keterampilan dalam menyusun dan menyiapkan LKS, karena dengan adanya LKS dapat berfungsi untuk mengukur sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang diterimanya.

Fungsi LKS juga diungkapkan oleh Prastowo (2014) yang mengungkapkan bahwa fungsi LKS adalah: (1) LKS sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik melainkan mengaktifkan siswa; (2) LKS sebagai bahan ajar yang memudahkan siswa untuk memahami materi yang diberikan; (3) LKS sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya akan tugas untuk berlatih; dan (4) LKS mempermudah pelaksanaan pengajaran kepada siswa. Jika dihubungkan dengan pembelajaran tematik, manfaat LKS yaitu dapat digunakan untuk memancing peserta didik untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan mengaitkan materi yang ada (Prastowo, 2014). Materi yang dibahas tentu saja sudah dirancang

secara tematik. Guru harus lebih selektif dan kreatif dalam memilih dan menggunakan LKS agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Kesimpulan dari pendapat ahli di atas adalah sebagai acuan untuk menyelidiki sejauh mana kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang diberikan. Kemampuan peserta didik dalam memahami materi dapat diukur melalui LKS yang disusun berdasarkan kompetensi yang telah ditentukan. Sehingga, dapat memantau guru dalam mengamati perkembangan peserta didik.

Dokumen terkait