• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.3 Prosedur Pengembangan

Peneliti mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) dengan menggunakan prosedur Borg and Gall (dalam buku Sukadinata, 2011) yang dipadukan dengan Sugiyono (2012). Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini melalui lima langkah prosedur pengembangan, yaitu tahap (1) tahap pendahuluan; (2) tahap pembuatan produk; (3) validasi produk; (4) instrumentasi uji coba terbatas; (5) uji coba terbatas; sampai dengan menghasilkan produk hasil uji coba terbatas rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan tradisional untuk kelas I SD pada subtema gemar menggambar. Langkah-langkah pengembangan dapat dilihat pada bagan 3.1.

Bagan 3.1. Prosedur Pengembangan Produk Menurut Borg and Gall

Sumber: Sukmadinata (2011)

Bagan 3.1 menunjukkan bahwa sepuluh langkah pengembangan menurut Borg&Gall meliputi (1) riset dan pengumpulan informasi; (2) perencanaan; (3) pengembangan produk awal (preliminary form of product); (4) uji lapangan produk awal; (5) revisi; (6) uji lapangan terhadap produk yang telah diperbaiki; (7) revisi produk; (8 )uji lapangan pada skala yang lebih luas; (9) revisi akhir produk dan (10) desiminasi dan melaporkan produk akhir. Tahap riset dan pengumpulan informasi dilakukan melalui studi literature dan observasi kelas. Pada tahap perencanaan peneliti dapat merumuskan tujuan, menetapkan skuen pelajaran, serta mengujikan desain dalam skala yang terbatas. Setelah melakukan tahap perencanaan, peneliti kemudian dapat mengembangkan produk awal dengan mempersiapkan bahan-bahan pelajaran, buku pegangan, dan perangkat penilaian, produk yang sudah dikembangkan selanjutnya dapat dilakukan uji coba di

Penelitian dan Pengumpulan data

(research and

Perencanaan (planning)

Pengembangan draf produk (develop preliminary form of

product)

Uji coba lapangan awal (preliminary

field testing) Merevisi hasil uji

coba (main porduct revision) Uji coba lapangan

(main field testing)

Penyempurnaan Produk Hasil Uji Coba Lapangan (operational product revision) Uji Pelaksanaan Lapangan (operational field testing) Penyempurnaan Produk Akhir (final product revision)

Diseminasi dan Impelementasi (Dissemination and Implementation)

lapangan. Uji coba ini melibatkan satu sampai tiga sekolah dengan mengikutsertakan 6 hingga 12 subjek dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan angket yang kemudian hasilnya dianalisis untuk menemukan kelemahannya. Apabila ditemukan suatu kelemahan ketika tahap uji coba, maka peneliti harus melakukan revisi agar produk menjadi lebih baik. Produk yang sudah direvisi selanjutnya dapat diuji cobakan lagi di lapangan dalam skala yang luas. Pada tahap ini peneliti tidak hanya mengumpulkan data kualitatif untuk menilai proses, tetapi juga data kuantitatif dari hasil pretest dan posttest. Apabila masih ditemukan kelemahan dalam produk, maka peneliti harus melakukan revisi lagi agar produk menjadi semakin baik. Produk yang sudah direvisi kemudian diuji cobakan lagi dengan skala yang lebih luas. Pada tahap uji coba ini, data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan angket, yang kemudian dianalisis hasilnya. Hasil analisis data dijadikan dasar pertimbangan revisi akhir dari produk yang dikembangkan. Setelah melalui kesembilan tahap pengembangan tersebut maka produk hasil penelitian dan pengembangan siap untuk dilaporkan melalui seminar dan jurnal.

Bagan 3.2. Prosedur Pengembangan Produk Menurut Sugiyono (2012)

Potensi Masalah Pengumpulan Data Desain Produk Validasi Desain Revisi Produk Uji Coba Produk Revisi Produk Uji Coba Pemakaian Revisi Produk Produk Massal

Bagan 3.2 di atas merupakan langkah pengembangan menurut Sugiyono (2012). Penelitian berawal dari adanya potensi atau masalah yang terjadi di lapangan. Setelah potensi atau masalah selesai dapat ditunjukkan secara faktual dan krusial, selanjutnya perlu dilakukan pengumpulan data untuk mendapatkan berbagai informasi untuk melakukan penelitian dan pengembangan. Informasi yang diperoleh digunakan untuk melakukan perencanaan produk yang akan dikembangkan. Sebelum melakukan pengembangan perlu dilakukan desain atas produk terlebih dahulu. Desain produk yang dikembangkan dalam bidang pendidikan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, serta relevan dengan kebutuhan (Sugiyono, 2010). Tahapan selanjutnya adalah melakukan validasi desain. Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai produk yang dihasilkan. Validasi desain dapat dilakukan dengan menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli berpengalaman untuk menilai rancangan produk tersebut sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. Setelah desain produk divalidasi, perlu adanya perbaikan desain untuk memperbaiki kekurangan desain produk yang dikembangkan. Selanjutnya adalah tahapan uji coba produk. Uji coba produk dapat dilakukan setelah dilakukan validasi dan revisi desain. Tahapan ini digunakan untuk mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan. Apabila ditemukan kelemahan atau kekurangan, maka tahap berikutnya adalah revisi produk untuk perbaikan. Setelah produk direvisi, kemudian dilakukan uji coba dengan pemakaian pada kelas yang lebih besar. Apabila ditemukan kelemahan dan kekurangan maka produk yang dihasilkan direvisi kembali kemudian produk tersebut dapat diproduksi secara massal.

Bagan 3.3 Pengembangan RPPH Berbasis Permainan Tradisional

Kedua model penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg & Gall dan Sugiyono (2012) dijadikan dasar yang akan digunakan dalam prosedur pengembangan penelitian ini. Tahapan dari dua model tersebut dimodifikasi sampai dengan tahap uji coba terbatas karena keterbatasan peneliti terkait waktu dan biaya. Berdasarkan bagan 3.3 tersebut dapat dilihat bahwa penelitian ini berawal dari adanya potensi atau masalah yang terjadi di lapangan. Setelah potensi atau masalah selesai dapat ditunjukkan secara faktual, selanjutnya dilakukan pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang cukup untuk melakukan penelitian dan pengembangan. Informasi atau data–data yang diperoleh tersebut digunakan untuk perencanaan produk tertentu yang akan dikembangkan. Produk yang dihasilkan perlu didesain terlebih dahulu. Desain produk dalam bidang pendidikan mempunyai tujuan untuk meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, relevan dengan kebutuhan (Sugiyono, 2010). Tahapan selanjutnya melakukan validasi desain yang merupakan proses kegiatan untuk menilai produk yang dihasilkan. Perbaikan desain perlu dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang didesain. Selanjutnya adalah tahapan uji coba produk. Desain produk dalam bidang pendidikan, seperti metode mengajar baru dapat langsung diujicobakan setelah dilakukan validasi dan revisi desain. Setelah diujicobakan, tahap selanjutnya adalah revisi produk kemudian dilakukan uji coba pemakaian pada kelas yang lebih besar. Apabila ditemukan kelemahan dan kekurangan maka produk yang dihasilkan direvisi kembali kemudian produk tersebut dapat diproduksi secara massal.

TAHAP 4

INSTRUMEN UJI COBA TERBATAS

Instrumen Siap Digunakan Istrumen Observasi Validasi

Pengembangan Kuesioner Siswa Wawancara Guru

Test

Revisi

TAHAP 1 STUDI PENDAHULUAN

Analisis Potensi Masalah Instrumen Pengumpulan Data Awal

Pengumpulan Data Awal Deskripsi Temuan Data Awal

Kajian Literatur Instrumen Siap Penyusunan Instrumen Validasi Instrumen Revisi TAHAP 3 VALIDASI PRODUK Instrumen Revisi Produk Validasi Ahli

Analisis Data Kuatitatif & Kualitatif TAHAP 2 PEMBUATAN PRODUK Penilaian Identitas, Tema, Subtema, KD, Indikator,

& Tujuan Pembelajaran Penulisan,

Indikator, Tujuan Analisis KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran Analisis Konteks Siswa Mengembangkan Materi Mengembangkan Proses Pembelajaran

TAHAP 5 UJI COBA TERBATAS

Bagan 3.3 memaparkan tahapan-tahapan dalam mengembangkan RPPH berbasis permainan tradisional, adapun tahap pengembangan tersebut peneliti paparkan sebagai berikut: (1) studi pendahuluan, (2) pembuatan produk, (3) validasi produk, (4) instrumentasi uji coba, dan (5). uji coba produk. selanjutnya peneliti akan menguraikan tahapan–tahapan penelitian dan pengembangan (Research and Development) RPPH sebagai berikut.

Tahap pertama adalah tahap pendahuluan yang merupakan hasil modifikasi

dari Sugiyono (2012) dan Borg&Gall (Sukmadinata, 2011) pada pengumpulan data awal. Tahap ini diawali dengan melakukan kajian literatur. Kajian literatur ini bersumber pada berita dikoran terkait implementasi kurikulum 2013. Peneliti selanjutnya melakukan analisis potensi dan masalah terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 pada 5 Sekolah Dasar yang ada di Yogyakarta yaitu SDN SB, SDN J, SDN N, SD K G, dan SD K JB. Pengumpulan data awal penelitian diperoleh dari kajian literatur dan analisis potensi masalah yang menghasilkan deskripsi temuan awal. Langkah selanjutnya berdasarkan deskripsi temuan awal yang telah diperoleh, peneliti menyusun instrumen untuk mengumpulkan data yang diperlukan demi terlaksananya penelitian. Instrumen yang telah disusun kemudian divalidasi oleh ahli. Instrumen siap untuk digunakan apabila ahli mengatakan telah sesuai untuk penelitian. Tahap revisi perlu dilakukan apabila ahli mengatakan istrumen yang disusun tidak sesuai untuk penelitian. setelah proses validasi instumen selesai.

Tahap kedua merupakan penyusunan produk berdasarkan temuan awal yang

telah diperoleh. Tahap ini menggunakan langkah dari Borg&Gall (sukmadinata, 2011) yaitu perencanaan dan pengembangan draf produk. Produk yang disusun

berupa RPPH yang diakomodasikan dengan permainan anak. Langkah yang dilakukan pada tahap ini diawali dengan identifikasi. Identifikasi yang dilakukan dengan menganalisis kompetensi dasar dan kebutuhan siswa. Analisis yang dilakukan tersebut akan menghasilkan indikator dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai dalam pembelajaran. Indikator dan tujuan pembelajaran tersebut selanjutnya menjadi dasar pengembangan materi, proses pembelajaran serta penilaiannya.

Tahap tiga adalah validasi produk yang mengambil dari Sugiyono (2012).

Produk RPPH yang telah disusun oleh peneliti divalidasi. Validasi ini dilakukan oleh 12 ahli atau pakar yang berpengalaman dibidangnya dengan menggunakan instrument terstandar. Keduabelas pakar tersebut yaitu, (1) Pakar Pendidikan Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), (2) Pakar Pendidikan Matematika, (3) Pakar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), (4) Pakar Kurikulum, (5) Pakar Pendidikan Bahasa Indonesia, (6) Pakar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), (7) Pakar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), (8) Pakar Pembelajaran, (9) Pakar Permainan Tradisional, (10) Pakar Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK), (11) Kepala Sekolah, (12) Guru Kelas. Hasil dari validasi ahli adalah data baik kuantitatif maupun kualitatif yang selanjutnya dianalisis untuk melakukan revisi. Data kuantitatif diperoleh dari penilaian ahli terhadap RPPH sehingga dapat diketahui kualitasnya. Data Kualitatif diperoleh dari komentar dan saran ahli yang selanjutnya dapat menjadi dasar bagi peneliti melakukan perbaikan pada RPPH. Produk yang telah divalidasi ini selanjutnya direvisi sehingga dapat masuk ke tahap selanjutnya dalam penelitian.

Tahap empat adalah pengembangan instrumen untuk digunakan dalam uji

coba terbatas yang merupakan tambahan dari peneliti. Uji coba terbatas dalam penelitian ini menggunakan instrument yang sudah terstandar dan belum terstandar. Instrumen terstandar yang digunakan oleh peneliti adalah lembar observasi pembelajaran dari buku materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 tahun 2014 (Kemendikbud, 2014). Instrument yang belum terstandar tersebut perlu dilakukan validasi. Tahap ini diawali dengan pengembangan instrument yang meliputi kuesioner tanggapan siswa setelah mengikuti pembelajaran berbasis permainan anak, pedoman wawancara terhadap guru mengenai pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti serta instrumen tes untuk sebagai pretest dan posttest. Ketiga jenis instrumen tersebut divalidasi dan dilakukan revisi sehingga siap untuk digunakan.

Tahap kelima adalah uji coba terbatas yang menggunakan langkah dari

sugiyono (2011) dan Borg & Gall ( Sukmadinata, 2012). Tahap ini dilakukan apabila produk RPPH telah selesai direvisi dan seluruh instrumen uji coba terbatas siap digunakan berdasarkan hasil validasi dan revisi. Tahap uji coba terbatas ini diawali dengan pemberian soal pretest terlebih dahulu untuk mengukur keadaan awal siswa dan diakhiri dengan posttest sehingga dapat diketahui perbedaannya setelah penerapan permainan anak dalam pembelajaran. Peneliti juga memberikan kuesioner tanggapan siswa dan melakukan wawancara dengan guru terkait pelaksanaan ujicoba terbatas. Uji coba terbatas dilakukan pada 6 siswa kelas I SDN SB.

Dokumen terkait