• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

1. Kurikulum SD 2013

a. Pengertian dan Hakikat Kurikulum 2013

Fadillah (2014:13) menyatakan bahwa kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah pendidikan. Berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung dengan kurikulum yang digunakan. Saylor, Alexander, dan Lewis dalam buku Fadillah (2014:14), mengartikan kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa agar dapat belajar, baik dalam ruangan kelas maupun di luar sekolah. Fadillah (2014:16) berpendapat bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini adalah perubahan kurikulum dari kurikulum yang telah ada pada tahun 2004 maupun KTSP pada tahun 2006. Kurikulum 2013 adalah adanya peningkatan yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Menurut Arifin (2011:238) pengembangan kurikulum yang berorientasi kecakapan hidup itu harus menggambarkan aspek-aspek (1) kompetensi yang relevan untuk dikuasai peserta didik, (2) materi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, (3) kegiatan pembelajaran untuk menguasai kompetensi, (4) fasilitas alat dan sumber belajar yang menunjang dan memadai, (5) kompetensi yang dapat diaktualisasikan dalam pola kehidupan peserta didik sehari-hari. Kecakapan hidup akan memiliki makna yang luas apabila kegiatan

pembelajaran yang dirancang memberikan dampak positif bagi peserta didik dalam membantu memecahkan masalah dalam kehidupannya.

Berdasarkan hasil pemikiran para ahli di atas, kurikulum 2013 dapat diartikan sebagai pedoman yang digunakan dalam dunia pendidikan untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan tidak hanya karakter sikap anak tetapi diharapkan nilai kognitif, afektif, dan psikomotorik tercapai dan diterapkan dalam sebuah pembelajaran di kelas.

b. Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Fadillah (2011:31-34) menyatakan bahwa elemen-elemen perubahan cakupan kurikulum, mulai dari sekolah tingkat dasar sampai sekolah menengah atas. Elemen-elemen perubahan kurikulum 2013 antara lain :

1) Kompetensi Lulusan

Mengenai kompetensi lulusan, baik tingkat SD, SMP, SMA, maupun SMK ditekankan pada peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.

2) Kedudukan mata pelajaran

Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Hal ini berlaku untuk semua mata pelajaran, mulai dari SD, SMP, dan SMA maupun SMK.

3) Pendekatan isi

Untuk tingkat SD, komptensi dikembangkan melalui tematik integratif dalam semua mata pelajaran. Untuk SMP dan SMA dikembangkan melalui pendekatan mata pelajaran. Sementara SMK melalui pendekatan vokasi atau keahlian.

4) Struktur kurikulum

Struktur kurikulum tingkat SD, meliputi holistik berbasis sains (alam, sosial, dan budaya) jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6, dan jumlah jam bertambah 4 jam pelajaran per minggu, akibat perubahan pendekatan pembelajaran.

5) Proses pembelajaran

Semua jejaring pendidikan standar proses yang semula terfokus pada elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Belajar tidak hanya terjadi di dalam kelas tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. Dalam pemyampaian materi pembelajaran untuk tingkat SD disampaikan melalui tematik dan terpadu.

6) Penilaian hasil belajar

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Kriteria penilaian hasil belajar sebagai berikut.

a. Penilaian berbasis komptensi

b. Pergeseran dari penilaian melalui tes menuju penilaian otentik.

c. Memperkuat PAP (penilaian acuan patokan), yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal. d. Penilaian tidak hanya level kompetensi dasar tetapi juga kompetensi inti

dan standar kompetensi lulusan.

e. Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.

7) Ektrakurikuler

Ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang berada di luar program tertulis di dalam kurikulum. Dengan kata lain, kegiatan tersebut berada di luar jam pembelajaran sekolah. Untuk sekolah dasar meliputi Pramuka (wajib), UKS, PMR, dan Bahasa Inggris.

c. Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013

Menurut Daryanto (2014:51) pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan

konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Barringer dalam Abidin

(2014:125) berpendapat bahwa pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat.

Dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang di dalamnya menerapkan pembelajaran yang aktif. Siswa aktif dalam mengamati, menanya, menalar, mencoba, serta dapat mengomunikasikan hasilnya secara aktif di dalam pembelajaran.

Adapun langkah-langkah pembelajaran dalam pendekatan saintifik, antara lain:

1. Mengamati

Siswa dapat menemukan adanya fakta yang akan dianlisis sesuai dengan matapelajaran yang dibuat oleh guru di dalam pembelajaran.

2. Menanya

Kegiatan menanya ini diharapkan siswa aktif dalam bertanya terkait dengan kegiatan mengamati yang telah dilakukan. Dalam kegiatan ini guru dapat menilai juga sikap siswa dan kognitif siswa dalam bertanya. 3. Menalar

Kegiatan menalar merupakan proses berpikir siswa untuk memperoleh jawaban-jawaban sementara atau hipotesis.

4. Mencoba

Dalam kegiatan ini siswa mencoba melakukan sebuah eksperimen terkait dengan pembelajaran untuk menemukan kesimpulan dan mengetahui secara langsung apa yang sedang dipelajari. Guru membantu siswa untuk memcahkan masalah-masalah yang di alami siswa selam proses pembelajaran.

5. Mengkomunikasikan

Pada akhir kegiatan siswa harus mengkomunikasikan kegiatan atau eksperimen yang telah dilakukan di depan kelas dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang baik dan membagikan beberapa pengetahuan dengan teman lainnya.

d. Perangkat Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 1) Silabus

a) Pengertian

Fadillah (2014:135) menyatakan bahwa silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup

kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus merupakan suatu pokok dalam kegiatan pembelajaran. Silabus digunakan sebagai bahan acuan dalam membuat dan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas.

b) Prinsip-prinsip pengembangan silabus

Dikutip dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan karya Mulyasa dalam Fadillah (2014:138-140) berpendapat bahwa prinsip-prinsip sebagai berikut:

(1) Ilmiah, yaitu keseluruhan dari materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

(2) Relevan, yaitu ruang lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, misalnya tingkat perkembangan intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.

(3) Fleksibel, yaitu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat berubah sesuai dengan kondisi dan perkembangan peserta didik. Selain itu, peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuan, tanpa harus terikat sebagaimana yang terdapat dalam silabus.

(4) Kontinuitas, yaitu setiap program pembelajaran yang dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan antara satu sama lain dalam membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik. Kemudian, silabus harus dibuat secara terencana, bertahap, dan terus-menerus supaya memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

(5) Konsisten, yaitu antara kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memiliki hubungan yang konsiten dalam membentuk kompetensi peserta didik.

(6) Memadai, yaitu ruang lingkup indikator, materi standar, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sitem penilaian yang dilaksanakan dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

(7) Aktual dan kontekstual, yaitu ruang lingkup kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, sistem penilaian yang dikembangkan memerhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yangg sedang terjadi dan berlangsung di masyarakat.

(8) Efektif, yaitu memerhatikan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran, dan tingkat pembentukan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang telas ditetapkan.

(9) Efisien, yaitu upaya untuk memperkecil atau menghemat penggunaan dana, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau kompetensi standar yang ditetapkan.

Ada beberapa komponen dalam silabus menurut (Akbar, 2013:112) antara lain:

a) Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran berisi nama sekolah, mata pelajaran/tema, kelas/semeter.

b) Standar Kompetensi

Chamsiatin dalam Akbar (2013:8) menyatakan bahwa standar kompetensi sebagai kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai tingkat atau semester.

c) Kompetensi Dasar

Chamsiatin dalam Akbar (2013:9) menyatakan bahwa kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik pada mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar disusun berdasarkan standar kompetensi yang sudah ada.

d) Materi Pokok

Materi pokok adalah inti pelajaran yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik sebagai sarana untuk mencapai kompetensi dasar yang sudah ditentukan. Dalam materi poko terdapat nilai pengetahuan, sikap. Materi pelajaran dapat dikembangkan sesuai substansi SK, KD, dan indikator yang dapat digali, dan dikonfirmasi dari berbagai sumber belajar.

e) KBM

Chamsiatin dalam Akbar (2013:10) menyatakan bahwa substansi sesungguhnya dari KBM adalah pengalaman belajar peserta didik. Pengalaman belajar dirancang untuk melibatkan proses mental dan fisik peserta didik dengan sesamanya, guru, sumber, media, juga lingkungan belajar lain demi pencapaian kompetensi.

f) Indikator pencapaian kompetensi

Indikator merupakan penanda perubahan nilai, pengetahuan, sikap, keterampilan, dan perilaku yang dapat diukur. Indikator digunakan sebagai acuan dalam penyusunan tujuan pembelajaran, substansi materi, sumber, media, dan alat penilaian.

g) Kata kerja operasional

Chamsiatin dalam Akbar (2008:8) menyebutkan selain komponen silabus, terdapat juga prosedur pengembangan silabus dapat juga dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mengisi kolom identitas 2) Mengkaji standar kompetensi 3) Mengkaji kompetensi dasar 4) Mengkaji materi pokok

5) Mengembangkan pengalaman belajar 6) Merumuskan indikator

7) Menentukan jenis penilaian 8) Menentukan sumber belajar

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)

Menurut Kosasi (2014:144) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian adalah rencana pelaksanaan pembelajaran yang pengembangannya mengacu pada suatu KD tertentu di dalam kurikulum atau silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat sebagai pedoman bagi guru dalam mengajar, sehingga pelaksanaannya bisa terarah, sesuai dengan KD yang telah ditetapkan.

Kurniawan (2014:122) menyatakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian adalah detail aktivitas pembelajaran untuk mencapai satu KD tertentu, atau gabungan KD. Waktu yang digunakan dalam RPP lebih singkat dibanding dengan silabus, yaitu satu sampai tiga kali pertemuan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa RPP merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat sebagai acuan oleh setiap guru untuk digunakan dalam pembelajaran di dalam kelas agar lebih terarah dan terfokus dalam materi yang akan diajarkan.

3) Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menurut Prastowo (2014:69) Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik bersifat teoretis dan atau praktis, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa; dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain.

Menurut Majid (2009:176) Lembar Kerja Siswa merupakan lembar kerja siswa (student work sheet) merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kerja ini berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh guru kepada siswanya.

Menurut Belawati (2003:32) Lembar Kerja Siswa bukan merupakan

“Lembar Kegiatan Siswa”, akan tetapi Lembar Kerja Siswa”. LKS merupakan

materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehinga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa merupakan lembaran kertas yang di dalamnya terdapat materi dan tugas-tugas serta petunjuk-petunjuk yang akan dipelajari siswa secara mandiri. 4) Instrumen Penilaian

Penilaian dilakukan oleh para guru dalam tiga aspek, yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan). Setiap aspek yang dinilai harus menggunakan instrumen yang jelas dan detail. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarsiswa adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik (Kosasi, 2014:134).

e. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013

Kurinasih & Sani (2014:2) menyatakan bahwa terdapat beberapa hal penting dari perubahan atau penyempurnaan kurikulum 2013, yaitu kelebihan dan kekurangan yang masih saja terjadi.

1) Keunggulan Kurikulum 2013

a) Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah. b) Adanya penilaian dari semua aspek.

c) Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi. d) Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan

tujuan pendidikan nasional.

e) Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

f) Banyak sekali kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan seperti pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills, hard skills, dan kewirausahaan.

g) Sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial baik pada tingkat lokal, nasional, maupun global.

h) Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional.

i) Mengharuskan adanya remediasi secara berkala.

j) Tidak lagi memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci karena pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman pembahasan.

k) Sifat pembelajaran sangat kontekstual.

l) Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal.

m) Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan secara lengkap sehingga memicu dan memacu guru untuk membaca dan menerapkan budaya literasi dan membuat guru memiliki keterampilan membuat RPP serta menerapkan pendekatan saintifik secara benar.

2) Kekurangan Kurikulum 2013

a) Guru banyak salah kaprah karena beranggapan bahwa dengan Kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas.

b) Banyak guru yang belum siap secara mental dengan adanya Kurikulum 2013 ini.

c) Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan saintifik.

d) Kurangnya keterampilan guru dalam merancang RPP. e) Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik.

f) Tugas menganalisis SKL, KI, KD, buku siswa, dan buku guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru dan banyaknya guru yang hanya menjadi plagiat.

g) Guru tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan Kurikulum 2013 karena pemerintah cenderung melihat guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama. h) Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses

pembelajaran dan hasil dalam Kurikulum 2013 karena Ujian Nasional masih menjadi faktor penghambat.

i) Terlalu banyaknya materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik, ditambah persoalan guru yang kurang berdedikasi terhadap mata pelajaran yang diampu.

j) Beban belajar siswa dan guru terlalu berat sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama.

Dokumen terkait