• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ini peneliti mencoba mencari informasi dengan menggunakan sumber-sumber lain yang ada keterkaitan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian lainnya. Berikut ini adalah ketiga penelitian-penelitian relevan yang dikutip dari penelitian skripsi penelitian dan pengembangan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan penelitian pengembangan lembar kerja siswa.

Pertama, Santosa (2009) melakukan penelitian peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS melalui model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas V di sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus pertama dan siklus ke dua dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan membagi siswa dalam beberapa kelompok dan diberi masalah. Pembelajaran dilaksanakan dalam pertemuan, masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Data dikumpulkan menggunakan hasil tes evaluasi pada akhir siklus dan pengamatan.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran bebasis masalah dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS siswa kelas V di SD khususnya pada materi peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan indonesia. Peningkatan motivasi belajar siswa terlihat dengan persentase motivasi belajar siswa pada kondisi awal 50% dan meningkat pada akhir siklus II yaitu menjadi 80% sedangkan peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari kondisi awal siswa yang mencapai KKM yaitu sebanyak 4,17%% pada akhir siklus I sebesar 72% dan pada akhir siklus II adalah sebesar 90%.

Kedua, Ernawati (2008) melakukan penelitian peningkatan motivasi prestasi belajar IPS melalui model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas V latar belakang penelitian ini adalah masih banyak siswa memperoleh nilai rendah pada mata pelajaran IPS. Penyebabnya karena metode yang biasa diterapkan guru dalam mata pelajaran IPS adalah ceramah, tanya jawab, dan meringkas materi, sehingga siswa merasa bahwa mata pelajaran IPS membosankan, tidak menarik, banyak hafalan, dan merasa tidak relevan dengan masalah mereka. Di samping itu, sebagian besar siswa masih menerapkan cara belajar individual, jarang bekeja sama, bertukar pikiran dengan teman sebayanya, dan siswa kurang terlibat akti dalam proses pembelajaran. Melihat kenyataan tersebut, maka perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas V melalui implementasi pendekatan model pembelajaran berbasis masalah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V di SD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS kelas V khususnya pada materi tentang menghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan indonesia. Penelitian ini terlihat dengan persentase motivasi belajar siswa pada kondisi awal 64% dan meningkat pada akhir siklus II menjadi 90% sedangkan peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari kondisi awal siswa yang mencapai KKM yaitu sebanyak 43,24% pada akhir siklus I sebesar 72% dan pada akhir siklus II adalah sebesar 94,4%.

Ketiga, Nugroho (2007) melakukan penelitian pengembangan lembar kerja siswa dengan media gambar untuk membantu siswa kelas xi IPS memahami materi analisis

transaksi keuangan perusahan jasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS dengan menggunakan media gambar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS bergambar layak digunakan untuk pembelajaran materi analisis transaksi keuangan perusahaan jasa kelas XI IPS SMA. Hal tersebut ditunjukkan oleh: (1) hasil penilaian dari ahli materi, kualitas LKS bergambar

ditinjau dari aspek pembelajaran dan aspek isi termasuk dalam kategori “Sangat Baik”

dengan rerata skor sebesar 4,38; (2) hasil penilaian dari ahli media pembelajaran, kualitas LKS bergambar ditinjau dari aspek tampilan dan aspek penyajian termasuk dalam

kategori “Baik” dengan rerata skor sebesar 3,95; (3) hasil penilaian dari guru mata

pelajaran, kualitas LKS bergambar ditinau dari aspek pembelaran dan aspek isi termasuk

dalam kategori “Sangat Baik” dengan rerata skor sebesar 4,48; (4) hasil penilaian dari

siswa pada uji coba perorangan. Kualitas LKS bergambar ditinjau dari keseluruhan aspek

penilaian termasuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan rerata skor sebesar 4,32; (5)

hasil penilaian dari siswa pada uji coba kelompok kecil, kualitas LKS bergambar ditinjau

dari keseluruhan aspek penilaian termasuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan rerata

skor sebesar 4,23; (6) hasil penilaian dari siswa pada uji coba kelompok besar, kualitas LKS bergambar ditinjau dari keseluruhan aspek penilaian termasuk dalam kategori

“Baik” dengan rerata skor sebesar 4,05.

Berdasarkan ketiga penelitian di atas dapat dilihat kesamaan dan perbedaannya. Penelitian yang dilakukan oleh Santosa berkaitan dengan model pembelajaran berbasis masalah yang digunakan untuk siswa kelas V SD. Kemudian penelitian yang dilakukan Ernawati berkaitan dengan model pembelajaran berbasis masalah untuk siswa kelas V SD. Sedangkan peelitian yang dilakukan oleh Nugroho berkaitan dengan penelitian dan pengembangan Lembar Kerja Siswa menggunakan media gambar untuk Siswa SMA. Ketiga jenis penelitian ini sama-sama menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah dan mengembankan lembar kerja siswa, akan tetapi jenis penelitian, model, media pembelajaran serta jenjang pendidikan yang digunakan berbeda.

Berdasarkan ketiga hasil penelitian di atas, maka pengembangan LKS dan model Pembelajaran yang akan peneliti lakukan memiliki perbedaan. Pada pengembangan LKS ini peneliti menggunakan jenis penelitian dan pengembangan LKS dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang akan diterapkan kepada siswa kelas V SD mengacu kurikulum 2013. Langkah-langkah atau pendekatan saintifik juga digunakan dalam LKS ini. Tujuannya agar siswa dengan mudah dapat mengaitkan masalah yang terjadi dan dapat memcahkan masalah dengan manusia maupun lingkungan.

Dokumen terkait