• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

1. Kurikulum SD 2013

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah dasar dengan menerapkan pembelajaran tematik integratif, pendekatan saintifik, dan penguatan pendidikan karakter serta mengunakan penilaian otentik.

2. LKS adalah suatu bahan ajar cetak yang berupa lembaran kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik secara mandiri maupun secara berkelompok dan bersifat teoritis maupun praktis yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa

3. Model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan Tujuan dari penelitian ini ialah:

1. Komponen LKS yang disusun lengkap, terdiri dari: a) Identitas LKS yang meliputi:

1) Judul LKS 2) Nama siswa 3) Nomor urut siswa b) Kompetensi Inti c) Kompetensi Dasar d) Indikator

e) Petunjuk atau langkah kerja f) Soal

2. LKS disusun dengan menggunakan kurikulum 2013 dan menerapkan pembelajaran tematik integratif, pendekatan saintifik, dan penguatan pendidikan karakter serta mengunakan penilaian otentik.

3. LKS dilengkapi dengan RPPTH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian). Jumlah RPPTH sebanyak 6 buah sesuai dengan jumlah pembelajaran dalam Indonesiaku, Bangsa yang Berbudaya.

4. RPPTH memuat langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah yakni dengan tidak menghilangkan langkah-langkah pendekatan saintifik dan tematik integratif. Kegiatan mengamati, menanya, dan menalar tetap dimunculkan dalam kegiatan inti pembelajaran pada RPPTH.

5. Petunjuk kerja pada LKS memuat langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah secara detail dan jelas dan dipadukan dengan langkah-langkah pendekatan saintifik.

6. LKS menampilkan masalah nyata yang sering dihadapi oleh siswa dalam kesehariannya sehingga memudahkan siswa dalam menganalisis dan menemukan solusi pemecahannya.

7. LKS disusun dengan memperhatikan ketentuan penggunaan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), yaitu penulisan huruf kapital dan huruf kecil dalam kata maupun kalimat dan penulisan tanda baca.

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Kajian Pustaka

1. Kurikulum SD 2013

a. Pengertian Kurikulum 2013

Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olahraga zaman Yunani kuno yang berasal dari kata curur dan curere. Kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari atau mengistilahkannya dengan tempat berpacu atau tempat berlari dari mulai start sampai finish (Sanjaya, 2008: 3).

Fadlillah (2014: 16) Kurikulum 2013 adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun kurikulum tingkat satuan pendidikan pada tahun 2016. Dan menurut Rusman (2013: 3) mengartikan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Jadi kesimpulannya kurikulum 2013 adalah peningkatan dan keseimbangan

soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang berusaha menanamkan nilai-nilai

pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi yang bersifat tematik integratif.

b. Karakteristik dan Implementasi Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 memiliki beberapa ciri yang paling mendasar (Kurniasih & Sani, 2013: 22) sebagai berikut:

1) Menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi.

2) Siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritis.

3) Memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif, inovatif, dan efektif.

4) Khusus untuk tingkat Sekolah Dasar, pendekatan tematik

integrative member kesempatan siswa untuk mengenal dan

memahami suatu tema dalam berbagai mata pelajaran.

5) Pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam berbagai mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Selain karakteristik kurikulum 2013, juga terdapat empat aspek yang menjadi fokus dalam rencana implementasi dan keterlaksanaan kurikulum 2013 (Kurniasih & Sani, 2013: 22) antara lain:

1) Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yang menyangkut metodologi pembelajaran, yang nilainya pada pelaksanaan uji kompetensi uru (UKG) baru mencapai rata-rata 44, 46.

2) Kompetensi akademik di mana guru harus menguasai metode penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa.

3) Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak sosial kepada siswa dan teman sejawat lainnya.

4) Kompetensi manajerial atau kepemimpinan karena guru sebagai seorang yang akan digugu dan ditiru siswa.

c. Urgensi Pengembangan Kurikulum 2013

Menurut Hamalik (2007: 183-187) menjelaskan bahwa pengembangan Kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasikan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses pengembangan ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai komponen situasi belajar-mengajar antara penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum, dan spesifikasi tujuan yang ingin dicapai dalam setiap mata pelajaran, kegiatan, sumber dan alat pengukur pengembangan kurikulum yang mengacu pada kreasi sumber-sumber unit, rencana unit, dan garis pelajaran kurikulum yang dapat memudahkan dalam proses belajar-mengajar untuk mencapai tujuan. Pengembangan Kurikulum atau dengan sebutan curriculum

dari kegiatan menyusun kurikulum, mengimplementasikan, mengevaluasi, dan memperbaiki sehingga diperoleh suatu bentuk kurikulum yang dianggap ideal. Selain pengembangan kurikulum, ada pula pembinaan kurikulum atau curriculum building yang merupakan upaya atau kegiatan mempertahankan dan sebagai penyempurnaan pelaksanaan kurikulum yang telah ada sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum potensial (program kurikulum) dengan maksud memperoleh hasil yang semaksimal baik.

d. Alasan Perubahan Kurikulum 2013

Perubahan kurikulum tidak dapat dirumuskan secara tepat. Ladjid (2005: 7) mengatakan bahwa ada beberapa faktor penyebab terjadinya perubahan kurikulum antara lain: Perluasan dan pemerataan kesempatan belajar, peningkatan mutu pendidikan, relevansi pendidikan dan efektivitas serta efisiensi pendidikan.

e. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 Elemen perubahan kurikulum antara lain: 1) Perubahan

2) Standar Kompetensi Lulusan

Penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan memperhatikan pengembangan nilai, pengetahuan dan ketrampilan secara terpadu dengan fokus pada pencapaian kompetensi. Ada 4 kompetensi inti yang diharapkan untuk mencapai tujuan adalah penghayatan dan pengalaman agama, sikap, keterampilan dan pengetahuan.

3) Perubahan Standar Isi

Perubahan Standar Isi dari kurikulum sebelumnya yang mengembangkan kompetensi dari mata pelajaran menjadi fokus pada kompetensi yang dikembangkan menjadi mata pelajaran melalui pendekatan tematik integratif (Standar Proses).

4) Perubahan Standar Proses

Perubahan pada Standar Proses berarti perubahan strategi pembelajaran. Guru wajib merancang dan mengelola proses pembelajaran aktif yang menyenangkan. Peserta didik difasilitasi untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta. Sebagai catatan dengan adanya perubahan ini; (1) perubahan metode mengajar ini bisa dilakukan ketika para guru menguasai metode-metode mengajar yang efektif sehingga dapat tampil dengan baik dalam proses pembelajaran sehingga dapat menyenangkan bagi anak didik dan mudah dipahami. (2) untuk mencapai perubahan pada proses ini, maka guru dituntun atau dilatih secara terus-menerus (didampingi selama proses belajar mengajar).

5) Perubahan Standar Evaluasi

Penilaian yang mengukur sikap, keterampilan serta pengetahuan berdasarkan hasil dan proses. Ada beberapa kensekwensi akibat dari perubahan substansi tersebut adalah:

a. Penambahan jumlah jam belajar di SD

Beberapa perubahan drastis yang ada pada kurikulum 2013, diantaranya waktu belajar ditambah, tetapi jumlah mata pelajarannya dikurangi. Pada tingkat SD, dari 10 mata pelajaran (mapel) dikurangi menjadi 6 mapel, yaitu; Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, Agama, Matematika. Sosial Budaya, dan Olahraga.

b. Penambahan jumlah jam belajar di SMP

Perubahan jumlah jam belajar di SMP adalah: (1) Jumlah jam belajar siswa di SMP berubah dari 32 jam/minggu menjadi 38 jam perminngu. (2) kalau belajar 5 hari berarti setiap hari anak belajar 8 jam setiap hari. Dalam hal ini jika ada penambahan jumlah jam belajar maka akan berdampak pada siswa saat proses belajar mengajar sehingga mereka merasa bosan dikarenakan terlalu lama jadi guru harus kreatif untuk membuat proses pembelajarannya menyenangkan.

f. Pendekatan Saintifik dan Tematik Integratif

Menurut Kosasih (2014: 72) mengemukakan bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan didalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa. Mereka belajar dari pengalaman yang tidak bersifat indoktrinisasi, hafalan dan sejenisnya tetapi belajar dari pengalaman yang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mereka peroleh berdasarkan kesadaran dan

kepetingan diri sendiri. Mereka mempelajari materi yang berdasarkan fakta atau fenomena tertentu, sesuai dengan KD yang sudah dikembangkan oleh guru. Berdasarkan fakta atau fenomena tersebut mereka mengamati, mempertanyakan, mencari jawaban sendiri dari berbagai sumber yang relevan, dan bermuara pada sebuah jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

Ada beberapa karakteristik mengenai pembelajaran saintifik adalah sebagai berikut.

1) Materi pembelajaran dipahami dengan standar logika yang sesuai dengan taraf kedewasaannya. Mereka berusaha menerimanaya dengan tidak dogmatis; tetapi memungkinkan bagi mereka untuk mengkritis, mengetahui prosedur pemerolehannya, bahkan kelemahan-kelemahannya.

2) Interaksi pembelajaran berlangsung secara terbuka dan objekti. Siswa mempunyai kesempatan seluas-luasnya untuk memukakan pemikiran, perasaan, sikap dan pengalamannya. Mereka tetap memerhatikan sikap ilmiah dan tanggung jawabnya.

3) Siswa didorong untuk berpikir analisis dan kritis; tepat dalam memahami, mengidentifikasi, memecahkan masalah, serta mengaplikasikan materi-materi pembelajaran.

Menurut permendikbud No. 81 A tahun 2013, pembelajaran saintifik terdiri dari lima pengalaman pokok yaitu: mengamati,

pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar yang tercantum dalam tabel berikut.

Tabel 1. Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya

Langkah pembelajaran

Kegiatan Belajar Kompetensi yang Dikembangkan Mengamati 1. Membaca sumber-sumber

tertulis 2. Mendengarkan informasi lisan 3. Melihat gambar 4. Menonton tayangan 5. Menyaksikan fenomena

alam, sosial, budaya.

Melatih kesungguhan dalam mencari informasi, menemukan fakta, ataupun suatu persoalan.

Menanya Mengajukan pertanyaan

tentang hal yang tidak dipahami dari suatu yang diamatinya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut bersifat faktual ataupun problematis.

Mengembangkan rasa ingin tahu dan sikap kritis.

Menalar 1. Mengumpulkan sejumlah informasi atau fakta dalam rangka menjawab pertanyaan permasalahan yang diajukan. Caranya yaitu membaca referensi, melakukan wawancara, melakukan pengamatan lapangan, atau kegiatan penelitian di laboratorium. 2. Mengolah informasi atau

fakta yang telah dikumpulkan menjadi

sebuah rumusan

kesimpulan, sesuai dengan masalah yang telah diajukan.

Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajar, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Mengasosiasikan Menerapakan (mengembangkan), memperdalam) pemahaman atas suatu persoalan kepada persoalan lain yang sejenis

Mengembangkan kemampuan

bernalar secara sistematis dan logis.

Mengomunikasikan Menyampaikan hasil kegiatan belajar kepada orang lain secara jelas dan komunikatif, baik lisan maupun tulisan.

Mengembangkan sikap jujur, percaya diri, bertanggung jawab, dan toleran dalam

menyampaikan pendapat kepada orang lain dengan memerhatikan pula kejelasan, kelogisan dan keruntutan sistematikanya.

Pada penerapan kurikulum 2013, disajikan dalam model pembelajaran Tematik Integratif. Model pembelajaran Tematik Integratif ini sangat mengharapkan siswa agar mampu mengembangkan nalar dibanding hafalan.

g. Penilaian Otentik

Dalam proses pembelajaran di kelas tentunya tidak terlepas dari aspek penilaian. Salah satu penilaian yang digunakan dalam kurikulum 2013, adalah penilaian Otentik. Penilaian otentik (authentic assesment)

adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik mencakup ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah dari assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi, sedangkan istilah authentic merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Penilaian otentik secara konseptual bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda. Penerapan penilaian otentik digunakan untuk mengetahui hasil

berkaitan dengan kontruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.

Menurut Kurniasih dan Sani (2013: 61) berpendapat yang sama tentang teknik penilaian dalam Kurikulum 2013. Namun pada aspek pengetahuan, teknik penilaian hanya berupa tes tulis dan tes lisan sedangkan aspek keterampilan terdiri dari penilaian performace atau kinerja, penilaian produk, penilaian proyek, dan portofolio. Di bawah ini adalah penjelasan tentang teknik-teknik penilaian dalam setiap aspek.

1) Sikap

a) Observasi

Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indra, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. b)Penilaian diri

Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya terkait kompetensi yang hendak dicapai. Instrumen yang digunakan adalah lembar penilaian diri.

c) Penilaian antar teman

Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait kompetensi

yang hendak dicapai. Instrumen yang digunakan adalah lembar penilaian teman sejawat.

d)Jurnal

Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.

2) Pengetahuan

a) Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis. Bentuk-bentuk tes tulis antara lain: pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.

b) Tes lisan

Tes lisan adalah tes yang diberikan oleh guru kepada peserta didik secara lisan (diucapkan) sehingga peserta didik menjawab pertanyaan tersebut.

c) Penugasan

Penugasan diberikan oleh guru untuk mengukur sejumlah kompetensi siswa yang kompleks sehingga tidak memungkinkan siswa untuk mengerjakannya di dalam kelas.

3) Keterampilan

a) Performance atau kinerja

Penilaian performance atau kinerja adalah penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.

b) Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam membuat produk teknologi dan seni tiga dimensi. Guru tidak hanya menilai hasil akhir dari pekerjaan siswa namun juga prosesnya.

c) Proyek

Penilaian proyek adalah penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan harus diselesaikan dengan periode atau waktu tertentu. Proyek dilakukan melalui tiga tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan.

d) Portofolio

Penilaian portofolio adalah penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi. Penilaian portofolio dilakukan selama kurun waktu tertentu. Penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses dan pencapaian hasil belajar peserta didik.

a. Perangkat Pembelajaran 1) Silabus

Silabus merupakan garis besar program pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional (2008: 16)mendefinisikan silabus adalah rencana pembelajaran pada satu atau kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Akbar, 2013: 7).

Silabus adalah salah satu produk nyata yang dapat diamati sebagai hasil dari aktivitas pengembangan kurikulum. Atau dengan kata lain, silabus adalah produk dari pengembangan kurikulum (Kurniawan, 2014: 112). Ada beberapa komponen silabus (Akbar, 2013: 8) antara lain:

a) Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran berisi nama sekolah, mata pelajaran/ tema, kelas/ semester.

b) Standar kompetensi

Standar kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai tingkat atau semester (Chamsiatin dalam Akbar, 2013: 8). Standar kompetensi

nasional, diwujudkan dengan hasil belajar peserta didik secara minimal.

c) Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu (Chamsiatin dalam Akbar, 2013: 9). Kompetensi dasar dijabarkan dari standar kompetensi. Pengembang silabus dapat mengambilnya begitu saja dari standar isi yang sudah disusun oleh pemerintah pusat (kemendiknas).

d) Materi pokok

Materi pokok adalah materi pelajaran yang harus dipelajari dan dibangun oleh peserta didik sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar. Materi pokok mencakup nilai, pengetahuan, sikap, fakta. Konsep, prinsip, teori, hukum, dan prosedur yang dibangun dengan pola urutan prosedur, hierarkis, atau kombinasi. Materi pelajaran dapat dikembangkan sesuai substansi SK, KD, dan indikator yang bisa digali, dielaborasi, dan dikonfirmasi dari berbagai sumber belajar.

e) Kegiatan belajar mengajar (KBM)

Substansi KBM sesungguhnya adalah pengalaman belajar peserta didik. Pengalaman belajar dirancang untuk melibatkan proses mental dan fisik peserta didik dengan sesamanya, guru,

sumber dan media, juga lingkungan belajar lain demi pencapaian kompetensi (Chamsiatin dalam Akbar, 2008: 10). f) Indikator pencapaian kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi merupakan penanda perubahan nilai, pengetahuan, sikap, keterampilam, dan perilaku yang dapat diukur. Indikator digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan tujuan pembelajaran, substansi materi, sumber dan media, serta alat penilaian.

g) Taksonomi bloom sebagai rujukan pengembangan indikator dan tujuan pembelajaran

Bloom membagi ranah pendidikan menjadi kognitif, afektif, dan psikomotor, secara bertingkat-tingkat dari rendah ke tingkat tinggi.

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) RPP adalah rencana pelaksanaan pembelajaran yang pengembangannya mengacu pada suatu KD tertentu di dalam kurikulum atau silabus. RPP dibuat sebagai pedoman bagi guru dalam mengajar, sehingga pelaksanaannya bisa terarah, sesuai dengan KD yang telah ditetapkan (Kosasih, 2014: 144).

a) RPP adalah detail rencana aktivitas pembelajaran untuk mencapai satu KD tertentu, atau gabungan KD (Kurniawan, 2014: 122). Waktu dalam RPP lebih singkat dibanding dengan

b) RPP adalah rencana pembelajaran yang pengembangannya mengacu pada suatu KD tertentu di dalam kurikulum/silabus.RPP dibuat sebagai pedoman bagi guru dalam mengajar, sehingga pelaksanaannya bisa terarah, sesuai dengan KD yang telah ditetapkan (Kosasih, 2014: 144).

c) Secara umum komponen RPP sama dengan komponen silabus yaitu: tujuan, materi, metode, media dan alat serta penilaian. Namun dalam silabus cakupan setiap komponennya masih umum dan luas, sedangkan dalam RPP uraian setiap komponennya sudah khusus dan terbatas.

d) Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa RPPTH adalah rencana pelaksanaan pembelajaran harian yang dirancang oleh guru berdasarkan komponen-komponennya dalam mempersiapkan kegiatan pembelajaran di kelas agar lebih terarah selama satu hari.

e) Dalam pengembangan RPP diawali dengan identifikasi silabus, kemudian dikembangkan jejaring tema. Dengan merujuk pada jaring-jaring tema, kemudian mengembangkan RPP.

3) Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kerja siswa ini juga merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi yang berisi materi, ringkasan, dan

petunjuk pelakasanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik bersifat teoretis, atau praktis yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain.

Syarat yang harus dipenuhi oleh seorang guru adalah guru harus cermat dan memiliki pengetahuan serta ketrampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja siswa harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai atau tidaknya sebuah kompetensi dasar yang dikuasai oleh siswa. Prastowo (2014: 273) menyebutkan delapan unsur LKS secara spesifik, antara lain:

a) Judul

b) Kompetensi Dasar yang akan dicapai c) Waktu penyelesaian

d) Peralatan atau bahan yang dibutuhkan e) Informasi singkat

f) Langkah kerja

g) Tugas yang harus dilakukan h) Laporan yang harus dikerjakan. 4) Instrumen Penilaian

Penilaian dilakukan oleh para guru dalam tiga aspek, yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor

instrumen yang jelas dan detail. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarsiswa adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik (Kosasih, 2014: 134).

b. Kelebihan Kurikulum 2013

1) Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi disekolah.

2) Adanya penilaian dari semua aspek

Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya di dapatdari nilai ujian saja tetapi juga di dapat dari nilai nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-lain.

3) Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.

4) Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.

5) Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistik domain sikap, ketrampilan dan pengetahuan.

6) Banyak sekali kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan seperti pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills.

7) Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap, ketampilan dan pengethauan secara proposional. 8) Mengharuskan adanya remediasi secara berkala

9) Tidak lagi memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci karena pemerintah sudah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks pedomaan.

10) Sifat pembejaran sangat kontektual

11) Moningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi profesi, pedagogi, sosial dan personal.

12) Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap sehingga memicu dan memacu guru untuk membaca dan menerapkan budaya literasi, dan membuat guru memiliki ketrampilan membuat RPP dan menerapkan pendekatan scientific secara.

c. Kekurangan kurikulum 2013

1) Banyak salah kaprah, karena beranggapakan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru.

2) Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013. Karena kurikulum ini menuntut para guru agar lebih kreatif, pada kenyataannya sedangkan banyak guru yang tidak seperti itu, sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka cakrawalaberfikir guru, dan dengan perlu adanya pelatihan-pelatihan dari pendidikan agar merubah paradigma guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa

3) Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan saintifik. 4) Kurangnya ketrampilan guru merancang RPP

5) Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik.

6) Tugas menganalisis SKL, KI, KD, Buku Siswa dan Buku Guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru, dan banyak guru yang hanya menjadi plagiat dalam hal ini.

7) Tidak pernah guru dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013, karena pemerintah cenderung melihat guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama.

Dokumen terkait