• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

B. Prosedur Pengembangan

1. Potensi dan Masalah

Masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah ini dapat diatasi melalui R & D dengan cara meneliti sehingga dapat ditemukan suatu model, pola, atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Model, pola, dan sistem ini akan ditemukan dan dapat diaplikasikan secara efektif kalau dilakukan melalui penelitian dan pengembangan.

Potensi dan masalah yang dikemukkan dalam penelitian harus ditunjukan dengan data empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan

Potensi &Masalah Pengumpulan

data

Desain Produk

Ujicoba Pamakaian

Revisi Produk Produksi Masal

Revisi Produk Ujicoba Produk Revisi Desain

Validasi Desain

laporan penelitian orang lain, atu dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.

2. Mengumpulkan informasi

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual dan up

to date, maka selanjutnya adalah mengumpulkan berbagai informasi yang

dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.

3. Desain Produk

Hasil akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan adalah berupa desain produk baru, yang lengkap dengan spesifikasinya.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan rasional karena validasi di sini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.

5. Perbaikan Desain

Setelah desain produk , divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya. Maka dapat diketahui kelemahannya. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.

6. Uji Coba Produk

Untuk pengujian dapat dilakukan eksperimen, yaitu membandingkan efektivitas metode mengajar lama dengan yang baru. 7. Revisi Produk

Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakain dalam lembaga pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan. 8. Uji Coba Pemakaian

Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa metode mengajar baru tersebut diterapkan dalam lingkup lembga pendidikan yang luas. Dalam operasinya, metode baru tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.

9. Revisi Produk

Revisi produk ini dilakuka, apabila dalam pemakain dalam lembaga pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan. 10. Pembuatan Produk Masal

Bila produk yang berupa metode mengajar baru tersebut telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian, maka metode mengajar baru tersebut dapat diterapkan pada setiap lembaga pendidikan.

Sedangkan prosedur pengembangan menurut Borg dan Gall dalam Sukmadiata (2006: 169) ada sepuluh langkah pelaksanaan yaitu, (1) penelitian dan pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan draf

produk, (4) uji coba lapangan awal, (5) merevisi hasil uji coba, (6) uji coba lapangan, (7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan, (8) uji pelaksanaan lapangan, (9) penyempurnaan produk aktif dan (10) diseminasi dan implementasi.

Bagan 4. Langkah-langkah Pengembangan Borg dan Gall 1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting)

Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.

2. Perencanaan (Plannning)

Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, Penelitian dan

pengumpulan data Perencanaan

Pengembangan draf produk

Merevisi hasil uji coba

Penyempurnaan produk akhir Diseminasi dan implementasi Uji coba lapangan Penyempurnaan produk hasil uji

lapangan

Uji pelaksanaan

lapangan Uji coba lapangan awal

3. Pengembangan draf produk (develop preleminary form of product)

Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi.

4. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing)

Uji coba di lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai dengan 12 subjek uji coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket.

5. Merevisi hasil uji coba (main product revision)

Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba. 6. Uji coba lapangan (main field testing)

Melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang subjek uji coba. Data kualitatif penampilan guru sebelum dan sesudah menggunakan model yang dicobakan dikumpulkan. Hasil-hasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding.

7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operasional product revision) Menyempurnakan produk hasil uji lapangan.

8. Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing)

Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi dan analisis hasilnya.

Penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan.

10.Diseminasi dan implementasi (Dissemination and implementation)

Melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal. Bekerjasama dengan penerbit untuk penerbitan. Memonitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas.

Berdasarkan kedua model pengembangan di atas, maka dalam penelitian ini, peneliti menggabungkan kedua model pengembangan dengan mengambil lima langkah saja, karena keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian. kelima langkah tersebut antara lain (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5) revisi desain.

LANGKAH 5 LANGKAH 4

LANGKAH 5 LANGKAH 2 LANGKAH 1

Potensi dan Masalah

Analisis Kebutuhan Wawancara

Hasil Wawancara Pengumpulan data Kajian Dokumen Desain Produk (LKS) KI-KD Subtema Indikator Strategi Pebelajaran sumber belajar Evaluasi Tema

Validasi produk Evaluasi Formatif

Revisi produk hasil validasi

Prototipe LKS Tujuan

Silabus Menyusun RPP Urutan isi Menyusun LKS LANGKAH 3

Langkah 1. Potensi dan masalah

Penelitian ini dibuat berdasarkan pada masalah yang ada. Untuk mengetahui adanya potensi dan masalah, peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara dengan guru wali kelas V, yaitu dengan ibu “U” pada tanggal 30 Juni 2013, Pukul 10. 30 WIB di SDN Kalasan I. Kegiatan wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengumpulkam informasi serta fakta masalah yang terjadi di lapangan, mengenai sejauh mana pemahaman guru terkait kurikulum 2013, model pembelajaran berbasis masalah, lembar kerja siswa, dan lembar kerja siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Melalui penelitian ini diharapkan pengembangan lembar kerja siswa menggunakan model pembelajaran berbasis masalah mengacu kurikulum 2013 pada subtema indonesiaku, bangsa yang berbudaya dapat dikembangkan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

Dokumen terkait