• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kurikulum Tahun 2004 (KBK)

Dalam dokumen Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah (Halaman 153-159)

EVALUASI KURIKULUM

PERKEMBANGAN KURIKULUM DARI MASA KE MASA

D. KURIKULUM PADA MASA REFORMASI

1. Kurikulum Tahun 2004 (KBK)

Menurut McAshan dalam bukunya Mulyasa (2002) kurikulum 2004 sama saja dengan KBK yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang refleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi disini dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga peserta didik dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

Dasar Pengambangan Kurikulum Sekolah 150 Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Dengan demikian, implementasi kurikulum dapat menumbuhkan tanggung jawab, dan partisipasi peserta didik untuk belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum (public policy), serta memberanikan diri berperan serta dalam berbagai kegiatan, baik di sekolah maupun dimasyarakat.

Senada dengan itu, Mulyasa (2002) mengungkapkan bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) memfokuskan pada kompetensi tertentu, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya. Dalam hal ini, guru diharapkan dapat memahami dan mengenali potensi-potensi, terutama potensi tinggi yang dimiliki peserta didiknya. Dengan bekal pemeahaman tersebut, mereka diharapkan dapat membantu mengembangkan potensi-potensi peserta didik sehingga dapat berkembang secara optimal (Mulyasa, 2002).

Dari uraian di atas mengenai KBK, penyusun dapat mengambil inti bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah kurikulum yang didalamnya menuntut peserta didik untuk memiliki keahlian/ kemampuan yang lebih spesifik khususnya dalam kegiatan belajarnya. Baik itu kemampuan lebih dibidang pengetahuan atau keterampilan.

Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut; a) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa yang baik secara individual maupun klasikal, b) Berorientasi pada hasil belajar (Learning outcomes) dan keberagamaan, c) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode

Dasar Pengambangan Kurikulum Sekolah 151 yang bervariasi, d) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur educative, dan e) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

Walaupun sebagaian ahli mengatakan bahwa kurikulum 2004 sama dengan KBK. Pada kesempatan ini akan memberikan sedikit penekanan perbedaan pada kedua kurikulum tersebut.

a) Keterkaitan KBK dengan Pendekatan Lain

Mulyasa (2002) menyatakan bahwa dalam pendekatan kompetensi, kompetensi yang dikembangkan adalah kemampuan yang mengarah pada pekerjaan. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) terkait dengan pendekatan pengembangan pribadi, karena standar kompetensi yang dikembangkan berkenaan dengan pribadi peserta didik. Seperti kompetensi intelektual, social, dan komunikasi. Hal ini berkaitan dengan bidang-bidang ilmu pengetahuan, seperti IPA, IPS, Matematika, Bahasa, Olahraga, Keterampilan, dan Kesenian. Disisi lain, pendekatan ilmu pengetahuan lebih menekankan pada hasil belajar, namun tidak mengabaikan kompetensi dari pengetahuan tersebut.

b) Keunggulan KBK

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) mempunyai beberapa keunggulan. Keunggulan yang pertama, bersifat alamiah (konstektual), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat peserta didikuntuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing. Kedua, KBK boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan, dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan

Dasar Pengambangan Kurikulum Sekolah 152 standar kompetensi tertentu. Ketiga, ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan (Mulyasa,2002).

c) Prinsip-Prinsip Pengembangan KBK

Depdikbud (2002), menyesuaikan dengan kondisi negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagai pengembangan serta perubahan yang sedang berlangsung, maka dalam pengembangan kurikulum kurikulum berbasis kompetensi perlu memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip: (1) keimanan, nilai, dan budi pekerti luhur; (2) penguatan integritas nasional; (3) keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika; (4) kesamaan memperoleh kesempatan; (5) abad pengetahuandan teknologi informasi; (6) pengembangan keterampilan untuk hidup; (7) belajar sepanjang hayat; (8) berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan komperhensif; dan (9) pendekatan menyeluruh dan kemitraan.

d) Pengembangan Struktur KBK

Mulyasa (2002:72) mengembangkan struktur KBK sedikitnya mencakup tiga langkah kegiatan, yaitu mengidentifikasi kompetensi, mengembangkan struktur kurikulum, dan mendeskripsikan mata pelajaran. Beliau (Mulyasa,2002:72) juga menyatakan berdasarkan pendapat Hall (1976), dan Prihantoro (1999) sedikitnya dapat diidentifikasikan delapan sumber yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kompetensi, yaitu:

1) Daftar yang ada (existing list)

2) Menterjemahkan mata pelajaran (course translation)

3) Menterjemahkan mata pelajaran dengan perlindungan (course translation with safeguard)

Dasar Pengambangan Kurikulum Sekolah 153 4) Analisis taksonomi (taxonomic analysis)

5) Masukan dari profesi (input from the profession) 6) Membangun teori (theoritical contructs)

7) Masukkan peserta didik, dan masyarakat (input from clients, including pupils and the community)

8) Analisis tugas (task analysis)

Struktur kurikulum berbasis kompetensi telah dikembangkan oleh Depdiknas (2002) menjelaskan kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki rumpun mata pelajaran sebagai berikut.

Tabel Struktur Kurikulum KBK MATA PELAJARAN KOPETENSI Pendidikan Agama

Pendidikan Agama mengembangkan kemampuan siswa untuk memperteguh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia/berbudi pekerti luhur dan menghormati penganut agama lain

Kewarganegaraan

Kewarganegaraan (chitizenship) memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultur, bahasa, usia, dan suku-bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, kritis, kreatif, terampil, dan berkarakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasial dan Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia

Bahasa Indonesia

Mengembangkan kemampuan berkomunikasi (lisan dan tulis) sebagai alat untuk mempelajari rumpun pelajaran lain, berpikir kritis dalam berbagai aspek kehidupan, serta mengembangkan sikap menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan apresiatif terhadap karya sastra Indonesia

Matematika

Matematika menumbukkembangkan kemampuan bernalar, yaitu berpikir sistematis, logis dan kritis, dalam mengkomunikasikan

Dasar Pengambangan Kurikulum Sekolah 154 gagasan atau dalam pemecahan masalah

Sains

Mempelajari alam yang mencakup proses perolehan pengetahuan melalui pengamatan, penggalian, penelitian, dan penyampaian informasi dan produk (pengetahuan ilmiah dan terapannya) yang diperoleh melalui berpikir dan bekerja ilmiah

Ilmu Sosial

Mengkaji interaksi antara manusia dan masyarakat serta lingkungannya melalui konsep-konsep geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi dan antropologi

Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lain

Mengembangkan keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami dan mengungkapkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya

Pendidikan Jasmani

Proses pendidikan melalaui penyediaan pengalaman belajar keapada peserta didik berupa aktivitas jasmani, bermaian, dan atau olahraga yang direncanakan secara sistematik dengan memperhatikan tahap pertumbuhan dan perkembangan guna merangsang perkembangan fisik, keterampilanberpikir, emosional, sosial, dan moril. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, dan sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif di sepanjang hayat

Keterampilan

Mengembangkan penerapan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk menghasilkan produk guna memberikan pengalaman kepada siswa agar menjadi inovatif, adaptif, dan kreatif, hasil belajar ini melalui proses menggambar, merancang, membuat, mengkomunikasikan dan mengevaluasi

Kesenian

Menggambarkan semua bentuk aktivitas dan cita rasa keindahan yang meliputi kegiatan berekspresi, berekplorasi, berkreasi dan apresiasi dalam berupa rupa, bunyi, gerak, dan peran Teknologi

Informasi dan Komunikasi

Membelajarkan siswa memperoleh informasi, memproses, dan memanfaatkannya untuk berkomunikasi secara efektif melalui berbagai media

Dasar Pengambangan Kurikulum Sekolah 155 Penyusun sedikit mengambil kesimpulan dalam kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), setiap mata pelajaran diuraikan berdasarkan kompetensi yang ingin dicpai oleh peserta didik. Selain memiliki keunggulan yakni untuk membimbing peserta didik agar memiliki kompetensi tertentu pada bidangnya, seringkali KBK ini disalahartikan. Kompetensi ini dikaitkan dengan alat ukur kompetensi / kemampuan siswa yakni dengan ujian. Apabila hasil uiannya baik, berarti peserta didik tersebut pandai, dan apabila hasil ujiannya jelek, maka peserta didik dikatakan kurang/ tidak pandai. Penilaian seperti ini sebaiknya dihindari. Karena kepandaian atau kecerdasan seseorang bukan hanya dinilai dari aspek kognitif, tapi dari aspek afektif, dan psikomotorik.

Dalam dokumen Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah (Halaman 153-159)