EVALUASI KURIKULUM
C. PERANAN EVALUASI KURIKULUM
Evaluasi kurikulum dapat dilihat sebagai proses sosial dan sebagai institusi sosial. Proyek – proyek evaluasi yang di kembangkan di Inggris umpamanya, juga di negara – negara lain, merupakan institusi sosial dari gerakan penyempurnaan kurikulum.
Peranan evaluasi kebijaksanaan dalam kurikulum khususnya pendidikan umumnya minimal berkenaan dengan tiga hal, yaitu : sebagai moral judgement, evaluasi dan penentuan keputusan, evaluasi dan konsensus nilai. 1. Evaluasi sebagai Moral Judgement
Hasil dari suatu evaluasi berisi suatu nilai yang akan digunakan untuk tindakan selanjutnya. Hal ini mengndung dua pengertian, pertama
Dasar Pengambangan Kurikulum Sekolah 114 evaluasi berisi suatu skala nilai moral, berdasarkan skala tersebut suatu objek evaluasi dapat dinilai.Kedua, evaluasi berisi suatu perangkat kriteria praktis berdasarkan kriteria – kriteria tersebut suatu hasil dapat dinilai.
Evaluasi bukan merupakan suatu proses tunggal, minimal meliputi dua kegiatan, pertama mengumpulkan informasi dan kedua menentukan suatu keputusan. Kegitan yang pertama mungkin juga mengandung segi – segi nilai (terutama dalam memilih sumber informasi dan jenis informasi yang akan di kumpulkan), tetapi belum menunjukan suatu evaluasi. Dalam egiatan yang kedua yaitu menentukan keputusan penunjukan suatu evaluasi, dasar pertimbangan yang digunakan adalah suatu perangkat nilai- nilai.
Karena masalah – masalah dan konsep – konsep dalam pendidikan selalu mengalami pengembangan, maka pertalian antara informasi pendidikan yang diperoleh dengan keputusan yang diambil tidak selalu sama megalami perkembangan pula. Perkembangan ini terutama berkenaan dengan perkembangan atau perubahan nilai – nilai.Oleh karena itu, salah satu tugas dari para evaluator pendidikan mempelajari kerangka nilai – nilai tersebut.Atas dasar kerangka nilai – nilai tersebut maka keputusan pendidikan diambil.
2. Evaluasi dan Penentuan Keputusan
Pengambil keputusan dalam pelaksaan pendidikan atau kurikulum banyak, yaitu: guru, murid, kepala sekolah, orang tua, pengembang kurikulum dan sebagainya. Siapa dantara mereka yang memegang peranan paling besar dalam penentuan keputusan.Pada prinsipnya tiap individu diatas membuat keputusan sesuai dengan posisinya.Murid mengambil keputusan sesuai dengan posisinya sebagai murid. Guru mengambil keputusan sesuai dengan posisinya sebagai guru. Besar atau
Dasar Pengambangan Kurikulum Sekolah 115 kecilnya peranan keputusan yang diambil oleh sesorang sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya serta lingkup yang dihadapinya pada suatu saat.
Lain halnya dengan keputusan yang diambil oleh seorang guru, ia mengambil keputusan bagi kepentingan seorang atau beberapa orang murid, atau dapat pula mengambil keputusan bagi seluruh murid. Demikian juga lingkup keputusan yang diambil oleh kepala sekolah, inspektur, pengembang kurikulum, dan sebagainya berbeda – beda. Jadi, tiap pengambil keputusan dalam proses evaluasi memegang posisi nilai yang berbeda, sesuai dengan posisinya. Salah satu kesulitan yang dihadapi dalam penggunaan hasil evaluasi bagi pengmbilan keputusan adalah, hasil evaluasi yang diterima oleh berbagai pihak pengambil keputusan adalah sama. Masalah yang timbul adalah, apakah hasil evaluasi tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak.
3. Evaluasi dan Kosensus Nilai
Dalam bagaian terdahulu sudah dikemukakan bahwa penelitian pendidikan dan evaluasi kurikulum sebagai perilaku sosial berisi nilai – nilai.Para evaluator menyadari bahwa aneka macam kerangka kerja evaluasi mempunyai implikasi terhadap penentuan keputusan pendidikan. Barry Mc Donald (1975), mendasarkan argumentasinya pada anggapan dasar bahwa evaluasi merupakan kegiatan politik. Ia membedakan adanya tiga evaluasi dalam pendidikan dan kurikulum,yaitu:
a. Evaluasi Birokratik
Evaluator menerima kebijaksanaan dari pemegang jabatan, dengan menggunakan berbagai informasi yang diperoleh akan membantu mereka dalam mencapai tujuan dari kebijaksanaan yang telah di gariskan.
Dasar Pengambangan Kurikulum Sekolah 116 b. Evaluasi Otokratik
Evaluasi otokratik merupakan layanan evaluasi terhadap lembaga – lembaga pemerintah yang mempunyai wewenang kontrol cukup besar dalam mengalokasikan semuber–sumber pendidikan.Tugas evaluator adalah membantu pelaksanaan kebijaksanaan, ketentuan -ketentuan hukum dan moral dalam birokrasi. Peran evaluator tidak dicampuri oleh pihak yang dilayaninya, dan ia mempunyai wewenang penuh dalam bidangnya.
c. Evaluasi Demokratik
Evaluasi Demokratik merupakan layanan pemberian informasi terhadap masyarakat tentang program–program pendidikan.Tugasnya adalah memberikan informasi terhadap kelompok – kelompok masyarakat, dan evaluator bertindak sebagai perantara dalam pertukaran informasi diantara kelompok – kelompok yang berbeda. D. ASPEK-ASPEK KURIKULUM YANG DINILAI
Aspek Kurikulum yang dievaluasi berdasarkan keterhubungan komponen-komponen dalam kurikulum yaitu :
1. Tujuan
Suatu perencanaan program pendidikan, mungkin keseluruhan program, kurikulum, pengajaran, atau evaluasi harus didasarkan pada tujuan perencanaan ini.Penilaian tujuan kurikulum terutama untuk mengetahui apakah tujuan kurikulum dapat memberikan kontribusi terhadap pencapaian yang lebih tinggi dalam pendidikan? Melalui evaluasi ini dapat diketahui kadar tujuan kurikulum sebagai tujuan dalam mencapai tujuan pendidikan.
2. Isi Kurikulum
Penilaian tentang isi kurikulum mencakup semua program yang diprogramkan untuk mencapai tujuan.Komponen isi mencakup semua
Dasar Pengambangan Kurikulum Sekolah 117 jenis mata pelajaran yang harus diajarkan, dan pokok-pokok bahasan atau bahan pengajaran yang meliputi seluruh mata pelajaran tersebut.Isi/bahan kurikulum tersebut dinilai dari segi kerelevansiannya dengan tujuan yang berarti dapat menjamin tercapainya tujuan itu, kebenarannya sebagai ilmu pengetahuan, fakta/pandangan tertentu, keluasan dan kedalamannya.
3. Strategi Pengajaran
Penilaian strategi pengajaran meliputi berbagai upaya yang ditempuh demi tercapainya tujuan berdasarkan bahan pengajaran yang telah ditetapkan.Komponen strategi pengajaran mencakup berbagai macam pendekatan yang dipilih, metode-metode dan berbagai teknik pengajaran, sistem penilai, pencapaian hasil belajar siswa baik yang berupa penilaian proses maupun hasil yang diperoleh.
4. Media Pengajaran
Komponen media pengajaran merupakan komponen kurikulum yang berupa sarana untuk memberikan kemudahan dan kejelasan siswa dalam proses belajar yang dilakukannya. Ada berbagai macam media yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pengajaran baik yang bersifat tradisional maupun modern.
Media pengajaran tersebut dinilai berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan, bahan pengajaran, kebutuhan pengalaman siswa, kesesuaian dengan kemampuan dan ketrampilan pengajar, efektivitas sebagai sarana penunjang dan sebagainya.
5. Hasil yang Dicapai
Hal-hal yang dicapai dalam suatu kurikulum paling tidak mencakup tiga masalah, yaitu keluaran, efek dan dampak.Keluaran berupa prestasi belajar yang dicapai siswa sesuai dengan tujuan.Efek berupa perubahan tingkah laku sebagai akibat dari perlakuan belajar.Sedangkan dampak
Dasar Pengambangan Kurikulum Sekolah 118 merupakan pengaruh suatu kurikulum pada perkembangan lembaga pendidikan itu sendiri, pengetahuan dan masyarakat.
Hasil-hasil yang dicapai tersebut merupakan masukan yang sangat berguna untuk menilai hasil-guna dan daya-guna suatu kurikulum yang dijalankan.Hal ini dapat dilakukan dengan menemukan perbedaan antara perencanaan/tujuan dengan hasil yang diperoleh secara faktual.