• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan Bidang Studi (Field of Studi Approach)

Dalam dokumen Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah (Halaman 44-48)

KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM

C. FUNGSI DAN PERANAN KURIKULUM

1. Pendekatan Bidang Studi (Field of Studi Approach)

Pendekatan bidang studi atau dikenal juga dengan pendekatan subyek akademik merupakan pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan bidang studi atau mata pelajaran sebagai dasar pengembangan kurikulum misalnya matematika, sains, sejarah IPS, IPA, dan sebagainya. Sesuai dengan namanya, pendekatan subjek akademik sangat mengutamakan isi (subject matter).

Hal utama dalam pendekatan ini adalah penguasaan bahan dan proses dalam disiplin ilmu tertentu. Karena setiap ilmu pengetahuan memiliki sistematisasi tertentu dan berbeda dengan sistematisasi ilmu lainnya.

BAB IV

PENDEKATAN & MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

Dasar Pengambangan Kurikulum Sekolah 41 Pengembagan kurikulum subyek akademik dilakukan dengan cara menetapkan terlebih dahulu mata pelajaran apa yang harus dipelajari peserta didik, yang diperlukan untuk (persiapan) pengembangan disiplin ilmu.

Dari pendekatan subyek akademik ini diharapkan agar peserta didik dapat menguasai semua pengetahuan yang ada di kurikulum tersebut. Karena kurikulum sangat mengutamakan pengetahuan maka pendidikan lebih bersifat intelektual. Nama-nama mata pelajaran yang menjadi isi kurikulum hampir sama dengan nama disiplin ilmu, seperti bahasa dan sastra, geografi, matematika, ilmu kealaman, sejarah, dan sebagainya.

Kurikulum subyek akademik tidak berarti hanya menekankan pada materi yang disampaikan, dalam perkembangannya secara berangsur-angsur memperhatikan proses belajar yang dilakukan siswa. Proses belajar yang dipilih sangat bergantung pada hal apa yang terpenting dalam materi tersebut.

Sekurang-kurang ada tiga pendekatan dalam perkembangan Kurikulum Subyek Akademis; Pendekatan pertama yakni melanjutkan pendekatan struktur pengetahuan. Murid-murid belajar bagaimana memperoleh dan menguji fakta-fakta dan bukan sekadar mengingat-ingatnya. Pendekatan kedua yakni studi yang bersifat integrative. Pendekatan ini merupakan respons terhadap perkembangan masyarakat yang menuntut model-model pengetahuan yang lebih komprehensif-terpadu. Pelajaran tersusun atas satuan-satuan pelajaran, dalam satuan-satuan pelajaran tersebut batas-batas ilmu menjadi hilang. Pengorganisasian tema-tema pengajaran didasarkan atas fenomena-fenomena alam, proses kerja ilmiah dan problema-problema yang ada, dan Pendekatan ketiga yakni pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis. Dimana sekolah tetap mengajar berdasarkan mata-mata pelajaran dengan menekankan membaca, menulis, dan memecahkan masalah-masalah matematis. Pelajaran-pelajaran lain seperti

Dasar Pengambangan Kurikulum Sekolah 42 ilmu kealaman, ilmu sosial, dan lain-lain dipelajari tanpa dihubungkan dengan kebutuhan praktis pemecehan masalah dalam kehidupan.

Dalam pendekatan pengembangan kurikulum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Di tinjau dari Tujuannya

Tujuan kurikulum subyek akademik adalah pemberian pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses “penelitian”. Para siswa harus belajar mengunakan pemikiran dan dapat mengontrol dorongan-dorongannya, sehingga diharapkan siswa mempunyai konsep dan cara yang terus dapat dikembangkan di masyarakat yang lebih luas.

b. Ditinjau dari metodenya

Metode yang banyak digunakan dalam pendekata subyek akademik adalah pendekatan metode ekspositori dan inkuiri. Ide-ide diberikan guru kemudian dielaborasi (dilaksanakan) siswa sampai mereka kuasai.Dalam materi disiplin ilmu yang diperoleh, dicari berbagai masalah penting, kemudian dirumuskan dan dicari cara pemecahannya. c. Di tinjau dari organisasi isinya

Ada beberapa pola organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum subyek akademik. Pola-pola organisasi yang terpenting di antaranya:

1) Correlated curriculum, adalah pola organisasi materi atau konsep yang dipelajari dalam suatu pelajari dalam suatu pelajaran dikorelasikan dengan pelajaran lainnya.

2) Unified atau Concentrated, adalah pola organisasi bahan pelajaran tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu, yang mencakup materi dari berbagai pelajaran disiplin ilmu.

3) Intregrated curriculum, kalau dalam unified masih tampak warna displin ilmunya, maka dalam pola yang integrated warna disiplin

Dasar Pengambangan Kurikulum Sekolah 43 ilmu tersebut sudah tidak kelihatan lagi. Bahan ajar diintegrasikan dalam suatu persoalan, kegiatan atau segi kehidupan tertentu.

4) Problem Solving curriculum, adalah pola organisasi isi yang berisi topik pemecahan masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan dengan menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dari berbagai mata pelajaran atau disiplin ilmu.

d. Di tinjau dari evaluasinya

Kurikulum subyek akademik menggunakan bentuk evaluasi yang bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran. Dalam bidang studi humaniora lebih banyak digunakan bentuk uraian (essay test) dari tes objektif. Karena bidang studi ini membutuhkan jawaban yang merefleksikan logika, koherensi, dan integrasi secara menyeluruh. 2. Pendekatan Berorientasi pada Tujuan

Pendekatan yang berorientasi pada tujuan ini, menempatkan rumusan atau penerapan tujuan yang hendak dicapai dalam posisi sentral, sebab tujuan adalah pemberi arah dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar. Lalu apa kelebihan dan kekurangan pendekatan yang berorientasi pada tujuan? Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan dari pendekatan berorientasi pada tujuan.

Kelebihan dari pendekatan pengembangan kurikulum yang berorientasi pada tujuan adalah:

1. Tujuan yang ingin dicapai jelas bagi penyusun kurikulum.

2. Tujuan yang jelas akan memberikan arah yang jelas pula dalam menetapkan materi pelajaran, metode, jenis kegiatan dan alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

3. Tujuan-tujuan yang jelas itu juga akan memberikan arah dalam mengadakan penilaian terhadap hadil yang dicapai.

Dasar Pengambangan Kurikulum Sekolah 44 4. Hasil penilaian yang terarah tersebut akan membantu penyusunan

kurikulum dalam mengadakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Meskipun pendekatan ini memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan pendekatan yang berorientasi pada bahan pendekatan ini juga memiliki kelemahan, yaitu kesulitan dalam merumuskan tujuan itu sendiri (bagi guru). Apa lagi jika tujuan tersebut harus dirumuskan lebih khusus, jelas, operasional dan dapat diukur. Untuk merealisasikan maksud tersebut, pihak guru dituntut memiliki keahlian, pengalaman dan ketarampilan dalam perumusan tujuan khusus pengajaran. Jika tidak demikian, maka akan terwujud rumusan tujuan khusus yang bersifat dangkal dan mekanistik. 3. Pendekatan dengan Pola Organisasi Bahan

Pendekatan dengan pola organisasi bahan terbentuk dari pola pendekatan; subject matter curriculum, corelated curriculum, dan integrated curriculum. Ketiga pendekatan tersebut adalah sebagai berikut.

Dalam dokumen Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah (Halaman 44-48)