• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isu-isu Strategis

B. Lain-lain/Non-teknis: a Aspek Pendanaan

18 -

Belum sebandingnya pendapatan dari retribusi persampahan dengan besarnya biaya untuk pengelolaan persampahan

Menggali Sumber Pendanaan lain

Tersedianya dukungan Pendanaan untuk mengurangi OM yang bersumber dari luar pendanaan Belanja Daerah baik dalam bentuk bersama/sharing dan kerja sama dengan pihak ketiga

- Mendorong berbagai alternatif dukungan pembiayaan untuk mengurangi OM pengelolaan Persampahan -

Kemitraan Pemerintah - Dunia usaha/Swasta KPS

- Kontribusi NGO/LSM 19

-

Efesiensi Biaya O/M

-

Pemanfaatan Pendanaan yang bersumber dari Lembaga Donor/Dana Hibah Corporate/CSR

b. Aspek Kelembagaan 20

-

Belum terbentuknya kelembagaan TPA yang menangani pengelolaan persampahan (Regulator dan Operator)

Terciptanya kelembangaan yang kuat dalam melaksanakan fungsi teknis pengelolaan persampahan dikota langsa tahun 2019

Meningkatnya kapasitas

kelembagaan/Bidang yang menangani pengelolaan Persampahan

-

Memfasilitasi pembentukan dan perkuatan kelembagaan pengelola persampahan

-

Fasilitasi pembinaan teknik pengelolaan Persampahan

21 -

Kapasitas SDM terkait

Pengelolaan TPA yang terbatas -

Mendorong terbentuknya unit yang mengelola Prasarana dan sarana TPA

- Peningkatan SDM dan Managerial untuk Pengelolaan TPA dan Unit 3R terpadu

22 -

Koordinasi antar sektor terkait persampahan

Kerjasama Lintas sektor - Konsolidasi antar sektor dan antar Daerah

c. Aspek Regulasi

- sebagai landasan dan acuan belum maksimal

mengatur, mengikat dan dapat diterapkan terkait penanganan pengelolaan persampahan di Kota Langsa tahun 2019

Persampahan dan Limbah B3 Legislatif undangan/Qanun

24 -

Belum tersosialisasinya ketentuan penanganan sampah terhadap masyarakat

-

Peningkatan potensi Qanun Retribusi - Qanun Gampong

25 -

penerapan sistem pengawasan dan penerapan sanksi hukum secara konsisten

d. Aspek Peran Serta Masy. & Swasta 26

-

Belum terlaksananya iklim yang kondusif bagi dunia usaha/swasta untuk berinvestasi dalam pengelolaan sampah

Mendorong pihak laen/Dunia usaha dan masyarakat untuk berperan dalam pengelolaan persampahan

Meningkatnya pemahaman minat swasta dengan jalinan kemitraan dan komitmen, dalam layanan pengelolaan persampahan

-

Kerja sama Pengelolaan

persampahan -

Memfasilitasi kegiatan masyarakat/pihak swasta dalam pengelolaan persampahan

- Membangun kemitraan dan komitmen dengan Pihak masyarkat dan Swasta

27 -

Belum semua masyarakat yang melakukan budaya perilaku hidup bersih dan sehat

Terbangunnya pola fikir dan rasa

memiliki serta tanggung jawab bersama -

Pembangunan Mindset dan paradigma berfikir -

Mendorong Partisipasi Masyarakat dan Dunia usaha dengan sosialisasi, kampanye, promosi dengan memfasilitasi dan kemudahan

- Gerakan Sadar Lingkungan/GOTROY

28 -

Partisipasi masyarakat dalam pemilahan sampah organik dan an organnik

Terciptanya sistem pengelolaan persampahan yang mandiri dimasyrakat pada tahun 2019

Terwujudnya tertib pemilahan dilevel Rumah Tangga 25% pada tahun 2019 -

Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Gampong/Desa (PSBMG)

-

Memfasilitasi dan Penguatan Kemitraan dengan Pemerintah Desa/Gampong

- Reward dan Insentif untuk partisipasi dan Kinerja bagi Badan Usaha, LSM, dan

Desa/Gampong

29 -

Potensi masyarakat belum dikembangkan secara sistematis

Meningkatnya Keterlibatan Langsung masyarakat lokal dalam partisipasi pengelolaan persampahan

-

Pembinaan sumberdaya lokal dalam mengelola persampahan

-

Bansos Bagi Pemulung Perkotaan e. Aspek Komunikasi & PMJK

-

2. Tantangan Pengembangan Persampahan

Setiap Daerah dengan karakteristik yang berbeda memiliki tantangan tersendiri dalam pembangungunan sektor persampahan, dan begitu juga dengan peluang yang ada. Adapun Tantangan dalam sektor persampahanan meliputi peningkatan cakupan pelayanan, peningkatan kelembagaan, penggalian sumber dana dari pihak swasta, peningkatan kondisi dan kualitas TPA melalui peningkatan komitmen stakeholder kota/kabupaten dalam hal alokasi pembiayaan dan inovasi teknologi pengolahan sampah, peningkatan pelaksanaan program 3R, serta peningkatan upaya penegakan hukum atas pelanggaran pembuangan sampah. Berikut ini Uraikan hal-hal yang menjadi Tantangan dan peluang dalam pembangunan Persampahan dalam wilayah Kota Langsa.

Tabel 6.40 Tantangan Pengembangan Sektor Persampahan

Tujuan Sasaran Indikator Strategi

Memperbaiki kualitas hidup di lingkungan perkotaan untuk seluruh masyarakat dengan meningkatkan dengan cara yang berarti, cakupan layanan dan pengelolaan persampahan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan menuju Universal Acces Tahun 2019.

Meningkatnya cakupan layanan pengelolaan persampahan dari 37 % menjadi 100 % Pada tahun 2019

65 % penduduk terlayani pengelolaan persampahan

Sampah terangkut 100 ton/Tahun 1 . 2 . 3 . 4 . 5 . 6 . 7 .

Peningkatkan Fasilitas Sarana dan Prasarana sesuai dengan Volume timbulan sampah yang ada

Meningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan dalam sistem pengelolaan persampahan dan Kompetensi SDM

Melakukan Optimalisasi Pendanaan sub sektor persampahan

Melakukan peningkatan kepedulian dan partisipasi swasta/dunia usaha dalam pengelolaan persampahan

Peningkatan Implementasi Produk Pengaturan

Melakukan peningkatan keahlian dan SDM di Masyarakat terkait kesadaran pengelolaan persampahan

Melakukan pemberdayaan masyarakat lokal dalam pengelolaan sampah Mengurangi timbulan sampah

2 m³/hari di seluruh Desa/Gampong yang tidak terangkut oleh keterbatasan pengakutan menjadi 0m³/hari pada tahun 2019

Meninggkatnya Ratio Sampah terangkut hingga 50% Prilaku membuang sampah ke Sungai/Kolam/Laut berkurang hingga 50%

70% Sampah dibuang di TPS Berkuyurangnya praktek pembakaran sampah hingga 50%

Penyediaan Fasilitas Persampahan berdasarkan Volume sampah dan Kebutuhan serta seusuai dengan rencana tata ruang

Seluruh Desa/Gampong (66) memiliki Betor pada Tahun 2019

Tersedianya TPS/T container Tersedianya TPST Beton

Zero TPS LiarTahun 2019 Tersedianya Lokasi Yang

representatif dan sarana Pendukung Tersedianya tempat

Sampah/pewadahan yang baru sebagai Alternatif

Unit 3R Skala RT/Desa Memenuhi Kebituhan alat

angkut/Armada pengangkutan

Tersedianya Jumlah Armada yang memadai pada Tahun 2019 Berfungsinya TPA sistim

Controlled landfill dengan optimal melakukan

pengolahan sampah terpusat pada tahun 2019

TPA beroperasi dengan skema Controlled Landfill

Tujuan Sasaran Indikator Strategi Adanya Penerapan Konsep

3R secara Optimal dalam pegolahan sampah dan berkurang volume sampah yang tidak terolah di Kota Langsa pada tahun 2019

Unit 3R Terpadu Berdaya guna dan memiliki Nilai tambah Ekonomis

Penyediaan Alat Produksi (Mesin Pembuat Kantong Plastik)

Tersedianya Unit Produksi untuk penyediaan Wadah Kantong Plastik.

Menggali Sumber Pendanaan lain

Tersedianya dukungan Pendanaan untuk mengurangi OM yang bersumber dari luar pendanaan Belanja Daerah baik dalam bentuk bersama/sharing dan kerja sama dengan pihak ketiga

Terciptanya kelembangaan yang kuat dalam

melaksanakan fungsi teknis pengelolaan persampahan dikota langsa tahun 2019

Meningkatnya kapasitas kelembagaan/Bidang yang menangani pengelolaan Persampahan Kerjasama Lintas sektor Adanya kebijakan atau Qanun

yang mengatur, mengikat dan dapat diterapkan terkait penanganan pengelolaan persampahan di Kota Langsa tahun 2019

Lahirnya regulasi terkait pengelolaan Persampahan dan Limbah B3

Mendorong pihak laen/Dunia usaha dan masyarakat untuk berperan dalam pengelolaan persampahan

Meningkatnya pemahaman minat swasta dengan jalinan kemitraan dan komitmen, dalam layanan

pengelolaan persampahan Terbangunnya pola fikir dan rasa memiliki serta tanggung jawab bersama

Terciptanya sistem pengelolaan persampahan yang mandiri dimasyrakat pada tahun 2019

Terwujudnya tertib pemilahan dilevel Rumah Tangga 25% pada tahun 2019

Meningkatnya Keterlibatan Langsung masyarakat lokal dalam partisipasi pengelolaan persampahan

Tantangan lainnya adalah dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimum. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen PU No.14/PRT/M/2010 yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke PU an, khususnya agi pelayanan pengelolaan Persampahan.

Tabel 6.41 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan Permen PU No.14/PRT/M/2010 Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Waktu

Pencapaian Ket Indikator Nilai Penyehatan Lingkungan Permukiman Pengelolaan sampah

Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan.

20% 2014 Dinas yang membidangi

PU

Tersedianya sistem penanganan

sampah di perkotaan.

70% 2014 Dinas yang membidangi

PU

Target pelayanan dasar bidang Persampahan sesuai dengan Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum dapat dilihat melalui tabel 6.41.

8.4.2.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Persampahan A. Analisis Kebutuhan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kebutuhan Sistem Persampahan adalah uraian faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan persampahan kota, baik itu untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat (basic need) maupun kebutuhan pengembangan kota (development need).

Pada bagian ini Kabupaten/Kota harus menguraikan kebutuhan komponen pengelolaan persampahan yang meliputi aspek teknis operasional (sejak dari sumber sampai dengan pengolahan akhir sampah), aspek kelembagaan, aspek pendanaan, aspek peraturan perundangan dan aspek peran serta masyarakat, serta memperlihatkan arahan struktur pengembangan prasarana kota yang telah disepakati. Analisis yang terkait dengan kebutuhan persampahan adalah analisis sistem pengelolaan persampahan, analisis kualitas dan tingkat pelayanan serta analisis ekonomi. Hasil analisis kebutuhan dituangkan dalam tabel 6.42 berikut ini:

Tabel 6.42 Contoh Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah Persampahan

No