• Tidak ada hasil yang ditemukan

171

TRANSKRIP WAWANCARA UNTUK KEPALA SEKOLAH

Nama : HN

Jabatan : Kepala Sekolah SMP Al-Hikmah

Pengampu Mapel/Kelas :

Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 23 Juni 2014 Waktu Wawancara : 09.30 WIB

1. Mengapa ada kebijakan pendidikan karakter di SMP Al-Hikmahdan Pondok Pesantren Al-Hikmah?

a. Menurut anda apakah pendidikan karakter itu? Jawab :

Esensi dari pendidikan karakter itu adalah akhlak, jadi pendidikan karakter itu adalah pendidikan untuk pengembangkan, atau membangun serta membentuk karakter peserta didik atau kalau dalam Islam yaitu pembentukan akhlak. Terkait sikap, bagaimana hidup sebagai makhluk Allah, sikap dengan sesama manusia, sikap bagaimana berakhlak terhadap alam. Semuanya itu dalam bentuk perkataan, perasaan, perbuatan kami itu harus sesuai dengan moral-moral Islam.

b. Apa yang melatarbelakangi adanya kebijakan pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah dan Pondok Pesantren Al-Hikmah Karangmojo?

Jawab :

Fungsi pesantren itu sebagai pembangun umat, jadi fungsi pesantren sendiri pertama kali didirikan adalah untuk membangun akhlak atau karakter. Sebagai lembaga pendidikan non formal, pondok pesantren sebagai pelengkap dari lembaga-lembaga formal yang ternyata terbukti selama ini belum dapat mencapai 100% mendidik karakter anak dengan baik. Jadi memang yang formal itu tidak dapat atau mungkin kurang dalam pembentukan karakter di situlah fungsi pondok pesantrennya untuk melengkapi pendidikan formal.

172 Jawab :

Intinya adalah membentuk siswa/santri yang berilmu dan bertaqwa, cendikiawan, dan utamanya adalah untuk pembentukan karakter itu tadi. d. Apa saja hasil yang ingin dicapai dari penanaman kebijakan pendidikan

karakter? Jawab :

Hasil yang ingin dicapai tentunya sesuai visi sekolah ini yaitu membentuk anak yang religius dan berprestasi, ketika anak itu sudah religius maka Insya Allah akhlak atau karakternya juga sudah baik.

e. Sejak kapan sekolah menerapkan kebijakan pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah?

Jawab :

Jadi pendidikan karakter dalam pengertian formal mengikuti Dinas itu baru beberapa tahun ini ada pendidikan karakter, tetapi kalau yang namanya pesantren, begitu berdirinya pesantren itu pendidikan karakter juga sudah dimulai dibangun disana. Kami sudah mulai sejak tahun 2005. Sebenarnya nilai-nilai pendidikan karakter yang dicetuskan di Dinas itu juga sebenarnya diambil dari nilai-nilai yang juga ada di dalam pondok pesantren. Walaupun belum ada secara formal tentang pendidikan karakter yang dari dinas itu, tetapi di sini tentunya sudah ada sejak awal, dan lebih terfokus itu ketika sekolah sudah menjadi SBP.

f. Siapa yang mencetuskan adanya kebijakan pendidikan karakter? Jawab :

Tentunya dari para ulama atau kyai di pondok kami, dan juga dari sekolah, bahwa memang ada nilai-nilai yang harus ditanamkan di sekolah dan di pesantren yang itu sudah di rumuskan bagi sekolah berbasis pesantren (SBP)

2. Apa saja program pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah dan Pondok Pesantren Al-Hikmah?

173

a. Apa saja program pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah? Jawab :

Kalau program pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah secara garis besar itu ada yang kami masukan dalam kurikulum atau intrakurikulum dan juga ekstrakurikulum. Dalam intrakurikulum itu, nilai-nilai karakter dimasukan ke dalam pembelajaran baik pelajaran yang formal atau pelajaran yang dari pesantren. Seperti misalnya dalam pembelajaran Mafludhot atau tentang kata mutiara dalam Islam tetapi dalam bahasa Arab, di dalam kata-kata tersebut ada anjuran-anjuran untuk berbuat baik, untuk memotivasi, meninggalkan perbuatan yang buruk seperti itu. Selain itu juga pembelajaran Hadist, dalam pelajaran Hadist tentunya memberikan perintah-perintah atau juga tentang aturan-aturan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya hadist tentang menjaga kebersihan, tentang kedisiplinan, menjaga aurot, bagaimana hidup dengan sesama manusia, toleransi dan sebagainya itu tentunya telah memberikan siswa atau santri itu melakukan apa yang ada di dalam Hadist tersebut, dan hal itu diaplikasikan di dalam kehidupan di pondok pesantren. Kemudian dari sisi ektrakurikulum itu dapat terwujud dalam kewajiban solat berjamaah, kewajiban untuk menjaga kebersihan dan lingkungan, kewajiban untuk mengikuti ektrakurikuler seperti itu. Di dalam ektrakurikuler itu ada karakter-karakter yang dibentuk seperti karakter berkompetisi secara sehat, karakter kerja keras, kerja sama misal dalam ekstra pramuka, seperti itu. Kalau dalam pencak silat siswa juga harus disiplin, bersungguh-sungguh, dan sebagainya. Hal itu sangat mendukung sekali dalam pendidikan karakter karena ektrakurikuler itu adalah untuk mengembangkan diri siswa, mengembangkan bakat begitu. Jadi di dalam SMP dan di Pondok itu secara garis besar terbagi atas dua itu programnya terbagi antara intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

174 Jawab :

Di pondok pesantren itu juga ada pendidikan formalnya. Jadi siswa juga mengikuti pelajaran formal pondok tetapi setelah kegiatan di sekolah selesai. Biasanya setelah Isya itu ada pelajaran pesantren. Seperti pelajaran Mafludhot, Fiqih, dan lain-lain.

c. Nilai-nilai apa yang ditanamkan di SMP Al-Hikmah dan Pondok Pesantren Al-Hikmah?

Jawab :

Rumusan nilai-nilai ini adalah rumusan nilai-nilai pesantren, ada 17 nilai itu yang kami tanamkan. Kalau nilai yang paling unggul adalah nilai kedisiplinan, religius, kerja keras, man jadda wa jadda, kesabaran, toleransi, keadilan. Karena di sini anak yang sekolah itu beragam, ada yang kaya ada yang menegah ke bawah, tetapi semua kami usahakan mendapat pelayanan yang sama dan mereka pun bersikap sama tidak membeda-bedakan. Termasuk kami dalam penilaian, dalam pembelajaran di kelas itu tidak boleh membeda-bedakan.

d. Kapan program pendidikan karakter mulai dilaksanakan? Jawab :

Program pendidikan karakter kalau untuk di SMP sudah dilaksanakan sejak sekolah ini berdiri, dan kalau di pondok setelah pondok itu ada, pendidikan karakternya sebenarnya sudah ada.

3. Bagaimana implementasi kebijakan pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah dan Pondok Pesantren Al-Hikmah?

a. Siapa pendidik dalam pendidikan karakter di sekolah? Jawab :

Jadi kami di SMP itu integral dengan pondok pesantren, semua guru, kepala sekolah, karyawan, ustadz, kyai, pada prinsipnya mereka adalah

175

guru. Dapat disimpulkan semua yang terjadi ibaratnya seperti daun yang jatuh, debu yang berterbangan itu kami sampaikan kepada anak bahwa itu juga media pembelajaran, jadi apa saja yang terjadi di dalam kegiatan sehari-hari itu dapat jadi pelajaran bagi kami semua. Semuanya adalah pendidik, bahkan tukang kebun itu ketika berperilaku itu juga menjadi guru bagi siswa-siswa. Semuanya berperan untuk membimbing, mengajari, memberi contoh yang baik terhadap anak. Setiap bulan, setiap pertemuan kami selalu evaluasi apa yang kurang dari guru atau siswa sendiri dan kami perbaiki.

b. Bagaimana strategi pelaksanaan pendidikan karakter? Jawab :

Strateginya sebenarnya adalah melalui kultur di sekolah maupun di pondok. Karena kultur yang ada di sini maupun di pondok itu nanti akan membentuk siswa-siswa yang mereka akan terbiasa dengan kultur di sini. Jadi kultur yang kami bentuk di sini itu nanti akan membentuk karakter siswa begitu. Seperti misalnya cara berpakaian, cara bertingkah laku, kedisiplinan. Semua itu sebenarnya juga sudah diajarkan di dalam sekolah maupun di dalam pelajaran pesantren, kemudian tinggal mengaplikasikannya. Jadi kami berikan ilmunya, pengetahuan tentang aqidah akhlak lalu mereka pahami dan kemudian baru dilaksanakan.

c. Bagaimana evaluasi dari implementasi kebijakan pendidikan karakter? Jawab :

Ya kami selalu melakukan evaluasi terhadap program-program di sekolah. Setiap bulan kami juga agendakan kegiatan untuk rapat atau pertemuan dengan yayasan, dengan pesantren, untuk mengevaluasi apa yang kami lakukan. Dari pengasuhan pondok nanti memberikan gambaran-gambaran secara umum atas evaluasi terhadap santri, dan nanti diutarakan apa saja

176

yang kurang, masalah apa yang dihadapi. Nanti kemudian kami koreksi dan selalu kami perbaiki apa saja yang kurang. Model pembelajarannya apakah sudah sesuai apa belum, hal-hal yang kurang, kemudian apa ada siswa yang bermasalah, seperti itu nanti kami evaluasi.

d. Bagaimana hasil dari pendidikan karakter di sekolah dan di ponpes? Jawab :

Hasil dari pendidikan karakter terus terang kami belum puas artinya belum optimal, masih ada peluang-peluang untuk selalu memperbaiki terlaksananya pendidikan karakter ini. Namun tentunya program-program pendidikan karakter di sekolah maupun di pondok itu sudah memberikan dampak yang positif bagi anak. Nilai kedisiplinan, nilai toleransi, nilai kemandirian, dan lain sebagainya itu sudah ada di dalam sekolah dan di dalam diri anak. Anak-anak yang dari luar itu istilahnya ada yang nakal, ada yang berasal dari keluarga yang broken atau seperti apa, ketika di sini harus mengikuti sistem yang ada di sekolah maupun di pesantren dan kemudian menjadi anak yang lebih baik lagi.

e. Apa saja faktor pendukung pelaksanaan program? Jawab :

Fasilitas, stakeholder juga mendukung, SDM kami juga punya, ilmu. f. Apa saja faktor pengambat pelaksanaan program?

Jawab :

Input siswa yang berbeda-beda, berasal dari daerah yang berbeda-beda, meskipun sarana dan prasarana di sekolah maupun di pondok sudah bagus tetapi dalam pembiayaannya kami juga lemah. Karena di sini gratis, kalau kami mau berimprovisasi yang macam-macam kami juga harus melihat kemampuan keuangan yang ada. Kemudian yang menghambat selanjutnya adalah konsistensi dari bapak dan ibu guru maupun ustadz untuk menunjukkan diri sebagai model karakter di sekolah dan di pondok pesantren. Seperti misalnya suasana dari rumah yang kemudian dibawa ke

177

sekolah itu nanti berpengaruh di dalam kegiatan belajar dengan siswa, konsistensi dari bapak ibu guru maupun ustadz itu yang sangat dibutuhkan di dalam sekolah maupun di pondok pesantren. Hambatan selanjutnya adalah pengaruh dari luar. Kami di pesantren anak-anak juga masih bersinggungan dengan warga sekitar. Kami sengaja tidak memberikan tembok supaya anak itu juga tidak terlepas di dunia luar, tetapi kami lepas. Ketika kami lepas tentu ada sisi-sisi positif dan sisi negatif bagi anak. Sisi negatifnya misalnya pengaruh Hp, tren-tren dari anak-anak kampung sekitar seperti tatanan model rambut, cara berpakaian, cara berbicara itu sangat berpengaruh. Artinya lingkungan sekitar itu kadang juga memberikan pengaruh positif kadang juga negatifnya ada. Kemudian hal-hal yang menghambat juga ada inovasi-inovasi kurikulum dari kami sendiri. Kalau inovasi kurikulum di pesantren tidak seperti inovasi kurikulum di sekolah formal, kami punya standar yang mungkin tidak dapat dengan mudah dirubah. Karena pesantren paling tidak membaca Al-Quran dengan baik dan benar, solat sudah harus disiplin, dan kemudian karena tuntutannya banyak itu tadi menjadikan kami sulit untuk menambah-menambah kurikulum atau muatan-muatan seperti kewirausahaan, pendidikan kesehatan karena yang pokok-pokok itu sudah banyak.

178

TRANSKRIP WAWANCARA UNTUK GURU

Nama : MN

Jabatan : Guru Kelas/Ustadzah

Pengampu Mapel/Kelas : Bahasa Inggris/Fiqih Hari/Tanggal Wawancara : Kamis, 26 Juni 2014 Waktu Wawancara : 08.00-08.45 WIB

1. Mengapa ada kebijakan pendidikan karakter di SMP Al-Hikmahdan Pondok Pesantren Al-Hikmah?

a. Menurut anda seperti apakah pendidikan karakter itu? Jawab :

Pendidikan karakter adalah pola pendidikan yang memasukkan atau mengintegralkan nilai-nilai karakter ke dalam pembelajaran maupun kegiatan di sekolah.

b. Apa yang melatarbelakangi adanya kebijakan pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah dan Pondok Pesantren Al-Hikmah Karangmojo?

Jawab :

Karena kami lihat perkembangan teknologi, pergaulan zaman sekarang itu sangat luar biasa. Hal yang tidak terpikirkan di masa saya dulu itu sekarang sungguh luar biasa pengaruhnya pada anak. Bahkan anak SD pun juga ada yang terkontaminasi pengaruh pergaulan dan teknologi. Salah satu cara untuk menghadapi tantangan itu dengan pendidikan karakter.

c. Apa tujuan diadakannya kebijakan pendidikan karakter? Jawab :

Tujuannya adalah untuk membentuk manusia yang berkarakter, berakhlak, sesuai dengan ajaran Islam karena kami di sini pendidikan Islam.

d. Apa saja hasil yang ingin dicapai dari penanaman kebijakan pendidikan karakter?

179 Jawab :

Ketika kami sudah dapat membentuk anak yang berakhlak mulia, religius, serta memiliki ilmu, baik itu ilmu agama maupun ilmu-ilmu yang diberikan di sekolah itu kami dapat mengatakan bahwa kami telah berhasil. Tetapi tidak hanya itu, harapannya ketika kami menanamkan nilai-nilai kebaikan di sekolah maupun di pesantren, tentu harapan dari semua bapak ibu guru maupun ustadz adalah ilmu atau nilai-nilai tersebut dapat ditanamkan sampai ia besok dewasa seperti itu.

e. Sejak kapan sekolah menerapkan kebijakan pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah?

Jawab :

Menurut saya sebenarnya pendidikan karakter itu sudah ada sejak lama, bahkan sebelum saat ini ada wacana tentang pendidikan karakter. Karena sejak dulu juga ada pelajaran PKn dan Agama yang memang di situ muatannya untuk selain mengenalkan nilai-nilai yang baik terhadap anak. Kalau di sekolah ini tentunya sudah ada sejak sekolah ini berdiri, lebih fokusnya setelah sekolah ini menjadi sekolah berbasis pesantren, karena ada nilai-nilai yang dari pusat itu yang harus ada di dalam kegiatan sekolah maupun pesantren.

2. Apa saja program pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah dan Pondok Pesantren Al-Hikmah?

a. Apa saja program pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah? Jawab :

Ada program kedisiplinan seperti misalnya anak harus bangun jam sekian, disiplin sholat 5 waktu. Tadarus, ektrakurikuler, kemudian pembiasaan-pembiasaan di sekolah maupun di pondok pesantren. Kami juga ada 3S (Senyum, Sapa, Salam), ada program-program yang melatih kemandirian siswa seperti memasak, mencuci pakaiannya sendiri, belajar mandiri, belajar kelompok

180

b. Apa saja program pendidikan karakter di Pondok Pesantren Al-Hikmah? Jawab :

Kalau di pondok itu kami ada sholat tahajud, kemudian tadarus di masjid, ada pelajaran pondok, kemudian juga ada pelatihan organisasi untuk santri itu namanya OSAH juga.

a. Nilai-nilai apa yang ditanamkan di SMP Al-Hikmah dan Pondok Pesantren Al-Hikmah?

Jawab :

Nilai-nilai yang ditanamkan itu ada 17 nilai, itu dari seluruh sekolah yang berbasis pesantren pasti ada nilai-nilai tersebut.

3. Bagaimana implementasi kebijakan pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah dan Pondok Pesantren Al-Hikmah?

a. Siapa pendidik dalam pendidikan karakter? Jawab :

Pendidik dalam pendidikan karakter itu menurut saya adalah bukan dari guru tetapi dari anak sendiri. Karena guru itu hanya mengarahkan dan semuanya kembali pada anak. Kalau anaknya memang sudah tidak punya keinginan untuk berbuat baik tetap saja pendidikan karakter itu tidak akan masuk ke dalam ruh/jiwa anak-anak. Kalau guru sejauh pengamatan saya sudah menjadi teladan bagi anak-anak atau peserta didik.

b. Bagaimana strategi pelaksanaan pendidikan karakter? Jawab :

Kan ada pendidikan karakter yang masuk ke dalam pembelajaran, misalnya PAI dan PKn, tetapi dalam pembelajaran yang lain juga harus ada seperti Matematika, IPA, IPS, dan lain sebagainya itu harus memuat nilai-nilai karakter. Kemudian selain pembelajaran yang dari kurikulum nasional, kami juga ada pelajaran yang dari kurikulum pesantren seperti pelajaran Mafludhot, pelajaran Hadist, pelajaran Fiqih, semua itu ada di muatan

181

nilai-nilainya. Seperti misalnya pelajaran Mafludhot itu tentang kata-kata mutiara, kemudian dapat diaplikasikan dengan membuat pidato lalu ditampilkan di depan kelas maupun pada saat upacara. Jadi anak tidak hanya tahu, tidak hanya paham, tetapi juga dapat mengaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.

c. Bagaimana evaluasi dari implementasi kebijakan pendidikan karakter? Jawab :

Kami selalu melakukan evaluasi, evaluasi mingguan, bulanan, maupun per tiga bulan, bahkan per semester juga.

d. Bagaimana peran guru dalam melaksanakan pendidikan karakter? Jawab :

Guru tentunya sebagai teladan dalam pendidikan karakter. Memberikan contoh pada anak-anak.

e. Bagaimana hasil dari pendidikan karakter di sekolah dan di ponpes? Jawab :

Hasilnya tentu belum mencapai 100% baik, tetapi yang jelas bahwa kami sudah berusaha untuk membentuk anak yang memiliki ilmu agama sekaligus juga ilmu dari sekolah. Ilmu-ilmu itu Insya Allah sudah diterapkan di sekolah maupun di pondok. Memang ada anak-anak yang masih bandel tetapi sebagian besar saya kira sudah dapat berperilaku dengan baik.

f. Apa saja faktor pendukung pelaksanaan pendidikan karakter? Jawab :

Yang jelas adalah dari kemauan anak. Ketika anak itu mau mengikuti ritme yang ada di sekolah maupun di pondok tentu anak itu akan menjadi anak yang berakhlak mulia. Karena tentu tugas utama sekolah dan pondok itu

182

agar anak itu menjadi anak yang berakhlak mulia jadi ketika anak mau dan berkeinginan dengan sungguh-sungguh pasti akan menjadi anak yang baik. g. Apa saja faktor pengambat pelaksanaan pendidikan karakter?

Jawab :

Sarana prasarana, karena kami juga dalam hal pembiayaan itu kurang sehingga banyak siswa kadang mengeluh juga tentang fasilitas di pondok.

183

TRANSKRIP WAWANCARA UNTUK GURU

Nama : SRM

Jabatan : Guru/Ustadz

Pengampu Mapel/Kelas : Bimbingan Konseling Hari/Tanggal Wawancara : Kamis, 22 Mei 2014 Waktu Wawancara : 11.30

1. Mengapa ada kebijakan pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah dan Pondok Pesantren Al-Hikmah?

a. Menurut anda, seperti apa pendidikan karakter itu? Jawab :

Menurut saya pendidikan karakter itu adalah pendidikan yang intinya adalah untuk membentuk akhlak mulia atau akhlakul karimah.

b. Apa yang melatarbelakangi adanya kebijakan pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah dan Pondok Pesantren Al-Hikmah Karangmojo?

Jawab :

Sebenarnya di sini itu background anak-anaknya itu anak-anak yang tidak teruntungkan secara ekonomi, geografis, dan sosial. Yang secara ekonomi yang masuk sini itu rata-rata anak-anak menengah ke bawah, dan yang selanjutnya secara sosial ada anak-anak yang bermasalah dalam tanda kutip dalam arti bukan anaknya yang bermasalah tetapi yang pertama adalah dari orangtua misalnya anak yang tidak tahu bapak ibunya, anak yang diasuh neneknya, atau anak yang ditinggal orangtuanya seperti itu. Anak-anak ini adalah anak-anak yang memang membutuhkan pendidikan yang layak makanya di sini sekolah kami gratis. Anak-anak yang di sini ada juga yang tadinya nakal karena ada permasalahan dari orangtua itu atau masalah ekonomi dan sebagainya kemudian kami berusaha untuk membentuk anak-anak ini menjadi anak-anak yang baik serta tahu tentang agama dan berprestasi di sekolah juga.

184 Jawab :

Tujuan kami utamanya adalah pembinaan baik jasmani maupun rohani, dan yang paling kami ingin bentuk adalah membentuk anak yang sesuai sifat Rasul yaitu amanah, fatanah, tabliq, dan sidiq. Ini karakter yang paling ingin kami bentuk di sekolah ini maupun di pondok pesantren. d. Apa saja hasil yang ingin dicapai dari penanaman kebijakan pendidikan

karakter? Jawab :

Jadi yang diinginkan di sistem pendidikan kami itu menciptakan manusia yang seutuhnya dan berkarakter, intelektual dan berketuhanan. Kalau saya menarik kesimpulannya akhlak mulia, intinya itu pendidikan itu untuk membentuk akhlak mulia seperti itu, kalau akhlaknya baik pasti intelektualnya juga bagus.

e. Sejak kapan sekolah menerapkan kebijakan pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah?

Jawab :

Sejak dulu sebenarnya sudah ada. Kalau di SMP kami karena sekolah berbasis pesantren itu berarti tahun 2006 pada saat sekolah ini dikategorikan SBP kemudian kami ada penerapan nilai-nilai yang lebih terfokus pada saat itu.

2. Apa saja program pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah dan Pondok Pesantren Al-Hikmah?

a. Apa saja program pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah? Jawab :

Program pendidikan karakter yang saya lihat itu adalah pembiasaan. Pembiasaan itu karena disini 24 jam ada di kelas dan juga di pondok. Untuk di kelas kalau kaitannya dengan kurikulum nasional itu yang pertama kami membiasakan untuk saling sapa, dan juga tilawah. Kemudian juga ada Asmaul Husna. Pada awal masuk kelas dibiasakan

185

membaca Asmaul Husna. Selain itu juga dimasukkan ke pembelajaran. setiap mata pelajaran harus dimasukkan karakter. Besok juga akan ada program Classmeeting itu untuk melatih kerjasama, kekompakan, kerja keras, kompetisi yang baik. Lalu juga kalau seminggu sekali kami ada kerja bakti dan ada juga rotasi asrama yang ini tujuannya untuk saling mengenal untuk membangun kebersamaan sekaligus rasa toleransi antar santri.

b. Apa saja program pendidikan karakter di Pondok Pesantren Al-Hikmah? Jawab :

Kalau di pondok ada sholat tahajud, sholat 5 waktu berjamaah, tadarus Al-Quran setiap hari, kemudian ada pelajaran pondok juga, lalu juga kegiatan masak bagi perempuan masak sayur, kemudian bagi santri laki-laki masak nasi. Ada kegiatan kerja bakti juga untuk lingkungan, kegiatan baksos, dan sebagainya. Intinya semua itu terintegrasi antara kegiatan sekolah dan juga kegiatan di pondok pesantren.

c. Nilai-nilai apa yang ditanamkan di SMP Al-Hikmah dan Pondok Pesantren Al-Hikmah?

Dokumen terkait