• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMBER CAHAYA

C. SUMBER CAHAYA BUATAN Cahaya atau sinar sudah menjadi

4. Lampu Inframerah

Mencermati kandungan Surah Āli

‘Imrān/3: 190–191 akan membawa para Ulul Albāb menuju informasi ilmu

pe-ngetahuan yang dikemas di balik raha-sia ciptaan-Nya. Ulul Albāb itu adalah para ilmuwan, mereka yang selalu mengingat Allah baik dalam keadaan duduk, berdiri, maupun berbaring, dan tetap beripikir tentang penciptaan la-ngit dan Bumi hingga ia menemukan jawaban bahwa tidak ada satupun cip-taan Allah yang sia-sia. Allah berfirman,

ﮎ ﮍ ﮌ ﮋ ﮊ ﮉ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan Bumi, dan pergantian malam dan siang ter-dapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memi-kirkan tentang penciptaan langit dan Bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha-suci Engkau, lindungilah kami dari azab nera-ka.” (Āli ‘Imrān/3: 190–191)

Penggantian malam dan siang memberitahu kita bahwa di balik sinar Matahari yang berperan dalam kejadi-an sikejadi-ang dkejadi-an malam ada sesuatu ykejadi-ang bisa diambil manfaatnya bagi kehidup-an mkehidup-anusia. Memkehidup-ang, pasti ada mkehidup-an-

man-faat yang lebih besar daripada itu, bu-kan sekadar manfaat fisik-lahiriah, yak-ni menjadi petunjuk atas tanda-tanda keagungan dan kekuasaan Allah. Ka-renanya, Rasulullah menangis ketika menerima wahyu ayat-ayat ini. Beliau pasti sangat memahami makna yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut.

Sejak lama manusia telah mera-sakan kehangatan sinar Matahari tan-pa mengetahui penyebab rasa hangat itu. Bahkan, kurang dari 200 tahun yang lalu, keberadaan inframerah, pe-nyebab kehangatan itu, sebagai bagian dari spektrum elektromagnetik tidak pernah dicurigai. Adalah penemuan tidak sengaja Sir William Herschel, as-tronom kerajaan Inggris, yang menjadi awal mula penemuan sinar inframerah olehnya pada 1800. Dalam pengujian sampel, ia menemukan indikasi adanya beberapa sampel kaca yang melewat-kan sangat sedikit panas matahari, se-mentara yang lain melewatkan begitu banyak panas yang berisiko merusak mata. Peneliti Italia, Landriani, juga melihat efek yang sama pada 1777.

Ketika mengungkapkan temuan-nya ini, Herschel menyebut bagian dari spektrum elektromagnetik ini sebagai thermometrical spectrum. Ia menemu-kan bahwa titik maksimumnya terletak jauh melampaui akhir warna merah, da-lam apa yang dikenal saat ini sebagai panjang gelombang inframerah.

Ironis-nya, bertentangan dengan pendapat populer, istilah inframerah bukan ber-asal dari Herschel. Kata tersebut mulai muncul di media cetak sekitar 75 tahun kemudian.

Pada 1830, ilmuwan Italia berna-ma Melloni membuat penemuan besar bahwa batu alami garam atau NaCl (yang cukup besar tersedia dalam kris-tal alam untuk dibuat menjadi lensa dan prisma) sangat transparan terha-dap inframerah. Hasilnya, garam batu menjadi bahan utama optik inframerah, sampai kemudian ditemukan kristal sin-tetis yang berkembang pada 1930-an.

Dalam ilmu fisika sinar inframerah (infrared) terdefinisi sebagai sinar elektromagnet yang memiliki panjang gelombang di atas cahaya tampak (380–700 nm), yakni berada pada dae-rah panjang gelombang 0,75–1.000 µm, atau pada bilangan gelombang 13.000–10 cm-1, atau berada pada dae-rah frekuensi 1011–1014 Hz.

Sebutan inframerah berarti bawah merah (infra dalam bahasa Latin ber-arti bawah), sementara merah meru-pakan warna dari cahaya tampak de-ngan gelombang terpanjang. Sinar in-framerah merupakan cahaya yang ti-dak tampak. Ia hanya dapat dideteksi melalui detektor. Dilihat dengan spek-troskop cahaya, radiasi cahaya infra-merah akan tampak pada spektrum elektromagnet dengan panjang

ge-itu, sinar inframerah sering disebut sebagai gelombang radiasi panas. Se-bagian besar energi matahari yang sampai ke Bumi pun berupa sinar in-framerah. Sinar matahari langsung yang berkekuatan 93 lumens/watt flux radian mengandung sinar inframerah (47%), cahaya tampak (46%), dan sinar ultraviolet (6%) .

Diketahui juga bahwa panjang ge-lombang inframerah berbanding ter-balik dengan suhu. Karenanya, ketika suhu naik maka panjang gelombang akan menurun, bergeser ke arah infra-merah jarak dekat. Sinar infrainfra-merah tidak berbahaya karena energinya ti-dak sebesar cahaya ultraviolet, tetapi dia dapat membangkitkan panas yang dapat digunakan dalam berbagai ma-cam tujuan.

lombang di atas panjang gelombang cahaya merah. Ia tidak akan tampak oleh mata, namun radiasi panas yang ditimbulkannya dapat dirasakan. Saraf pada kulit manusia dapat merasakan perbedaan suhu, tetapi tidak dapat mendeteksi sinar inframerah. Selain ti-dak dapat dilihat oleh mata telanjang, sinar inframerah tidak dapat menem-bus materi meskipun materi itu tran-sparan atau tembus pandang.

Sinar infamerah dihasilkan oleh elektron dalam molekul-molekul yang bergetar karena benda dipanaskan.

Setiap benda yang bersuhu di atas nol Kelvin pasti memancarkan radiasi inframerah, seperti cahaya api, cahaya matahari, cahaya lampu, radiator ken-daraan, pantulan jalan aspal yang ter-kena panas, dan sejenisnya. Karena

Gambar 3.20

Foto seekor anjing diambil dengan cahaya inframerah menengah (MIR).

(Sumber: id.wikipedia.org)

Berdasarkan panjang gelombang-nya sinar inframerah dapat dibedakan masing-masing sebagai berikut.

1. Inframerah jarak dekat (NIR, near infrared), dengan panjang gelom-bang 0,75–2,5 µm; banyak diguna-kan untuk pencitraan pandangan malam seperti pada nightscoop, bi-dang farmasetika, diagnostik me-dis, ilmu pangan dan agrokimia (terutama yang terkait pengujian kualitas), riset mesin bakar, dan spektroskopi dalam astronomi;

2. Inframerah jarak menengah (MIR, medium infrared) dengan panjang gelombang 2,50–50 µm; banyak digunakan pada berbagai alarm.

3. Inframerah jarak jauh (FIR, far infrared) dengan panjang gelom-bang 50–1.000 µm; banyak diguna-kan pada alat-alat kesehatan, yang kemudian dikembangkan lagi pada bidang-bidang lain, seperti

kea-manan bandara berupa pengecek-an senjata biasa, senjata kimia, sen-jata biologi, serta sensen-jata lainnya.

Inframerah gelombang panjang (FIR) memiliki frekuensi sekitar 0,1–10 x 1012 Hz. Inframerah seperti ini sering disebut sebagai gelom-bang Tera (THz). Pada spektrum elektromagnetik, FIR atau gelom-bang Tera ini terletak antara infra-merah pada umumnya dengan ge-lombang mikro.

D. SUMBER CAHAYA HEWANI