• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang mengandung nilai-nilai pentinganya melakukan evaluasi, diantaranya:

1. Surat Al Qoff ayat 17-18

( ٌديِعَق ِلاَمِّشلا ِنَعَو ِينِمَيْلا ِنَع ِناَيِّقَلَ تُمْلا ىَّقَلَ تَ ي ْذِإ

ٔ1

ٍلْوَ ق ْنِم ُظِفْلَ ي اَم )

ٌديِتَع ٌبيِقَر ِوْيَدَل َّلَِّإ

(

ٔ1

)

ٖ5 Artinya:

“(yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri”. (QS. Al Qoff ayat 17)

“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir”. (QS. Al Qoff ayat 18)

Dari ayat di atas, Allah menerangkan bahwa walaupun ia mengetahui setiap perbuatan hamba-hambanya, namun ia memerintahkan dua malaikat untuk mencatat segala ucapan dan perbuatan hamba-hambanya, padahal ia sendiri lebih dekat dari pada urat leher manusia itu sendiri seperti yang telah disebutkan oleh ayat sebelumnya. Malaikat itu ada di sebelah kanan mencatat kebaikan dan yang satu lagi di sebelah kirinya mencatat kejahatan.36

Ayat ini juga menerangkan bahwa tugas yang dibebankan kepada kedua malaikat itu ialah bahwa tiada satu kata pun yang diucapkan

35

Al-Qur’an, 50: 17;18

36

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan tafsirnya (Edisi yang disempurnakan), Jakarta: Widya Cahaya, 2011, 439

seseorang kecuali disampingnya malaikat yang mengawasi dan mencatat perbuatannya. Pengawasan tersebut bukan bertujuan untuk mencari kesalahan atau menjerumuskan yang diawasi, tetapi justru sebaliknya. Bila ditinjau kembali makna raqib dari segi bahasa, karena itu, para malaikat pengawas yang menjalankan tugasnya mencatat amal-amal manusia atas perintah allah, tidak atau belum mencatat niat niat buruk seseorang sebelum niat itu diwujudkan dalam bentuk perbuatan. Berbeda dengan niat baik seseorang, niat dicatat sebagai kebaikan walaupun dia belum diwujudkan dan dilaksanakan.37

Pengawasan disini dalam manajemen sering disebut Controling , merupakan kegiatan manajemen evaluasi yang mana segala gerak gerik objek evaluasi diawasi betul oleh pelaku evaluasi secara detail dan rinci kemudian dicatat hasil pengawasannya yang kemudian akan dianalisis lebih lanjut untuk memperoleh informasi secara benar dan valid.

2. Surat Al- Zalzalah ayat 7-8

ةرذ لاقثم لمعي نمف

( هاري ايرخ

1

هاريارش ةرذ لاقثم لمعي نمو )

(

1

)

Artinya:

“maka barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dharrah niscaya dia akan melihatnya.” (QS Al Zalzalah ayat 7)

“Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dharrah sekalipun, niscaya dia akan melihatnya pula.” (QS Al Zalzalah ayat 8)

37

M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an vol 15,

Dalam ayat tersebut diberitahukan bahwa mereka masing-masing menyadari bahwa semua diperlakukan secara adil, maka barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dharrah yakni butir debu sekalipun, kapan dan dimanapun niscaya dia akan melihatnya. Dan demikian juga sebaliknya barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dharrah sekalipun, niscaya dia akan melihatnya pula.

Kata dharrah ada yang memahaminya dalam arti semut yang kecil pada awal kehidupannya, atau kepala semut, ada juga yang menyatakan dia adalah debu yang terlihat beterbangan di celah cahaya matahari yang masuk melalui lubang dan jendela. Sebenarnya kata ini digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang terkecil, sehingga apapun makna kebahasaannya, yang jelas ayat ini adalah menegaskan bahwa manusia akan melihat amal perbuatannya sekecil apapun amal itu.38

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa ayat tersebut menganjurkan kepada kita untuk melakukan evaluasi yang berupa penilaian yang semestinya dilakukan dengan adil dan benar sesuai dengan kadar yang ditentukan. Segala apa yang dilihat walaupun kecil kadarnya itu merupakan wujud aplikatif dari controlling atau pengawasan yang merupakan bagian dari evaluasi pula. Pada intinya segala apa yang dikerjakan manusia akan ada nilai (penilaian nya), baik itu kecil ataupun besar, masing-masing diberlakukan sama sesuai dengan apa yang dilakukannya. Jika dianalogikan kepada pembahasan penelitian ini, setiap peserta didik akan mendapatkan

38

M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an vol 15,

nilai atau hasil sesuai dengan kerja keras atau hasil kesungguhan belajar masing-masing peserta didik.

3. Hadits Terkait

نعف

ل

الله لم نع ، مهرع الله يض س بع نج

ك بت ،هج نع يلاي ميف

،ىلعتل

ل س

نا نمف : ك ذ نٌج ثم ،ت ئيس لل ت رسلحل :يرك الله ند" :

ه رع الله هبيرك هلمعف به نا ندل , لج ك رسح ه رع هبيرك هلمعي نالف رسبح

نالف ئيسج نا ندل ، نًثك ف عضأ لىد فعض ئ معب لىد ت رسح اشع

الله هبيرك هلمعف به نا ندل ، لج ك رسح ه رع الله هبيرك هلمعي

ئي

)نالسجل ي خب ل هلل ." حلل

Artinya:

“Dari ibn abbas RA.dari Rasulullah SAW sebagaimana dia riwayatkan dari rabbnya yang maha tinggi: “sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut: siapa yang ingin melaksanakan kebaikan kemudian dia tidak mengamalkannya, maka dicatat disisinya sebagai suatu kebaikan penuh. Dan jika dia berniat melakukannya dan kemudian melaksanakannya maka allah akan mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat bahkan hingga kelipatan yang banyak. Dan jika dia berniat melaksanakan keburukan kemudian dia tidak melaksanakannya maka baginya satu kebaikan penuh, sedangkan jika dia berniat kemudian dia melaksanakannya, maka allah mencatatnya sebagai satu keburukan.” (HR. Bukhari Muslim).

Hadis Qudsi di atas menunjukkan kemurahan dan kasih sayang Allah yang sempurna kepada manusia. Allah menjelaskan bahwa Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan. Lalu memerintah malaikat pencatat amal untuk mencatat keinginan kita berbuat kebaikan dengan satu pahala kebaikan walaupun kita belum melaksanakannya. Sebaliknya bila kita berkeinginan berbuat keburukan dan dosa namun tidak melaksanakannya karena takut kepada allah maka dicatat sebagai suatu kebaikan.

Ketentuan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Allah terhadap makhluknya tidak akan menyalahi aturan yang ditetapkan sehingga tidak ada orang yang teraniaya atau dirugikan. Kesalahan hanya dihitung sesuai dengan jumlah kesalahan (dosa), tetapi kebaikan dihitung berlipat ganda, kebaikan satu diberi nilai 10 sampai 700 berarti nilai minimal kebaikan adalah B (baik).39

Dari beberapa landasan dan paparan di atas, telah jelas bahwa Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan evaluasi dalam hal apapun. Evaluasi digunakan untuk melakukan perbaikan, dan mengintropeksi diri dari kesalahan-kesalahan yang perlu diperbaiki, dan apabila sudah baik maka evaluasi digunakan untuk meningkatkan kembali kualitas diri dan mengembangkan potensi diri. Evaluasi juga mengajarkan tiap manusia untuk bertindak secara adil, masing-masing individu bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya. Termasuk dalam konteks Pendidikan, siswa bertanggung jawab dengan apa yang siswa usahakan selama proses belajarya. Hasil

39

evaluasi bisa dijadikan acuan untuk siswa dalam melakukan perbaikan diri menjadi lebih baik dan berkualitas.

C. Konsep Kurikulum 2013