• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Rumusan Hipotesis

Menurut Martono (2014:67) hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti di bawah dan thesa yang berarti kebenaran. Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara yang kebenarannya masih harus diuji atau rangkuman simpulan teoritis yang dieroleh dari tinjauan pustaka. Hipotesis juga merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.

Sektor pertambangan memiliki karakter yang sangat dipengaruhi harga minyak dunia. Jika harga minyak dunia naik, harga komoditas lain seperti emas, perak, batu bara cenderung ikut menanjak. Pengaruh paling banyak ada di batu bara sebagai subtitusi dari minyak dunia. Menurut Wira (2011:27). Andri Hardianto pengamat komoditas dalam surat kabar online (investasi.kontan.co.id, selasa 19/01/2016) mengatakan “Minyak itu investasi utama dalam bentuk komoditas, ketika kepercayaan pasar rontok terhadap minyak maka harga komoditas lainnya pun ikut berguguran”. Harga minyak dunia yang turun akan menurunkan harga produk tambang sehingga laba perusahaan tambang menurun dan akan tercermin dari nilai sahamnya yang turun. Penurunan nilai saham industri pertambangan akan membuat Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan menurun. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Intan (2013) dengan periode pengamatan 2008-2012, mengatakan adanya pengaruh positif pada harga minyak dunia terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan. Peningkatan pendapatan pada perusahaan dapat menggerakkan harga saham lewat sentimen positif investor. Sehingga Indeks Harga

Saham Sektor pertambangan ikut meningkat mengikuti peningkatan harga minyak dunia.

Perusahaan tambang yang sangat membutuhkan sumber daya asing seperti teknologi impor dan modal asing akan sangat sensitif dengan perubahan kurs Rupiah. Kurs Rupiah yang melemah secara tidak langsung akan meningkatkan utang luar negeri dan biaya belanja modal asing. Menurut Arifin (2007:119) kalau pos hutang bertambah maka dampaknya adalah pengurangan pos laba bersih yang akhirnya berdampak pada pembagian deviden. Jika ini terjadi maka kondisi fundamental perusahaan akan kurang menguntungkan. Dampaknya akan banyak investor yang melepas sahamnya dan terjadilah penurunan harga. Fenomena ini mengatakan bahwa adanya pengaruh negatif kurs Rupiah terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan. Kondisi ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Seto (2016) dengan periode pengamatan 2008-2012 yang mengatakan bahwa adanya pengaruh negatif kurs Rupiah terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan .

Maka hipotesis dapat dikemukakan sebagai berikut :

H1: Harga minyak dunia dan kurs Rupiah secara simultan mempunyai pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode November 2014 – November 2016.

H2: Harga minyak dunia secara parsial mempunyai pengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode November 2014 – November 2016.

H3: Kurs Rupiah secara parsial mempunyai pengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia

periode November 2014 – November 2016.

40 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan jenis penelitiannya, penelitian ini merupakan penelitian konklusif. Menurut Kuncoro (2011:175) penelitian konklusif adalah penelitian untuk menguji atau membuktikan sesuatu dan untuk membantu peneliti dalam memilih tindakan khusus selanjutnya. Penelitian ini bersifat kausalitas, yaitu peneliti berupaya meneliti seberapa jauh faktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi suatu variabel, sehingga tujuan analisis yang tepat adalah uji hipotesis. Uji hipotesis berguna untuk menarik suatu kesimpulan dan untuk melakukan generalisasi terhadap populasi.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah industri pertambangan yang tercatat di BEI (Bursa Efek Indonesia) periode November 2014 – November 2016.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan, harga minyak dunia dan kurs Rupiah periode November 2014 – November 2016.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu penelitian adalah 10 November 2017 sampai 15 April 2018.

2. Tempat penelitian dilakukan di Ruang Galeri Investasi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

D. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat (nilai dari orang, objek, atau kegiatan) yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua variabel yaitu sebagai berikut :

a. Variabel Bebas

Variabel independen adalah variabel yang berfungsi menerangkan atau mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen yang digunakan, yaitu harga minyak dunia dan kurs Rupiah

b. Variabel Terikat

Variabel dependen adalah variabel yang diterangkan atau mendapat pengaruh dari variabel lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel dependen yaitu Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan.

2. Definisi Variabel

a. Indeks harga saham sektor pertambangan

Indeks harga saham adalah indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu (Darmadji dan Frakhruddin, 2011:129). Indeks harga saham yang dimaksud adalah indeks yang diperoleh dari seluruh harga saham sektor pertambangan yang tercatat di BEI. Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan mencerminkan pergerakan harga saham di bursa pada sektor pertambangan. Menurut Hartono (2015:157) Indeks Sektor pertambangan dikenalkan pada tanggal 2 Januari 1996.

b. Harga Minyak

Harga minyak dunia adalah harga minyak yang diukur dengan harga spot pasar minyak dunia. Harga Minyak yang dimaksud adalah harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) atau light-sweet.

Minyak WTI Mengandung sulfur yang rendah sehingga mudah untuk dibuat bensin. Minyak mentah West Texas Intermediate menjadi patokan harga minyak mentah dunia karena memiliki kualitas minyak mentah yang tinggi (USEconomy www.thebalance.com).

c. Kurs Rupiah

Nilai tukar (Kurs Rupiah) atau exchange rates menunjukkan banyaknya unit mata uang yang dapat dibeli atau ditukar dengan satuan mata uang lain. Sudah menjadi kesepakatan umum bahwa nilai tukar mata uang asing dinyatakan berdasarkan Dolar Amerika atau Dollar basis (Sartono, 2010:467-468). Karena Dolar Amerika telah menjadi semacam mata uang internasional maka mau tidak mau setiap negara harus mengandalkan mata uang ini (Arifin, 2007:120).

E. Definisi Operasional

Untuk mengetahui pengaruh harga minyak dunia dan kurs Rupiah terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu definisi operasional dari harga minyak dunia, kurs Rupiah dan Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan.

1. Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan

Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan adalah indeks yang diperoleh dari seluruh harga saham sektor pertambangan yang tercatat di BEI.

Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan menunjukkan pergerakan harga saham di bursa pada sektor pertambangan. Pengukuran yang digunakan adalah dalam satu satuan poin, dan data yang diperoleh merupakan data Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan pada saat harga penutupan (closing price) per bulan selama periode November 2014 – November 2016

yang diambil dari website resmi penyedia iformasi investasi Investeing (investing.com).

2. Harga minyak dunia

Harga minyak dunia yang digunakan adalah harga minyak West Texas Intermediate (WTI). Barrel adalah satuan unit pengukuran minyak mentah yang umumnya dipasangkan dengan kurs Dolar. Pemilihan Dolar sebagai pasangannya karena Dolar merupakan mata uang internasional. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data penutupan tiap bulan selama periode November 2014 – November 2016 yang dipublikasikan investing (www.investing.com).

3. Kurs Rupiah

Kurs Rupiah yang digunakan dalam penelitian ini adalah titik tengah Kurs Transaksi BI USD/IDR menggunakan Kurs Referensi (JISDOR).

JISDOR merupakan harga spot USD/IDR yang disusun berdasar transaksi valuta asing antar bank, yang datanya diperoleh secara real time melalui Sistem Monitoring Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah (SISMONTAVAR) di Bank Indonesia. JISDOR dibentuk berdasarkan rata-rata tertimbang dari volume seluruh transaksi USD/IDR antar bank dalam r rentang waktu pukul 08.00 – 09.45 WIB. JISDOR diumumkan tepat pukul 10.00 WIB pada website resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id). Penelitian

menggunakan data kurs tengah Rupiah per bulan selama November 2014 – November 2016. Data akan diambil dari Bank Indonesia (www.bi.go.id).

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Martono (2014:76) populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dapat didefinisikan sebagai keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan dari tanggal 2 Januari 1996 hingga 30 November 2016 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

2. Sampel

Menurut Martono (2014:76) sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Atau, sampel dapat didefinisikan sebagai anggota populasi yang dipilih mengggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi. Sampel yang diambil adalah data Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan tiap bulannya selama periode November 2014 – November 2016.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut Kuncoro (2011:119) purposive sampling adalah metode pengambilan sampel secara non-probabilitas dimana sampel dipilih berdasarkan penelitian terhadap beberapa karakter anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian. Menurut Martono (2014:81) purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan periode November 2014 – November 2016 menjadi sampel dalam penelitian ini karena industri pertambangan mengalami fluktuasi nilai saham yang tinggi pada periode tersebut. Hal ini tercermin dari Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan yang mengalami penurunan yang dramatis dan terjadi pembaikan setelahnya. Harga minyak dunia menjadi faktor yang sangat mempengaruhi sektor pertambangan juga mengalami fluktuasi yang tinggi yaitu penurunan yang dramatis selama periode November 2014 – Desember 2015 dan recovery pada bulan setelahnya hingga November 2016. Hal ini disebabkan terutama karena pengaruh dari negara-negara besar penghasil minyak sehingga penawaran dan pemintaan akan minyak dunia bergejolak. Hal lainnya adalah kurs Rupiah yang juga berfluktuasi dimana cenderung melemah pada periode tahun 2014 november hingga desember 2015 dan menguat setelahnya di sepanjang tahun 2016.

H. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau diolah lebih lanjut oleh pihak lain. Berikut tabel sumber data :

Tabel III. 1 Sumber data

No Data Sumber Data

1 Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan

www.investing.com

2 Harga Minyak Dunia www.investing.com

3 Kurs Rupiah www.bi.go.id (Bank Indonesia)

I. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Teknik Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan suatu metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mengetahui berbagai pengetahuan atau teori yang berhubungan dengan masalah penelitian melalui telaah pustaka, eksplorasi dan mengkaji berbagai literatur pustaka. Dalam hal ini peneliti memperoleh data dari buku-buku pustaka, surat kabar online, jurnal dan berbagai literatur lainnya yang menjadi referensi serta yang sesuai dengan penelitian.

2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan cara peneliti mengumpulkan data dengan melihat catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dengan demikian diharapkan akan dapat menjawab persoalan penelitian dan memperkaya literatur untuk menunjang data kuantitatif yang diperoleh. Metode dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder yang dipublikasikan oleh pemerintah yaitu dari Bank Indonesia (www.bi.go.id) dan penyedia informasi investasi yaitu Investing (www.investing.com).

J. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan tiga tahap teknik analisis data. Tahap pertama adalah statistic deskriptif, keuda uji asumsi klasik dan tahap ketiga adalah uji hipotesis.

1) Statistik Deskriptif

Deskripsi data secara grafis dilakukan untuk mengenali pola sejumlah data dan merangkum informasi yang terdapat dalam data tersebut. Secara umum bidang studi statistik adalah menyajikan data dalam bentuk tabel dan grafik, kemudian meringkas dan menjelaskan distribusi data dalam bentuk tendensi sentral, variasi dan bentuk (Santoso, 2000:11-12).

2) Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengatahui apakah penaksir dalam regresi merupakan penaksir kolinear tak bias terbaik. Untuk memperoleh persamaan yang paling tepat digunakan parameter regresi yang dicari dengan metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square. Metode ini mencakup uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi dan uji linearitas.

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011:160) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal.

Untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak digunakan uji statistic. Uji statistic yang digunakan adalah uji statistic non-parametrik Kologrov-Smirnov (K-S).

Kriteria penerimaan Ho apabila analisis Kolmogorov-Smirnov (1-Sample K-S) adalah sebagai berikut :

1) Apabila nilai Asymptonic Significance ≥ 5% berarti data residual berdistribusi normal

2) Apabila nilai Asymptonic Significance < 5% berarti data residual tidak berdistribusi normal

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adannya korelasi antar variabel bebas.

Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.

Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolelir (Ghozali, 2011:105).

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena gangguan pada seorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas Autokorelasi (Ghozali, 2011:110-111).

Penelitian ini menggunakan uji Statistic Q atau Box – Pierce dan Ljung Box. Uji ini digunakan untuk melihat terjadi atau tidaknya Autokorelasi dengan 16 lag. Taraf nyata yang digunakan adalah 5%.

Kriteria ada tidaknya autokorelasi dengan uji Q atau Box – Pierce dan Ljung Box adalah apabila lag lebih dari dua, maka terjadi autokorelasi,

sedangkan apabila lag berjumlah dua atau kurang dari dua, maka dikatakan tidak ada autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2011:139) alat uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka hal tersebut disebut homokedastisitas dan jika varians berbeda disebut sebagai heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser yaitu dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel bebas. Model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas apabila probabilitas signifikannya di atas taraf nyata 5%.

e. Uji Linearitas

Sudjana (2005:331) menyatakan bahwa uji lineritas regresi digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya suatu variabel terhadap variabel yang lain. Menurut Alhusin (2003:171) uji linieritas digunakan untuk mengetahui korelasi antara variabel independen dan variabel dependen. Apabila dari hasil uji linieritas didapatkan kesimpulan bahwa antara variabel terjadi linieritas maka akan menggunakan teknik analisis regresi linier. Dikatakan linier adalah variabel yang apabila terjadi perubahan pada suatu variabel maka variabel yang lain akan mengikuti

perubahan tersebut secara proporsional. Uji Linearitas dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan scatter plot graph. Keputusan hubungan antara variabel independen dan dependen dapat dikatakan linear dengan pendekatan scatter plot graph apabila lingkaran kecil pada grafik memiliki jarak yang relatif dekat dengan garis (line).

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk menentukan hipotesis mana yang akan diterima. Dengan uji hipotesis ini pula rumusan masalah akan dapat ditemukan penyelesaiannya. Dalam penelitian ini digunakan beberapa uji hipotesis yaitu :

a) Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Subagyo dan Djarwanto (2011:270) Regresi Linear Berganda adalah suatu prediksi (ramalan) tentang besarnya nilai Y (variabel dependen) berdasarkan nilai X tertentu (variabel independen). Hubungan antara variabel-variabel merupakan hubungan regresional yang berarti bahwa tidak ada nilai Y tertentu untuk nilai X tertentu, terdapat banyak kemungkinan nilai Y untuk nilai X tertentu karena nilai Y dipengaruhi oleh banyak variabel X.

Menurut Sujarweni (2015:160) analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Adapun bentuk model yang akan diuji dalam penelitian ini adalah

𝑌 = 𝑎 + 𝛽1𝑋1+ 𝛽2𝑋2+ 𝑒 Keterangan :

Y = Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan 𝛽1,𝛽2 = Koefisien Regresi

𝑋1 = Harga minyak dunia 𝑋2 = Kurs Rupiah

e = disturbance error (faktor pengganggu/residual)

b) Uji Signifikan Simultan (Uji F-Statistik)

Menurut Sujarweni (2015:162) uji F adalah pengujian signifikansi persamaan yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F kritis (Ftabel) dengan nilai Fhitung yang terdapat pada tabel analysis of variance.

Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut :

1) Menentukan Hipotesis nol (H0) dan hipotesa alternatif (Ha):

Hipotesis nol yang diuji adalah :

𝐻0 : 𝛽1 = 𝛽2 = 0. Harga minyak dunia dan kurs Rupiah secara simultan tidak mempunyai pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode November 2014 – November 2016.

Ha : Paling sedikit satu nilai 𝛽1,…., 𝛽12 ≠ 0 atau

Ha : Tidak semua 𝛽1, 𝛽2 = 0 Harga minyak dunia dan kurs Rupiah secara simultan mempunyai pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode November 2014 – November 2016.

2) Menentukan taraf nyata (significant level) dengan simbol α.

Taraf nyata dalam penelitian ini adalah 5%.

3) Menentukan statistik uji yang akan dipergunakan, penelitian ini menggunakan distribusi F hitung, diperoleh dari SPSS 23.

4) Menentukan kriteria yang dijelaskan sebagai berikut :

(a) H0 diterima apabila Fhitung ≤ F tabel

(b) H0 ditolak apabila Fhitung > Ftabel

5) Kesimpulan

(a) Jika H0 diterima berarti harga minyak dunia dan kurs Rupiah secara simultan tidak mempunyai pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode November 2014 – November 2016

(b) Jika H0 ditolak berarti harga minyak dunia dan kurs Rupiah secara simultan mempunyai pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode November 2014 – November 2016.

c) Uji parsial (Uji t)

Uji Parsial ( Uji t) Uji statistik t adalah uji yang menunjukkan pengaruh satu varibel penjelas secara individual dalam menerangkan variabel-varibel terikat (Kuncoro 2001:81). Uji t dilakukan untuk menguji tingkat signifikan pengaruh harga minyak dunia dan kurs Rupiah secara parsial terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di BEI pada periode November 2014 – November 2016. Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :

1) Menentukan Hipotesis nol (H0) dan hipotesa alternatif (Ha):

H01; 𝛽1 ≤ 0 : Harga minyak dunia tidak mempunyai pengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode November 2014 – November 2016.

Ha1; 𝛽1 > 0 : Harga minyak dunia mempunyai pengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode November 2014 – November 2016.

H02; 𝛽2 ≥ 0 : Kurs Rupiah tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode November 2014 – November 2016.

Ha2; 𝛽2 < 0 : Kurs Rupiah mempunyai pengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode November 2014 – November 2016.

2) Menentukan level of significance α (alpha) yang digunakan, α = 5%.

Dalam penelitian ini level of significance atau tingkat signifikansinya sebesar 0,05 dengan df= n-k -1 (k adalah jumlah variabel independen).

3) Menentukan thitung dengan menggunakan alat analisis atau rumus

𝑡𝑖 = 𝑏𝑖

𝑠𝑏𝑖

Keterangan

Ti = thitung koefisien variabel i bi =koefisien regresi i

sbi = standard d error dari variabel

4) Menentukan kriterira uji t

(a) untuk variabel harga minyak dunia (1) H0 diterima apabila t hitung < t tabel (2) H0 ditolak apabila t hitung ≥ t tabel

(b) untuk variabel kurs Rupiah

(1) H0 diterima apabila t hitung > -t tabel (2) H0 ditolak apabila t hitung ≤ -t tabel

5) Membuat keputusan

(a) Variabel Harga Minyak Dunia

(1) Jika H01 diterima berarti harga minyak dunia tidak mempunyai pengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode November 2014 – November 2016.

(2) Jika H01 ditolak maka harga minyak dunia mempunyai pengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode November 2014 – November 2016.

(b) Variabel Kurs Rupiah

(1) Jika H02 diterima berarti kurs Rupiah tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode November 2014 – November 2016.

(2) Jika H02 ditolak maka kurs Rupiah mempunyai pengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode November 2014 – November 2016.

d) Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Menurut Sujarweni (2015:164) koefisien determinasi (Adjusted R Square) digunakan untuk mengetahui persentase perubahan variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Jika Adjusted R Square semakin besar, maka persentase perubahan variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen semakin tinggi. Jika Adjusted R Square semakin kecil, maka persentase perubahan variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen

semakin rendah.

59 BAB IV

GAMBARAN UMUM

INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN

A. Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan

Menurut (Jogiyanto 2015:157) Indeks Sektoral sejak dikenalkan pada tanggal 2 januari 1996 dengan tanggal basis data Desember 1996. Nilai basis untuk masing-masing sektor adalah 100. Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan merupakan salah satu dari sembilan sektor yang terdapat di Indeks Sektoral. Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan diperoleh dari seluruh harga saham sektor pertambangan yang tercatat di BEI. Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan mencerminkan pergerakan harga saham di bursa pada sektor pertambangan.

B. Perusahaan-Perusahan yang tergabung di Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan (www.sahamok.com)

1. Sub Sektor Minyak dan Gas

Tabel IV. 1

Sub Sektor Minyak dan Gas

No Kode Saham Nama Emiten

6 MEDC Medco Energi International Tbk 7 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk

2. Sub Sektor Batu-batuan

Tabel IV. 2 Sub Sektor Batu-batuan

No Kode Saham Nama Emiten

1 CTTH Citatah Tbk

2 MITI Mitra Investindo Tbk

3. Sub Sektor Logam dan Mineral Lainnya Tabel IV. 3

Sub Sektor Logam dan Mineral Lainnya

No Kode Saham Nama Emiten

1 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk

2 CITA Cita Mineral Investindo Tbk

3 DKFT Central Omega Resources Tbk

3 DKFT Central Omega Resources Tbk

Dokumen terkait