• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan sosiologis dimana dalam sosiologi yang menjadi obyek utamanya adalah masyarakat, dengan melihat dari sudut hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat. Dalam penelitian ini digunakan paradigma yang berlaku dalam ilmu sosiologi. Paradigma merupakan hal yang sangat penting dalam ilmu pngetahuan karena paradigma merupakan kesatuan konsensus yang terluas. Secara lebih jelas, George Ritzer merumuskan paradigma sebagai berikut, “Pandangan dasar dari ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang mestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan (dicipline).

Selanjutnya Ritzer membagi paradigma menjadi 3 yaitu paradigma fakta sosial, paradigma definisi sosial dan paradigma perilaku sosial. Sedangkan paradigma yang dipakai dalam penelitian ini adalah paradigma perilaku sosial. Ada dua teori yang termasuk ke dalam paradigma perilaku sosial yaitu :

1) Behaviour Sociology; 2) Teori Exchange.

Berkaitan dengan ini, perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat bantaran sungai adalah bagian dari behavioral sociology.

Paradigma perilaku Sosial memusatkan perhatiannya kepada antar hubungan antara individu dan lingkungannya yang terdiri atas bermacam-macam obyek sosial dan non sosial. Pokok persoalannya adalah tingkah laku individu yang berlangsung dalam hubungannnya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan akibat-akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan yang menimbulkan perubahan terhadap tingkah laku.

Teori ini dikembangkan oleh Burrhus Frederic Skinner yang lahir 20 Maret 1904, di kota kecil Pennsylvania Susquehanna. Skinner mengadakan pendekatan behavioristik untuk menerangkan tingkah laku. Teori ini biasa juga disebut Teori belajar dalam Ilmu Psikologi. Konsep dasar dari teori ini adalah penguat / ganjaran (reward). Teori ini lebih menitikberatkan pada tingkah laku aktor dan lingkungan.

Bagi Skinner, respon muncul karena adanya penguatan. Ketika dia mengeluarkan respon tertentu pada kondisi tertentu, maka ketika ada penguatan atas hal itu, dia akan cenderung mengulangi respon tersebut hingga akhirnya dia berespon pada situasi yang lebih luas. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan.

senantiasa ingin mendapatkan keuntungan dari interaksi tersebut. Manusia tidak bertindak secara rasional sepenuhnya, tapi senantiasa berfikir untung rugi pada saat berinteraksi walau manusia tidak memiliki info yang cukup untuk mengembangkan alternatif, tapi dapat menggunakan info yang terbatas tersebut untuk mengembangkan alternatif guna memperhitungkan untung rugi.

Manusia terbatas, tapi dapat berkompetisi untuk mendapat keuntungan. Walau manusia senantiasa berusaha mendapat keuntungan dari hasil interaksi, tapi mereka dibatasi oleh sumber-sumber yang tersedia. Manusia berusaha memperoleh wujud materi tapi mereka melibatkan dan menghasilkan sesuatu yang non materi (benci, suka, dll).

Ada 5 bentuk Perilaku Sosial yaitu : a. Proposisi keberhasilan

Jika tindakannya sering mendapatkan ganjaran, maka semakin sering dilakukan

b. Proposisi stimulus

Jika stimulus merupakan kondisi dimana seseorang mendapatkan ganjaran, maka semakin besar kemungkinan untuk mengulangi seperti pada waktu lalu

Semakin bermanfaat maka semakin sering kemungkinan tindakan tersebut diulangi

d. Proposisi kejenuhan kerugian

Semakin sering seseorang mendapatkan ganjaran yang isitimewa, maka bagian yang lebih mendalam dari ganjaran tersebut mejadi kurang bermakna bagi orang lain

e. Proposisi persetujuan dan perlawanan

Jika tidak mendapat ganjaran atau hukuman yang tidak diharapkan, ia akan marah dan semakin besar kemungkinan orang tersebut akan melakukan perlawanan dan hasil tingkah lakunya makin berharga bagi dirinya. Jika dapat ganjaran atau lebih, maka akan menunjukan tingkah laku persetujuan. Dan hasil tingkah lakunya semakin berharga baginya

f.1 Asumsi Dasar

1. Behavior is lawful (perilaku memiliki hukum tertentu) 2. Behavior can be predicted (perilaku dapat diramalkan) 3. Behavior can be controlled (perilaku dapat dikontrol)

Berdasarkan asumsi dasar tersebut menurut Skinner unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman (punishment). Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan

probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku. Penguatan boleh jadi kompleks. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua bagian:

1. Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).

2. Penguatan negatif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).

Berdasarkan Skiner pembentukan perilaku pada masyarakat dibedakan menjadi 2 respon yaitu:

1. Respondent respons yaitu respon yang ditimbulkan oleh rangsangan- rangsangan tertentu, perangsangan yang semacam ini disebut eliciting stimuli,

karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap.

2. Operant respons adalah respon yang timbul dan berkembang diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang semacam ini disebut reinforcing stimuli, atau reirforcer, karena perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat perilaku yang telah dilakukan.

Hal ini didasari pada asumsi-asumsi berikut: 1. Belajar itu adalah tingkah laku.

2. Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.

3. Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di definisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di kontrol secara seksama.

4. Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.

Menurut Skinner, bahwa proses pembentukan dan perubahan perilaku masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam individu dan dari luar individu yaitu:

1) Faktor dari dalam individu, berupa karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya.

2) Faktor dari luar individu, berupa lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang. Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku sehubungan dengan kesehatan menurut Eunike R. Rustiana (2005:75) antara lain faktor–faktor umum dalam perilaku kesehatan, beberapa faktor umum yang memepengaruhi perilaku kesehatan seseorang yaitu:

1. Keturunan,

2. Belajar dengan operan conditing dengan tipe seperti penguatan, pemadaman dan hukuman,

3. Belajar dengan meniru, 4. Status emosional seseorang,

5. gejala kesakitan yang dirasakan seseorang, 6. Kognitif.

Dalam berbicara mengenai perilaku sosial, Skinner tidak membahas mengenai personality traits atau karakteristik yang dimiliki seseorang. Bagi Skinner, deskripsi kepribadian direduksi dalam kelompok atau respon spesifik yang cenderung diasosiasikan dalam situasi tertentu.

f.2 Perilaku Kesehatan

Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat diklasifikan menjadi 3 kelompok:

1. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (health maintenance)

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek :

a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit. c. Perilaku gizi (makanan dan minuman).

2. Perilaku Pencarian dan Penggunaan Sistem atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan Adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri.

3. Perilaku Kesehatan Lingkungan

Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya dan bagaimana, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Seorang ahli lain yaitu Becker membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan ini.

Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatikan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antar lain :

1. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). menu seimbang di sini dalam arti kualitas (mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh), dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih). Secara kualitas mungkin di Indonesia dikenal dengan ungkapan empat sehat lima sempurna.

2. Olahraga teratur, yang juga mencakup kualitas (gerakan), dan kuantitas dalam arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga. dengan sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia, dan status sesehatan yang bersangkutan.

3. Tidak merokok. merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan berbagai macam penyakit. Ironisnya kebiasaan merokok ini, khususnya di Indonesia seolah-olah sudah membudaya.

4. Tidak minum-minuman keras dan narkoba. Kebiasaan minuman keras dan mengkonsumsi narkoba (narkotik dan bahan-bahan berbahaya lainnya) juga cenderung meningkat.

5. Istirahat cukup. dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan untuk penyesuaian lingkungan modern, mengharuskan orang untuk

bekerja keras dan berlebihan, sehingga kurang waktu istirahat. hal ini dapat juga membahayakan kesehatan.

6. Mengendalikan stres. Stres akan terjadi pada siapa saja, dan akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan. Lebih-lebih sebagai akibat dari tuntutan hidup yang keras seperti diuraikan di atas. Kecenderungan stres akan meningkat pada setiap orang. stres tidak dapat kita hindari, maka yang penting agar stres tidak menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatan- kegiatan yang positif.

7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya : tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan lingkungan, dan sebagainya

Kemampuan berfikir seseorang adalah sebagai penentu dalam menentukan pilihan. Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan perilaku, karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan kesehatan. Perubahan perilaku kesehatan merupakan tujuan pendidikan kesehatan. Berdasarkan teori dari Lawrence Green perilaku dipengaruhi 4 faktor yaitu:

b. Faktor Pemudah, factor pemicu terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku. Misalnya pengetahuan, sikap, keyakinan

dan nilai yang dimiliki oleh seseorang. Contoh seseorang tidak merokok karena mereka yakin bahwa merokok dapat membahayakan kesehatan. c. Faktor Pemungkin, factor pemicu terhadap perilaku yang

memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Termasuk didalamnya ketrampilan petugas kesehatan, ketersediaan sumber daya dan komitmen masyarakat atau pemerintah terhadap kesehatan.

d. Faktor Penguat, factor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Factor ini terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya yang merupakan kelompok yang dipercaya oleh masyarakat

e. Faktor Lingkungan, adalah segala factor baik fisik, biologis maupun social budaya yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi derajat kesehatan

Dr. M.a. Suleiman dalam jurnalnya yang berjudul “The Influence Of Environmental Factors On The Adolescent’s” Health menjelaskan tentang :

To understand how people participate in health maintenance, comprehensive information is needed on how people think and act in relation to health, including details of their beliefs, attitudes, knowledge and awareness of health matters. It has been suggested that the individual strives to maintain a healthy balance and an equilibrium achievement by reducing health risks and improving healthy resources, including health potential. Health is influenced by a variety of external factors based on the complex interactions between the individual and his immediate environment. Numerous among these are social, psychological and environmental factors.

The social environment role in the adolescents’ capacity to maintain and promote their health and to prevent diseases.

(Untuk memahami bagaimana orang-orang berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehatan, diperlukan informasi yang komprehensif tentang bagaimana orang berpikir dan bertindak dalam hubungannya dengan kesehatan, termasuk rincian dari keyakinan mereka, sikap, pengetahuan dan kesadaran akan masalah-masalah kesehatan. Telah diusulkan bahwa individu berusaha untuk menjaga keseimbangan yang sehat dan pencapaian ekuilibrium dengan mengurangi risiko kesehatan dan meningkatkan sumber daya yang sehat, termasuk kesehatan potensial. Kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal yang didasarkan pada interaksi yang kompleks antara individu dan lingkungan. Banyak di antaranya adalah sosial, psikologis dan faktor lingkungan. Lingkungan sosial memainkan peran penentu untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mereka dan untuk mencegah penyakit)

f.3 Perilaku Sakit

Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya, dsb. Perilaku ini mencakup:

a. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan

b. Mengenal/mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan penyakit yang layak.

c. Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh perawatan, dan pelayanan kesehatan).

Berdasarkan teori-teori diatas, maka penelitian ini memfokuskan pada dampak atas pelaksanaan program perilaku masyarakat yang hidup bersih dan sehat agar dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perilaku masyarakat yang diharapkan di kota Surakarta, khususnya masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Kalianyar adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatikan kesehatannya sesuai dengan upaya preventif yang ditekankan pemerintah kota surakarta tanpa mengabaikan usaha kuratif dan rehabilitatif. Hal ini dilakukan mengingat masyarakat yang tinggal di Bantaran Sungai identik dengan kumuh dan mayoritas penduduknya berasal dari masyarakat kalangan bawah dimana untuk menjangkau layanan kesehatan, sebagian masyarakat masih mengeluh dengan mahalnya biaya pengobatan saat ini, oleh karena itu untuk mencegah terjadinya penyakit dan angka KLB (Kejadian Luar Biasa), masyarakat harus lebih menekankan kepada usaha preventive atau upaya pencegahan. Perilaku masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Kalianyar akan dilihat berdasarkan indikator-indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga dimana indikator tersebut akan digunakan untuk mengukur derajat kesehatan untuk tercapainya Visi Dinas Kesehatan Kota Surakarta yaitu Menuju Solo Sehat 2010.

Dokumen terkait