• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk pertimbangan dalam penelitian ini, maka akan di jelaskan beberapa penelitian terdahulu tentang perilaku kesehatan. Salah satunya adalah penelitian tentang Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Dengan Terapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Rumah Tangga Desa Dempet Kabupaten Demak. Penelitian ini dilakukan oleh Siti Nurhamidah pada tahun 2007. Penelitian ini merupakan explanatory survey dan bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan terapan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga di Desa Dempet, Kabupaten Demak. Hasil dari penelitian ini menggambarkan sebagian besar responden mempunyai pengetahuan sedang mengenai PHBS, namun dalam terapan PHBS, responden masih berada ditingkat Sehat pratama (warna merah) : indikator rumah tangga yang memenuhi antara 0-5. Hasil dari penelitian menunjukkan 37,7% responden dengan tingkat pengetahuan rendah dengan terapan PHBS diringkat pratama. Selanjutnya 45,3% responden dengan tingkat pengetahuan sedang dengan terapan PHBS ditingkat pratama. Responden dengan tingkat pengetahuan tinggi dengan terapan PHBS ditingkat pratama dalam persen sebesar 17,0%. Responden dengan tingkat pengetahuan rendah dengan terapan PHBS ditingkat madya dalam persen sebesar 31,6%. Selanjutnya menunjukkan 52,6% responden dengan tingkat madya. Responden dengan pengetahuan tinggi dengan terapan PHBS ditingkat madya dalam persen sebesar 15,8%. Analisa dari

hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan terapan PHBS tatanan rumah tangga di Desa Dempet, Kabupaten Demak. Hal tersebut menunjukkan bahwa sedikit ibu rumah tangga yang mempunyai pengetahuan tinggi namun tidak diterapkan pada perilaku kesehatan sehari-hari. Pernyataan tersebut didukung dengan indikator klasifikasi PHBS ditunjukkan melalui nilai indeks potensi keluarga sehat (IPKS) yaitu sehat pratama dan sehat madya.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Imanda Amalia pada tahun 2009 tentang hubungan antara pendidikan, pendapatan dan perilaku hidup bersih dan sehat pada pedagang hidangan istimewa kampong (HIK) di pasar Kliwon dan Jebres Kota Surakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dan bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan, pendapatan dan perilaku hidup bersih dan sehat pada pedagang hidangan istimewa kampong (HIK) di pasar Kliwon dan Jebres Kota Surakarta. Hasil dari penelitian ini adalah proporsi PHBS berdasarkan tingkat pendidikan yaitu pedagang HIK berpendidikan SLTP/SMA memiliki PHBS lebih baik daripada pedagang HIK berpendidikan SD/tak sekolah. Proporsi tersebut menunjukkan adanya hubungan sangat signifikan antara tingkat pendidikan dengan PHBS. Tingkat pendidikan pedagang HIK sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap menuju perilaku hidup bersih dan sehat. Tingkat pendidikan pedagang HIK yang rendah akan

mempengaruhi pedagang HIK dalam memeperoleh dan mencerna informasi untuk kemudian menentukan pilihan dalam menerapkan hidup sehat. Sedangkan tingkat pendapatan pedagang HIK juga sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap menuju perilaku hidup bersih dan sehat. Pedagang HIK yang belum dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari juga mengakibatkan pedagang HIK lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan hidup daripada pengobatan penyakit dan pencegahan penyakit berupa PHBS baik dirumah maupun ditempat kerja.

Dalam usaha untuk mencapai Solo Sehat 2010, maka perlu juga dilihat penelitian Takehito Takano dan Keiko Nakamura dalam jurnalnya yang berjudul “Participatory research to enhance vision sharing for Healthy Town initiatives in Japan” . Jurnal tersebut menjelaskan tentang :

This is of participatory research project conducted by the Tokyo Citizen’s Council for Health Promotions to enchance vision sharing, there by aiding the implementation of healthy town initiative. The Citizen’s Cuoncil conducted a survey to elucidate citizen interest and expectations regarding healthy town. The project had three stage: (i) a survey; (ii) dissemination of the result; and (iii) evaluation of the impact of the survey’s finding. The survey was conducted among ordinary citizen’s council. Responses from 476 ordinary citizen, 400 community group members, 316 health promotion practicioner and 387 members of the citizen’s council were received and analyzed. Major criteria that respondent required of a healthy town were : adequate sports facilites and walking/jogging trails (44,5%); easy access for senior citizens, small children and people with disabilities (42,2%); and parks, clean rivers and natural features (33,1%). Prioritized criteria given by specific respondent garoup were (i) a town with little crime and few traffict accident (ordinary citizen :37,2%) and (ii) a town were people help aech other (health promotion practicioners :36,7%; members of the citizen council: 31,5%). Factor analysis revealed that the following three dimensions : (i) helath conducine physical living environment ; (ii) social

network and mutual help; and (iii) social discipline/rules and good access to services. The research result were disseminated to the general public, community groups and members of the Citizen’s Council. The result substantiated citizen views, which were then incorporated into plants toward realizing Healthy Town initiative. This research effort generated a vision of the creation of healthy town by the participation of citizen in a megacity.

(Penelitian ini merupakan penelitian partisipatif yang dilakukan oleh Dewan Warga Negara Tokyo untuk mempromosikan kesehatan dalam rangka meningkatkan berbagi visi untuk membantu pelaksanaan inisiatif Kota Sehat. Dewan Warga Negara melakukan survei untuk menjelaskan kepentingan dan harapan warga mengenai Kota Sehat. Proyek ini memiliki tiga tahap: (i) survei; (ii) penyebaran hasil; dan (iii) evaluasi dampak dari temuan survei. Survey dilakukan antara warga negara biasa, anggota kelompok masyarakat, kelompok promosi kesehatan dan anggota Dewan Warga Negara. Tanggapan dari 476 warga negara biasa, 400 anggota kelompok masyarakat, 316 kelompok promosi kesehatan dan 387 anggota Dewan Warga Negara diterima dan dianalisis. Kriteria yang dituntut untuk mencapai Kota Sehat 2010 adalah sebagai berikut: fasilitas olah raga yang memadai dan aktifitas jogging (44,5%); kemudahan akses bagi warga negara senior, anak-anak kecil dan para penderita cacat (42,2%), membersihkan sungai dan fitur alam lainnya (33.1%). Kriteria prioritas yang diberikan oleh kelompok-kelompok responden tertentu adalah : (i) kota dengan beberapa sedikit kejahatan dan kecelakaan lalu lintas (warga negara biasa: 37,2%)

dan (ii) sebuah kota di mana orang membantu satu sama lain (kelompok promosi kesehatan : 36.7%; anggota Dewan: 31,5%). Analisis faktor menunjukkan bahwa struktur pandangan mengenai kriteria warga negara untuk menuju Kota Sehat memiliki tiga dimensi berikut: (i) kesehatan fisik lingkungan hidup yang kondusif, (ii) jaringan sosial dan saling membantu, dan (iii) masyarakat disiplin terhadap peraturan dan akses yang baik ke layanan. Hasil-hasil penelitian disebarluaskan kepada masyarakat umum, kelompok masyarakat dan anggota Dewan Warga Negara. Hasil tinjauan didukung oleh warga, yang kemudian dimasukkan ke dalam rencana menuju inisiatif mewujudkan Kota Sehat. Upaya penelitian ini menghasilkan visi penciptaan Kota Sehat oleh partisipasi warga dalam kota besar).

Berdasarkan penjelasan mengenai penelitian tentang perilaku kesehatan yang terdahulu, maka peneliti menyimpulkan bahwa penelitian kali ini berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian ini lebih memfokuskan pada Evaluasi Impementasi Program Pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran kalianyar sesuai dengan indikator PHBS pada tatanan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan Visi yang dicetuskan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta yaitu “Menuju Solo Sehat 2010”.

Dokumen terkait