BAB I: PENDAHULUAN
G. Landasan Teori
Perubahan kebudayaan di suatu masyarakat lebih disebabkan oleh masuknya kebudayaan asing. Faktor yang sangat penting yang mempengaruhi manusia memiliki sikap modern adalah: pendidikan, lingkungan kekotaan, komunikasi massa, negara nasional dengan segenap aparatnya.12 Sarjana antropologi budaya beranggapan hampir setiap observasi mengenai kebudayaan itu berarti mencatat fakta sejarah karena apa yang ada dalam suatu masyarakat merupakan produk dari apa yang telah manusia lakukan. Kebudayaan itu ada, hadir dalam masyarakat dan berubah lewat waktu, kebudayaan itu keluar dari masa lalu, hadir pada masa kini, dan dilanjutkan pada masa yang akan datang,13 sebab masa sekarang tidak pernah terlepas dari masa lalu. Kaitan dengan Ritual Etu yang terjadi di masyarakat kampung Olaewa, menggunakan teori fungsional,
12 Prof. Harsojo, op.cit.
menurut Malinowski fungsi diwajibkan untuk memenuhi kebutuhan, dengan demikian pada akhirnya fungsi menjadi sesuatu yang melayani kehidupan dan kelanjutan hidup.
Hubungan antara masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Masyarakat tidak mungkin ada tanpa kebudayaan begitu sebaliknya kebudayaan hanya mungkin ada dalam satu masyarakat, hal tersebut di atas adalah dua pengertian kebudayaan dan masyarakat sebenarnya merupakan dua segi dari satu kenyataan kehidupan sosial manusia. Kondisi biologi dan psikologinya yang khusus, manusia harus mampu bekerjasama denga n manusia lain dalam ikatan masyarakat untuk dapat melangsungkan kehidupan jenisnya. Bronislaw Malinowski ialah tokoh yang memahami masyarakat melalui kebudayaan, yang mengemukakan bahwa semua unsur kebudayaan (cultural traits) merupakan bagian yang terpenting dalam masyarakat, karena unsur tersebut memiliki fungsinya, itu sebabnya setiap pola adat kebiasaan merupakan sebagian dari fungsi dasar dalam kebudayaan,14 selanjutnya Bronislaw Malinowski mengatakan “dalam mencari kaidah-kaidah dalam masyarakat terdapat tiga masalah sebagai azas penting menurut pendekatan fungsional, yaitu (1) adakah sesuatu itu berfungsi; (2) bagaimana sesuatu itu berfungsi; dan (3) mengapakah sesuatu itu berfungsi.”15 Malinowsi melihat bahwa masyarakat adalah gabungan dari sistem sosial yang sistemnya memuat unsur-unsur tentang kebutuhan dasar manusia yang harus
14
Museografia: Majalah Ilmu Permuseuman, 1985, Direktur Permuseuman Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hal. 55
15
dipenuhi.16 Kebutuhan dasar itu meliputi aspek-aspek yang menunjang kelangsungan kehidupan masyarakatnya, Ritual Etu merupakan bagian kekuatan masyarakat untuk dapat mengenali jati diri terutama asal-usul masyarakat sebagai komunitas yang memegang kebudayaan.
Integrasi sosial menurut Durkheim ditemukan dalam pembagian kerja dalam masyarakat, yaitu semakin sama pembagian kerja dalam masyarakat semakin tinggi tingkat integrasi sosial, lebih lanjut Durkheim menguraikan dua tipe utama solidaritas, yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik. Solidaritas mekanis yang berasal dari golongan masyarakat tradisional yang pembagian kerja dalam masyarakatnya masih rendah, norma-norma yang cendrung represif, dan masih adanya kesatuan sosial dalam tingkat yang tinggi. Solidaritas organik di sisi lain adalah sifatnya yang lebih maju, sebuah masyarakat industri dalam pembagian kerja yang begitu kompleks (tidak sama), meningkatnya hubungan kontrak (yang diikat dengan perjanjian) dan memiliki tingkat integrasi sosial yang lebih rendah. Dalam hal ini upaya kontrol individu menjadi lemah menuju suatu keadaan berkurangnya norma-norma yang lebih tinggi dalam masyarakat.17 Durkheim mengatakan kekuatan sosial didasarkan pada pandangan kolektif yaitu berbagai bentuk kekuasaan yang bersandar pada struktur-struktur normatif dari kelompok tertentu selama kontrol itu diterapkan pada anggota kelompok melalui norma- norma ini. Ritual Etu merupakan norma yang dipegang oleh masyarakat, mampu mengontrol masyarakat dalam kehidupan sehari- hari, dalam kenyataan secara umum seluruh aspek struktur sosial termasuk
16
Ibid.
17 Graham C. Kinloch, Perkembangan dan Paradigma Utama Teori Sosiologi, penerbit Pustaka Setia Bandung, 2005, hal.90.
lembaga- lembaga bersandar pada sebuah sistem normatif masyarakat.18 Fungsi masing- masing kelompok sosial dalam masyarakat kampung telah ada, untuk mengatur kesejahteraan bersama, sebab prinsip masyarakat tradisional adalah kebersamaan
Memahami gejala sosial ketika kampung berpindah ke kampung yang tidak ada kedekatan historis dengan masyarakat, agar memahami masalah membutuhkan teori Durkheim bahwa evolusi norma sosial didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang ada dalam masyarakat19, bahwa ikatan kekeluargaan tetap dipertahankan, solidaritas di antara suku-suku dalam kampung semakin menguat, terlihat kemasya rakatan, kehidupan bersama antara manusia ingin menunjukan adanya proses sosial dan relasi sosial. Proses sosial adalah cara interaksi sosial yang dapat dilihat apabila individu dan kelompok bertemu dan membentuk satu sistem relasi sosial,20 melihat masyarakat memakai sedikit konsep teori tradisi sosial (kemasyarakatan), menurut Herbert Spencer masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh dan berkembang sesuai dengan hukum- hukum evolusi alam, pada akhirnya proses alam yang menentukan masyarakat kampung Olaewa sebagai ikatan komunitas kekerabatan yang kuat.
Subsistem ini mempertahankan masyarakat sebagai satu kesatuan utuh dalam sebuah perjalanan evolusi. Proses ini secara terus menerus berkembang jauh dari tingkat-tingkat baru sebagaimana ia berkembang dari masyarakat
18
Ibid, hal. 89. 19
Ibid.
primitif menuju masyarakat modern dan industri,21 teori struktural fungsional yang intinya tidak lepas dari sebuah usaha untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan masyarakat, dan teori psikologi sosial dimana mengadopsi dari Herbert Blumer bahwa bagi masyarakat baik secara individu maupun kelompok, telah disiapkan sebuah perbuatan yang berdasarkan makna- makna, yang objeknya terdiri atas dunia mereka, dijelaskan juga bahwa tindakan-tindakan sosial terus mengkonstruksikan sebuah proses yang para pelakunya mencatat, menafsirkan, dan menilai untuk menghadapi situasi mereka.22
Tersebarnya berbagai unsur kebudayaan ke berbagai wilayah, bermula dari suatu wilayah tertentu. Setiap unsur kebudayaan tidak berdiri sendiri dan terlepas satu sama lain, melainkan unsur-unsur kebudayaan saling mempengaruhi dan saling tergantung sama lain. Melalui studi kelompok sosial, akan mengerti bagaimana dan dengan cara apa manusia berprilaku di dalam kehidupannya. Manusia dalam kehidupannya telah membentuk apa yang disebut dengan masyarakat dimana di dalamnya terbagi ke dalam kelompok-kelompok sosial.
Dalam hal ini ketika situasi modernisasi berkembang pesat, kebudayaan harus mampu berintegrasi dengan baik dan mampu berfungsi dengan baik. Masyarakat memegang ritual Etu sebagai senjata yang berarti dalam menangkis efek terburuk dari modernisasi.
21 Graham C. Kinloch, Perkembangan dan Paradigma Utama Teori Sosiologi, penerbit Pustaka Setia Bandung, 2005, hal op.cit, hal. 83.