• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TELAAH PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK)

TABK merupakan perangkat dan teknik yang digunakan untuk menguji (baik secara langsung maupun tidak langsung) logika internal dari suatu aplikasi komputer yang digunakan untuk mengolah data (Mahyuni, 2007). Beberapa manfaat TABK menurut SA Seksi 327 PSA nomor 59 adalah sebagai berikut.

a. Tidak adanya dokumen masukan atau tidak adanya jejak audit (audit trail) dapat mengharuskan auditor menggunakan TABK dalam penerapan pengujian pengendalian dan pengujian substantif.

b. Peningkatan efektivitas dan efisiensi prosedur audit.

Masih dalam SA Seksi 327 PSA nomor 59, TABK dapat digunakan dalam pelaksanaan berbagai prosedur audit berikut ini.

a. Pengujian rincian transaksi dan saldo seperti penggunaan perangkat lunak audit untuk menguji semua (suatu sampel) transaksi dalam file komputer. b. Prosedur review analitik seperti, penggunaan software atau perangkat lunak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id c. Pengujian pengendalian (test of control) atas pengendalian umum sistem

informasi komputer seperti penggunaan data uji untuk menguji prosedur akses ke perpustakaan program (program libraries).

d. Pengujian pengendalian atas pengendalian aplikasi sistem informasi komputer seperti, penggunaan data uji untuk menguji berfungsinya prosedur yang telah diprogram.

e. Mengakses file, yaitu kemampuan untuk membaca file yang berbeda record dan berbeda formatnya.

f. Mengelompokkan data berdasarkan kriteria tertentu.

g. Mengorganisasi file, seperti menyortasi dan menggabungkan. h. Membuat laporan, mengedit dan memformat keluaran.

i. Membuat persamaan dengan operasi rasional (AND; OR; =; < >; <; >; IF).

Dalam melaksanakan proses audit berbantuan komputer, auditor dapat memilih untuk menggunakan pendekatan yaitu antara melakukan pengujian aplikasi atau melakukan pengujian substantif. Untuk pelaksanaan pengujian aplikasi, terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan oleh auditor (Hall & Singleton, 2007) yaitu sebagai berikut.

a. Metode data audit (Test Data Method)

Digunakan untuk membentuk integritas aplikasi melalui pemrosesan rangkaian data input yang dibuat khusus melalui aplikasi produksi yang sedang dikaji. Hasil dari tiap pengujian akan dibandingkan dengan berbagai perkiraan yang yang telah ditetapkan untuk menghasilkan evaluasi yang objektif atas logika aplikasi dan efektivitas pengendaliannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b. Fasilitas uji terintegrasi (Integrated Test Facility-ITF)

Merupakan teknik otomatis yang memungkinkan auditor menguji logika aplikasi dan pengendaliannya dalam masa operasi normal. ITF adalah salah satu atau lebih modul yang didesain di dalam aplikasi selama proses pengembangan sistem yang basis datanya berisi dummy atau berbagai record

file master uji yang diintegrasikan dengan berbagai record yang sah.

c. Simulasin Paralel (Paralel Simulatin-PS)

Pendekatan ini mengharuskan auditor untuk menulis sebuah program yang menyimulasikan berbagai fitur atau proses utama dari aplikasi yang dikaji. Aplikasi yang disimulasi tersebut kemudian digunakan untuk memproses ulang berbagai transaksi yang sebelumnya diproses oleh aplikasi produksi.

Jika auditor lebih memilih untuk melakukan pengujian substantif, maka terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan oleh auditor, yaitu sebagai berikut.

a. Modul audit melekat (Embedded Audit Module-EAM)

Disebut juga sebagai audit berkelanjutan, yaitu pendekatan untuk mengidentifikasi berbagai transaksi penting ketika transaksi-transaksi tersebut diproses dan mengekstraksi salinan dan seluruh transaksi tersebut secara

real-time. EAM adalah modul yang diprogram khusus dan melekat pada aplikasi host untuk menangkap berbagai jenis transaksi yang telah ditentukan akan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b. Peranti lunak audit yang digeneralisasai (Generalized Audit Software-GAS)

Adalah pendekatan yang paling banyak digunakan untuk audit sistem informasi. GAS memungkinkan auditor untuk mengakses secara elektronik berbagai file data berkode dan melakukan berbagai operasi atas isinya. Pendekatan ini merupakan teknik yang paling populer karena relatif lebih mudah karena tidak diperlukan kemampuan teknik komputasi yang cukup mendalam.

Apabila dilihat dari sisi proses pengujian logika internal suatu aplikasi, maka pendekatan Test Data Method, ITF, PS dan EAM merupakan teknik-teknik pengujian logika internal aplikasi secara langsung sedangkan teknik GAS merupakan suatu teknik pengujian tidak langsung. GAS disebut dengan teknik pengujian tidak langsung karena lebih cenderung untuk mengambil output dari aplikasi untuk kemudian diolah kembali untuk diuji apakah output itu sesuai dengan kriteria pengujian yang ditentukan.

Ada banyak software GAS yang saat ini beredar dan digunakan oleh kantor-kantor akuntan publik di seluruh dunia. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut (Mahyuni, 2007).

a. ACL (Audit Command Language)

ACL for Windows dirancang khusus untuk menganalisa data dan menghasilkan laporan audit baik untuk pengguna biasa (common/

nontechnical users) maupun pengguna ahli (expert users). ACL for Windows

dapat mengakses data dalam berbagai macam format dan pada berbagai macam tipe media penyimpanan. ACL for Windows juga mampu menguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id output atas suatu aplikasi di mana data yang digunakan kurang meyakinkan, atau mungkin aplikasi tersebut tidak berjalan dengan benar. Selain itu,

software ini dapat digunakan untuk keperluan View, Explore, dan

menganalisa seluruh data serta membuat laporan atas hasil-hasilnya.

b. IDEA (Interactive Data Analysis Software)

Merupakan software audit yang dapat digunakan untuk membuat rekonsiliasi, investigasi kecurangan, internal/ operasional audit, pemindahan

file, mempersiapkan laporan manajemen dan analisis-analisis lainnya,

termasuk menelusuri security log. Software ini memungkinkan kita untuk mengimpor data dengan cepat, menyertakan, menganalisa, mengambil sampel dan mengekstrak data dari berbagai macam sumber, termasuk laporan yang dicetak dari sebuah file.

c. APG (Audit Program Generator)

APG memungkinkan tim audit mempersiapkan daftar perencanaan audit mereka, serta memungkinkan tim audit tersebut untuk menambah, menghapus atau melakukan modifikasi item-item individual dalam daftar perencanaan audit untuk menyesuaikan antara pekerjaan auditor dengan keperluan klien mereka. Kegunaan lain dari APG adalah dapat digunakan untuk meninjau daftar pengungkapan dan tingkat kepatuhan terhadap perpajakan. Hal ini dapat membantu auditor memastikan bahwa laporan keuangan memenuhi semua unsur pengungkapan dan bahwa perusahaan klien telah mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id d. Microsoft Excel

Dengan kemampuannya membaca file database seperti DBF dan MDB, serta ditambah dengan dukungan fungsi-fungsi/ formula-formula yang ada, maka dapat dikatakan bahwa Microsoft Excel juga dapat dijadikan sebagai

software GAS. Dengan memilih menggunakan Microsoft Excel sebagai GAS,

maka berarti Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan telah melakukan efisiensi biaya.

Selain software-software tersebut, masih ada banyak lagi software yang telah beredar di pasaran, antara lain adalah AUDIT-Easy, EZ-R Stats, QSAQ,

Random Audit Assistant, RAT-STATS, Auto Audit, serta GRC on Demand. Tetapi

sayangnya keberadaannya masih kurang familier dan masih jarang digunakan.

2. Technology Acceptance Models (TAM)

Ada beberapa teori tentang penggunaan sistem teknologi informasi, antara lain Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of Planned Behavior (TPB) dan

Technology Acceptance Model (TAM). Dari ketiga teori tersebut, Technology Acceptance Model (TAM) dianggap sebagai teori yang sangat berpengaruh dan

telah banyak digunakan untuk menjelaskan penerimaan individu terhadap penggunaan sistem teknologi informasi.

Technology Acceptance Model (TAM) dikembangkan oleh Davis et.al

(1989) berdasarkan model TRA dan sudah diacu oleh beberapa penelitian dengan melakukan modifikasi. TAM dikembangkan dengan mengkhususkan pada bidang sistem informasi untuk memprediksi penerimaan dan penggunaan sistem informasi di pekerjaan individual pemakai. Berbeda dengan TRA, TAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menambahkan dua konstruk utama yaitu Perceived Usefulness (Kegunaan persepsian) dan Perceived Ease of Use (Kemudahan penggunaan persepsian) karena kedua komstruk tersebut dianggap menentukan penerimaan individual terhadap teknologi (Jogiyanto, 2007). Berikut adalah model TAM awal:

Gambar 2.1

Technology Acceptance Model (TAM) Sebelum Dimodifikasi

Sumber: Jogiyanto, 2007

Terdapat lima konstruk utama yang dikembangkan dalam TAM awal (sebelum adanya modifikasi dengan adanya variable eksternal) yaitu:

a. perceived usefulness (kegunaan persepsian)

Persepsi terhadap kemanfaatan didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Dari definisi tersebut diketahui bahwa kegunaan persepsian merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id keputusan. (Jogiyanto, 2007). Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konstruk ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan teknologi. Selain itu, konstruk ini paling banyak mempengaruhi signifikansi terhadap konstruk lain dalam model TAM tersebut.

b. perceived ease of use (kemudahan penggunaan persepsian)

Persepsi tentang kemudahan penggunaan sebuah teknologi didefinisikan sebagai didefinisikan sebagai suatu tingkat atau keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sistem tertentu tidak diperlukan usaha apapun (Davis et.al dalam Tangke 2004). Maksudnya adalah bahwa jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan, maka dia akan menggunakannya. Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan terhadap kegunaan persepsian (perceived usefulness), sikap, minat dan penggunaan sesungguhnya.

c. attitude towards behavior (sikap terhadap perilaku)

Seperti pernyataan Davis et.al (1989) yang dikutip Jogiyanto (2007) sikap terhadap perilaku didefinisikan sebagai perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Sementara Mathieson (1991), juga dalam Jogiyanto (2007) mendefinisikan sebagai evaluasi pemakai tentang ketertarikannya menggunakan sistem. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konstruk sikap ini ada yang berpengaruh positif maupun yang negatif terhadap minat perilaku. Oleh karena itu beberapa penelitian yang menggunakan TAM tidak memasukkan variabel ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id d. behavioral intention (minat perilaku)

Minat perilaku adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi (Wibowo, 2008). Seseorang akan melakukan sesuatu, misalnya teknologi, jika mempunyai minat atau keinginan untuk melakukan. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa minat perilaku merupakan prediksi yang baik dari penerimaan teknologi dari pemakai sistem.

e. behavior (perilaku)

Merupakan kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Dalam konteks sistem teknologi informasi, perilaku adalah penggunaan sesungguhnya (actual use) dari teknologi (Jogiyanto, 2007). Oleh karena penggunaan sesungguhnya ini tidak bisa diobservasi oleh peneliti, maka konstruk ini diganti dengan pemakaian persepsian (perceived

usage).

Gardner dan Amoroso (2004) mengembangkan TAM dengan menambah empat variabel eksternal untuk digunakan meneliti penerimaan sistem teknologi informasi. Empat variabel eksternal tersebut adalah gender, pengalaman (experience), kerumitan (complexity), dan kesukarelaan (voluntariness). Selain itu, banyak penelitian lain yang juga menambahkan variable eksternal dalam pemakaian model tersebut.

Berikut adalah model TAM setelah adanya modifikasi dengan penambahan variable eksternal:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 2.2

Technology Acceptance Model (TAM) Setelah Dimodifikasi

Sumber: Jogiyanto, 2007

Dokumen terkait