perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENERIMAAN TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER (TABK) MENGGUNAKAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL EKSTERNAL:
STUDI KASUS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI JAWA TENGAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
EKA WAHYUNINGTYAS NIM. F 1309030
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN SWADANA TRANSFER AKUNTANSI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
ANALISIS PENERIMAAN TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER (TABK) MENGGUNAKAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL EKSTERNAL:
STUDI KASUS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI JAWA TENGAH
EKA WAHYUNINGTYAS NIM. F1309030
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gender sebagai variabel ekternal terhadap penerimaan teknologi Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jawa Tengah menggunakan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada auditor KAP di wilayah Jawa Tengah yang menggunakan teknologi TABK. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu
purposive sampling dan sampel yang dperoleh sebanyak 109 responden. Data
dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) melalui program AMOS 7. Hasil analisis Goodness of fit atas model yang digunakan menunjukkan hasil yang cukup baik yaitu Chi-Square (c2) sebesar 157,549, Significance
Probability (p) sebesar 0,002, CMIN/DF sebesar 1,432, GFI sebesar 0,851, AGFI
sebesar 0,793, TLI sebesar 0,916, CFI sebesar 0,932, dan RMSEA sebesar 0,063. Hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini menunjukkan bahwa gender
berpengaruh secara signifikan terhadap perceived usefulness dengan nilai probabilitas sebesar 0,015. Hasil selanjutnya menunjukkan bahwa gender tidak berpengaruh terhadap perceived ease of use dan behavior dengan masing-masing nilai probabilitas sebesar 0,714 dan 0,204.
Kata kunci: gender, Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK), Technology
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRACT
COMPUTER-ASSISTED AUDIT TOOLS AND TECHNIQUES (CAAT) ACCEPTANCE ANALYSIS BY TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)
APPROACH WITH GENDER AS EXTERNAL VARIABLE: CASE STUDY AT PUBLIC ACCOUNTANT FIRM IN CENTRAL JAVA
EKA WAHYUNINGTYAS NIM. F1309030
The purpose of this study is to analyze effect of gender as external variable toward Audit Tools and Techniques (CAAT) technology acceptance in Public Accountant Firm in Central Java by Technology Acceptance Model (TAM) approach.
Data type was used in this study is primary data from spreading of questionnaire to auditors at Public Accountant Firm in Central Java which are used Audit Tools and Techniques (CAAT) technology. Under purposive sampling method, 109 respondents are collected. The data was analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) with AMOS 7. The goodness of fit of used model show good result that are
Chi-Square (c2
) is 157,549, Significance Probability (p) is 0,002, CMIN/DF is 1,432, GFI is 0,851, AGFI is 0,793, TLI is 0,916, CFI is 0,932, and RMSEA is 0,063. The result of hypothesis test in this study show that gender significant to perceived usefulness with probability value is 0,015. Next result show that gender not significant to perceived ease of use and behavior with each probability value is 0,714 and 0,204.
Keyword: gender, Audit Tools and Techniques (CAAT), Technology Acceptance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
♥
Orang yang luar biasa itu sederhana dalam ucapan, tetapi hebat dalam tindakan
(Confusious)
♥
Kesalahan terbesar yang bisa dibuat manusia dalam kehidupannya adalah
terus-menerus mempunyai rasa takut bahwa mereka akan membuat kesalahan (Elbert
Hubbart)
PERSEMBAHAN
Karya ini aku persembahkan kepada:
♪ Bapak dan Ibu tercinta
♪ Adikku tersayang
♪ Mas Isdaryanto
♪ Sahabat-sahabatku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, karunia, kasih sayang, dan kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul ”ANALISIS PENERIMAAN TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER (TABK) MENGGUNAKAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DENGAN
GENDER SEBAGAI VARIABEL EKSTERNAL: STUDI KASUS PADA
KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI JAWA TENGAH” sebagai tugas akhir guna melengkapi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Wisnu Untoro MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Santoso Tri H, M.Si, Ak, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Christiyaningsih Budiwati, S.E., M.Si., Ak., selaku dosen pembimbing. Terima kasih telah meluangkan waktu dan pikiran, memberikan arahan, nasihat, saran, serta bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Dra. Evy Gantyowati, M.Si., Ak., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan masukan dan bimbingan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5. Bapak dan Ibu tercinta, yang telah memberikan kasih sayang dan cinta yang luar
biasa.
6. Mas Isdaryanto, yang selalu mendampingiku dan menjadi motivator dalam penulisan karya ini.
7. Tim skripsiku, Mas Bandoro dan Ernita atas kerja sama dan semangat berjuang bersama sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
8. Sahabat-sahabatku, Atin, Arya, Esga, Esti, Mas Agnes, Nadia, terima kasih atas kebersamaan kita selama ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Surakarta, Juli 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i ABSTRAK ... ii ABSTRACT ... iii HALAMAN PERSETUJUAN ... iv HALAMAN PENGESAHAN ... vMOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Batasan Penelitian ... 7
F. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II TELAAH PUSTAKA ... 9
A. Landasan Teori ... 9
1. Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) ... 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Perceived Usefulness ... 15
b. Perceived Ease of Use ... 16
c. Attitude toward Behavior ... 16
d. Behavioral Intention ... 17
e. Behavior ... 17
B. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis ... 18
1. Pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Perceived Usefulnes dan Attitude toward Behavior ... 18
2. Pengaruh Perceived Usefulnes terhadap Attitude toward Behavior, Behavioral Intention dan Behavior ... 20
3. Pengaruh Attitude toward Behavior terhadap Behavioral Intention ... 21
4. Pengaruh Behavioral Intention terhadap Behavior ... 21
5. Pengaruh Gender terhadap Perceived Ease of Use, Perceived Usefulnes, dan Behavior ... 22
C. Kerangka Teori ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 25
A. Desain Penelitian... 25
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 25
C. Instrumen Penelitian dan Pengukuran Variabel ... 26
D. Teknik Pengumpulan Data ... 29
E. Metode Analisis Data ... 29
1. Analisis Deskriptif ... 29
2. Uji Validitas ... 29
3. Uji Reliabilitas ... 30
4. Uji Asumsi Model ... 30
a. Asumsi Normalitas Data ... 30
b. Evaluasi Outlier ... 31
5. Uji Hipotesis ... 31
a. Analisis Kesesuaian Model (Goodness of Fit) ... 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Analisis Deskriptif ... 36
1. Karakteristik Responden ... 37
2. Tanggapan Responden ... 40
a. Tanggapan Responden mengenai Perceived Usefulness ... 41
b. Tanggapan Responden mengenai Perceived Ease of Use ... 42
c. Tanggapan Responden mengenai Attitude toward Behavior ... 43
d. Tanggapan Responden mengenai Behavioral Intention ... 44
e. Tanggapan Responden mengenai Behavior ... 45
B. Uji Validitas ... 45
C. Uji Reliabilitas ... 48
D. Uji Asumsi Model ... 49
1. Normalitas Data ... 49
2. Evaluasi Outlier ... 50
3. Analisis Kesesuaian Model ... 52
E. Uji Hipotesis ... 53
1. H1: Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap Perceived Usefulnes ... 54
2. H2: Perceived Usefulness berpengeruh terhadap Attitude toward Behavior ... 55
3. H3: Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap Attitude toward Behavior ... 56
4. H4: Attitude toward Behavior berpengaruh terhadap Behavioral Intention ... 56
5. H5: Perceived Usefulness berpengaruh terhadap Behavioral Intention ... 57
6. H6: Behavioral Intention berpengaruh terhadap Behavior ... 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7. H7: Perceived Usefulness berpengaruh terhadap
Behavior ... 59
8. H8: Gender berpengaruh terhadap Perceived Ease of Use ... 60
9. H9: Gender berpengaruh terhadap Perceived Usefulness ... 61
10. H10: Gender berpengaruh terhadap Behavior ... 61
F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
A. Kesimpulan ... 64
B. Keterbatasan Penelitian ... 65
C. Saran... 66 DAFTAR PUSTAKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Technology Acceptance Model (TAM) Sebelum Dimodifikasi 15 Gambar 2.2 Technology Acceptance Model (TAM) Setelah Dimodifikasi 18
Gambar 2.3 Kerangka Teori 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Syarat Analisis Kesesuaian Model (Goodness of Fit) 34
Tabel 4.1 Jumlah Sampel 37
Tabel 4.2 Komposisi Responden Berdasarkan Usia 38 Tabel 4.3 Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 38 Tabel 4.4 Komposisi Responden Berdasarkan Lama Bekerja 39 Tabel 4.5 Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 39 Tabel 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Perceived Usefulness 41 Tabel 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Perceived Ease of Use 42 Tabel 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Attitude toward Behavior 43 Tabel 4.9 Tanggapan Responden Terhadap Behavioral Intention 44 Tabel 4.10 Tanggapan Responden Terhadap Behavior 45
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Variabel 46
Tabel 4.12 Hasil Revisi Uji Validitas Variabel 47
Tabel 4.13 Hasil Uji Realibilitas Variabel 48
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas 49
Tabel 4.15 Jarak Mahalanobis 51
Tabel 4.16 Hasil Goodness of Fit Model 52
Tabel 4.17 Regression Weight 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A KUESIONER ANALISIS PENERIMAAN TABK PADA KAP DI JATENG
LAMPIRAN B HASIL STATISTIK DESKRIPTIF UNTUK KARAKTERISTIK RESPONDEN
LAMPIRAN C MODEL AWAL TAM DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL EKSTERNAL
LAMPIRAN D MODEL TAM DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL EKSTERNAL SETELAH PEoU2, ATB3, DAN BI1 DIKELUARKAN DARI MODEL
LAMPIRAN E UJI VALIDITAS MODEL AWAL
LAMPIRAN F UJI VALIDITAS MODEL SETELAH PEoU2, ATB3, DAN BI1 DIKELUARKAN DARI MODEL
LAMPIRAN G UJI RELIABILITAS LAMPIRAN H UJI NORMALITAS LAMPIRAN I EVALUASI OUTLIERS LAMPIRAN J UJI GOODNESS OF FIT
LAMPIRAN K SURAT KETERANGAN OBSERVASI DARI KAP LAMPIRAN L SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
ANALISIS PENERIMAAN TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER (TABK) MENGGUNAKAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL EKSTERNAL:
STUDI KASUS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI JAWA TENGAH
EKA WAHYUNINGTYAS NIM. F1309030
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gender sebagai variabel ekternal terhadap penerimaan teknologi Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jawa Tengah menggunakan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada auditor KAP di wilayah Jawa Tengah yang menggunakan teknologi TABK. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu
purposive sampling dan sampel yang dperoleh sebanyak 109 responden. Data
dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) melalui program AMOS 7. Hasil analisis Goodness of fit atas model yang digunakan menunjukkan hasil yang cukup baik yaitu Chi-Square (c2) sebesar 157,549, Significance
Probability (p) sebesar 0,002, CMIN/DF sebesar 1,432, GFI sebesar 0,851, AGFI
sebesar 0,793, TLI sebesar 0,916, CFI sebesar 0,932, dan RMSEA sebesar 0,063. Hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini menunjukkan bahwa gender
berpengaruh secara signifikan terhadap perceived usefulness dengan nilai probabilitas sebesar 0,015. Hasil selanjutnya menunjukkan bahwa gender tidak berpengaruh terhadap perceived ease of use dan behavior dengan masing-masing nilai probabilitas sebesar 0,714 dan 0,204.
Kata kunci: gender, Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK), Technology
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRACT
COMPUTER-ASSISTED AUDIT TOOLS AND TECHNIQUES (CAAT) ACCEPTANCE ANALYSIS BY TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)
APPROACH WITH GENDER AS EXTERNAL VARIABLE: CASE STUDY AT PUBLIC ACCOUNTANT FIRM IN CENTRAL JAVA
EKA WAHYUNINGTYAS NIM. F1309030
The purpose of this study is to analyze effect of gender as external variable toward Audit Tools and Techniques (CAAT) technology acceptance in Public Accountant Firm in Central Java by Technology Acceptance Model (TAM) approach.
Data type was used in this study is primary data from spreading of questionnaire to auditors at Public Accountant Firm in Central Java which are used Audit Tools and Techniques (CAAT) technology. Under purposive sampling method, 109 respondents are collected. The data was analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) with AMOS 7. The goodness of fit of used model show good result that are
Chi-Square (c2) is 157,549, Significance Probability (p) is 0,002, CMIN/DF is 1,432,
GFI is 0,851, AGFI is 0,793, TLI is 0,916, CFI is 0,932, and RMSEA is 0,063. The result of hypothesis test in this study show that gender significant to perceived usefulness with probability value is 0,015. Next result show that gender not significant to perceived ease of use and behavior with each probability value is 0,714 and 0,204.
Keyword: gender, Audit Tools and Techniques (CAAT), Technology Acceptance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Arus informasi teknologi informasi tanpa henti, mulai dari jaringan internet hingga nirkabel, hingga sistem telepon dan kabel digital, secara terus menerus mengubah wajah dunia bisnis (Laudon, 2007). Fenomena perkembangan teknologi tersebut membuat para usahawan dan pelaku bisnis mampu menciptakan produk dan jasa baru, mengembangkan model bisnis yang baru serta melakukan sistem pengelolaan baru yang sesuai dengan keadaan yang ada.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat dalam semua aspek kehidupan termasuk dunia bisnis dan perekonomian tersebut menuntut para pelakunya untuk mengikuti perkembangan agar tetap dapat bertahan dan berkembang. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap bagaimana cara perusahaan mengumpulkan, mengolah, melaporkan serta menyimpan data keuangannya. Kondisi yang demikian berpengaruh juga pada teknik audit yang harus diterapkan. Auditor harus menentukan bagaimana perusahaan menggunakan sistem teknologi informasi untuk mencatat, memproses dan melaporkan transaksi dalam laporan keuangan yang sebagian besar tersimpan dalam sistem yang terkomputerisasi, bukan lagi pada media kertas.
Salah satu perkembangan yang terjadi dalam bidang auditing sehubungan dengan pemakaian teknologi informasi adalah dengan adanya teknologi Teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Audit Berbantuan Komputer-TABK (Computer-Assisted Audit Tools and
Techniques-CAAT). Penerapan teknologi baru dalam suatu organisasi akan
berpengaruh pada keseluruhan organisasi, terutama pada sumber daya manusia. Faktor pengguna sangat penting untuk diperhatikan dalam penerapan sistem baru, karena tingkat kesiapan pengguna untuk menerima sistem baru mempunyai pengaruh besar dalam menentukan sukses tidaknya pengembangan/ penerapan sistem tersebut (Kustono, 2000 dalam Tangke, 2004).
Secara umum, Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) atau
Computer-Assisted Audit Tools and Technique (CAATT) adalah setiap penggunaan teknologi
informasi sebagai alat bantu dalam kegiatan audit. TABK dapat juga didefinisikan sebagai penggunaan perangkat dan teknik untuk mengaudit aplikasi komputer serta mengambil dan menganalisa data (Mahyuni, 2007).
Penggunaan TABK diharapkan akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas auditor dalam melaksanakan audit dengan memanfaatkan kemampuan yang dimiliki oleh komputer. Dengan mengkombinasikan pemahaman mengenai pentingnya keahlian audit serta pengetahuan sistem informasi berbasis komputer maka akan menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam proses audit yang terkomputerisasi.
Tetapi masih terdapat kendala dalam pelaksanaannya karena pemanfaatan
software-software audit yang masih kurang di lingkungan KAP. Diperlukan
pembiasaan dalam penggunaan teknologi tersebut untuk memaksimalkan manfaatnya. Jika dibandingkan dengan KAP yang ada di kota-kota besar, misalnya Jakarta dan Surabaya, yang sudah sering bersentuhan dengan teknologi audit yang terkomputerisasi maka bisa dikatakan KAP yang ada di daerah masih kurang dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pembiasaan penggunaan teknologi tersebut. Apalagi melihat kondisi operasional KAP di wilayah Jawa Tengah yang menangani klien-klien yang sebagian besar berasal dari daerah sekitar, kebanyakan masih menggunakan sistem audit manual. Oleh karenanya perlu diketahui bagaimana sikap dan perilaku yang dirasakan user
terhadap sistem informasi yang digunakan.
Dalam menggunakan teknologi informasi, user akan menimbulkan reaksi yang berbeda-beda terhadap sikap perilaku pengguna sistem informasi (Wibowo, 2008). Beberapa penelitian telah dilakukan untuk meneliti perilaku pengguna komputer terhadap penerimaan teknologi tersebut. Penelitian tentang perilaku penerimaan teknologi banyak mengacu pada pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan Davis et.al (1989) berdasarkan Theory of Reasoned Action
(TRA).
Tujuan utama TAM adalah memberikan penjelasan tentang penentuan penerimaan komputer secara umum, memberikan penjelasan tentang perilaku atau sikap pengguna dalam suatu populasi (Davis et.al 1989). Pemakaian TAM dalam penelitian tentang penerimaan penerapan teknologi sudah dilakukan oleh beberapa peneliti di negara yang berbeda dan penerapan teknologi yang berbeda pula untuk menguji keakuratan TAM. Model ini menggunakan lima konstruk utama, yaitu kegunaan persepsian (perceived usefulness), kemudahan penggunaan persepsian
(perceived ease of use), sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior) atau sikap
menggunakan teknologi (attitude toward using technology), minat perilaku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Telah dilakukan penelitian-penelitian yang mencoba mengembangkan model TAM dengan menambahkan variabel-variabel eksternal. Gardner dan Amoroso (2004) melakukan penelitian dengan menambah empat variabel eksternal pada model tersebut yang digunakan untuk menguji penerimaan pelanggan menggunakan teknologi internet. Empat variabel eksternal tersebut adalah gender, pengalaman
(experience), kerumitan (complexity), dan kesukarelaan (voluntariness).
Dari penelitian oleh Gardner dan Amoroso (2004) yang telah melakukan modifikasi model TAM, gender berpengaruh dalam tiga persepsian yaitu kegunaan persepsian (perceived usefulness), kemudahan penggunaan persepsian (perceived
ease of use) dan pemakaian persepsian (perceived usage). Pengalaman (experience)
hanya berpengaruh terhadap kegunaan persepsian (perceived usefulness). Sedangkan kerumitan (complexity) berpengaruh terhadap kegunaan persepsian (perceived
usefulness) dan pemakaian persepsian (perceived usage).
Dalam penelitian tentang penerimaan teknologi, perbedaan gender banyak dibahas sebagai variabel eksternal. Gefen dan Straub (1997) menyelidiki pengaruh perbedaan gender pada model TAM. Mereka mengembangkan TAM dengan menambahkan konstruk-konstruk keberadaan sosial persepsian (perceived social
presence) dan kekayaan informasi (infomation richness). Dari hasil penelitian yang
telah dilakukan, ditemukan bahwa perempuan akan cenderung lebih dapat bekerja sama sedangkan laki-laki cenderung untuk lebih berkompetisi. Dibandingkan dengan laki-laki, perempuan memandang lebih tinggi nilai dari kegunaan persepsian
(perceived usefulness). Sebaliknya dibandingkan dengan perempuan, laki-laki lebih
melihat ke kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) di dalam penggunaan komputer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Venkatesh & Morris (2000) juga melakukan tentang hubungan gender dan masalah sosial terhadap penerimaan teknologi dan kebiasaan penggunaannya. Penelitian tersebut menguji reaksi partisipan terhadap teknologi yang baru diperkenalkan dalam periode waktu 5 bulan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Gefen dan Straub (1997), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak dipengaruhi oleh pandangan mereka akan kegunaan (perceived
usefulness) dari suatu teknologi baru, sedangkan perempuan lebih banya dipengaruhi
oleh pandangan mereka akan kemudahan penggunaan (perceived ease of use).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dilakukannya pula pengujian terhadap pemakaian persepsian (perceived usage). Dimana pada penelitian sebelumnya hanya menguji perbedaan gender terhadap kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan (perceived ease of
use).
Seiring semakin dibutuhkannya TABK dalam proses pengauditan maka semakin banyak pula user, dalam hal ini adalah auditor, yang mau tidak mau harus bersentuhan dengan teknologi tersebut. Dari hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa gender berpengaruh terhadap penerimaan teknologi, maka menarik pula untuk dikaji tentang penerimaan TABK oleh auditor dengan melihat
gender sebagai variabel eksternal.
Responden dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di Jawa Tengah terkait dengan penerimaannya terhadap Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK). Peneliti bermaksud untuk mengetahui apakah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (TABK) pada para auditor yang bekerja di KAP di Jawa Tengah dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM).
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya, terdapat permasalahan yang akan diteliti yaitu “Apakah gender mempengaruhi penerimaan penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) dengan menggunakan kerangka model TAM?”.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gender terhadap penerimaan teknologi informasi yaitu dalam penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) dengan menggunakan kerangka model Technology Acceptance
Model (TAM).
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada pihak-pihak berikut.
1. Praktisi
a. Bagi penulis, merupakan penerapan teori yang telah didapatkan selama mengikuti kuliah dan menambah wacana serta wawasan mengenai pengembangan penerimaan teknologi informasi sehingga diharapkan bisa diterapkan dalam dunia kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b. Bagi manajemen KAP, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan
dalam pengambilan kebijakan untuk pengaplikasian teknologi audit yang berbantuan komputer sehingga dapat meningkatkan kinerjanya.
2. Akademisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian dan memberi sumbangan dalam pengembangan ilmu akuntansi baik di dalam maupun di luar Lembaga Perguruan Tinggi, khususnya mengenai pengembangan penelitian tentang penerimaan teknologi informasi.
E. Batasan Penelitian
Penelitian ini menggunakan batasan-batasan sebagai berikut dalam proses pelaksanaannya.
1. Teknologi informasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK).
2. Responden adalah para auditor dari KAP yang ada di wilayah Jawa Tengah. 3. Variabel eksternal yang digunakan dalam penelitian ini adalah gender yang
dibedakan menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan.
F. Sistematika Penulisan
Penelitian ini memiliki sistematika pembahasan terdiri dari lima bab. Masing-masing bab secara garis besar dapat dijelaskan berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TELAAH PUSTAKA
Pada bab ini dijelaskan tentang landasan teori dan konsep teoritis yang terkait dengan topik penelitian dan dipergunakan sebagai dasar pemikiran dalam pengembangan berbagai hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian yang dipergunakan dalam penelitian, meliputi: metode pemilihan sampel, pengumpulan data, pengukuran variabel, serta alat analisis yang dipergunakan dalam pengujian hipotesis penelitian.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan mengenai hasil analisis pengujian hipotesis dan pembahasannya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan dalam penelitian, implikasi keterbatasan, serta saran bagi penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK)
TABK merupakan perangkat dan teknik yang digunakan untuk menguji (baik secara langsung maupun tidak langsung) logika internal dari suatu aplikasi komputer yang digunakan untuk mengolah data (Mahyuni, 2007). Beberapa manfaat TABK menurut SA Seksi 327 PSA nomor 59 adalah sebagai berikut.
a. Tidak adanya dokumen masukan atau tidak adanya jejak audit (audit trail) dapat mengharuskan auditor menggunakan TABK dalam penerapan pengujianpengendalian dan pengujian substantif.
b. Peningkatan efektivitas dan efisiensi prosedur audit.
Masih dalam SA Seksi 327 PSA nomor 59, TABK dapat digunakan dalam pelaksanaan berbagai prosedur audit berikut ini.
a. Pengujian rincian transaksi dan saldo seperti penggunaan perangkat lunak audit untuk menguji semua (suatu sampel) transaksi dalam file komputer. b. Prosedur review analitik seperti, penggunaan software atau perangkat lunak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id c. Pengujian pengendalian (test of control) atas pengendalian umum sistem
informasi komputer seperti penggunaan data uji untuk menguji prosedur akses ke perpustakaan program (program libraries).
d. Pengujian pengendalian atas pengendalian aplikasi sistem informasi komputer seperti, penggunaan data uji untuk menguji berfungsinya prosedur yang telah diprogram.
e. Mengakses file, yaitu kemampuan untuk membaca file yang berbeda record
dan berbeda formatnya.
f. Mengelompokkan data berdasarkan kriteria tertentu.
g. Mengorganisasi file, seperti menyortasi dan menggabungkan. h. Membuat laporan, mengedit dan memformat keluaran.
i. Membuat persamaan dengan operasi rasional (AND; OR; =; < >; <; >; IF). Dalam melaksanakan proses audit berbantuan komputer, auditor dapat memilih untuk menggunakan pendekatan yaitu antara melakukan pengujian aplikasi atau melakukan pengujian substantif. Untuk pelaksanaan pengujian aplikasi, terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan oleh auditor (Hall & Singleton, 2007) yaitu sebagai berikut.
a. Metode data audit (Test Data Method)
Digunakan untuk membentuk integritas aplikasi melalui pemrosesan rangkaian data input yang dibuat khusus melalui aplikasi produksi yang sedang dikaji. Hasil dari tiap pengujian akan dibandingkan dengan berbagai perkiraan yang yang telah ditetapkan untuk menghasilkan evaluasi yang objektif atas logika aplikasi dan efektivitas pengendaliannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b. Fasilitas uji terintegrasi (Integrated Test Facility-ITF)
Merupakan teknik otomatis yang memungkinkan auditor menguji logika aplikasi dan pengendaliannya dalam masa operasi normal. ITF adalah salah satu atau lebih modul yang didesain di dalam aplikasi selama proses pengembangan sistem yang basis datanya berisi dummy atau berbagai record file master uji yang diintegrasikan dengan berbagai record yang sah.
c. Simulasin Paralel (Paralel Simulatin-PS)
Pendekatan ini mengharuskan auditor untuk menulis sebuah program yang menyimulasikan berbagai fitur atau proses utama dari aplikasi yang dikaji. Aplikasi yang disimulasi tersebut kemudian digunakan untuk memproses ulang berbagai transaksi yang sebelumnya diproses oleh aplikasi produksi.
Jika auditor lebih memilih untuk melakukan pengujian substantif, maka terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan oleh auditor, yaitu sebagai berikut.
a. Modul audit melekat (Embedded Audit Module-EAM)
Disebut juga sebagai audit berkelanjutan, yaitu pendekatan untuk mengidentifikasi berbagai transaksi penting ketika transaksi-transaksi tersebut diproses dan mengekstraksi salinan dan seluruh transaksi tersebut secara real-time. EAM adalah modul yang diprogram khusus dan melekat pada aplikasi
host untuk menangkap berbagai jenis transaksi yang telah ditentukan akan dianalisis lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b. Peranti lunak audit yang digeneralisasai (Generalized Audit Software-GAS)
Adalah pendekatan yang paling banyak digunakan untuk audit sistem informasi. GAS memungkinkan auditor untuk mengakses secara elektronik berbagai file data berkode dan melakukan berbagai operasi atas isinya. Pendekatan ini merupakan teknik yang paling populer karena relatif lebih mudah karena tidak diperlukan kemampuan teknik komputasi yang cukup mendalam.
Apabila dilihat dari sisi proses pengujian logika internal suatu aplikasi, maka pendekatan Test Data Method, ITF, PS dan EAM merupakan teknik-teknik pengujian logika internal aplikasi secara langsung sedangkan teknik GAS merupakan suatu teknik pengujian tidak langsung. GAS disebut dengan teknik pengujian tidak langsung karena lebih cenderung untuk mengambil output dari aplikasi untuk kemudian diolah kembali untuk diuji apakah output itu sesuai dengan kriteria pengujian yang ditentukan.
Ada banyak software GAS yang saat ini beredar dan digunakan oleh kantor-kantor akuntan publik di seluruh dunia. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut (Mahyuni, 2007).
a. ACL (Audit Command Language)
ACL for Windows dirancang khusus untuk menganalisa data dan
menghasilkan laporan audit baik untuk pengguna biasa (common/
nontechnical users) maupun pengguna ahli (expert users). ACL for Windows
dapat mengakses data dalam berbagai macam format dan pada berbagai macam tipe media penyimpanan. ACL for Windows juga mampu menguji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id output atas suatu aplikasi di mana data yang digunakan kurang meyakinkan, atau mungkin aplikasi tersebut tidak berjalan dengan benar. Selain itu,
software ini dapat digunakan untuk keperluan View, Explore, dan
menganalisa seluruh data serta membuat laporan atas hasil-hasilnya.
b. IDEA (Interactive Data Analysis Software)
Merupakan software audit yang dapat digunakan untuk membuat rekonsiliasi, investigasi kecurangan, internal/ operasional audit, pemindahan
file, mempersiapkan laporan manajemen dan analisis-analisis lainnya, termasuk menelusuri security log. Software ini memungkinkan kita untuk mengimpor data dengan cepat, menyertakan, menganalisa, mengambil sampel dan mengekstrak data dari berbagai macam sumber, termasuk laporan yang dicetak dari sebuah file.
c. APG (Audit Program Generator)
APG memungkinkan tim audit mempersiapkan daftar perencanaan audit mereka, serta memungkinkan tim audit tersebut untuk menambah, menghapus atau melakukan modifikasi item-item individual dalam daftar perencanaan audit untuk menyesuaikan antara pekerjaan auditor dengan keperluan klien mereka. Kegunaan lain dari APG adalah dapat digunakan untuk meninjau daftar pengungkapan dan tingkat kepatuhan terhadap perpajakan. Hal ini dapat membantu auditor memastikan bahwa laporan keuangan memenuhi semua unsur pengungkapan dan bahwa perusahaan klien telah mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id d. Microsoft Excel
Dengan kemampuannya membaca file database seperti DBF dan MDB, serta ditambah dengan dukungan fungsi-fungsi/ formula-formula yang ada, maka dapat dikatakan bahwa Microsoft Excel juga dapat dijadikan sebagai
software GAS. Dengan memilih menggunakan Microsoft Excel sebagai GAS,
maka berarti Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan telah melakukan efisiensi biaya.
Selain software-software tersebut, masih ada banyak lagi software yang telah beredar di pasaran, antara lain adalah AUDIT-Easy, EZ-R Stats, QSAQ,
Random Audit Assistant, RAT-STATS, Auto Audit, serta GRC on Demand. Tetapi
sayangnya keberadaannya masih kurang familier dan masih jarang digunakan.
2. Technology Acceptance Models (TAM)
Ada beberapa teori tentang penggunaan sistem teknologi informasi, antara lain Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of Planned Behavior (TPB) dan
Technology Acceptance Model (TAM). Dari ketiga teori tersebut, Technology
Acceptance Model (TAM) dianggap sebagai teori yang sangat berpengaruh dan
telah banyak digunakan untuk menjelaskan penerimaan individu terhadap penggunaan sistem teknologi informasi.
Technology Acceptance Model (TAM) dikembangkan oleh Davis et.al
(1989) berdasarkan model TRA dan sudah diacu oleh beberapa penelitian dengan melakukan modifikasi. TAM dikembangkan dengan mengkhususkan pada bidang sistem informasi untuk memprediksi penerimaan dan penggunaan sistem informasi di pekerjaan individual pemakai. Berbeda dengan TRA, TAM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menambahkan dua konstruk utama yaitu Perceived Usefulness (Kegunaan persepsian) dan Perceived Ease of Use (Kemudahan penggunaan persepsian) karena kedua komstruk tersebut dianggap menentukan penerimaan individual terhadap teknologi (Jogiyanto, 2007). Berikut adalah model TAM awal:
Gambar 2.1
Technology Acceptance Model (TAM) Sebelum Dimodifikasi
Sumber: Jogiyanto, 2007
Terdapat lima konstruk utama yang dikembangkan dalam TAM awal (sebelum adanya modifikasi dengan adanya variable eksternal) yaitu:
a. perceived usefulness (kegunaan persepsian)
Persepsi terhadap kemanfaatan didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Dari definisi tersebut diketahui bahwa kegunaan persepsian merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id keputusan. (Jogiyanto, 2007). Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konstruk ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan teknologi. Selain itu, konstruk ini paling banyak mempengaruhi signifikansi terhadap konstruk lain dalam model TAM tersebut.
b. perceived ease of use (kemudahan penggunaan persepsian)
Persepsi tentang kemudahan penggunaan sebuah teknologi didefinisikan sebagai didefinisikan sebagai suatu tingkat atau keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sistem tertentu tidak diperlukan usaha apapun (Davis et.al dalam Tangke 2004). Maksudnya adalah bahwa jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan, maka dia akan menggunakannya. Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan terhadap kegunaan persepsian
(perceived usefulness), sikap, minat dan penggunaan sesungguhnya.
c. attitude towards behavior (sikap terhadap perilaku)
Seperti pernyataan Davis et.al (1989) yang dikutip Jogiyanto (2007) sikap terhadap perilaku didefinisikan sebagai perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Sementara Mathieson (1991), juga dalam Jogiyanto (2007) mendefinisikan sebagai evaluasi pemakai tentang ketertarikannya menggunakan sistem. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konstruk sikap ini ada yang berpengaruh positif maupun yang negatif terhadap minat perilaku. Oleh karena itu beberapa penelitian yang menggunakan TAM tidak memasukkan variabel ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d. behavioral intention (minat perilaku)
Minat perilaku adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi (Wibowo, 2008). Seseorang akan melakukan sesuatu, misalnya teknologi, jika mempunyai minat atau keinginan untuk melakukan. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa minat perilaku merupakan prediksi yang baik dari penerimaan teknologi dari pemakai sistem.
e. behavior (perilaku)
Merupakan kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Dalam konteks sistem teknologi informasi, perilaku adalah penggunaan sesungguhnya (actual use) dari teknologi (Jogiyanto, 2007). Oleh karena penggunaan sesungguhnya ini tidak bisa diobservasi oleh peneliti, maka konstruk ini diganti dengan pemakaian persepsian (perceived
usage).
Gardner dan Amoroso (2004) mengembangkan TAM dengan menambah empat variabel eksternal untuk digunakan meneliti penerimaan sistem teknologi informasi. Empat variabel eksternal tersebut adalah gender, pengalaman
(experience), kerumitan (complexity), dan kesukarelaan (voluntariness). Selain itu,
banyak penelitian lain yang juga menambahkan variable eksternal dalam pemakaian model tersebut.
Berikut adalah model TAM setelah adanya modifikasi dengan penambahan variable eksternal:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 2.2
Technology Acceptance Model (TAM) Setelah Dimodifikasi
Sumber: Jogiyanto, 2007
B. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Perceived Usefulness dan
Attitude toward Behavior
Perceived ease of use telah terbukti memiliki pengaruh pada minat perilaku
(intention behavior) melalui dua jalur kausal yaitu efek langsung pada minat, dan
efek tidak langsung pada minat melalui kegunaan yang dirasakan perceived
usefulness. Seorang pengguna teknologi TABK akan merasa mudah dalam
menggunakannya jika ia tidak menemui kesulitan ketika menggunakannya. Davis_et.al (1989) seperti yang dikutip Tangke (2004) mendefinisikan perceived
usefulness sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa kemanfaatan dari penggunaan komputer dapat meningkatkan kinerja orang yang menggunakannya.
Apabila seseorang percaya bahwa teknologi TABK mudah digunakan, maka orang tersebut akan percaya bahwa menggunakan TABK akan meningkatkan kinerja mereka. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Davis et.al (1989) menunjukkan bahwa perceived ease of use merupakan penentu perceived
usefulness. Hasil penelitian Tangke (2004), Wibowo (2008), Park (2009), Yuadi
(2009), Yang, Hsu, dan Tan (2010), serta Chinyamurindi dan Louw (2010) yang juga menyatakan bahwa perceived ease of use berpengaruh positif terhadap
perceived usefulness.
Dalam penelitian Tangke (2004), Park (2009), Muhammad S.B. (2010), serta Yang, Hsu, dan Tan (2010) menyatakan bahwa perceived ease of use
berpengaruh signifikan terhadap attitude toward behavior. Apabila seseorang beranggapan bahwa suatu teknologi mudah digunakan maka orang tersebut akan menggunakan teknologi tersebut dibandingkan dengan teknologi yang lebih sulit penggunaannya. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut.
H1 : Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap Perceived Usefulness.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Pengaruh Perceived Usefulness terhadap Attitude toward Behavior,
Behavioral Intention, dan Behavior
Semakin seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya, maka secara logika orang tersebut akan semakin positif untuk menggunakan teknologi tersebut. Yang, Hsu, dan Tan (2010) menyatakan bahwa perceived usefulness signifikan terhadap attitude
toward behavior. Penelitian Adiwibowo, Huri, Sari (2007), Wibowo (2008), serta
Park (2009) juga mendukung pernyataan bahwa perceived usefulness merupakan konstruk yang cukup signifikan mempengaruhi attitude toward behavior.
Taylor & Todd (1995) dalam Felasufazain (2010) menemukan hasil bahwa
perceived usefulness merupakan penyebab utama dari behavioral intention untuk
pemakai yang kurang berpengalaman. Hasil penelitian Venkatesh dan Morish (2000) memperkuat pernyataan tersebut yang menunjukkan bahwa behavioral
intention ditentukan oleh perceived usefulness. Yuadi (2009) juga menyatakan
bahwa perceived usefulness merupakan konstruk yang cukup signifikan terhadap
behavioral intention.
Tangke (2004) serta Ndubisi (2008) menyatakan bahwa perceived
usefulness merupakan konstruk yang paling signifikan menentukan actual system
usage atau behavior. Pernyataan tersebut diartikan bahwa persepsi kegunaan
seseorang sangat menentukan perilaku orang tersebut. Jadi, tingkat kepercayaan seseorang akan kegunaan suatu teknologi akan mempengaruhi perilaku orang tersebut untuk menggunakannya. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikembangkan hipotesis berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id H2 : Perceived Usefulness berpengaruh terhadap Attitude toward Behavior.
H5 : Perceived Usefulness berpengaruh terhadap Behavioral Intention.
H7 : Perceived Usefulness berpengaruh terhadap Behavior.
3. Pengaruh Attitude toward Behavior terhadap Behavioral Intention
Dalam hubungan attitude toward behavior terhadap behavioral intention
ada beberapa hasil penelitian yang menjelaskan bahwa sikap (attitude) berpengaruh positif terhadap behavioral intention. Penelitian yang mendukung pernyataan tersebut antara lain Adiwibowo, Huri, Sari (2007), Park (2009), Yuadi (2009), serta Yang, Hsu, dan Tan (2010). Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dinyatakan hipotesis berikut.
H4 : Attitude toward Behavior berpengaruh terhadap Behavioral Intention.
4. Pengaruh Behavioral Intention terhadap Behavior
Jogiyanto (2007) menyatakan bahwa seseorang akan melakukan sutu perilaku (behavior) jika di mempunyai keinginan atau minat (behavioral
intention) untuk melakukannya. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan jika
seseorang mempunyai minat terhadap suatu hal, maka orang tersebut akan melakukan hal tersebut. Hasil penelitian Venkatesh (2008), Yuadi (2009) serta Muhammad S.B. (2010) juga menunjukkan hasil yang sama. Dari pernyataan tersebut, maka dapat dinyatakan hipotesis sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5. Pengaruh Gender terhadap Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness
dan Behavior
Penelitian yang telah dilakukan oleh Gefen dan Straub (1997) menyelidiki pengaruh perbedaan gender di model TAM. Mereka mengembangkan TAM dengan menambahkan konstruk-konstruk keberadaan sosial persepsian (perceived
social presence) dan kekayaan informasi (information richness). Mereka
menemukan bahwa wanita akan cenderung lebih dapat bekerja sama dan laki-laki cenderung untuk lebih berkompetisi. Dibandingkan dengan laki-laki, wanita memandang lebih tinggi nilai dari kegunaan persepsian (perceived usefulness). Sebaliknya dibandingkan dengan wanita, laki-laki lebih melihat ke kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) di dalam penggunaan komputer.
Penelitian lain dilakukan oleh Venkatesh & Morris (2000) tentang hubungan
gender dan masalah sosial terhadap penerimaan teknologi dan kebiasaan
penggunaannya. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Gefen dan Straub (1997), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak dipengaruhi oleh pandangan mereka akan kegunaan (perceived usefulness) dari suatu teknologi baru, sedangkan wanita lebih banyak dipengaruhi oleh pandangan mereka akan perceived ease of use.
Wahid (2005) juga menguji dengan menggunakan TAM dengan mengkaji
gender dalam pengadopsian internet. Hasil penelitian Wahid menunjukkan bahwa
gender berpengaruh pada adopsi internet. Dia menemukan bahwa laki-laki lebih
cepat dalam mengadopsi internet dan terdapat perbedaan faktor yang mempengaruhi keputusan mengadopsi internet antara laki-laki dan perempuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gefen dan Straub (1997) serta Wahid (2005) menyatakan hasil bahwa gender berpengaruh secara signifikan pada
perceived usefulness dan perceived ease of use. Penelitian Ndubisi (2008) dan
Chinyamurindi dan Louw (2010) juga mendukung adanya temuan tersebut.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gardner dan Amoroso (2004), gender
dihubungkan dengan perceived usage atau behavior. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa gender berpengaruh signifikan terhadap behavior. Hal ini diartikan bahwa terdapat perbedaan perilaku terhadap teknologi antara laki-laki dan perempuan. Tetapi hal ini berbeda dengan penelitian Gefen dan Straub (1997) menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara gender dengan behavior. Dari uraian tersebut, dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut:
H8 : Gender berpengaruh terhadap Perceived Ease of Use
H9 : Gender berpengaruh terhadap Perceived Usefulness.
H10 : Gender berpengaruh terhadap Behavior.
C. Kerangka Teori
Berdasarkan penelitian terdahulu, kerangka atau model penelitian yang akan digunakan adalah Model TAM dengan modifikasi penambahan variabel eksternal berupa gender. Model penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 2.3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini akan menjelaskan pengaruh gender terhadap penerimaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) dengan menggunakan model TAM
(Technology Acceptance Model). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menjelaskan sifat hubungan tertentu, atau menetapkan perbedaan antar kelompok atau kebebasan (independensi) dua atau lebih faktor dalam suatu situasi. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menelaah varians dalam variabel dependen atau untuk memperkirakan keluaran organisasi (Sekaran, 2006).
B. Populasi, Sample, dan Teknik Sampling
Populasi merujuk pada keadaan atau sesuatu yang menarik sehingga peneliti ingin mempelajari (Sekaran, 2006). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari lalu ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja di kantor akuntan publik (KAP).
Sampel adalah bagian populasi yang akan dipelajari secara detail (Sekaran, 2006). Dalam definisi lain sampel diartikan sebagai bagian dari jumlah dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menggunakan metode purposive sampling. Metode purposive sampling ini dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Dalam penelitian ini, kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah auditor yang bekerja di KAP di wilayah Jawa Tengah dengan tidak membatasi pada KAP tertentu.
C. Instrumen Penelitian dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dalam pengumpulan data. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian data responden dan bagian pernyataan. Di bagian data, peneliti ingin mengetahui data usia dan jenis kelamin responden. Sementara dalam bagian pernyataan, responden diminta untuk memilih item yang sesuai dengan keadaannya. Item pernyataan tersebut diukur dengan skala likert. Skala likert yang digunakan dimodifikasi menjadi empat skala likert karena pada umumnya jika menggunakan lima skala likert dengan pilihan ragu-ragu atau netral, responden cenderung akan memilih pilihan tersebut. Kuesioner tersebut dibagikan kepada responden dengan menggunakan survei langsung kepada responden.
Variabel penelitian adalah konsep abstrak yang dapat diukur. Konsep abstrak yang langsung dapat diukur disebut variabel observed atau manifest. Sedangkan variabel yang tidak dapat diukur langsung disebut variabel unobserved atau sering disebut latent atau konstruk (Ghozali, 2008). Variabel eksogen adalah variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen, sedangkan variabel endogen adalah variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam sebuah model SEM, sebuah variabel latent dapat berfungsi sebagai variabel eksogen atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id variabel endogen secara sekaligus tergantung dari model penelitian yang ada (Santoso, 2011).
Pada penelitian ini digunakan satu variabel yang hanya menjadi variabel endogen, empat variabel yang berkedudukan sebagai variabel eksogen sekaligus endogen, dan satu variabel yang hanya menjadi variabel eksogen. Dalam model penelitian ini gender dikategorikan ke dalam observed variable yang hanya menjadi variabel eksogen. Hal ini dikarenakan gender dapat langsung diukur, yaitu laki-laki dan perempuan serta mempengaruhi variabel lainnya tanda adanya pengaruh dari variabel lainnya.
Variabel endogen yang digunakan adalah actual usage (penggunaan sesungguhnya) atau disebut sebagai variabel behavior (perilaku). Perilaku adalah tindakan yang dilakukan seseorang. Dalam konteks sistem teknologi informasi, perilaku adalah penggunaan sesungguhnya (actual use) dari teknologi. Oleh karena penggunaan sesungguhnya ini tidak bisa diobservasi oleh peneliti, maka konstruk ini diganti dengan pemakaian persepsian (perceived usage). Igbaria et.al (1995) dalam Jogiyanto (2007) menggunakan perceived usage yang diukur dengan jumlah waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan suatu teknologi dan frekuensi penggunaannya.
Sedangkan keempat variabel eksogen yang juga berkedudukan sebagai variabel endogenyang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Perceived Usefulness (Kegunaan Persepsian)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan kinerjanya (Davis et.al, 1989). Persepsi Pengguna terhadap Kegunaan TABK (Perceived Usefulness) mempengaruhi penerimaan terhadap TABK dari dua arah yaitu secara langsung dan secara tidak langsung melalui Attittude towards Using.
2. Perceived Ease of Use (Kemudahan Penggunaan Persepsian)
Menurut Davis et.al (1989) dalam Tangke (2004), kemudahan penggunaan persepsian (Perceived Ease of Use) didefinisikan sebagai suatu tingkat atau keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sistem tertentu tidak diperlukan usaha apapun (free of effort). Persepsi Pengguna terhadap Kemudahan dalam Menggunakan TABK mempengaruhi Penerimaan terhadap TABK secara tidak langsung melalui konstruk Persepsi Pengguna terhadap Kegunaan TABK dalam konstruk Perceived Usefulness dan Sikap Pengguna terhadap Penggunaan TABK dalam konstruk Attittude towards Behavior.
3. Attittude towards Behavior (Sikap terhadap Perilaku)
Attitude towards behavior didefinisikan sebagai perasaan positif atau
negatif seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan (Jogiyanto, 2007). Jika seseorang merasa harus melakukan sesuatu, dalam hal ini menggunakan suatu teknologi, maka orang tersebut akan berminat menggunakan teknologi tersebut.
4. Behavioral Intention (Minat Perilaku)
Minat perilaku adalah suatu keinginan (minat) seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Item pengukur konstruk ini diadaptasi dari Davis et.al
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (1989) serta telah dikembangkan dalam penelitian-penelitian selanjutnya seperti pada Park (2009) dan Yang, Hsu, Tan (2010).
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi lapangan, yaitu peneliti secara langsung membagikan kuesioner kepada responden. Sumber data yang digunakan adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data yang langsung dari sumbernya yang dalam penelitian ini adalah langsung dari jawaban responden.
E. Metode Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis ini berisi tentang bahasan secara deskriptif mengenai tanggapan yang diberikan responden pada kuesioner. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2002). Studi deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi (Sekaran, 2006).
2. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan (dalam penelitian ini adalah pernyataan) pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id penelitian yang memiliki validitas tinggi, maka hasil penelitian akan mampu menjelaskan masalah penelitian sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
3. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur konsep. Untuk mengukur reliabilitas dari instrumen penelitian ini dilakukan dengan melihat Cronbach Alpha melalui bantuan program komputer SPSS for Windows versi 17.0. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach alpha > 0,60 (Ghozali, 2008).
4. Uji Asumsi Model
a. Asumsi Normalitas Data
Structural Equation Modeling (SEM) mensyaratkan data berdistribusi
normal. Jika data berdistribusi tidak normal, dikhawatirkan akan mempengaruhi hasil analisis dengan kecenderungan bias yang tinggi. Uji normalitas dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu uji normalitas untuk setiap variabel (univariate normality) dan uji normalitas semua variabel secara bersama-sama (multivariate normality). Hal ini disebabkan jika setiap variabel berdistribusi normal secara parsial, belum tentu berdistribusi normal secara bersama-sama.
Dalam penelitian ini uji normalitas dihitung dengan bantuan program komputer AMOS 7. Patokan yang digunakan dalam pengujian normalitas data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id adalah nilai critical ratio (cr). Distribusi dikatakan normal jika angka cr
skweness atau angka cr kurtosis ada diantara -2,58 dan +2,58 (Ghozali, 2008).
b. Evaluasi Outlier
Outlier adalah kondisi observasi dari suatu data yang memiliki
karakteristik unik yang sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk variabel tunggal maupun variable-variabel kombinasi (Hair et.al dalam Ghozali, 2008). Proses penanganan data outlier adalah menghapus satu atau beberapa data yang jauh dari titik pusat tertentu.
Uji terhadap multivariate outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak mahalanobis dievaluasi dengan menggunakan nilai mahalanobis d-squared (Ghozali, 2008).
Mahalanobis d-squared digunakan untuk mengukur jarak skor hasil observasi
terhadap nilai cetroidnya. Nilai ini diikuti oleh dua kolom yaitu p1 dan p2 yang menunjukkan probabilitas d-squared dengan asumsi normal. Arbuckle dalam Ghozali (2008) mencatat bahwa walaupun nilai p1 diharapkan lebih kecil, tetapi nilai kecil pada kolom p2 menunjukkan observasi yang jauh dari nilai centroidnya dan dianggap outlier serta harus dibuang dari analisis. Evaluasi
outliers ini dilakukan dengan bantuan program komputer AMOS 7.
5. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan analisis multivariat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id antara analisis faktor dan analisis regresi, yang bertujuan untuk menguji hubungan-hubungan antar variabel yang ada pada sebuah model, baik itu antar indikator dengan konstruknya ataupun hubungan antar konstruk (Santoso, 2011).
Penggunaan program AMOS 7 dimaksudkan untuk menguji apakah model yang diestimasi mempunyai kesesuaian yang baik dan apakah terdapat hubungan kausalitas seperti yang dihipotesiskan. Pengujian yang dilakukan meliputi:
a. Analisis kesesuaian model (Goodness of Fit)
Model struktural dikategorikan sebagai “good fit”, bila memenuhi beberapa persyaratan berikut ini:
1. Mengukur Chi Square (χ2) Statistic
Merupakan alat ukur utama dan pertama dari penentuan fit atau tidaknya sebuah model. Pada model SEM, alat ukur tersebut dapat berupa CMIN atau minimum discrepancy yang menunjukkan ketidakcocokan antara matrik kovarians sampel yang tidak dibatasi dengan matrik kovarians sampel yang dibatasi (Santoso, 2011). Nilai dari CMIN ini sendiri diharapkan kecil, yang menunjukkan bahwa perbedaan kedua matrik tersebut tidak signifikan sehingga semakin bagus modelnya.
2. Nilai level probabilitas minimum
Nilai level probabilitas minimum yang disyaratkan adalah 0,1 atau 0,2, tetapi untuk level probabilitas sebesar 0,05 masih diperbolehkan (Hair
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Normed Chi-Square (CMIN/DF)
Indeks ini adalah nilai chi square dibagi dengan degree of freedom. Untuk nilai alat ukur ini dianjurkan dibawah nilai dua atau CMIN/DF ≤ 2,00 (Santoso, 2011).
4. Goodness of Fit Index (GFI)
GFI mencerminkan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan. Tingkat penerimaan yang direkomendasikan GFI adalah sebesar ≥ 0,90 (Santoso, 2011).
5. Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)
Indeks ini sama seperti GFI tetapi telah menyesuaikan pengaruh
degrees of freedom pada suatu model. Nilai yang direkomendasikan adalah
sebesar ≥ 0,90 (Santoso, 2011).
6. Tucker Lewis Index (TLI)
Ukuran ini menggabungkan ukuran parsimony ke dalam indeks komparasi antara proposed model dan baseline model. Nilai penerimaan yang direkomendasikan TLI adalah ≥ 0,90 (Ghozali, 2008).
7. Comparative Fit Index (CFI)
CFI yaitu indeks kesesuaian incremental yang membandingkan model yang diuji dengan baseline model. Nilai yang direkomendasikan CFI adalah ≥ 0,90 (Santoso, 2011).
8. The Root Mean Square of Approximation (RMSEA)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
goodness of fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam
populasi. Nilai penerimaan yang direkomendasi yaitu sebesar ≤ 0,08 (Santoso,2011).
Indikator-indikator yang harus dipenuhi yang telah disebutkan di atas dapat disarikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Syarat Analisis Kesesuaian Model (Goodness of Fit)
Goodness of fit Indices Cut-off Value
Chi-square (χ2) Diharapkan kecil
Significance Probability (p) ≥ 0,05 CMIN/DF ≤ 2,00 GFI ≥ 0,90 AGFI ≥ 0,90 TLI ≥ 0,90 CFI ≥ 0,90 RMSEA ≤ 0,08
Sumber: Ghozali (2008), Santoso (2011)
b. Analisis Koefisien Jalur
Analisis ini dilihat dari signifikansi besaran regression weight model. Kriteria bahwa jalur yang dianalisis signifikan adalah apabila memiliki nilai C.R. ≥ nilai t tabel. Pedoman umum nilai t tabel untuk sampel lebih besar dari 150 dengan level signifikansi 5% adalah ±1,96.
Analisis ini juga menunjukkan besaran dari efek total, efek langsung serta efek tidak langsung dari satu variabel terhadap variabel lainnya. Efek langsung adalah koefisien dari semua garis koefisien dengan anak panah satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ujung. Efek tidak langsung adalah efek yang muncul melalui sebuah variabel antara (mediasi) dan efek total adalah efek dari berbagai hubungan.
Berikut adalah gambar model SEM yang digunakan dalam penelitian ini.
Gambar 3.1
Model TAM dengan Gender sebagai Variabel Eksternal
PU PU1 e1 1 1 PU2 e2 1 PU3 e3 1 PU4 e4 1 PU5 e5 1 PEOU PEOU5 e10 1 1 PEOU4 e9 1 PEOU3 e8 1 PEOU2 e7 1 PEOU1 e6 1 ATB ATB3 e13 1 1 ATB2 e12 1 ATB1 e11 BI BI4 e17 1 1 BI3 e16 1 BI2 e15 1 BI1 e14 1 B B1 e18 B2 e19 1 G 1 Err2 1 Err3 Err1 1
TAM Dengan Gender Sebagai Variabel Eksternal
1 1 1 Err4 Err5 1 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas hasil-hasil survei yang telah dilakukan yang diawali dengan analisis deskriptif tentang karakteristik responden dan tanggapan responden, pemaparan uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi model serta pengujian hipotesis.
A. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik responden beserta tanggapannya terhadap item-item pertanyaan yang tertera dalam kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekarja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jawa Tengah yang telah menggunakan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan metode purposive sampling dengan tujuan mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan (Sekaran, 2006).
Pengambilan data dilakukan dengan metode survei, yaitu dengan memberikan kuesioner secara langsung kepada responden. Lamanya waktu yang digunakan untuk menyebar kuesioner sampai dengan kuesioner terkumpul kurang lebih 1 bulan yaitu mulai tanggal 31 Maret 2011 sampai dengan 5 Mei 2011. Sampel yang berhasil terkumpul berjumlah 109 responden dari 120 kuesioner yang disebarkan. Perinciannya dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini: