• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN

GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa SMP Negeri 29 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

OKTOVIANA NUR AJID 1001566

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN

INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK

TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Oleh

Oktoviana Nur Ajid

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Oktoviana Nur Ajid 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

OKTOVIANA NUR AJID 1001566

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN

INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK

TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Drs. Sucipto, M.kes

NIP. 196106121987031002

Pembimbing II

Drs. M. Ruhyat

NIP. 195602111985031001

Diketahui oleh

Ketua Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.pd

(4)

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan Masalah penelitian ... 9

D. Rumusan Masalah Penelitian ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Hakikat Model Pembelajaran ... 11

B. Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry Learning) ... 14

C. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 19

(5)

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

E. Hakikat Jurus Tepak Tilu Jalan Muka Satu ... 31

F. Kerangka Pemikiran ... 60

G.Hipotesis ... 62

BAB III METODE PENELITIAN ... 63

A. Metode Penelitian ... 63

B. Desain Penelitian ... 64

C. Populasi ... 68

D. Sampel ... 68

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 69

F. Instrumen Penelitian ... 70

G. Prosedur Pengolahan Data ... 73

BAB IV PEMBAHASAN ... 78

A. Pengolahan dan Analisis Data ... 78

B. Diskusi Penemuan ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 84

A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85

LAMPIRAN ...

(6)

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2

Tabel 2.1 Jurus Tepak Tilu Jalan Muka Satu ... 31

Tabel 3 Tabel 3.1 Instrumen Penelitian ... 70

Tabel 4 Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku... 78

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data ... 78

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ... 80

(7)

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

DAFTAR BAGAN

(8)

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A:

A.1 Rangkaian Pencak Silat Seni Tepak tilu Jalan Muka Satu ...

LAMPIRAN B:

B.1. Format Penilaian Tes ... B.2. Daftar Nama Tester ...

LAMPIRAN C:

C1. Program Pembelajaran ...

LAMPIRAN D:

D1. Daftar Hasil Tes ... D2. Hasil Tes Rata-rata Dan Simpangan baku ... D3. Uji Normalitas Liliefors ... D4. Uji Homogenitas Menggunakan Uji Kesamaan Dua Variabel ... D2. Uji Kesamaan Dua Rata-rata (satu pihak) ...

(9)

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

E.1. Foto-foto Penelitian ...

LAMPIRAN F

F.1. Daftar Tabel Distribusi ...

LAMPIRAN G

G.1. Surat Keputusan Pengesahan Judul Dan Dosen Pembimbing ... G.2. Surat Izin Melakukan Penelitian ... G.3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ...

(10)

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

ABSTRAK

Oktoviana, 1001566. “Perbandingan Antara Model Pembelajaran

Inkuiri Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Seni Ibing Tepak Tilu Jalan Muka Satu Pencak Silat Di Ekstrakurikuler

Pencak Silat SMPN 29 Bandung”. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri dan kooperatif terhadap hasil penguasaan gerak jurus seni ibing tepak tilu jalan muka satu. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain penelitian menggunakan Posttest Only Control Desain. populasi pada penelitian ini yaitu siswa-siswi ekstrakurikuler pencak silat SMPN 29 Bandung dengan sampel sebanyak 30 siswa. Analisis yang digunakan adalah uji kesamaan dua rata-rata (satu pihak) atau uji t. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan data diperoleh

t

ₒ (11,36)

>tα (1,70) artinya

t

hitung>

t

tabel, oleh karena itu Hₒ ditolak maka hipotesis diterima. Kesimpulannya dari penelitian ini adalah bahwa Hasil dari kedua model pembelajaran tersebut diketahui berbeda secara signifikan terhadap hasil penguasaan gerak seni ibing tepak tilu jalan muka satu pencak silat di ekstrakurikuler pencak silat SMPN 29 Bandung. Dengan demikian maka diharapkan untuk pembelajaran tepak tilu di SMPN 29 Bandung para pengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif.

(11)

1

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan sesuatu hal yang penting untuk mendapatkan suatu ilmu pengetahuan, keahlian ataupun keterampilan yang bersifat menetap dan cenderung sebagai penopang atau pegangan manusia dalam menjalani kehidupannya. Karena pada hakikatnya pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan dengan lainnya salah satunya yaitu belajar. Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku, baik perubahan yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Slameto (1991, hlm. 2) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan pendidikan yang berupa kegiatan pembelajaran.

Menurut Nurgiyantoro (1995, hlm. 21) Seseorang dikatakan telah mengalami peristiwa belajar jika ia mengalami perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak berkompeten menjadi kompeten. Sedangkan Gagne (Zahcri, 1989,hlm. 47) menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dalam menuntut pelajarannya. Faktor-faktor yang berasal dari dalam siswa meliputi bakat, minat, motivasi, sikap, dan lain-lain. Faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang meliputi strategi pembelajaran, alat evaluasi, lingkungan belajar, media pengajaran, dan lain-lain.

(12)

2

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengombinasikan beberapa metode yang relevan. Karena hasil belajar dapat dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru di dalam kelas

Oleh karena itu, setiap guru hendaknya menentukan strategi pembelajaran yang paling sesuai dengan materi yang hendak disampaikan dan guru harus mampu memilih strategi pembelajaran yang dianggap paling efektif.

Faktor strategi pembelajaran mempunyai peranan yang besar dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran, termasuk di dalamnya pembelajaran Penjas (dalam sekolah menengah pertama disebut Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan) peranan strategi dalam pembelajaran penjas merupakan upaya untuk memberikan kontribusi kepada tujuan pendidikan, (Bambang Abduljabbar, 2010, hlm. 20) mengungkapkan kontribusi pendidikan jasmani yaitu antara lain pertama, kontribusi unik pendidikan jasmani terhadap perkembangan total siswa atau individu. Pendidikan jasmani dalam kurikulum merupakan mata pelajaran yang mempromosikan pengembangan keterampilan gerak dan kebugaran jasmani. Tidak ada mata pelajaran lain yang mengambangkan domain psikomotor, kecuali pendidikan jasmani.

(13)

3

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesehatan yang baik, yang pada gilirannya juga akan mengembangkan produktivitasnya.

Ketiga, pendidikan jasmani dapat berkontribusi pada kesiapan belajar. Kesiapan belajar siswa sangat penting dalam menerima semua informasi dari para gurunya. Pengalaman gerak sangat menekankan kesiapan belajar. Gerakan mengeksplorasi lingkungan, mengembangkan kepekaan, dan meletakkan dasar-dasar belajar pada semua domain pembelajaran. Belajar gerak dan permainan , siswa bebas mengeksplorasi diri, mengembangkan kepercayaan diri, dan meningkatkan keterampilan sosial ketika berinteraksi dengan siswa lain. Dengan perkataan lain, belajar gerak menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan dan meningkatkan derajat kesehatan siswa.

Keempat, pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran penting dalam sebuah kurikulum. Maka dari itu pembelajaran penjas bagi seorang anak tidak boleh dilaksanakan ala kadarnya, melainkan harus benar-benar dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, sistematik dan sistemik.

Tujuan pendidikan jasmani berhubungan dengan materi pembelajaran yang diberikan kepada anak. Salah satu materi pembelajaran penjas mengandung banyak unsur nilai kehidupan pendidikan adalah materi ajar bela diri pencak silat. Materi pembelajaran pencak silat ini sudah terdapat dalam kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani.

(14)

unsur-4

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

unsur warisan budaya yang dapat menjadi identitas bangsa Indonesia. Melalui panitia persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPPSI) maka pada tanggal 1948 Mei di Surakarta oleh Mr. Wongsonegoro. Program utama disamping mempersatukan seluruh aliran dan kalangan pencak silat di Indonesia, IPSI mengajukan program kepada pemerintah pada saat itu, agar pencak silat dapat dimasukkan di sekolah-sekolah sebagai mata pelajaran.

Definisi pencak silat menurut PB IPSI pada tahun 1975 adalah sebagai berikut :

Pencak silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela/mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pada saat kepemimpinan Bapak Tjokropranolo tahun 1973 sampai tahun 1977, dicoba kembali menempatkan pembinaan pencak silat secara nasional, baik melalui pemerintah maupun masyarakat. Usaha yang dirintis pada periode permulaan kepengurusan di tahun lima puluhan, yang kemudian kurang mendapat perhatian dan kemudian dirintis dengan diadakan Seminar Pencak Silat, oleh pemerintah pada tahun 1973 di Tugu Bogor yang kemudian menghasilkan kesimpulannya adalah;

1. Penetapan istilah yang digunakan untuk pencak silat.

2. Pemasukan pencak silat sebagai kurikulum pendidikan di lembaga.

3. Metode pengajaran pencak silat atau guru pencak silat di sekolah-sekolah. 4. Pembinaan organisasi pencak silat serta kegiatan-kegiatan di lingkungan

sekolah.

5. Menanamkan kegemaran dan minat dikalangan pelajar di lembaga.

(15)

5

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa dalam mempelajari setiap gerakan yang diajarkan. Salah satu faktor kesulitan tersebut bisa jadi disebabkan karena cara ajar guru tidak memudahkan siswa untuk dapat menguasai gerak jurus tepak tilu, guru dituntut untuk dapat menerapkan berbagai cara ajar diantaranya dengan menerapkan model-model pembelajaran. Karena berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran tergantung pada proses belajar yang dialami siswa. Seiring dengan itu untuk mendapatkan pembelajaran yang maksimal maka siswa tidak lagi harus terfokus dengan metode ajar yang monoton, yang masih menerapkan sistem dimana siswa tidak secara bebas mengoeksplor kemampuannya dalam mencari sendiri pengetahuan ataupun melalui teman sekelasnya.

Fred percipal (t,t, dalam Hamalik, 2000, hlm. 2) menyatakan bahwa: “model is a physicalor conceptual representation of an object or system, incorporating certain specific features of the original”. Maksud dari pernyataan tersebut, model ialah suatu penyajian fisik atau konseptual dari suatu objek atau system yang menyatukan bagian-bagian khusus tertentu dari objek aslinya.Istilah model diartikan suatu benda tiruan dari benda sesungguhnya, seperti globe adalah model dari bumi tempat kita hidup. Secara umum istilah “model” diartikan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Jadi suatu model bukan merupakan bentuk asli, tetapi berupa rancangan yang terdiri dari banyak reproduksi.

(16)

6

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kerjasama (4) model pembelajaran pendidikan olahraga (5) model pembelajaran kelompok (6) model pembelajaran inkuiri (7) model pembelajaran taktis.

Dari tujuh model pembelajaran yang disebutkan di atas yaitu, penulis mencoba akan mengkaji dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran inkuiri (inquiry learning) dan model pembelajaran kooperatif (cooperatve learning) yang akan diterapkan dalam pembelajaran seni jurus tepak tilu pencak silat yang masuk kedalam model pembelajaran kelompok dan model pembelajaran inkuiri. Menurut Tite (2011, hlm. 79) bahwa “model pembelajaran inkuiri adalah mencari untuk mendapatkan informasi dengan menyusun sejumlah pertanyaan.” Sedangkan menurut Johnson, Hamid Hasan (1996:67). “model pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaranyang memungkinkan siswa bekerja sama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut”.

Dari pemaparan di atas penulis ingin mengkaji model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran kooperatif. Berdasarkan dari pengertian kedua model pembelajaran tersebut, penulis beranggapan bahwa kedua model tersebut dapat memberikan pengaruh untuk pembelajaran seni ibing tepak tilu jalan muka 1 pencak silat.

Namun didalam model pembelajaran ini terdapat kelebihan dan kekurangannya, kelebihan dan kekurangannya yaitu:

1. Kelebihan dan Kelemahan Metode Inkuiri a. Kelebihan Metode Inkuiri

1. Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berfikir dan menggunakan kemampuan untuk hasil akhir.

2. Perkembangan cara berfikir ilmiah, seperti menggali pertanyaan, mencari jawaban, dan menyimpulkan / memperoses keterangan dengan metode inkuiri dapat dikembangkan seluas-luasnya.

(17)

7

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Kelemahan metode inkuiri

1. Belajar mengajar dengan metode inkuiri memerlukan kecerdasarn anak yang tinggi. Bila anak kurang cerdas, hasilnya kurang efektif.

2. Metode inkuri kurang cocok pada anak yang usianya terlalu muda, misalnya anak SD.

2. Kelebihan dan Kelemahan Metode kooperatif

Menurut sanjaya (2006, hlm. 247,dalam Syariftugas.blogspot.com) menyatakan beberapa keunggulan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

a. Kelebihan model pembelajaran kooperatif

1. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu tergantung pada guru, tapi dapat menambah kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. 2. Pembelajaran koopertif dapat mengembangkan kemampuan

mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

3. Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

4. Pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggungjawab dalam belajar.

5. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan memanage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.

(18)

8

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggungjawab kelompoknya.

7. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (rill).

8. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

b. Kelemahan model pembelajaran kooperatif.

1. Untuk memahami dan mengerti filosofis pembelajaran kooperatif membutuhkan waktu yang lama.

2. Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa setiap siswa saling mengajarkan. Oleh karena itu jika tanpa peer teaching yang efektif, bila dibandingkan dengan pembelajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang harus dipelajari dan dipahami tidak dicapai oleh siswa.

3. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif kepada hasil kelompok, namun guru perlu menyadari bahwa hasil atau presentasi yang diharapkan sebenarnya adalah hasil atau presentasi setiap individu siswa.

4. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan ini tidak mungkin dicapai hanya dalam waktu satu atau beberapa kali penerapan strategi.

(19)

9

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam pembelajaran seni ibing tepak tilu jalan muka 1 pencak silat di kelas VIII SMPN 29 Bandung dengan tujuan untuk memudahkan siswa dalam menguasai gerak seni ibing tepak tilu jalan muka 1 pencak silat.

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan oleh penulis sebagai acuan untuk mencari pemecahannya, permasalahanya yaitu:

1. Prestasi belajar siswa pada pembelajaran pencak silat khususnya pada penguasaan ibing tepak tilu jalan muka 1 masih kurang baik.

2. Pembelajaran yang dilakukan masih monoton, karena masih menggunakan metode pembelajaran konvensional.

3. Pembelajaran yang diberikan kepada siswa terkadang kurang diminati oleh siswa.

4. Dari pembelajaran ini lalu model pembelajaran mana yang cocok diterapkan untuk pembelajaran pencak silat ibing tepak tilu.

C.Batasan Masalah Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa batasan yang perlu dikembangkan agar substansi penelitian ini tidak melebar dan agar dapat kesepahaman penafsiran tentang substansi yang ada dalam penelitian ini. Batasan-batasan masalah tersebut adalah sebagaimana berikut ini:

1. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perbandingan model pembelajaran inkuiri dan kooperatif terhadap hasil pembelajaran bela diri pencak silat di SMPN 29 Bandung. Sehingga yang menjadi variabel bebasnya adalah model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran kooperatif. Sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah penguasaan gerak seni ibing tepak tilu jalan muka 1 pencak silat.

(20)

10

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Instrument yang digunakan adalah tes rangkaian gerak seni ibing tepak tilu jalan muka 1 pencak silat.

4. Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah di SMPN 29 Bandung.

D.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan penjelasan yang telah di paparkan di dalam latar belakang, peneliti akan mencoba memaparkan masalah yang terjadi dalam pembelajaran gerak seni jurus tepak tilu pencak silat. Maka penulis merumuskan masalah sesuai pernyataan sebagai berikut :

1. Apakah model pembelajaran inkuiri (inquiry learning) berpengaruh terhadap penguasaangerak seni ibing tepak tilu jalan muka satu pencak silat?

2. Apakah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) berpengaruh terhadap penguasaangerak seni ibing tepak tilu jalan muka satu pencak silat?

3. Apakah hasil dari kedua model pembelajaran tersebut berbeda secara signifikan terhadap penguasaangerak seni ibing tepak tilu jalan muka satu pencak silat?

E.Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini tujuan yang dicapai penulis adalah:

1. Mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran inkuiri (inquiry learning) terhadap penguasaangerak seni ibing tepak tilu jalan muka satu pencak silat?

(21)

11

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mengetahui model pembelajaran manakah yang paling berpengaruh dalam keberhasilan terhadap penguasaangerak seni ibing tepak tilu jalan muka satu pencak silat?

F. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis, penelitian ini dapat menjadi sumbangan keilmuan dan materi bela diri pencak silat di SMPN 29 Bandung.

(22)

63

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Untuk melakukan suatu penelitian ada tata cara yang harus dilakukan, namun terkadang sulit membedakan antara metode penelitian dengan prosedur penelitian. Menurut Iqbal (2002, hlm. 21) “metode penelitian membicarakan mengenai tata cara pelaksanaan penelitian, sedangkan prosedur penelitian membicarakan urutan kerja penelitian dan teknik penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan data penelitian. Dengan demikian, metode penelitian melingkupi prosedur dan teknik penelitian.”

(23)

64

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ada beberapa jenis metode penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian, seperti historis, deskriptif, dan eksperimen.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu melakukan manipulasi terhadap obyek penelitian serta diadakannya kontrol terhadap variabel tertentu.menurut Arikunto (2002, hlm. 4) bahwa “Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab-akibat (hubungan klausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminir atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa menggangu”.

Metode eksperimen yang penulis lakukan yaitu dalam upaya mengetahui pengaruh dari perbandingan dua model pembelajaran yakni model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran kooperatif. Dari dua model pembelajaran kelompok tersebut dilakukan perbandingan hasil belajar penguasaan gerak seni tepak tilu jalan muka 1 pencak silat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran kooperatif. Adapun variabel terikatnya adalah hasil penguasaan gerak seni tepak tilu jalan muka 1 pencak silat.

B.Desain penelitian

Menurut Ikbal (2002, hlm. 31) “ada banyak definisi mengenai desain penelitian, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian.

2. Desain penelitian adalah cetak biru (blue print)terhadap pengumpulan, pengukuran, dan penganalisisan data.

3. Desain penelitian adalah kerangka kerja dalam suatu studi tertentu, guna mengumpulkan, mengukur, dan melakukan analisis data sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian”.

(24)

65

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

muncul didalam proses penelitian akan terjawab. Bentuk serta isi dari desain penelitian menurut Ikbal (2002, hlm. 33) adalah:

1. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.

2. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya.

3. Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat sfesifikasi dari tujuan, luas jangkau (scrope) dan hipotesa untuk diuji.

4. Membangun penyelidikan atau percobaan.

5. Memilih serta memilih defenisi terhadap pengukuran variabel-variabel. 6. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan.

7. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.

8. Membuat coding, serta mengadakan editing dan procesing data.

9. Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi serta inferensi statistik.

10. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta interpretasi data, genaralisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa saran-saran dan kerja penelitian yang akan datang.

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Posttest Only Control Desain” yang digambarkan sebagai berikut:

Kelompok A (model pembelajaran Inkuiri)

Kelompok B (model pembelajaran Kooperatif)

Bagan 3.1 Desain penelitian Keterangan:

R : Kelompok pertama gerakan tepak tilu jalan muka 1 diiringi musik. R : kelompok kedua gerakan tepak tilu jalan muka 1 diiringi musik.

X : Perlakuan penguasaan gerak tepak tilu jalan muka 1 dengan model Inkuiri.

X : Perlakuan penguasaan gerak tepak tilu jalan mka 1 dengan model Kooperatif.

O : Kelompok pertama yang sudah diberi perlakuan model Inkuiri. 0

R X

0

(25)

66

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

O : Kelompok kedua yang sudah diberi perlakuan model Kooperatif. Berdasarkan rancangan diatas, penelitian ini dilakukan pada dua kelas yaitu kelas yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dan kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif terhadap penguasaan gerak seni tepak tilu jalan muka 1.

Adapun prosedur dari rancangan penelitian ini dari awal penelitian sampai akhir penelitian adalah sebagai berikut :

1. Tahap I

a. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian.

b. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian. c. Menghubungi pihak sekolah dan menghubungi guru mata pelajaran

yang bersangkutan.

d. Membuat surat izin penelitian. e. Menentukan sampel penelitian. f. Mempersiapkan program penelitian. 2. Tahap II

a. Memberikan perlakuan pada sampel penelitian yaitu dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran kooperatif.

b. Memberikan posttest setelah diberi perlakuan kemudian menghitung rata-rata.

3. Tahap III

a. Menghitung perbedaan antara hasil kelompok pertama (model pembelajaran inkuiri) dan kelompok kedua (model pembelajaran kooperatif) setelah diberi perlakuan.

(26)

67

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk memberikan kemudahan dalam melakukan penelitian maka perlu adanya langkah-langkah kerja penelitian. Dengan demikian, maka penulis menggambarkan langkah-langkah penelitian sebagai berikut :

Bagan 3.2

Langkah-langkah penelitian Populasi

Sampel Kelompok B

Kelompok A

Perlakuan Perlakuan

Hasil B Hasil A

Kesimpulan Pengolahan&Ana

lisis data Pengumpulan

(27)

68

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Populasi

Data yang digunakan dalam penelitian, berupa populasi dan sampel penelitian. Setiap peneliti memerlukan sejumlah objek yang akan diteliti, populasi merupakan sumber data yang sangat penting. Sebuah populasi bukan hanya orang, melainkan juga objek dan benda-benda alam yang lain. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2013, hlm. 117) bahwa:

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Selain itu menurut Iqbal (2002, hlm. 58) mengatakan: ”Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti”.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan suatu totalitas dari seluruh wilayah yang bergeneralisasi yang terdiri dari obyek/subyek baik itu berupa manusia ataupun benda yang lainnya dan suatu gejala ataupun peristiwa yang dijadikan ketetapan oleh peneliti dan juga sebagai sumber yang kemudian akan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi anggota ekstrakurikuler pencak silat di SMPN 29 Bandung. Karena mata pelajaran pencak silat terdapat dalam kurikulum pembelajaran di SMPN 29 Bandung.

D. Sampel

(28)

69

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikemukakan oleh sugiyono (2013, hlm. 118) bahwa:” sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel yang akan diambil di penelitian ini adalah siswa anggota ekstrakurikuler pencak silat SMPN 29 Bandung yang berjumlah 30 orang, didapat dari 10% dari jumlah populasi yang selanjutnya dibagi dua kelompok sama banyak yaitu 15 orang untuk kelompok model pembelajaran inkuiri dan 15 orang untuk model pembelajaran kooperatif.

Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan Arikunto (2006, hlm. 112) bahwa

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling. Yaitu dimana tiap sampel yang berukuran sama memiliki suatu probabilitas atau kesempatan yang sama untuk terpilih dari populasi.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dan waktu pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: Lokasi : SMP Negeri 29 Bandung

Waktu : 26 Juni sampai dengan 16 Juli 2014, frekuensi pertemuan perminggu sebanyak 2 kali dalam seminggu

(29)

70

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Instrument Penelitian

Dalam penelitian ini diperlukan instrumen penelitian, instrumen penelitian merupakan suatu alat yang dinilai akurat untuk mengumpulkan dan memperoleh data. Seperti yang dikemukakan Arikunto (2002, hlm. 121) bahwa : “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan suatu model”. Instrumen pada penelitian ini adalah tes rangkaian gerak tepak tilu jalan muka satu pencak silat.

1. Kriteria penilaian dan kisi-kisi instrumen. a. Kriteria penilaian

 Wiraga (teknik)

1. Penilaian teknik dilakukan dengan cara melihat dan menghitung jumlah gerakan yang benar.

2. Jumlah seluruh gerakan pada rangkaian gerak tepak tilu terdapat 64 gerakan.

3. Gerakan yang benar diberi nilai 1, sedangkan yang salah diberi nilai 0.

4. Nilai teknik diperoleh dengan cara jumlah gerakan dikurangi kesalahan gerakan (64 dikurangi kesalahan gerakan).

5. Dari 5 tester diambil 3 nilai, karena nilai terbesar dan terkecil dari setiapperolehan nilai testee tidak dipakai. 6. Penilaian aspek ini bersifat objektif.

 Wirasa dan wirahma (Kemantapan dan Keindahan gerak)

(30)

71

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tenaga dan stamina setiap siswa. Sedangkan penilaian pada aspek wirahma dilihat dari keindahan gerakan dan kesesuaian gerakan dengan irama musik pengiring tepak tilu.

2. Aspek-aspek yang dinilai antara lain : kecepatan, kekuatan, kelentukan, dan penjiwaan (ekspresi penghayatan) terhadap gerakan.

3. Rentang skor pada aspek penilaian wirasa antara 50-60. 4. Penilaian aspek ini bersifat subyektif.

b. Kisi-kisi Instrumen penelitian

Besot tangan kiri tusuk 1

Buka tutup 6 kali 1

Besot tangan kiri tusuk tangan kanan serong

kiri 1

Maju kaki kanan membentuk pasangan 1

tertutup 1

Sikut tangan kanan 1

Bandul tangan kanan 1

Kembali adeg-adeg tunggal 1

Pasangan mawar 1

Maju membentuk pasangan nasional 2 1

Besot tangan kiri lalu tusuk 1

Buka tutup 4 kali 1

(31)

72

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jambak lalu benturkan ke lutut 1

Peupeuh lalu bilas 1

Sikut tangan kanan 1

Bandul tangan kanan 1

Menghindar ke belakang 2 kali 1

Tangkis,pukul depan 1

bilas, gejlig lalu tendang 1

2 Limbung

Bandul tangan kanan 1

menghindar ke belakang 2 kali 1

tangkis,pukul depan 1

bilas, gejlig,tendang, lalu rengkuh. 1 3 Mincig

4-8-Besot tangan kiri tusuk tangan kanan

seronkiri 1

Maju kaki kanan membentuk pasangan

(32)

73

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sikut tangan kanan 1

Bandul tangan kanan 1

Kembali adeg-adeg tunggal 1

Pasangan mawar 1

Maju membentuk pasangan nasional 2 1

Besot lalu peupeuh depan 1

Jambak lalu benturkan ke lutut 1

Peupeuh lalu bilas 1

Sikut tangan kanan 1

Bandul tangan kanan 1

menghindar ke belakang 2 kali 1

tangkis,pukul depan 1

bilas, gejlig, tendang, lalu rengkuh. 1 6 Mincig

4-8-Bandul tangan kanan 1

Tangkisan bawah 1

(33)

74

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jumlah rangkaian gerakan seluruhnya terdapat 64 gerakan.

G. Prosedur Pengolahan Data

Setelah data terkumpul,langkah selanjutnya ialah mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik. Ini bertujuan untuk memperoleh jawaban mengenai diterima atau tidaknya hipotesis sesuai dengan signifikannya yang diajukan pada bab 2. Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut :

1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus dari sudjana (1986 : 66) sebagai berikut :

= ᵢ

Keterangan tanda dalam rumus : : Rata-rata suatu kelompok � : Jumlah sampel

ᵢ : Nilai data

ᵢ : jumlah sampel suatu kelompok

2. Menghitung simpangan baku dengan rumus dari sudjana (1986:91) sebagai berikut :

�= ( − )²

(34)

75

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan tanda dalam rumus :

S : simpangan baku gabungan

n : jumlah sampel

( − )² : jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Prosedur yang digunakan menurut Sudjana (1986:450) adalah sebagai berikut :

a. Pengamatan X , X , ...Xn dijadikan bilangan baku Z , Z , ...Zn dengan menggunakan rumus :

Z

=

ᵢ−

(

dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel)

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (Z )= P(Z, Z )

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z , Z , ...Zn ᵢ. jika proporsi ini dinyatakan S(Z ), maka :

S(Z ) � �

1, 2,… � ᵢ

d. Menghitung selisih F (Z ) – S(Z ) kemudian tentukan harga mutlaknya.

(35)

76

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.

Apabila hasil yang diperoleh tidak normal, maka dapat dengan menggunakan mann witney atau uji non parametrik.

4. Menguji homogenitas. Rumus yang digunakan menurut sudjana (1986:242) adalah sebagai berikut :

� =� � � � �

� � � � � �

Kriteria pengujian adalah terima hipotesis jika Fhitunglebih dari Ftabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1, V ) dengan taraf nyata (α)

= 0,05

5. Pengujian signifikan peningkatan hasil pembelajaran, menguji kesamaan dua rata-rata (satu pihak). Dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (satu pihak) dapat menggambarkan bahwa terdapat perbedaan atau tidak mengenai tingkat penguasaan gerak tepak tilu siswa SMP Negeri 29 Bandung yang diberikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran kooperatif. Sedangkan syarat untuk menguji perbedaan dua rata-rata, yaitu datanya harus berdistribusi normal dan variansinya homogen. Jika berdistribusi normal dan homogen maka rumus stastistik yang digunakan yaitu uji t, yang disusun oleh sudjana (1986:233) sebagai berikut :

=

� ²

� +

(36)

77

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sebelum uji t terlebih dahulu dicari variansi gabungan (S²) (sudjana 1986:232) melalui rumus sebagai berikut:

�² = �

11 � ² −(� −1)� ²

� +� −2

Keterangan tanda dalam rumus : t : Nilai yang dicari (thitung) S² : Simpangan baku gabungan n : Jumlah sampel kelompok 1 n : Jumlah sampel kelompok 2

: Rata-rata kelompok 1

:

Rata-rata kelompok 2 S² : Variansi kelompok 1 S ² : Variansi kelompok 2

(37)

84

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 84

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang sudah penulis hasilkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan model pembelajaran inkuiri terhadap hasil penguasaan seni ibing tepak tilu jalan muka satu pencak silat pada kelompok A.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap hasil penguasaan seni ibing tepak tilu jalan muka satu pencak silat pada kelompok B.

3. Hasil dari kedua model pembelajaran tersebut diketahui berbeda secara signifikan terhadap hasil penguasaan gerak seni ibing tepak tilu jalan muka satu pencak silat di ekstrakurikuler pencak silat SMPN 29 Bandung.

B. Saran

(38)

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Juliantine, Tite, dkk (2011). Model-model pembelajaran Pendidikan Jasmani. FPOK. Bahan Ajar. Bandung. FPOK UPI

Abduljabar, Bambang. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: RIZQI Press.

Sucipto, dkk. (2010). Pembelajaran Pencak Silat. Bandung:FPOK. Bahan Ajar.FPOK UPI.

Mahendra, Agus. (2010). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung : FPOK UPI.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta.

Abduljabar, Bambang dan jajat Darajat. (2010). Modul Aplikasi Statistik Dalam Penjas. Bandung : FPOK UPI.

Joyce, Bruce, Weil Marsha, and Emily Calhoun. (2009). Model’s of Teaching (model-model pengajaran). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Harsono. (1986). Ilmu Coaching. Jakarta: PIO KONI Pusat.

Solihatin, Etin, hamid hasan dan Raharjo, (2008). Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta : Bumi Aksara.

Husdarta, Dkk, (2010). Perkembangan Peserta Didik. DEPDIKBUD.

Lubis, Johansyah. (2010). Pencak Silat Panduan Praktis. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Michael W Metzler. (2000). Intructional Model For Physical Education. Nedham: Allyn And Bacen Pearson Education Company.

Nurhasan dan Hasanudin. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK UPI.

PB. IPSI. (1997). Teknik Dan Istilah Pencak Silat. Jakarta.

Sucipto. (2008). Pembelajaran Pencak Silat. Bandung : FPOK UPI.

Lutan, Rusli. (1988). Manajemen Penjaskes. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Slavin, Robert E. (2008). Educational Psychology : Theory and Practice, 7thEdition, Boston: Jhon Hopkins University.

(39)

Oktoviana Nur Ajid , 2014

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suci Rahayu, Yayu (2010). Perbandingan Metode Progresif dengan Metode Padat Terhadap Hasil Pembelajaran Silat Paleredan SDN Cikitu Kab. Bandung. Skripsi pada FPOK UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Gunawan, Sugih (2011). Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung

dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Sni TunggalBaku Pencak Silat. skripsi pada FPOK UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Abduljabar, Bambang. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. FPOK. Bahan Ajar. Bandung. FPOK UPI.

Yudiana, Yunyun. (2007). Teori Latihan. Bandung : FPOK UPI.

Gambar

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM ISLAM TERPADU SESUAI STANDAR MUTU JSIT DI SMP IT AL MULTAZAM KABUPATEN KUNINGAN.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan pada penerapan penerapan e-SPT PPN, e-Faktur, dan Sanksi Administrasi terhadap tingkat kepatuhan

UNTUK ITULAH TIMOHO EXPO DIGELAR SAAT MUSIM LIBURAN PANJANG YANG DILAKUKAN UNTUK. MEMECAH KEPADATAN DAN

Perancangan sistem informasi manajemen administrasi kampus ini, diterapkan sistem berbasis Electronic Office (E-Office) yang dapat memberikan kemudahan dalam menyimpan dan

Pengaruh Pemberian Agensia Hayati Mikoriza (Acaulospora Tuberculata) Terhadap Intensitas Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L)

Hasil observasi awal yang dilakukan, diperoleh beberapa jenis obat yang berinteraksi antara lain captopril dengan antasida (minor), amlodipin dengan simvastatin

Akan tetapi apabila melihat alasan Salwa lebih lanjut, maka dapat dilihat bahwa alasan pemilihan kedua surat ini bukan hanya berdasarkan pada panjang atau pendeknya surat ataupun

Berdasarkan uraian tentang pernyataan tersebut, maka penelitian ini ingin mengkaji tentang analisis terdapat pengaruh antara perkembangan kredit simpan pinjam, pengembangan