• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada program KB dilingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia Kota Medan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada program KB dilingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia Kota Medan Tahun 2015"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada:

Calon responden

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :Damayanti

NIM :145102001

Pekerjaan :Mahasiswa

Alamat :Jalan Pembangunan no. 71 Medan

Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita resiko tinggi pada program KB”. Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi anda sebagai responden maupun keluarga. Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Jika anda tidak bersedia menjadi responden, maka tidak ada ancaman bagi anda maupun keluarga.Jika anda bersedia menjadi responden, maka saya mohon kesediaan untuk menandatangani lembar persetujuan yang saya lampirkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya sertakan.Atas perhatian dan kesediaannya menjadi responden saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Damayanti

NIM: 145102001

(2)

Lampiran 2

Kode responden:

LEMBAR PERSETUJUAN

Setelah membaca penjelasan penelitian ini dan mendapatkan pertanyaan yang saya ajukan, maka saya mengetahui manfaat dan tujuan penelitian ini, saya mengerti bahwa penelitian ini menghargai dan menjunjung tinggi hak-hak saya sebagai responden, antara lain:

1. Menjaga kerahasiaan data yang diperoleh dari saya, baik dalam proses pengumpulan data, pengolahan data, maupun penyajian hasil penelitian nantinya.

2. Menghargai hak saya bila ingin tidak melanjutkan keikutsertaan dalam penelitian ini.

Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negatif bagi saya. Saya mengerti bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat besar manfaatnya bagi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.

Persetujuan yang saya tanda tangani menyatakan bahwa saya berpartisipasi dalam penelitian ini.

Medan,………….2015

Responden,

……….

(3)

Lampiran 3

Kode Responden:

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan.Kemudian jawablah pertanyaan sesuai dengan keadaan anda yang sesungguhnya.Apabila terdapat pertanyaan yang tidak dimengerti dapat menanyakannya kepada pihak kami.

1. Karakteristik Demografi

a. Usia :

………tahun

b. Pendidikan terakhir : a) Tidak sekolah b) SD

c) SMP d) SMU e) Perguruan

tinggi

c. Pekerjaan :

d. Suku : a) Jawa

b) Batak

c) Karo

d) lain-lain

e. Jumlah anak :

f. Usia anak terakhir :

g. Tinggi badan : a) >145cm b) ≤145cm

h. Riwayat Persalinan yang lalu :a) normal

(4)

Jika tidak normal harap dituliskan apa penyebabnya dan dengan cara bagaimana persalinan dilakukan:

……… ……… ………

i. Riwayat operasi yang pernah dialami pada organ reproduksi

a) Pernah b) tidak pernah

Jika pernah, operasi apakah itu?

………

………

………

………

i. Riwayat penyakit yang sedang atau pernah diderita:

a) tidak ada

b) Jantung

c) Diabetas mellitus (gula)

d) Hipertensi (darah tinggi)

e) Penyakit menular seks

f) lain-lain

Jika ada penyakit yang sedang atau pernah diderita, Bagaimana kondisi kehamilan yang lalu dengan penyakit yang diderita?

(5)

Kode Responden:

INSTRUMEN PENELITIAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

KEIKUTSERTAAN WANITA RESIKO TINGGI PADA PROGRAM KB

A. INSTRUMEN DUKUNGAN KELUARGA

Petunjuk Pengisian

Isilah pertanyaan dibawah ini dengan member tanda (√) pada

jawaban yang menurut anda sesuai dengan yang anda rasakan.

no Pernyataan dukungan Keluarga Ya Tidak

Dukungan Instrumental

1 Keluarga memberi anda biaya untuk membeli atau

menggunakan alat kontrasepsi

2 Keluarga menyediakan fasilitas untuk anda dalam

membeli atau menggunakan alat kontrasepsi

Dukungan Informasional

3 Keluarga memberikan informasi tentang alat kontrasepsi yang menurutnya baik digunakan

4 Keluarga memberikan anda selebaran atau poster

tentang informasi alat kontrasepsi

5 Keluarga pernah menasehati anda pentingnya

menggunakan alat kontrasepsi.

Dukungan Penilaian

6 Keluarga pernah memuji atas tindakan anda yang ingin

(6)

7 Keluarga mengatakan menggunakan alat kontrasepsi

sangat bermanfaat

Dukungan Emosional

8 Keluarga menanyakan kepada anda sudakah anda

menggunakan alat kontrasepsi

9 Keluarga mendengarkan keluhan anda untuk

menggunkan alat kontrasepsi

10 Keluarga menenangakan dan menyemangati anda ketika

takut atau ragu untuk menggunakan alat kontrasepsi

11 Keluarga memarahi anda saat anda tidak menggunakan

alat kontrasepsi

12 Keluarga merasa bertanggung jawab ketika ada masalah

dengan kesehatan anda berhubungan dengan kontrasepsi

13 Keluarga ikut serta memutuskan alat kontrasepsi apa

(7)

B. KEIKUTSERTAAN WANITA RESIKO TINGGI PADA KB

Petunjuk Pengisian

Isilah pertanyaan dibawah ini dengan member tanda (x) pada jawaban yang

menurut anda sesuai dengan keadaan anda dan isilah titik-titik dengan jawaban

yang menurut anda benar

1. Apakah anda salah satu pengguna kontrasepsi (KB)?

a. Ya b. Tidak

2. Jika anda pengguna, alat kontrasepsi apa yang anda gunakan?

………

………...

3. Jika anda bukan pengguna, mengapa?

………

………

(8)

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalammualaikum Wr.Wb/ Salam Sejahtera

Dengan Hormat,

Nama saya Damayanti, sedang menjalani pendidikan di program D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan

penelitian yang berjudul “ Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

Keikutsertaan Wanita Resiko Tinggi Pada Program KB”.

Program KB yang memiliki tujuan untuk membentuk keluarga kecil

bahagia sejahtera, dengan salah satu sasarannya meningkatkan partisipasi

kelurga (Anggraini dan Martini, 2011).

Pelayanan KB diarahkan untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan

bayi karena kehamilan yang diinginkan dan berlangsung pada keadaan dan

saat yang akan menjamin keselamatan ibu dan bayi. Prioritas KB diberikan

terutama pada PUS yang istrinya mempunyai keadaan “4 terlalu”( Kumalasari

dan Andhyantoro, 2012).

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimanakan hubungan

dukungan kelurga dengan keikutsertaan wanita resiko tinggi pada program

KB.

Kami akan melakukan pemberian kuesioner kepada ibu tentang:

a. Data demografi seperti usia, paritas, jarak antara usia anak < 2 tahun,

tinggi badan, memiliki riwayat obstetrik yang tidak baik sebelumya,

pendidikan, suku, dan pekerjaan.

b. Kemudaian kami akan memberikan ibu kuesioner tentang dukungan

(9)

Partisipasi Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada

dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan

penelitian. Untuk penelitian ini Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila

Ibu membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya:

Nama: Damayanti

Alamat: Jl. Pembangunan Kec. Medan Selayang Kota Medan

No. HP: 085370822308

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu yang telah ikut berpartisipasi

pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini akan

menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini

diharapkan Ibu bersedia mengisi Lembar persetujuan yang telah kami

persiapkan.

Medan, 2015

Peneliti

(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Anggraini, Yetti dan Martini.(2011). Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Rohima.

Fadilah, Superzeki Zaidatul. (2013).”Hubungan Dukungan Keluarga dengan Depresi Penderita Kusta”(Skripsi). Jember: Fakultas Keperawatan Universitas Jember.

Fitriangga, Risnawati Wahab dan Mitra Handini.(2014).”Hubungan Antara Faktor Pengetahuan Istri dan Dukungan Suami Terhadap Kejadian Unmet Need KB pada Pasangan Usia Subur di Kelurahan Siantan Tengah Kecamatan Pontianak Utara” (Skripsi). Pontianak: Fakultas Kedokteran Universitas Tanjung Pura Pontianak, Kalimantan Barat.

Harmoko.(2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Karwati, Dewi Pujiati dan Sri Mujiwati.(2011). Asuhan Kebidanan V (Kebidanan

Komunitas). Jakarta Timur: Trans Info Media.

Kumalasari, Intan dan Iwan Andhyantoro.(2012). Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Manuaba, Ida Ayu Chandranita, Ida Bagus Gde Fajar Manuaba dan Ida Bagus Gde Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.

Rencana Aksi Nasional Pelayanan Keluarga Berencana 2014-2015.(2013). Direktorat Bina Gizi dan KIA.

Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti.(2010). Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.

Setiadi.(2008). Konsep &Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siswanto, Susila dan Suyanto.(2013). Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Yogyakarta: Bursa Ilmu.

(17)

KERANGKA KONSEP

Bagian ini akan menguraikan kerangka konsep penelitian yang akan menjelaskan

lebih singkat mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Selain itu, pada bab ini

akan menguraikan hipotesis penelitian.

A.Kerangka Konsep Penelitian

Independen Dependen

Keterangan:

: diteliti

: berhubungan

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari maslah penelitian.Hipotesis

penelitian (Ha) merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian

yang menunjukan adanya hubungan antara variabel bebas dan terikat. Adapun

hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha : Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita

usia subur resiko tinggi pada program KB di Lingkungan V Kelurahan

Dwikora Kecamatan Helvetia Kota Medan.

DUKUNGAN KELUARGA PADA

PROGRAM KB

(18)

C. Definisi Operasional

ibu resiko tinggi.

1. Instrumental:

a. Bantuan

kuesioner angket Mendukung

jika

satu metode KB

modern

kuesioner angket Ikut serta = 1

Tidak ikut

serta = 0

(19)

METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan desain penelitian, populasi dan sampel, tempat penelitian,

waktu penelitian, etika penelitian, alat pengumpul data, prosedur pengumpul data dan

analisa data

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

korelasi dengan jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif analitik.

Pengukuran pada variabel-variabel tersebut hanya dilakukan satu kali pada

satu saat, ketika waktu penelitian ini berlangsung saja, sehingga pendekatan

yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan cross sectional, yaitu

suatu pengukuran atau pengumpulan data variabel bebas dan variabel terikat

dilakukan pada satu saat.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah sejumlah besar subyek yang mempunyai

karakteristik tertentu (Siswanto, Susila dan Suyanto, 2013). Pada

penelitian ini populasinya adalah seluruh wanita usia subur resiko tinggi

yang bertempat tinggal di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan

Helvetia Kota Medan tahun 2015, yang berjumlah 49 orang yang di dapat

(20)

2. Sampel

Sampel adalah bagian (subset) dari populasi yang dipilih dengan cara

tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Siswanto, Susila

dan Suyanto, 2013). Sampel penelitian adalah sebagian wanitausia subur

resiko tinggi yang bertempat tinggal di Lingkungan V Kelurahan Dwikora

Kecamatan Helvetia Kota Medan.

a. Kriteria Subjek Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian wanita usia subur yang

mempunyai kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sebagai sampel oleh

peneliti. Adapun kriteria sampel sebagai berikut:

1) Kriteria Inklusi

a) Wanita usia subur yang memiliki salah satu kriteria resiko

tinggi.

(1) Usia ibu (<19 tahun, >35 tahun)

(2) Memiliki anak > 4 dan jarak antara anak < 2 tahun.

(3) Memiliki riwayat operasi pada organ reproduksi

(4) Riwayat kehamilan (keguguran berulang, kematian

intrauterin, sering mengalami perdarahan saat hamil,

terjadi infeksi saat hamil, anak terkecil berusia lebih dari 5

tahun tanpa KB, riwayat mola hidatidosa atau korio

karsinoma.

(5) Riwayat Persalinan (persalian premature, persalinan

dengan berat bayi lahir rendah, persalian lahir mati,

persalinan dengan: induksi, plasenta manual, perdarahan

(21)

ekstraksi vakum, letak sungsang, ekstraksi versi,operasi

sesar).

(6) Memiliki riwayat penyakit saat hamil sebelumnya

b) Bertempat tinggal di Lingkungan V Kelurahan Dwikora

Kecamatan Helvetia Kota Medan

c) Bersedia menjadi responden

d) Telah menikah

2) Kriteria eksklusi

a) Subyek menolak sebagai responden

b) Subyek tinggal sendiri

c) Subyek sedang hamil

b. Besar Sampel

Menurut Polit dan Hungler (1993, dalam buku Nursalam, 2008),

menyatakan bahwa semakin besar sampel yang dipergunakan semakin

baik dan representatife hasil yang diperoleh atau dengan kata lain

semakin besar sampel, semakin mengurangi angka kesalahan.

Berdasarkan data populasi maka untuk pengambilan sampel pada

penelitian ini adalah seluruh populasi yang telah dipilih berdasarkan

kriteria yang ditetapkan sebesar 49 orang.

c. Teknik sampling

Teknik dalam mengambil sampel penelitian ini digunakan cara

atau teknik-teknik tertentu, sehingga sampel tersebut dapat mewakili

populasinya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan total

sampling dengankriteriayaitu peneliti meneliti seluruh responden yang

(22)

Proses pengambilan sampel dalam penelitian ini dilaksanakan

sebagai berikut:

a) Tahap I: memilih sampel menggunakan tekniktotal sampling

dariwanita resiko tinggi yang bertempat tinggal di Lingkungan

V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia Kota Medan

b) Tahap II: memilih sampel secara proporsional.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan

Helvetia Kota Medan, kerena wilayah tersebut dapat mudah terjangkau untuk

penelitian dan belum pernah dilakukan penelitian dengan judul yang sama

sebelumnya.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan melakukan persiapan yaitu penyusunan

proposal penelitian yang dimulai dari bulan Oktober 2014 sampai dengan Juni

2015, untuk penyusunan proposal dilakukan dari bulan November-Februari

2015, penelitian dan pengolahan hasil penelitian dilakukan dari bulan

Februari-Juni 2015.

E. Etika Penelitian

Prinsip etika dalam penelitian yang menjadi pertimbangan peneliti adalah

(23)

1. Prinsip Manfaat

Penelitian ini merupakan penelitian dekskriptif, tanpa intervensi dan

perlakuan, kemanfaatan yang didapat dalam batas perkembangan teoritis

dan keilmuan, tetapi memerlukan informasi tepat dari responden. Peneliti

akan memberikan penjelasan dan meyakinkan responden bahwa

partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan

mengenai dukungan keluarga dan keikutsertaan wanita resiko tinggi pada

program KB, tidak akan digunakan dalam hal-hal yang bisa merugikan

responden dalam bentuk apapun, selain itu peneliti sangat berhati-hati

mempertimbangkan resiko dan keuntungan yang akan berakibat kepada

responden.

2. Prinsip Menghargai Hak Azasi Manusia

Penelitian memperlakukan responden secara manusiawi dan hanya

diminta untuk memberikan informasi mengenai dukungan keluarga dan

keikutsertaan pada program KB. Responden mempunyai hak untuk

memutuskan apakah mereka bersedia menjadi responden atau tidak, tanpa

sanksi apapun.Peneliti memberikan penjelasan secara rinci serta

bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada responden.

Memahami dan menerapkan informed consent, yaitu menjelaskan kepada

responden tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, memberikan

kebebasan responden untuk berpatisipasi atau menolak menjadi

responden.peneliti juga meminta tanda tangan responden sebagai bukti

(24)

3. Prinsip Keadilan

Kewajiban dalam melakukan penelitian, peneliti memperlakukan

responden secara adil sebelum, selama dan sesudah keikutsertaannya

dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi terhadap mereka yang tidak

bersedia sebagai responden.Keadilan dalam penelitian ini didapatkan oleh

responden juga dengan tidak hanya memberikan data secara bermakna

tetapi mendapatkan pengetahuan juga melalui pendidikan kesehatan dan

berkonsultasi mengenai program KB setelah responden mengisi dan

mengumpulkan kuesioner.

4. Prinsip Kerahasiaan

Peneliti tidak akan menampilkan identitas responden serta menjaga

kerahasiaan data yang diperoleh dengan cara menggunakan kode

responden. Identitas klien hanya ditulis dalam lembar persetujuan sebagai

bukti tanggung jawab kesediaan menjadi responden.

F. Alat Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini untuk

memperoleh data pada kedua variabel adalah data primer.Data primer

merupakan sumber pertama yang diperoleh dari individu atau perorangan.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan angket.

Peneliti memberikan kuesioner yang akan diisi oleh responden.

3. Alat Pengumpulan Data

(25)

Instrumen Penelitian yang digunakan yaitu:

a. Instrumen A: merupakan instrument yang digunakan untuk

mendapatkan gambaran karakteristik responden meliputi usia,

pendidikan, suku, pekerjaan, paritas, jarak antara usia anak < 2

tahun, memiliki riwayat obstetrik yang tidak baik sebelumya dan

pernah operasi sesar.

b. Instrumen B: merupakan instrumen untuk mengetahui dukungan

keluarga. Instrumen yang dipakai berupa pertanyaan-pertanyaan

yang dibuat sendiri oleh peneliti. Kuesioner disusun dalam bentuk

pertanyaan tertutup dengan menggunakan skala nominal. Nilai

masing-masing jawaban pada variabel dukungan keluarga akan

dibagi menjadi jawaban ya bernilai 1 dan tidak bernilai 0.

Masing-masing item pertanyaan terdiri dari: pertanyaan dukungan

instrumental (1-3), dukungan informasional (4-6), dukungan

penilaian (7,8), dukungan emosional (9-16), sehingga total nilai

tertinggi adalah 16.Pengukuran atau penilaian dukungan responden

dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan perhitungan nilai

rata-rata atau mean (�̅) dari hasil jawaban responden. Dengan kategori

mendukung : skor ≥ nilai mean ( �̅), dan tidak mendukung: skor

<nilai mean (�̅) dengan kwesioner berjumlah 13 buah.

c. InstrumenC : merupakan instrumen untuk mengetahui keikutsertaan

wanita resiko tinggi pada program KB, jika respoden memakai alat

KB maka responden dikatakan ikutserta = 1, dan jika responden

(26)

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner yang

disusun mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji

dengan uji korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan

skors total kuesioner tersebut. Bila semua pertanyaan mempunyai

korelasi yang bermakna (construct validity), berarti semua item

(pertanyaan) yang ada di dalam kuesioner itu mengukur konsep yang kita

ukur.Pertanyaan-pertanyaan diberikan kepada sekelompok responden

sebagai sasaran uji coba.Kemudian pertanyaan-pertanyaan (kuesioner)

tersebut diberi skor atau nilai jawaban masing-masing sesuai dengan

sistem penilaian yang telah ditetapkan. Setelah diperoleh skor dari

masing-masing pertanyaan selanjutnya menghitung korelasi antara skors

masing-masing pertanyaan dengan skors total. Teknik korelasi yang

dipakai adalah teknik korelasi product moment sehingga diperoleh nilai r

dari masing-masing item (pertanyaan). Untuk melihat apakah nilai

korelasi tiap-tiap pertanyaan itu signifikan, maka perlu dilihat pada tabel

nilai product moment, yang biasanya ada di buku-buku statistik. Jika nilai

r lebih besar dari nilai tabel maka dapat dikatakan item (pertanyaan)

tersebut memenuhi taraf signifikan. Apabila ditemukan item (pertanyaan)

yang tidak signifikan maka item (pertanyaan) tersebut harus diganti atau

direvisi untuk memperoleh alat ukur yang valid.

Uji validitas dilakukan di Desa Aras Panjang dan Desa Martebing

(27)

responden, hasil uji validitas terhadap instrument B untuk pernyataan

dukungan keluarga dari 16 pernyataan mempunyai r hasil 0.414 sampai

dengan 0.850, terdapat 3 pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan 3,

9, dan 13. 13 pernyataan lainnya memiliki r hasil lebih besar dari r table

0.444, sehingga pernyataan tersebut dikatakan valid

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana instrument

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap

asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang

sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Perhitungan uji

reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan-pertanyaan yang

sudah memiliki validitas.Cara menghitung reliabilitas alat ukur pada

penelitian ini menggunakan teknik sekali ukur dengan melihat nilai

Alpha Cronbach.

Hasil uji reliabilitas instrument B untuk dukungan keluarga

dilakukan pada 13 pernyataan yang dinyatakan valid, dengan nilai r

alpha (0.936) lebih besar dibandingkan nilai r table (0.361), maka 13

pernyataan yang telah valid tersebut dinyatakan reliable

H. Prosedur Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.Data

primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan

oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang

(28)

Sebelum dilakukan pengambilan data, peneliti mengurus surat

perijinan untuk melakukan studi pendahuluan dan penelitian di bagian

Pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Alur

birokrasi perijinan peneliti yaitu mulai surat ijin dari Dekan Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara kemudian di berikan kepada

Kepala Kelurahan Dwikora. Pihak terkait akanmemberikan surat balasan

yang memberikan pernyataan ijin untuk melakukan studi pendahuluan dan

penelitian. Surat tersebut digunakan oleh peneliti untuk mengambil data

penelitian.

Pada penelitian ini data primer diperoleh peneliti melalui tahapan

pengumpulan data dukungan keluarga dan pengumpulan data keikutsertaan

wanita usia subur resiko tinggi pada program KB. Peneliti mendatangi

respondesi dan meminta kesediaan untuk menjadi responden, menjelaskan

tujuan, maksud serta cara pengisian kuesioner, kemudian membagi

kuesioner kepada responden dan meminta responden mengisi kuesioner

yang telah dibuat oleh peneliti.

Kuesioner yang telah diisi oleh responden dikembalikan dan dicek

kelengkapannya.Kuesioner yang digunakan terdiri dari :.

1. Karakteristik responden

Berisikan umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, tinggi badan, riwayat

kesehatan, riwayat persalinan dan agama.

2. Dukungan keluarga pada wanita usia subur resiko tinggi pada program

KB

(29)

I. Analisis Data

Semua data terkumpul maka data akan diolah dengan software pengolah

data dengan tahap-tahap berikut :

1. Editing

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau

kuesioner apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah :

a. Lengkap : semua pertanyaan sudah terisi jawabannya

b. Jelas : jawaban pertanyaan apakah tulisannya cukup jelas terbaca

c. Relevan : jawaban yang tertulis apakah relevan dengan pertanyaan

d.Konsisten : apakah antara beberapa pertanyaan yang berkaitan isi

jawaannya konsisten.

2. Coding

Pada tahap ini dilakukan pengkualifikasian data dan pemberian kode

dari setiap jawaban dalam bentuk angka agar pada saat proses data dapat

mempermudah analisa data.

3. Processing

Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah melewati

pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar data

yang sudah di-entry dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan

cara meng-entry data dari kuesioner ke paket program komputer. Ada

bermacam-macam paket program yang dapat digunakan untuk

pemprosesan data dengan masing-masing mempunyai kelebihan dan

(30)

4. Cleaning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali

data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak.Kesalahan

tersebut dimungkinkan terjadi pada saat kita meng-entry ke computer.

J. Pengolahan Data

Data yang telah diolah kemudian dianalisa sebagai bahan pertimbangan

pengambilan keputusan.Analisa data bertujuan untuk menyusun data secara

bermakna sehingga mudah dipahami.Analisa data yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi analisis univariat dan bivariat.

1. Analisa univariat

Penelitian ini menggunakan analisis univariat untuk mendeskripsikan

karateristik setiap variabel yang diukur. Karakteristik responden yang

meliputi usia, paritas, jarak antara usia anak < 2 tahun,, memiliki riwayat

obstetrik yang tidak baik sebelumya, pendidikan, suku, dan pekerjaan,

jenis KB yang digunakan, alasan tidak menggunakan alat KB.

Analisa univariat untuk variabel dukungan keluarga dan

keikutsertaan yang dianalisis untuk menghitung frekuensi dan persentase

variabel.Penyajian data variabel dalam bentuk tabel dan diinterprestasikan

berdasarkan hasil yang diperoleh.

2. Analisa bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap 2 variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi.Analisis bivariat dilakukan untuk

mengetahui hubungan antara masing-masing variabel yaitu mengetahui

(31)

Pada analisa bivariat digunakan analisis chi squareuntuk melihat

hubungan antara variabel dependen dengan independen pada penelititian

(32)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian

mengenai “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Keikutsertaan Wanita

Usia Subur Subur Resiko Tinggi pada Program KB di Lingkungan V

Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia”. Penelitian ini telah

dilaksanakan mulai Februari 2015 sampai dengan selesai dengan jumlah

responden sebanyak 49 orang. Untuk mengetahui hubungan dukungan

keluarga dengan keikurtsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada

program KB, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan beberapa

pernyataan tentang dukungan yang diberikan oleh keluarga dan

keikutsertaan ber-KB. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil

penelitian tersebut yaitu dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita

usia subur resiko tinggi pada program KB di lingkungan V kelurahan

Dwikora kecamatan Helvetia.

1. Analisa univariat

Bagian ini menyajikan distribusi responden berdasarkan

karakteristik responden yang terdiri dari pendidikan, suku, pekerjaan,

penyebab resiko tinggi, jenis KB yang digunakan, dan alasan tidak

menggunakan KB, dukungan keluarga, dan keikutsertaan KB yang

(33)

a. Karakteristik Responden

Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data tentang

karakteristik responden, yaitu berdasarkan usia, pendidikan, suku,

dan pekerjaan yang dapat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.1

Distribusi responden berdasarkan karakteristik di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan HelvetiaKota Medan (n = 49)

Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Usia

Riwayat persalinan

(34)

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Berdasarkan tabel 5.1 dari 49responden, mayoritas

respoden berusia lebih dari 35 tahun (>35) yaitu 25 orang

(51%), mayoritas berpendidikan SMA yaitu 18 orang (36,7%),

mayoritas respoden bersuku Jawa yaitu 35 orang (71,4%),

mayoritas responden sebagai IRT yaitu 28 orang (57,1%),

mayoritas responden memiliki anak <5 sebanyak 45 orang

(91,8%), mayoritas responden yang memiliki riwayat persalinan

dengan normal yaitu sebanyak 37 orang (75,5%), mayoritas

responden tidak memiliki riwayat operasi organ reproduksi yaitu

43 orang (87,8%), dan mayoritas responden tidak memiliki

riwayat penyakit kehamilan terdahulu yaitu 46 orang (93,9%).

b. Kriteria Resiko Tinggi

Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data

responden berdasarkan penyebab resiko tinggi yang dapat pada

(35)

Tabel 5.2

Distribusi responden berdasarkan kriteria resiko tinggi di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia

Kota Medan(n = 49)

Kriteria resiko tinggi Beresiko (%) Tidak

beresiko (%)

Usia Paritas Jarak anak

Riwayat persalinan Riwayat operasi organ reproduksi

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 49responden,

mayoritas respoden memiliki keadaan resiko tinggi dikarenakan

usia yaitu 29 orang (59,2%).

c. Dukungan Keluarga

Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data tentang

dukungan keluarga yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada variabel dukungan keluarga di Lingkungan V Kelurahan Dwikora

Kecamatan Helvetia Kota Medan (n=49)

No Pernyataan

Jawaban Responden

Ya Tidak

F % f %

1 Pemberian biaya untuk membeli

atau menggunakan alat kontrasepsi 35 71,4 14 28,6

2 Penyediaan fasilitas untuk membeli

atau menggunakan alat kontrasepsi 33 67,3 16 32,7

3

Keluarga memberikan informasi tentang alat kontrasepsi yang menurutnya baik digunakan

24 49 25 51

4 Pemberian selebaran atau poster

tentang informasi alat kontrasepsi 14 28,6 35 71,4

5 Pemberian nasehati pentingnya

menggunakan alat kontrasepsi. 30 61,2 19 38,8

6 Pemberian pujian atas tindakan

(36)

menggunakan alat kontrasepsi

7 Keluarga mengatakan menggunakan

alat kontrasepsi sangat bermanfaat 32 65,3 17 34,7

8 Keluarga bertanya sudakah

menggunakan alat kontrasepsi 32 65,3 17 34,7

9 Bersedia mendengarkan keluhan

untuk menggunakan alat kontrasepsi 31 63,3 18 36,7

10

Menenangakan dan menyemangati ketika takut atau ragu untuk menggunakan alat kontrasepsi

26 53 23 47

11 Keluarga marah saat tidak

menggunakan alat kontrasepsi 26 53 23 47

12

Memiliki rasa tanggung jawab ketika ada masalah dengan kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi

38 77,6 11 22,4

13 Ikut serta memutuskan alat

kontrasepsi apa yang digunakan 18 36,7 31 63,3

Berdasarkan tabel 5.3 distribusi frekuensi jawaban

responden pada variable dukungan pernyataan yang dijawab ya

paling banyak adalah pertanyaan pada nomor 12 sebanyak 38

orang (77,6%), sedangkan pernyataan yang dijawab paling

sedikit adalah pada nomor 4 sebanyak 14 orang (28,6%).

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 5.3diketahui

jumlah responden yang mendapatkan dukungan keluarga yang

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.4

Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia

Kota Medan (n = 49) Dukungan

Keluarga Frekuensi (%)

Mendukung Tidak mendukung

28 21

57,1 42,9

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari

(37)

tinggi didukung oleh keluarga untuk berKB yaitu 28 orang

(57,1%) dan responden yang tidak mendapat dukungan dari

keluarga sebanyak 21 orang (42,9%)

d. Keikutsertaan Wanita Resiko Tinggi pada Program KB

Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data

tentang keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada

program KB yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.5

Distribusi responden berdasarkan keikutsertaan pada program KB di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia

Kota Medan (n = 49) Keikutsertaan pada

program KB Frekuensi (%)

Ikut serta Tidak ikut serta

31 18

63,3 36,7

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat dari 49 responden

mayoritas ikut serta menggunakan alat kontrasepsi KB yaitu

sebanyak 31 orang (63,3%) dan yang tidak ikutserta menggunakan

alat kontrasepsi KB yaitu sebanyak 18 orang (36,7%).

e. Jenis alat kontrasepsi KB yang digunakan

Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data tentang

keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada program KB

(38)

Tabel 5.6

Distribusi responden berdasarkan jenis alat kontrasepsi KB yang digunakan di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan

HelvetiaKota Medan (n = 31)

Jenis alat kontasepsi Frekuensi (%)

Pil

Berdasarkan tabel 5.6 dari 31 orang responden yang memakai

alat kontrasepsi KB, mayoritas yang digunakan yaitu jenis alat

kontrasepsi suntik yaitu sebanyak 16 orang (32,7%), dan yang

paling sedikit digunakan yaitu berjenis AKDR 2 orang (4,1%) dan

kontrasepsi mantap 2 orang (4,1%).

e. Alasan tidak ikutserta program KB

Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data tentang

keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada program KB

yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.7

Distribusi responden berdasarkan alasan tidak ikut serta program KB di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia

Kota Medan (n = 18) Alasan tidak ikut

serta program KB Frekuensi (%)

Berdasarkan tabel 5.7 dari 18 orang responden yang tidak

ikutserta program KB atau tidak memakai alat kontrasepsi KB,

mayoritas memiliki alasan non medis yaitu sebanyak 15 orang

(39)

2. Analisis bivariat

Analisa hubungan antara dukungan keluarga dengan

keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada program KB di

lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia menggunakan

uji statistik kai kuadrat (chi square) karena kedua variable merupakan

data katagori. Hasil uji statistik kai kuadrat dapat dilihat pada tabel

5.8.

Tabel 5.8

Distribusi responden berdasarkan Hubungan Dukungan Keluarga dengan Keikutsertaan Wanita Usia Subur Resiko Tinggi pada

Program KB

Dukungan Keluarga

Keikutsertaan wanita usia subur resiko

tinggi Total

Nilai p

Ikut serta Tidakikut serta

F % F % F %

Berdasarkan tabel 5.8 diatas menyatakan bahwa dari 28

responden (57,1%) yang mendapat dukungan keluarga, terdapat 22

orang (44,9%) ikut serta sebagai pengguna alat kontrasepsi KB dan

yang tidak ikut serta menggunakan alat kontrasepsi KB yaitu 6 orang

(12,2%). Dari 21 orang (42,9%) yang tidak mendapat dukungan

keluarga terdapat 12 orang (24,5%) yang tidak ikut serta sebagai

pengguna KB dan 9 orang (18,4%) ikut serta menggunakan alat

kontrasepsi KB. Hasil uji statistik chisquare memperoleh nilai

p=0,01, dapat disimpulkan bahwa ada hubungansignifikan antara

(40)

tinggi pada program KB di Lingkungan V kelurahan Dwikora

Kecamatan Helvetia Kota Medan.

B. Pembahasan

Bab ini membahas mengenai hasil penelitian yang didapat dan

dibandingkan dengan literatur serta hasil penelitian terdahulu yang terkait

dengan penelitian ini. Hal-hal yang dijelaskan adalah hasil penelitian pada

hubungan variabel independen yaitu dukungan keluarga, terhadap variabel

dependen yaitu keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi di

Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia Kota Medan.

1. Dukungan Keluarga Wanita Usia Subur Resiko Tinggi pada Program KB di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia

Berdasarkan Tabel dukungan keluarga diatas menyatakan

bahwa mayoritas responden mendapatkan dukungan keluarga yaitu

sebesar 28 orang (57,1%) dan responden yang tidak mendapatkan

dukungan yaitu 21 orang (42,9%) merupakan selisih yang cukup

kecil dimana menunjukan bahwa responden masih banyak yang

tidak mendapatkan dukungan keluarga.

Pada kuesioner, mayoritas responden sebanyak 38 orang

(77,6%) menjawab bahwa keluarga merasa bertanggung jawab jika

terdapat masalah dalam pemakaian alat kontrasepsi KB, ini

memperlihatkan bahwa keluarga memperlihatkan kepeduliannya saat

(41)

sebanyak 14 orang (28,6%) menyatakan bahwa keluarga tidak

memberikan informasi berupa selebaran tentang alat kontrasepsi KB,

ini menunjukan bahwa keluarga kurang peduli tentang informasi alat

kontrasepsi KB yang mendukung bagi responden untuk

menggunakan alat kontrasepsi KB.

Dukungan keluarga merupakan proses yang terjadi selama

masa hidup dengan sifat dan tipe dukungan yang bervariasi. Menurut

Friedman (1998) terdapat empat jenis dukungan, yaitu dukungan

instrumental, informasional, penilaian, dan emosional.Dukungan

tersebut membentuk satu kesatuan dukungan keluarga terutama bagi

anggota yang mempunyai suatu masalah. Dukungan keluarga

dipengaruhi oleh faktor internal meliputi tahap perkembangan

dimana dukungan tersebut ditentukan oleh usia dengan tahap

perkembangan individu, pendidikan juga mempengaruhi persepsi

individu terhadap dukungan karena kemampuan berpikir

mempengaruhi dalam memahami faktor-faktor yang berhubungan

dengan kesehatan, emosi sangat mempengaruhi keyakinannya pada

dukungan, dan spiritual yang mempengaruhi bagaimana setiap

individu mengambil keputusan yang berhubungan dengan

kesehatannya. Faktor eksternal juga mempengaruhi dukungan

keluarga, praktik keluarga , sosioekonomi dan latar belakang budaya,

dimana sebagai contoh jika seseorang memiliki sosioekonomi yang

(42)

Keluarga merupakan orang yang paling dekat dan tempat yang

paling nyaman bagi setiap orang. Keluarga dapat meningkatkan

semangat dan motivasi untuk berperilaku sehat yaitu dengan

mencegah keadaan bahaya yang dikarenakan kehamilan berikutnya

pada wanita usia subur resiko tinggi. Dukungan keluarga adalah

sikap dan tindakan keluarga dalam mendukung keputusan wanita

usia subur resiko tinggi untuk memiliki keadaan reproduksi sehat.

2. Keikutsertaan Wanita Usia Subur pada Program KB di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia

Berdasarkan tabel keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi

pada program KB menyatakan bahwa, mayoritas responden ikut

serta menggunakan alat kontrasepsi KB yaitu sebesar 31 orang

(63,3%), dan yang tidak ikut serta pada program KB dengan tidak

menggunakan alat kontrasepsi KB sebesar 18 orang (36,7%). Berarti

masih terdapat wanita usia subur resiko tinggi yang tidak memakai

alat kontrasepsi KB, padahal program KB mengutamakan kelompok

resiko tinggi sebagai sasaran pengguna KB. Karena kelompok

tersebut berpotensi besar untuk meningkatkan Angka Kematian Ibu

(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Mayoritas responden yang

tidak memakai alat kontrasepsi KB memiliki alasan non medis yaitu

15 orang (30,6%).

Menurut Depkes RI (1988) keikutsertaan berarti turut berperan

serta, yang dapat terwujud jika adanya rasa saling percaya, adanya

(43)

itu mempengaruhi seseorang untuk berpartisipasi atau tidak dalam

suatu hal.

Partisipasi atau keikutsertaan dapat tumbuh jika terdapat

kondisi merdeka, mampu, dan mau berpartisipasi.Ketiga kondisi

tersebut harus hadir secara bersama-sama (Notoatmodjo, dkk, 2010).

Maka jika satu kondisi saja tidak ada maka orang tersebut tidak akan

dapat berpartisipasi. Apabila orang mau dan mampu tetapi tidak

merdeka untuk berpartisipasi maka orang tersebut tidak akan bisa

berpartisipasi.

Jika seorang wanita usia subur resiko tinggi mampu dan

merdeka berpartisipasi menggunakan alat kontrasepsi KB tetapi

tetapi tidak memiliki keinginan ikut serta menggunakan alat

kontrasepsi KB maka wanita tersebut tetap tidak akan menggunakan

alat kontrasepsi KB. Program KB sendiri dibentuk untuk

memciptakan keluarga kecil bahagia sejahtera, dimana sasaran

utamanya adalah wanita resiko tinggi yang memiliki peluang untuk

meningkatkan angka kematian ibu dan bayi.

3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Keikutsertaan Wanita Usia Subur Resiko Tinggi di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia

Berdasarkan hasil uji statistik chisquare diperoleh nilai

p=0,01<α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa adahubungan yang

(44)

subur resiko tinggi pada program KB di Lingkungan V Kelurahan

Dwikora Kecamatan Helvetia.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Fitriangga, dkk

(2014) yang mengungkapkan bahwa ada hubungan antara dukungan

suami (keluarga) dengan kelompok unmet need KB yaitu kelompok

wanita usia subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi KB

(p=0,0001), meskipun menyatakan ingin menunda kehamilan ataupun

tidak ingin memiliki anak lagi. Hasil penelitian ini memiliki hubungan

antara dukungan suami (keluarga) dengan keinginan istri untuk

menggunakan alat kontrasepsi KB.

Dukungan keluarga adalah semua bantuan yang diberikan oleh

anggota keluarga sehingga akan memberikan rasa nyaman secara fisik

dan psikologis pada individu (Taylor, 2006 dalam Fadilah, 2013).

Wanita usia subur resiko tinggi yang mendapatkan dukungan keluarga

akan merasakan kenyamanan, keyakinan, dan keberanian dalam

menggunakan KB karena merasa didukung dan diberi semangat oleh

keluarga.

Menurut UU No. 10 tahun 1992 jo PP No. 21 tahun 1994 dalam

suatu keluarga ada beberapa fungsi yang harus dijalankan, salah

satunya adalah fungsi reproduksi dimana keluarga harus

mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan

dengan waktu melahirkan, jarak antar 2 anak dan jumlah ideal anak

(45)

keluarga merupakan bagian terpenting dalam keberhasilan program

KB, karena keluarga tidak hanya memberikan dukungan moril tetapi

juga dukungan moral bagi peserta program KB.

Terdapat responden yang meskipun mendapat dukungan

keluarga tetapi tidak ingin untuk menggunakan alat kontrasepsi KB

yang dipengaruhi oleh faktor non medis dan dari keterangan yang

diperoleh mayoritas karena faktor estetika yaitu takut mengalami

kegemukan. Tetapi terdapat juga responden yang meskipun tidak

didukung oleh keluarga mereka tetap menggunakan alat kontrasepsi

KB karena mereka mengerti manfaat dari menggunakan alat

kontrasepsi KB, baik untuk kesehatan diri mereka dan juga untuk

kesejahteraan keluaraga mereka yang merupakan tujuan program KB

itu sendiri.

Di masyarakat, para suami banyak yang tidak peduli apakah

istrinya menggunakan KB atau tidak.Mereka mengatakan itu urusan

para wanita, sehingga masih terdapat pandangan yang salah tentang

peserta program KB di masyarakat, padahal dukungan suami

sangatlah penting untuk memberikan semangat pada istrinya untuk

menggunkan alat kontrasepsi KB.Tetapi banyak juga orang tua yang

tidak lepas tangan pada anak-anak mereka, mereka selalu memberikan

dukungan untuk menggunakan alat kontrasepsi KB.Dukungan tersebut

tidak boleh diberikan setengah-setengah tetapi harus maksimal,

meliputi dukungan instrumental, informasional, penilaian dan

(46)

C. Keterbatasan Penelitian

1. Instrument

Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang cenderung

bersifat subyektif sehingga kejujuran responden sangat menentukan

kebenaran data yang diberikan.

2. Responden

Responden merupakan kelompok yang cukup susah untuk di

temukan dimasyarakat. Sebab responden hanya bisa didapatkan

melalui survei langsung dilapangan tanpa adanya data skunder yang

membantu dan terkadang responden tidak ingin untuk dijadikan

sampel penelitian.

D. Implementasi Terhadap Pelayanan dan Penelitian

Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang signifikan

antara dukungan keluarga dengan keikusertaan wanita usia subur resiko

tinggi pada program KB.

1. Implementasi Terhadap pelayanan

BKKBN, puskesmas, rumah sakit dan klinik merupakan tempat

dimana terdapat pelayanan program KB. Selama ini banyak pelayanan

yang hanya menitikberatkan pada peserta KB tetapi tidak memberikan

konseling pada keluarga yang dapat memberikan dukungan pada

(47)

akanmemperhatikan aspek dukungan keluarga yang dapat mendorong

tercapainya keberhasilan program KB.

2. Implementasi Terhadap Penelitian

Hasil penelitian ini menghasilkan berbagai informasi, salah

satunya adalah pentingnya meningkatkan dukungan keluarga agar para

wanita usia subur resiko tinggi ikut serta menggunakan alat

kontrasepsi KB. Atas dasar tersebut, maka hasil penelitian ini bisa

menjadi data dasar bagi penelitian lanjutan terkait faktor-faktor lain

yang lebih berpengaruh terhadap upaya meningkatkan keberhasilan

(48)

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian dan pembahasan

tentang hubungan dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita usia

subur resiko tinggi pada program KB di Lingkungan V Kelurahan Dwikora

Kecamatan Helvetia adalah sebagai berikut:

1. Sebagian besar keluarga mendukung terhadap keikutsertaan wanita usia

subur resiko tinggi pada program Keluarga Berencana (KB) yaitu

sebanyak 28 orang (57,1%).

2. Sebagian besar responden ikut serta dalam program Keluarga Berencana

dengan menjadi akseptor aktif (yang saat ini menggunakan alat KB jenis

modern) yaitu sebanyak 31 orang (63,3%).

3. Hubungan dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita usia resiko

tinggi pada program KB di Lingkungan V Kelurahan Dwikora

Kecamatan Helvetia yaitu diketahuinya p = 0,01<α (0.05) dengan

tingkat kepercayaan 95% yang artinya bahwa ada hubungan signifikan

antara kedua variabel.

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat khususnya wanita usia subur dengan keadaan

resiko tinggi agar tetap menggunakan alat kontrasepsi Keluarga

(49)

dan diharapkan bagi seluruh masyarakat selalu memberikan dukungan

baik secara moral dan moril bagi keluarganya yang menjadi akseptor KB

2. Bagi instansi pelayanan kesehatan

Petugas kesehatan lebih meningkatkan pelayanan program KB

pada masyarakat terutama bagi wanita dengan keadaan resiko tinggi dan

selalu memberikan pendidikan kesehatan tidak hanya pada akseptor KB

tetapi juga pada keluarga akseptor tentang pentingnya alat kontrasepsi

Keluarga Berencana (KB), sehingga keluarga dapat mendukung secara

baik para akseptor KB.

3. Bagi peneliti

Diharapkan ada penelitian lanjutan dengan desain yang lebih bisa

mengkuantifikasi secara tepat dukungan keluarga yang cukup sulit untuk

diukur dengan subjektifitas tiap keluarga yang bervariasi. Penelitian

selanjutnya tentang dukungan keluarga bisa dilakukan dengan cara

melakukan teknik pengambilan data yang dimodifikasi yaitu

(50)

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keluarga Berencana (KB)

1. Pengertian KB

a. Upaya peningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga

kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No.10/1992).

b. Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood): suatu usaha

untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan

dengan memakai kontrasepsi.

c. WHO (Expert Comimitte, 1970), tindakan yang membantu

individu/pasutri untuk: mendapatkan objektif-objektif tertentu,

menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang

diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah

anak dalam keluarga.

2. Sejarah Lahirnya Keluarga Berencana

Dasar pemikiran lahirnya KB di Indonesia adalah adanya permasalahan

kependudukan. Aspek-aspek yang penting dalam kependudukan adalah:

a. Jumlah besarnya penduduk

b. Jumlah pertumbuhan penduduk

c. Jumlah kematian penduduk

d. Jumlah kelahiran penduduk

e. Jumlah perpindahan penduduk

KB di Indonesia dimulai pada awal abad XX. Di Inggris, Maria Stopes,

(51)

a. Tujuan Program KB

Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan

kekuatan social ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran

anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia

perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

Kesimpulan dari tujuan KB program KB adalah: memperbaiki

kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga, dan bangsa; mengurangi

angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa;

memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB yang berkualitas,

termasuk upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta

penaggulangan masalah kesehatan reproduksi.

Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:

1) Keluarga dengan anak ideal

2) Keluarga sehat

3) Keluarga berpendidikan

4) Keluarga sejahtera

5) Keluarga berketahanan

6) Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya

7) Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

b. Sasaran Program KB

Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:

1) Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14

(52)

2) Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per

perempuan

3) Menurunya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin

menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara

kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 %.

4) Menigkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5% .

5) Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi rasional, efektif, efisien.

6) Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi

21 tahun.

7) Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang

anak.

8) Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1

yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.

9) Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan KB Nasional.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan KB

a. Sosial ekonomi

Tinggi rendahnya status social dan keadaan ekonomi penduduk di

Indonesia akanmempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB

di Indonesia. Kemajuan program KB tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi

masyarakat karena berkaitan erat dengan kemampuan untuk membeli alat

kontrasepsi yang digunakan. Contoh: keluarga dengan penghasilan cukup

akan lebih mampu mengikuti program KB dari pada keluarga yang tidak

(53)

b. Budaya

Sejumlah faktor budaya dapat mempengaruhi klien dalam memilih

metode kontrasepsi.Faktor-faktor ini meliputi salah pengertian dalam

masyarakatmengenai berbagai metode, kepercayaan religious, serta

budaya, tingkat pendidikan persepsi mengenai resiko kehamilan dan status

wanita.

c. Pendidikan

Tingkat pendidikan tidak saja mempengaruhi kerelaan menggunakan

keluarga berencana tetapi juga pemilihan suatu metode.Beberapa studi

telah memperlihatkan bahwa metode kalender lebih banyak digunakan

oleh pasangan yang lebih berpendidikan.

d. Agama

Di berbagai daerah kepercayaan religious dapat mempengaruhi klien

dalam memilih metode.Sebagai contoh penganut katolik yang taat

membatasi pemilihan kontrasepsi mereka pada KB alami. Sebagian

pemimpin islam mengklaim bahwa sterilisasi dilarang sedangkan sebagian

lainnya mengijinkan. Di sebagian masyaraka, wanita hindu dilarang

mempersiapkan makananselama haid sehingga pola haid yang tidak teratur

menjadi masalah.

e. Status wanita

Status wanita dalam masyarakat mempengaruhi kemampuan mereka

memperoleh dan menggunakan berbagai metode kontrasepsi.Di

daerah-daerah yang status wanitanya meningkat, sebagian wanita memiliki

pemasukan yang lebih besar untuk membayar metode-metode yang lebih

(54)

Sebagai komponen kesehatan reproduksi, pelayanan KB diarahkan

untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi karena kehamilan

yang diinginkan dan berlangsung pada keadaan dan saat yang tepat, akan

menjamin keselamatan ibu dan bayi. Pelayanan KB sangat berguna dalam

pengaturan kehamilan dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan

atau tidak tepat waktu, karena pelayanan KB bertujuan menunda,

menjarangkan, atau membatasi kehamilan bila anak sudah cukup.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelayanan KB

yaitu sebagai berikut.

a. Prioritas pelayanan KB diberikan terutama pada pasangan usia subur

yang istrinya mempunyai keadaan “ 4 Terlalu”(terlalu tua >35 tahun,

terlalu muda <19 tahun, terlalu banyak >5 anak, terlalu dekat jarak anak

<2 tahun).

b. Tanggung jawab dalam keikutsertaan ber-KB merupakan tanggung

jawab bersama suami dan istri.

c. Memberi informasi yang lengkap dan adil tentang keuntungan dan

kelemahan masing-masing metode kontrasepsi.

d. Memberi nasihat tentang metode yang paling cocok, sesuai dengan hasil

pemeriksaan fisik sebelum pelayanan KB diberikan pada klien.

Memberi informasi tentang kontraindikasi pemakaian berbagai metode

kontrasepsi. Dalam program kesehatan reproduksi, wanita usia reproduksi

pra-nikah mendapat perhatian melaui upaya penanganan program

Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), sedangkan untuk ibu usia

reproduksi yang sudah berkeluarga dan belum ingin hamil atau menunda

(55)

Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera/NKKBS dengan dua anak

cukup.

4. Metode keluarga berencana

Bagi pasangan yang berencana membatasi kehamilan dapat

menggunakan metode KB yang meliputi metode sederhana (kondom,

spermisida, koitus intruptus, pantang berkala) dan metode efektif dengan

hormonal (pil KB progesterone only pil; suntikan KB: depoprovera setiap 3

bulan, norigest setiap 10 minggu, cyclofem setiap bulan; susuk KB setiap 5

tahun), mekanis dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) (copper T,

medusa, seven copper), atau metode KB darurat.Pengguna program KB

adalah yang menggunakan kontrasepsi modern.

a. KB metode efektif

1) Kontrasepsi hormonal

a) Kontrasepsi hormonal pil

Keuntungan dan kerugian memakai KB pil

Keuntungan:

(1) Bila minum pil sesuai dengan aturan dijamin berhasil 100%

(2) Dapat dipakai pengobatan terhadap beberapa masalah:

• Ketegangan menjelang menstruasi

• Perdarahan menstruasi yang tidak teratur

• Nyeri saat menstruasi

• Pengobatan pasangan mandul

(3) Pengobatan penyakit endometriosis

(56)

Kerugian:

(1) Harus minum pil secara teratur

(2) Dalam waktu panjang dapat menekan fungsi ovarium

(3) Penyulit ringan (berat badan bertambah, rambut rontok, mual

sampai muntah).

(4) Memengaruhi fungsi hati dan ginjal.

Petunjuk pemakaian KB pil

(1) Minumlah pil KB dengan teratur

(2) Bila lupa, pil KB yang harus diminum menjadi dua buah.

(3) Bila perdarahan, tidak memerlukan perhatian karena belum

beradaptasi.

(4) Gangguan ringan dalam bentuk mual dan muntah, sebaiknya

diatasi.

b) Kontrasepsi hormonal suntikan

Keuntungan dan kerugian KB suntikan

Keuntungan:

(1) Pemberiannya sederhana setiap 8-12 minggu

(2) Tingkat efektifitasnya tinggi

(3) Hubungan seks dengan suntikan KB bebas

(4) Pengawasan medis yang ringan

(5) Dapat diberikan pascapersalinan, pasca-keguguran atau

pascamenstruasi

Kerugian:

(1) Perdarahan yang tidak menentu

(57)

(3) Masih terjadi kemungkinan hamil

(4) Kerugian atau penyulit inilah yang menyebabkan peserta KB

menghentikan suntikan KB

c) Kontrasepsi hormonal susuk (norplant atau implant

Setiap kapsul susuk KB mengandung 36 mg levonorgestrel

yang akan dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80mcg. Konsep

mekanisme kerjanya sebagai progesteron yang dapat menghalangi

pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi, mengentalkan

lender serviks dan menghalangi migrasi spermatozoa, dan

menyebabkan situasi endometrium tidak siap menjadi tempat

nidasi.

Keuntungan:

(1) Dipasang selama lima tahun

(2) kontrol medis ringan

(3) dapat dilayani di daerah pedesaan

(4) penyulit medis tidak terlalu tinggi

(5) biaya murah

Kerugian:

(1) Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat

menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak teratur

(2) Berat badab bertambah

(3) Menimbulkan akne, ketegangan payudara

(58)

b. Kontrasepsi mekanis

Mekanisme kerja lokal AKDR:

1) AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan

reaksi benda asing dengan timbunan leukosit, makrofag, dan

limfosit.

2) AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin,

yang menghalangi kapasitasi spermatozoa.

Keuntungan AKDR:

1) AKDR dapat diterima masyarakat dunia.

2) Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit

3) Kontrol medis yang ringan

4) Penyulit tidak terlalu berat

5) Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik

Kerugian:

1) Masih terjadi kehamilan dengan AKDR in situ

2) Terdapat perdarahan

3) Leukorea, sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama

terasa lebih basah

4) Dapat terjadi infeksi

5) Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau

sekunder dan kehamilan ektopik

6) Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan

(59)

c. Menghentikan kehamilan

1) Vasektomi

Vasektomi adalah tindakan memotong dan menutup saluran mani

(vas deferens) yang menyalurkan sel mani (sperma) keluar dari pusat

produksinya di testis.

Keuntungan:

a) Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas.

b) Sederhana

c) Cepat, hanya memerlukan anastesi local

Kerugian

a) Diperlukan suatu tindakan operatif

b) Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti pendarahan atau

infeksi

c) Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual.

2) Tubektomi

Kontrasepsi ini juga disebut kontrasepsi mantap pada wanita,

yaitu tindakan memotong tuba fallopi / tuba uterine.

Tubektomi merupakan tindakan medis berupa penutupan tuba

uterina dengan maksud tertentu untuk tidak mendapatkan keturunan

dalam jangka panjang sampai seumur hidup (Anggraini dan Martini,

(60)

B. Dukungan Keluarga

1. Pengertian

Dukungan keluarga adalah semua bantuan yang diberikan oleh anggota

keluarga sehingga akan memberikan rasa nyaman secara fisik dan psikologis

pada individu yang sedang merasa tertekan atau stress (Taylor, 2006 dalam

fadilah, 2013).

Dukungan keluarga adalah suatu prose hubungan antara keluarga dengan

lingkungan sosialnya yang dapat diakses oleh keluarga yang dapat bersifat

mendukung dan memberikan pertolongan kepada anggota keluarga

(Friedman, 2010 dalam Fadilah, 2013).

Dukungan keluarga dapat berasal dari sumber internal yang meliputi

dukungan dari suami, istri, atau dukungan dari saudara kandung dan keluarga

besar (Widyastuti, 2009 dalam Fadilah, 2013).

2. Jenis Dukungan Keluarga

Jenis dukungan keluarga menurut Friedman (1998) ada empat, yaitu:

a. Dukungan instrumental, yaitu keluarga merupakan sumber pertolongan

praktis dan konkrit.

b. Dukungan informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah

kolektor dan desiminator (penyebar informasi).

c. Dukungan penilaian (appraisal), yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah

umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan

sebagai sumber dan validator identitas keluarga.

d. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman

dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan

(61)

Menurut Housen (Smet, 1994:136) setiap bentuk dukungan sosial

mempunyai ciri-ciri antara lain:

a. Informatif, yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan

oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi,

meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya

yang dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain

yang mungkin menghadapi persoalan yang sma atau hampir sama

b. Perhatian emosional, setiap orang pasti membutuhkan bantuan afeksi dari

orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik dan empati, cinta,

kepercayaan, dan penghargaan. Dengan demikian seseorang yang

menghadapi persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri

tetapi masih ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala

keluhannya, bersimpati, dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya,

bahkan mau membantu memecahkan maslah yang dihadapinya.

c. Bantuan instrumental, bantuan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah

seseorang dalam melakukan aktifitasnya berkaitan dengan

persoalan-persoalan yang dihadapinya, atau menolong secara langsung kesulitan

yang dihadapinya, atau menolong secara langsung kesulitan yang

dihadapi, misalnya dengan menyediakan peralatan lengkap dan memadai

bagi penderita, menyediakan obat-obat yang dibutuhkan dan lain-lain.

d. Bantuan penilaian, yaitu suatu bentuk penghargaan yang diberikan

seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari

penderita. Penilaian ini bisa positif dan negatif yang mana pengaruhnya

(62)

maka penilaian yang sangat membantu adalah penilaian positif (Setiadi,

2008).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga

a. Faktor internal

1) Tahap perkembangan

Dukungan keluarga yang diberikan ditentukan oleh usia sesuai dengan

tahap pertumbuhan dan perkembangan individu. Setiap rentang usia

akan memiliki respon yang berbeda pula terhadap kesehatan.

2) Pendidikan atau tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi persepsi individu terhadap

dukungan. Kemampuan berpikir individu akan mempengaruhi dalam

memahami factor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan

kesehatan.

3) Faktor emosi

Faktor emosional sangat berpengaruh terhadap keyakinannya terhadap

dukungan. Individu yang tidak mampu melakukan koping adaptif

terhadap adanya ancaman penyakit akan menyangkal adanya gejala

penyakit dan tidak mau menjalani pengobatan.

4) Spiritual

Aspek spiritual tampak pada individu saat menjalani kehidupannya,

mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan dan bagaimana

(63)

b. Faktor eksternal

1) Praktik di keluarga

Cara dan bentuk dukungan yang diberikan keluarga akan

mempengaruhi penderita dalam melaksanakan kesehatannya.

2) Faktor sosioekonomi

Faktor sosioekonomi dapat memungkinkan risiko terjadinay penyakit

dan sangat berpengaruh terhadap individu dalam melaksanakan

kesehatannya. Semakin tinggi tingkat ekonomi biasanya akan lebih

tanggap terhadap kesehatan.

3) Latar belakang budaya

Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan

individu dalam memberikan dukungan termasuk dalam melaksanakan

kesehatan.

C. Keikutsertaan

1. Pengertian

Keikutsertaan atau partisipasi secara harfiah, berarti “turut berperan

serta dalam suatu kegiatan”, dan keluarga menurut Depkes RI (1988) adalah

sebagai unit terkecil dalam masyarakat.

Partisipasi adalah peran serta aktif anggota masyarakat dalam

berbagai jenjang kegiatan.Partisipasi adalah keterlibatan anggota

masyarakat dalam pengambilan keputusan, implementasi program, evaluasi

serta memperoleh manfaat dari keterlibatannya dalam pengembangan

program. Partisipasi adalah suatu proses sosial di mana anggota suatu

(64)

mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhannya, mengambil keputusan dan

memantapkan mekanisme untuk memenuhi kebutuhannya.

Partisipasi dapat terwujud apabila syarat-syarat berikut terpenuhi:

1. Adanya rasa saling percaya antar anggota masyarakat.

Ketidakpercayaandan saling curiga dapat merusak semangat untuk

partisipasi yang mulai tumbuh. Rasa saling percaya diciptakan melalui

suatu niat baik untuk melakukan sesuatu demi kesejahteraan

masyarakat.

2. Adanya ajakan dan kesempatan bagi anggota masyarakat untuk

berperan serta dalam kegiatan atau program.

3. Adanya manfaat yang dapat dan segera dapat dirasakan oleh

masyarakat.

4. Adanya contoh dan keteladanan dari para tokoh dan pemimpin

masyarakat.

Cary (1970) mengatakan, bahwa partisipasi dapat tumbuh jika tiga

kondisi berikut terpenuhi:

1. Merdeka untuk berpartisipasi, berarti adanya kondisi yang

memungkinkan anggota-anggota masyarakat untuk berpartisipasi.

2. Mampu untuk berpartisipasi, adanya kapasitas dan kompetensi anggota

masyarakat sehingga mampu untuk memberikan sumbang saran yang

konstruktif untuk program.

3. Mau berpartisipasi, kemauan atau kesediaan anggota masyarakat untuk

berpartisipasi dalam program.

Ketiga kondisi itu harus hadir secara bersama-sama. Apabila orang mau dan

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik di Lingkungan V
tabel berikut ini.
Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan kriteria resiko tinggi di
Tabel 5.4 Distribusi  responden berdasarkan dukungan keluarga  di
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pusat pelatihan DJ ( Disc Jockey ) dan modern dance adalah sebuah tempat yang digunakan untuk melatih kegiatan memainkan alat DJ dan menarikan modern dance ,

Pusat pelatihan DJ ( Disc Jockey ) dan modern dance adalah sebuah tempat yang digunakan untuk melatih kegiatan memainkan alat DJ dan menarikan modern dance , sehingga

Fuente: Presentación DVB Foro Andino sobre Televisión Digital Terrestre: Lima, Abril 2007..

Sejak tenar, I Nyoman Nuarta yang merupakan alumni ITB tahun 1979 telah menghasilkan lebih dari seratus karya seni patung.. Semua karyanya menggambarkan seni patung modern

JURUSAN S1 – TEKNIK INFORMATIKA STMIK

Nama unsur ini diambil dari bahasa Latin wolframium dan sering juga disebut tungsten.Wolfram merupakan logam transisi yang memiliki sifat sangat keras

Dengan demikian, komodifikasi bisa diartikan sebagai kegiatan pengelola media dalam memperlakukan pesan sebagai komoditas yang bisa menyenangkan khalayak, mengundang para

Contoh : banyak kasus yang terjadi, ketika orang tua menyuruh anaknya untuk mematikan televis lalu menyuruh anaknya belajar, tetapi kebanyakan setelah orang tua menyuruh anaknya