PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada:
Calon responden
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :Damayanti
NIM :145102001
Pekerjaan :Mahasiswa
Alamat :Jalan Pembangunan no. 71 Medan
Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita resiko tinggi pada program KB”. Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi anda sebagai responden maupun keluarga. Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Jika anda tidak bersedia menjadi responden, maka tidak ada ancaman bagi anda maupun keluarga.Jika anda bersedia menjadi responden, maka saya mohon kesediaan untuk menandatangani lembar persetujuan yang saya lampirkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya sertakan.Atas perhatian dan kesediaannya menjadi responden saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Damayanti
NIM: 145102001
Lampiran 2
Kode responden:
LEMBAR PERSETUJUAN
Setelah membaca penjelasan penelitian ini dan mendapatkan pertanyaan yang saya ajukan, maka saya mengetahui manfaat dan tujuan penelitian ini, saya mengerti bahwa penelitian ini menghargai dan menjunjung tinggi hak-hak saya sebagai responden, antara lain:
1. Menjaga kerahasiaan data yang diperoleh dari saya, baik dalam proses pengumpulan data, pengolahan data, maupun penyajian hasil penelitian nantinya.
2. Menghargai hak saya bila ingin tidak melanjutkan keikutsertaan dalam penelitian ini.
Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negatif bagi saya. Saya mengerti bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat besar manfaatnya bagi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
Persetujuan yang saya tanda tangani menyatakan bahwa saya berpartisipasi dalam penelitian ini.
Medan,………….2015
Responden,
……….
Lampiran 3
Kode Responden:
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan.Kemudian jawablah pertanyaan sesuai dengan keadaan anda yang sesungguhnya.Apabila terdapat pertanyaan yang tidak dimengerti dapat menanyakannya kepada pihak kami.
1. Karakteristik Demografi
a. Usia :
………tahun
b. Pendidikan terakhir : a) Tidak sekolah b) SD
c) SMP d) SMU e) Perguruan
tinggi
c. Pekerjaan :
d. Suku : a) Jawa
b) Batak
c) Karo
d) lain-lain
e. Jumlah anak :
f. Usia anak terakhir :
g. Tinggi badan : a) >145cm b) ≤145cm
h. Riwayat Persalinan yang lalu :a) normal
Jika tidak normal harap dituliskan apa penyebabnya dan dengan cara bagaimana persalinan dilakukan:
……… ……… ………
i. Riwayat operasi yang pernah dialami pada organ reproduksi
a) Pernah b) tidak pernah
Jika pernah, operasi apakah itu?
………
………
………
………
i. Riwayat penyakit yang sedang atau pernah diderita:
a) tidak ada
b) Jantung
c) Diabetas mellitus (gula)
d) Hipertensi (darah tinggi)
e) Penyakit menular seks
f) lain-lain
Jika ada penyakit yang sedang atau pernah diderita, Bagaimana kondisi kehamilan yang lalu dengan penyakit yang diderita?
Kode Responden:
INSTRUMEN PENELITIAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
KEIKUTSERTAAN WANITA RESIKO TINGGI PADA PROGRAM KB
A. INSTRUMEN DUKUNGAN KELUARGA
Petunjuk Pengisian
Isilah pertanyaan dibawah ini dengan member tanda (√) pada
jawaban yang menurut anda sesuai dengan yang anda rasakan.
no Pernyataan dukungan Keluarga Ya Tidak
Dukungan Instrumental
1 Keluarga memberi anda biaya untuk membeli atau
menggunakan alat kontrasepsi
2 Keluarga menyediakan fasilitas untuk anda dalam
membeli atau menggunakan alat kontrasepsi
Dukungan Informasional
3 Keluarga memberikan informasi tentang alat kontrasepsi yang menurutnya baik digunakan
4 Keluarga memberikan anda selebaran atau poster
tentang informasi alat kontrasepsi
5 Keluarga pernah menasehati anda pentingnya
menggunakan alat kontrasepsi.
Dukungan Penilaian
6 Keluarga pernah memuji atas tindakan anda yang ingin
7 Keluarga mengatakan menggunakan alat kontrasepsi
sangat bermanfaat
Dukungan Emosional
8 Keluarga menanyakan kepada anda sudakah anda
menggunakan alat kontrasepsi
9 Keluarga mendengarkan keluhan anda untuk
menggunkan alat kontrasepsi
10 Keluarga menenangakan dan menyemangati anda ketika
takut atau ragu untuk menggunakan alat kontrasepsi
11 Keluarga memarahi anda saat anda tidak menggunakan
alat kontrasepsi
12 Keluarga merasa bertanggung jawab ketika ada masalah
dengan kesehatan anda berhubungan dengan kontrasepsi
13 Keluarga ikut serta memutuskan alat kontrasepsi apa
B. KEIKUTSERTAAN WANITA RESIKO TINGGI PADA KB
Petunjuk Pengisian
Isilah pertanyaan dibawah ini dengan member tanda (x) pada jawaban yang
menurut anda sesuai dengan keadaan anda dan isilah titik-titik dengan jawaban
yang menurut anda benar
1. Apakah anda salah satu pengguna kontrasepsi (KB)?
a. Ya b. Tidak
2. Jika anda pengguna, alat kontrasepsi apa yang anda gunakan?
………
………...
3. Jika anda bukan pengguna, mengapa?
………
………
Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN
Assalammualaikum Wr.Wb/ Salam Sejahtera
Dengan Hormat,
Nama saya Damayanti, sedang menjalani pendidikan di program D-IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan
penelitian yang berjudul “ Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Keikutsertaan Wanita Resiko Tinggi Pada Program KB”.
Program KB yang memiliki tujuan untuk membentuk keluarga kecil
bahagia sejahtera, dengan salah satu sasarannya meningkatkan partisipasi
kelurga (Anggraini dan Martini, 2011).
Pelayanan KB diarahkan untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan
bayi karena kehamilan yang diinginkan dan berlangsung pada keadaan dan
saat yang akan menjamin keselamatan ibu dan bayi. Prioritas KB diberikan
terutama pada PUS yang istrinya mempunyai keadaan “4 terlalu”( Kumalasari
dan Andhyantoro, 2012).
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimanakan hubungan
dukungan kelurga dengan keikutsertaan wanita resiko tinggi pada program
KB.
Kami akan melakukan pemberian kuesioner kepada ibu tentang:
a. Data demografi seperti usia, paritas, jarak antara usia anak < 2 tahun,
tinggi badan, memiliki riwayat obstetrik yang tidak baik sebelumya,
pendidikan, suku, dan pekerjaan.
b. Kemudaian kami akan memberikan ibu kuesioner tentang dukungan
Partisipasi Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada
dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan
penelitian. Untuk penelitian ini Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila
Ibu membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya:
Nama: Damayanti
Alamat: Jl. Pembangunan Kec. Medan Selayang Kota Medan
No. HP: 085370822308
Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu yang telah ikut berpartisipasi
pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini akan
menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini
diharapkan Ibu bersedia mengisi Lembar persetujuan yang telah kami
persiapkan.
Medan, 2015
Peneliti
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Anggraini, Yetti dan Martini.(2011). Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Rohima.
Fadilah, Superzeki Zaidatul. (2013).”Hubungan Dukungan Keluarga dengan Depresi Penderita Kusta”(Skripsi). Jember: Fakultas Keperawatan Universitas Jember.
Fitriangga, Risnawati Wahab dan Mitra Handini.(2014).”Hubungan Antara Faktor Pengetahuan Istri dan Dukungan Suami Terhadap Kejadian Unmet Need KB pada Pasangan Usia Subur di Kelurahan Siantan Tengah Kecamatan Pontianak Utara” (Skripsi). Pontianak: Fakultas Kedokteran Universitas Tanjung Pura Pontianak, Kalimantan Barat.
Harmoko.(2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Karwati, Dewi Pujiati dan Sri Mujiwati.(2011). Asuhan Kebidanan V (Kebidanan
Komunitas). Jakarta Timur: Trans Info Media.
Kumalasari, Intan dan Iwan Andhyantoro.(2012). Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Manuaba, Ida Ayu Chandranita, Ida Bagus Gde Fajar Manuaba dan Ida Bagus Gde Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.
Rencana Aksi Nasional Pelayanan Keluarga Berencana 2014-2015.(2013). Direktorat Bina Gizi dan KIA.
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti.(2010). Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.
Setiadi.(2008). Konsep &Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Siswanto, Susila dan Suyanto.(2013). Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Yogyakarta: Bursa Ilmu.
KERANGKA KONSEP
Bagian ini akan menguraikan kerangka konsep penelitian yang akan menjelaskan
lebih singkat mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Selain itu, pada bab ini
akan menguraikan hipotesis penelitian.
A.Kerangka Konsep Penelitian
Independen Dependen
Keterangan:
: diteliti
: berhubungan
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari maslah penelitian.Hipotesis
penelitian (Ha) merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang menunjukan adanya hubungan antara variabel bebas dan terikat. Adapun
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha : Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita
usia subur resiko tinggi pada program KB di Lingkungan V Kelurahan
Dwikora Kecamatan Helvetia Kota Medan.
DUKUNGAN KELUARGA PADA
PROGRAM KB
C. Definisi Operasional
ibu resiko tinggi.
1. Instrumental:
a. Bantuan
kuesioner angket Mendukung
jika
satu metode KB
modern
kuesioner angket Ikut serta = 1
Tidak ikut
serta = 0
METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan desain penelitian, populasi dan sampel, tempat penelitian,
waktu penelitian, etika penelitian, alat pengumpul data, prosedur pengumpul data dan
analisa data
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
korelasi dengan jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif analitik.
Pengukuran pada variabel-variabel tersebut hanya dilakukan satu kali pada
satu saat, ketika waktu penelitian ini berlangsung saja, sehingga pendekatan
yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan cross sectional, yaitu
suatu pengukuran atau pengumpulan data variabel bebas dan variabel terikat
dilakukan pada satu saat.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah sejumlah besar subyek yang mempunyai
karakteristik tertentu (Siswanto, Susila dan Suyanto, 2013). Pada
penelitian ini populasinya adalah seluruh wanita usia subur resiko tinggi
yang bertempat tinggal di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan
Helvetia Kota Medan tahun 2015, yang berjumlah 49 orang yang di dapat
2. Sampel
Sampel adalah bagian (subset) dari populasi yang dipilih dengan cara
tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Siswanto, Susila
dan Suyanto, 2013). Sampel penelitian adalah sebagian wanitausia subur
resiko tinggi yang bertempat tinggal di Lingkungan V Kelurahan Dwikora
Kecamatan Helvetia Kota Medan.
a. Kriteria Subjek Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian wanita usia subur yang
mempunyai kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sebagai sampel oleh
peneliti. Adapun kriteria sampel sebagai berikut:
1) Kriteria Inklusi
a) Wanita usia subur yang memiliki salah satu kriteria resiko
tinggi.
(1) Usia ibu (<19 tahun, >35 tahun)
(2) Memiliki anak > 4 dan jarak antara anak < 2 tahun.
(3) Memiliki riwayat operasi pada organ reproduksi
(4) Riwayat kehamilan (keguguran berulang, kematian
intrauterin, sering mengalami perdarahan saat hamil,
terjadi infeksi saat hamil, anak terkecil berusia lebih dari 5
tahun tanpa KB, riwayat mola hidatidosa atau korio
karsinoma.
(5) Riwayat Persalinan (persalian premature, persalinan
dengan berat bayi lahir rendah, persalian lahir mati,
persalinan dengan: induksi, plasenta manual, perdarahan
ekstraksi vakum, letak sungsang, ekstraksi versi,operasi
sesar).
(6) Memiliki riwayat penyakit saat hamil sebelumnya
b) Bertempat tinggal di Lingkungan V Kelurahan Dwikora
Kecamatan Helvetia Kota Medan
c) Bersedia menjadi responden
d) Telah menikah
2) Kriteria eksklusi
a) Subyek menolak sebagai responden
b) Subyek tinggal sendiri
c) Subyek sedang hamil
b. Besar Sampel
Menurut Polit dan Hungler (1993, dalam buku Nursalam, 2008),
menyatakan bahwa semakin besar sampel yang dipergunakan semakin
baik dan representatife hasil yang diperoleh atau dengan kata lain
semakin besar sampel, semakin mengurangi angka kesalahan.
Berdasarkan data populasi maka untuk pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah seluruh populasi yang telah dipilih berdasarkan
kriteria yang ditetapkan sebesar 49 orang.
c. Teknik sampling
Teknik dalam mengambil sampel penelitian ini digunakan cara
atau teknik-teknik tertentu, sehingga sampel tersebut dapat mewakili
populasinya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan total
sampling dengankriteriayaitu peneliti meneliti seluruh responden yang
Proses pengambilan sampel dalam penelitian ini dilaksanakan
sebagai berikut:
a) Tahap I: memilih sampel menggunakan tekniktotal sampling
dariwanita resiko tinggi yang bertempat tinggal di Lingkungan
V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia Kota Medan
b) Tahap II: memilih sampel secara proporsional.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan
Helvetia Kota Medan, kerena wilayah tersebut dapat mudah terjangkau untuk
penelitian dan belum pernah dilakukan penelitian dengan judul yang sama
sebelumnya.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan melakukan persiapan yaitu penyusunan
proposal penelitian yang dimulai dari bulan Oktober 2014 sampai dengan Juni
2015, untuk penyusunan proposal dilakukan dari bulan November-Februari
2015, penelitian dan pengolahan hasil penelitian dilakukan dari bulan
Februari-Juni 2015.
E. Etika Penelitian
Prinsip etika dalam penelitian yang menjadi pertimbangan peneliti adalah
1. Prinsip Manfaat
Penelitian ini merupakan penelitian dekskriptif, tanpa intervensi dan
perlakuan, kemanfaatan yang didapat dalam batas perkembangan teoritis
dan keilmuan, tetapi memerlukan informasi tepat dari responden. Peneliti
akan memberikan penjelasan dan meyakinkan responden bahwa
partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan
mengenai dukungan keluarga dan keikutsertaan wanita resiko tinggi pada
program KB, tidak akan digunakan dalam hal-hal yang bisa merugikan
responden dalam bentuk apapun, selain itu peneliti sangat berhati-hati
mempertimbangkan resiko dan keuntungan yang akan berakibat kepada
responden.
2. Prinsip Menghargai Hak Azasi Manusia
Penelitian memperlakukan responden secara manusiawi dan hanya
diminta untuk memberikan informasi mengenai dukungan keluarga dan
keikutsertaan pada program KB. Responden mempunyai hak untuk
memutuskan apakah mereka bersedia menjadi responden atau tidak, tanpa
sanksi apapun.Peneliti memberikan penjelasan secara rinci serta
bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada responden.
Memahami dan menerapkan informed consent, yaitu menjelaskan kepada
responden tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, memberikan
kebebasan responden untuk berpatisipasi atau menolak menjadi
responden.peneliti juga meminta tanda tangan responden sebagai bukti
3. Prinsip Keadilan
Kewajiban dalam melakukan penelitian, peneliti memperlakukan
responden secara adil sebelum, selama dan sesudah keikutsertaannya
dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi terhadap mereka yang tidak
bersedia sebagai responden.Keadilan dalam penelitian ini didapatkan oleh
responden juga dengan tidak hanya memberikan data secara bermakna
tetapi mendapatkan pengetahuan juga melalui pendidikan kesehatan dan
berkonsultasi mengenai program KB setelah responden mengisi dan
mengumpulkan kuesioner.
4. Prinsip Kerahasiaan
Peneliti tidak akan menampilkan identitas responden serta menjaga
kerahasiaan data yang diperoleh dengan cara menggunakan kode
responden. Identitas klien hanya ditulis dalam lembar persetujuan sebagai
bukti tanggung jawab kesediaan menjadi responden.
F. Alat Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Sumber pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini untuk
memperoleh data pada kedua variabel adalah data primer.Data primer
merupakan sumber pertama yang diperoleh dari individu atau perorangan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan angket.
Peneliti memberikan kuesioner yang akan diisi oleh responden.
3. Alat Pengumpulan Data
Instrumen Penelitian yang digunakan yaitu:
a. Instrumen A: merupakan instrument yang digunakan untuk
mendapatkan gambaran karakteristik responden meliputi usia,
pendidikan, suku, pekerjaan, paritas, jarak antara usia anak < 2
tahun, memiliki riwayat obstetrik yang tidak baik sebelumya dan
pernah operasi sesar.
b. Instrumen B: merupakan instrumen untuk mengetahui dukungan
keluarga. Instrumen yang dipakai berupa pertanyaan-pertanyaan
yang dibuat sendiri oleh peneliti. Kuesioner disusun dalam bentuk
pertanyaan tertutup dengan menggunakan skala nominal. Nilai
masing-masing jawaban pada variabel dukungan keluarga akan
dibagi menjadi jawaban ya bernilai 1 dan tidak bernilai 0.
Masing-masing item pertanyaan terdiri dari: pertanyaan dukungan
instrumental (1-3), dukungan informasional (4-6), dukungan
penilaian (7,8), dukungan emosional (9-16), sehingga total nilai
tertinggi adalah 16.Pengukuran atau penilaian dukungan responden
dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan perhitungan nilai
rata-rata atau mean (�̅) dari hasil jawaban responden. Dengan kategori
mendukung : skor ≥ nilai mean ( �̅), dan tidak mendukung: skor
<nilai mean (�̅) dengan kwesioner berjumlah 13 buah.
c. InstrumenC : merupakan instrumen untuk mengetahui keikutsertaan
wanita resiko tinggi pada program KB, jika respoden memakai alat
KB maka responden dikatakan ikutserta = 1, dan jika responden
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner yang
disusun mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji
dengan uji korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan
skors total kuesioner tersebut. Bila semua pertanyaan mempunyai
korelasi yang bermakna (construct validity), berarti semua item
(pertanyaan) yang ada di dalam kuesioner itu mengukur konsep yang kita
ukur.Pertanyaan-pertanyaan diberikan kepada sekelompok responden
sebagai sasaran uji coba.Kemudian pertanyaan-pertanyaan (kuesioner)
tersebut diberi skor atau nilai jawaban masing-masing sesuai dengan
sistem penilaian yang telah ditetapkan. Setelah diperoleh skor dari
masing-masing pertanyaan selanjutnya menghitung korelasi antara skors
masing-masing pertanyaan dengan skors total. Teknik korelasi yang
dipakai adalah teknik korelasi product moment sehingga diperoleh nilai r
dari masing-masing item (pertanyaan). Untuk melihat apakah nilai
korelasi tiap-tiap pertanyaan itu signifikan, maka perlu dilihat pada tabel
nilai product moment, yang biasanya ada di buku-buku statistik. Jika nilai
r lebih besar dari nilai tabel maka dapat dikatakan item (pertanyaan)
tersebut memenuhi taraf signifikan. Apabila ditemukan item (pertanyaan)
yang tidak signifikan maka item (pertanyaan) tersebut harus diganti atau
direvisi untuk memperoleh alat ukur yang valid.
Uji validitas dilakukan di Desa Aras Panjang dan Desa Martebing
responden, hasil uji validitas terhadap instrument B untuk pernyataan
dukungan keluarga dari 16 pernyataan mempunyai r hasil 0.414 sampai
dengan 0.850, terdapat 3 pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan 3,
9, dan 13. 13 pernyataan lainnya memiliki r hasil lebih besar dari r table
0.444, sehingga pernyataan tersebut dikatakan valid
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana instrument
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap
asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Perhitungan uji
reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan-pertanyaan yang
sudah memiliki validitas.Cara menghitung reliabilitas alat ukur pada
penelitian ini menggunakan teknik sekali ukur dengan melihat nilai
Alpha Cronbach.
Hasil uji reliabilitas instrument B untuk dukungan keluarga
dilakukan pada 13 pernyataan yang dinyatakan valid, dengan nilai r
alpha (0.936) lebih besar dibandingkan nilai r table (0.361), maka 13
pernyataan yang telah valid tersebut dinyatakan reliable
H. Prosedur Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.Data
primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan
oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
Sebelum dilakukan pengambilan data, peneliti mengurus surat
perijinan untuk melakukan studi pendahuluan dan penelitian di bagian
Pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Alur
birokrasi perijinan peneliti yaitu mulai surat ijin dari Dekan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara kemudian di berikan kepada
Kepala Kelurahan Dwikora. Pihak terkait akanmemberikan surat balasan
yang memberikan pernyataan ijin untuk melakukan studi pendahuluan dan
penelitian. Surat tersebut digunakan oleh peneliti untuk mengambil data
penelitian.
Pada penelitian ini data primer diperoleh peneliti melalui tahapan
pengumpulan data dukungan keluarga dan pengumpulan data keikutsertaan
wanita usia subur resiko tinggi pada program KB. Peneliti mendatangi
respondesi dan meminta kesediaan untuk menjadi responden, menjelaskan
tujuan, maksud serta cara pengisian kuesioner, kemudian membagi
kuesioner kepada responden dan meminta responden mengisi kuesioner
yang telah dibuat oleh peneliti.
Kuesioner yang telah diisi oleh responden dikembalikan dan dicek
kelengkapannya.Kuesioner yang digunakan terdiri dari :.
1. Karakteristik responden
Berisikan umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, tinggi badan, riwayat
kesehatan, riwayat persalinan dan agama.
2. Dukungan keluarga pada wanita usia subur resiko tinggi pada program
KB
I. Analisis Data
Semua data terkumpul maka data akan diolah dengan software pengolah
data dengan tahap-tahap berikut :
1. Editing
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau
kuesioner apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah :
a. Lengkap : semua pertanyaan sudah terisi jawabannya
b. Jelas : jawaban pertanyaan apakah tulisannya cukup jelas terbaca
c. Relevan : jawaban yang tertulis apakah relevan dengan pertanyaan
d.Konsisten : apakah antara beberapa pertanyaan yang berkaitan isi
jawaannya konsisten.
2. Coding
Pada tahap ini dilakukan pengkualifikasian data dan pemberian kode
dari setiap jawaban dalam bentuk angka agar pada saat proses data dapat
mempermudah analisa data.
3. Processing
Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah melewati
pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar data
yang sudah di-entry dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan
cara meng-entry data dari kuesioner ke paket program komputer. Ada
bermacam-macam paket program yang dapat digunakan untuk
pemprosesan data dengan masing-masing mempunyai kelebihan dan
4. Cleaning
Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali
data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak.Kesalahan
tersebut dimungkinkan terjadi pada saat kita meng-entry ke computer.
J. Pengolahan Data
Data yang telah diolah kemudian dianalisa sebagai bahan pertimbangan
pengambilan keputusan.Analisa data bertujuan untuk menyusun data secara
bermakna sehingga mudah dipahami.Analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi analisis univariat dan bivariat.
1. Analisa univariat
Penelitian ini menggunakan analisis univariat untuk mendeskripsikan
karateristik setiap variabel yang diukur. Karakteristik responden yang
meliputi usia, paritas, jarak antara usia anak < 2 tahun,, memiliki riwayat
obstetrik yang tidak baik sebelumya, pendidikan, suku, dan pekerjaan,
jenis KB yang digunakan, alasan tidak menggunakan alat KB.
Analisa univariat untuk variabel dukungan keluarga dan
keikutsertaan yang dianalisis untuk menghitung frekuensi dan persentase
variabel.Penyajian data variabel dalam bentuk tabel dan diinterprestasikan
berdasarkan hasil yang diperoleh.
2. Analisa bivariat
Analisa bivariat dilakukan terhadap 2 variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi.Analisis bivariat dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara masing-masing variabel yaitu mengetahui
Pada analisa bivariat digunakan analisis chi squareuntuk melihat
hubungan antara variabel dependen dengan independen pada penelititian
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian
mengenai “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Keikutsertaan Wanita
Usia Subur Subur Resiko Tinggi pada Program KB di Lingkungan V
Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia”. Penelitian ini telah
dilaksanakan mulai Februari 2015 sampai dengan selesai dengan jumlah
responden sebanyak 49 orang. Untuk mengetahui hubungan dukungan
keluarga dengan keikurtsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada
program KB, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan beberapa
pernyataan tentang dukungan yang diberikan oleh keluarga dan
keikutsertaan ber-KB. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil
penelitian tersebut yaitu dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita
usia subur resiko tinggi pada program KB di lingkungan V kelurahan
Dwikora kecamatan Helvetia.
1. Analisa univariat
Bagian ini menyajikan distribusi responden berdasarkan
karakteristik responden yang terdiri dari pendidikan, suku, pekerjaan,
penyebab resiko tinggi, jenis KB yang digunakan, dan alasan tidak
menggunakan KB, dukungan keluarga, dan keikutsertaan KB yang
a. Karakteristik Responden
Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data tentang
karakteristik responden, yaitu berdasarkan usia, pendidikan, suku,
dan pekerjaan yang dapat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.1
Distribusi responden berdasarkan karakteristik di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan HelvetiaKota Medan (n = 49)
Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Usia
Riwayat persalinan
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Berdasarkan tabel 5.1 dari 49responden, mayoritas
respoden berusia lebih dari 35 tahun (>35) yaitu 25 orang
(51%), mayoritas berpendidikan SMA yaitu 18 orang (36,7%),
mayoritas respoden bersuku Jawa yaitu 35 orang (71,4%),
mayoritas responden sebagai IRT yaitu 28 orang (57,1%),
mayoritas responden memiliki anak <5 sebanyak 45 orang
(91,8%), mayoritas responden yang memiliki riwayat persalinan
dengan normal yaitu sebanyak 37 orang (75,5%), mayoritas
responden tidak memiliki riwayat operasi organ reproduksi yaitu
43 orang (87,8%), dan mayoritas responden tidak memiliki
riwayat penyakit kehamilan terdahulu yaitu 46 orang (93,9%).
b. Kriteria Resiko Tinggi
Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data
responden berdasarkan penyebab resiko tinggi yang dapat pada
Tabel 5.2
Distribusi responden berdasarkan kriteria resiko tinggi di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia
Kota Medan(n = 49)
Kriteria resiko tinggi Beresiko (%) Tidak
beresiko (%)
Usia Paritas Jarak anak
Riwayat persalinan Riwayat operasi organ reproduksi
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 49responden,
mayoritas respoden memiliki keadaan resiko tinggi dikarenakan
usia yaitu 29 orang (59,2%).
c. Dukungan Keluarga
Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data tentang
dukungan keluarga yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada variabel dukungan keluarga di Lingkungan V Kelurahan Dwikora
Kecamatan Helvetia Kota Medan (n=49)
No Pernyataan
Jawaban Responden
Ya Tidak
F % f %
1 Pemberian biaya untuk membeli
atau menggunakan alat kontrasepsi 35 71,4 14 28,6
2 Penyediaan fasilitas untuk membeli
atau menggunakan alat kontrasepsi 33 67,3 16 32,7
3
Keluarga memberikan informasi tentang alat kontrasepsi yang menurutnya baik digunakan
24 49 25 51
4 Pemberian selebaran atau poster
tentang informasi alat kontrasepsi 14 28,6 35 71,4
5 Pemberian nasehati pentingnya
menggunakan alat kontrasepsi. 30 61,2 19 38,8
6 Pemberian pujian atas tindakan
menggunakan alat kontrasepsi
7 Keluarga mengatakan menggunakan
alat kontrasepsi sangat bermanfaat 32 65,3 17 34,7
8 Keluarga bertanya sudakah
menggunakan alat kontrasepsi 32 65,3 17 34,7
9 Bersedia mendengarkan keluhan
untuk menggunakan alat kontrasepsi 31 63,3 18 36,7
10
Menenangakan dan menyemangati ketika takut atau ragu untuk menggunakan alat kontrasepsi
26 53 23 47
11 Keluarga marah saat tidak
menggunakan alat kontrasepsi 26 53 23 47
12
Memiliki rasa tanggung jawab ketika ada masalah dengan kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi
38 77,6 11 22,4
13 Ikut serta memutuskan alat
kontrasepsi apa yang digunakan 18 36,7 31 63,3
Berdasarkan tabel 5.3 distribusi frekuensi jawaban
responden pada variable dukungan pernyataan yang dijawab ya
paling banyak adalah pertanyaan pada nomor 12 sebanyak 38
orang (77,6%), sedangkan pernyataan yang dijawab paling
sedikit adalah pada nomor 4 sebanyak 14 orang (28,6%).
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 5.3diketahui
jumlah responden yang mendapatkan dukungan keluarga yang
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.4
Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia
Kota Medan (n = 49) Dukungan
Keluarga Frekuensi (%)
Mendukung Tidak mendukung
28 21
57,1 42,9
Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari
tinggi didukung oleh keluarga untuk berKB yaitu 28 orang
(57,1%) dan responden yang tidak mendapat dukungan dari
keluarga sebanyak 21 orang (42,9%)
d. Keikutsertaan Wanita Resiko Tinggi pada Program KB
Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data
tentang keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada
program KB yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.5
Distribusi responden berdasarkan keikutsertaan pada program KB di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia
Kota Medan (n = 49) Keikutsertaan pada
program KB Frekuensi (%)
Ikut serta Tidak ikut serta
31 18
63,3 36,7
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat dari 49 responden
mayoritas ikut serta menggunakan alat kontrasepsi KB yaitu
sebanyak 31 orang (63,3%) dan yang tidak ikutserta menggunakan
alat kontrasepsi KB yaitu sebanyak 18 orang (36,7%).
e. Jenis alat kontrasepsi KB yang digunakan
Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data tentang
keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada program KB
Tabel 5.6
Distribusi responden berdasarkan jenis alat kontrasepsi KB yang digunakan di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan
HelvetiaKota Medan (n = 31)
Jenis alat kontasepsi Frekuensi (%)
Pil
Berdasarkan tabel 5.6 dari 31 orang responden yang memakai
alat kontrasepsi KB, mayoritas yang digunakan yaitu jenis alat
kontrasepsi suntik yaitu sebanyak 16 orang (32,7%), dan yang
paling sedikit digunakan yaitu berjenis AKDR 2 orang (4,1%) dan
kontrasepsi mantap 2 orang (4,1%).
e. Alasan tidak ikutserta program KB
Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data tentang
keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada program KB
yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.7
Distribusi responden berdasarkan alasan tidak ikut serta program KB di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia
Kota Medan (n = 18) Alasan tidak ikut
serta program KB Frekuensi (%)
Berdasarkan tabel 5.7 dari 18 orang responden yang tidak
ikutserta program KB atau tidak memakai alat kontrasepsi KB,
mayoritas memiliki alasan non medis yaitu sebanyak 15 orang
2. Analisis bivariat
Analisa hubungan antara dukungan keluarga dengan
keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada program KB di
lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia menggunakan
uji statistik kai kuadrat (chi square) karena kedua variable merupakan
data katagori. Hasil uji statistik kai kuadrat dapat dilihat pada tabel
5.8.
Tabel 5.8
Distribusi responden berdasarkan Hubungan Dukungan Keluarga dengan Keikutsertaan Wanita Usia Subur Resiko Tinggi pada
Program KB
Dukungan Keluarga
Keikutsertaan wanita usia subur resiko
tinggi Total
Nilai p
Ikut serta Tidakikut serta
F % F % F %
Berdasarkan tabel 5.8 diatas menyatakan bahwa dari 28
responden (57,1%) yang mendapat dukungan keluarga, terdapat 22
orang (44,9%) ikut serta sebagai pengguna alat kontrasepsi KB dan
yang tidak ikut serta menggunakan alat kontrasepsi KB yaitu 6 orang
(12,2%). Dari 21 orang (42,9%) yang tidak mendapat dukungan
keluarga terdapat 12 orang (24,5%) yang tidak ikut serta sebagai
pengguna KB dan 9 orang (18,4%) ikut serta menggunakan alat
kontrasepsi KB. Hasil uji statistik chisquare memperoleh nilai
p=0,01, dapat disimpulkan bahwa ada hubungansignifikan antara
tinggi pada program KB di Lingkungan V kelurahan Dwikora
Kecamatan Helvetia Kota Medan.
B. Pembahasan
Bab ini membahas mengenai hasil penelitian yang didapat dan
dibandingkan dengan literatur serta hasil penelitian terdahulu yang terkait
dengan penelitian ini. Hal-hal yang dijelaskan adalah hasil penelitian pada
hubungan variabel independen yaitu dukungan keluarga, terhadap variabel
dependen yaitu keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi di
Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia Kota Medan.
1. Dukungan Keluarga Wanita Usia Subur Resiko Tinggi pada Program KB di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia
Berdasarkan Tabel dukungan keluarga diatas menyatakan
bahwa mayoritas responden mendapatkan dukungan keluarga yaitu
sebesar 28 orang (57,1%) dan responden yang tidak mendapatkan
dukungan yaitu 21 orang (42,9%) merupakan selisih yang cukup
kecil dimana menunjukan bahwa responden masih banyak yang
tidak mendapatkan dukungan keluarga.
Pada kuesioner, mayoritas responden sebanyak 38 orang
(77,6%) menjawab bahwa keluarga merasa bertanggung jawab jika
terdapat masalah dalam pemakaian alat kontrasepsi KB, ini
memperlihatkan bahwa keluarga memperlihatkan kepeduliannya saat
sebanyak 14 orang (28,6%) menyatakan bahwa keluarga tidak
memberikan informasi berupa selebaran tentang alat kontrasepsi KB,
ini menunjukan bahwa keluarga kurang peduli tentang informasi alat
kontrasepsi KB yang mendukung bagi responden untuk
menggunakan alat kontrasepsi KB.
Dukungan keluarga merupakan proses yang terjadi selama
masa hidup dengan sifat dan tipe dukungan yang bervariasi. Menurut
Friedman (1998) terdapat empat jenis dukungan, yaitu dukungan
instrumental, informasional, penilaian, dan emosional.Dukungan
tersebut membentuk satu kesatuan dukungan keluarga terutama bagi
anggota yang mempunyai suatu masalah. Dukungan keluarga
dipengaruhi oleh faktor internal meliputi tahap perkembangan
dimana dukungan tersebut ditentukan oleh usia dengan tahap
perkembangan individu, pendidikan juga mempengaruhi persepsi
individu terhadap dukungan karena kemampuan berpikir
mempengaruhi dalam memahami faktor-faktor yang berhubungan
dengan kesehatan, emosi sangat mempengaruhi keyakinannya pada
dukungan, dan spiritual yang mempengaruhi bagaimana setiap
individu mengambil keputusan yang berhubungan dengan
kesehatannya. Faktor eksternal juga mempengaruhi dukungan
keluarga, praktik keluarga , sosioekonomi dan latar belakang budaya,
dimana sebagai contoh jika seseorang memiliki sosioekonomi yang
Keluarga merupakan orang yang paling dekat dan tempat yang
paling nyaman bagi setiap orang. Keluarga dapat meningkatkan
semangat dan motivasi untuk berperilaku sehat yaitu dengan
mencegah keadaan bahaya yang dikarenakan kehamilan berikutnya
pada wanita usia subur resiko tinggi. Dukungan keluarga adalah
sikap dan tindakan keluarga dalam mendukung keputusan wanita
usia subur resiko tinggi untuk memiliki keadaan reproduksi sehat.
2. Keikutsertaan Wanita Usia Subur pada Program KB di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia
Berdasarkan tabel keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi
pada program KB menyatakan bahwa, mayoritas responden ikut
serta menggunakan alat kontrasepsi KB yaitu sebesar 31 orang
(63,3%), dan yang tidak ikut serta pada program KB dengan tidak
menggunakan alat kontrasepsi KB sebesar 18 orang (36,7%). Berarti
masih terdapat wanita usia subur resiko tinggi yang tidak memakai
alat kontrasepsi KB, padahal program KB mengutamakan kelompok
resiko tinggi sebagai sasaran pengguna KB. Karena kelompok
tersebut berpotensi besar untuk meningkatkan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Mayoritas responden yang
tidak memakai alat kontrasepsi KB memiliki alasan non medis yaitu
15 orang (30,6%).
Menurut Depkes RI (1988) keikutsertaan berarti turut berperan
serta, yang dapat terwujud jika adanya rasa saling percaya, adanya
itu mempengaruhi seseorang untuk berpartisipasi atau tidak dalam
suatu hal.
Partisipasi atau keikutsertaan dapat tumbuh jika terdapat
kondisi merdeka, mampu, dan mau berpartisipasi.Ketiga kondisi
tersebut harus hadir secara bersama-sama (Notoatmodjo, dkk, 2010).
Maka jika satu kondisi saja tidak ada maka orang tersebut tidak akan
dapat berpartisipasi. Apabila orang mau dan mampu tetapi tidak
merdeka untuk berpartisipasi maka orang tersebut tidak akan bisa
berpartisipasi.
Jika seorang wanita usia subur resiko tinggi mampu dan
merdeka berpartisipasi menggunakan alat kontrasepsi KB tetapi
tetapi tidak memiliki keinginan ikut serta menggunakan alat
kontrasepsi KB maka wanita tersebut tetap tidak akan menggunakan
alat kontrasepsi KB. Program KB sendiri dibentuk untuk
memciptakan keluarga kecil bahagia sejahtera, dimana sasaran
utamanya adalah wanita resiko tinggi yang memiliki peluang untuk
meningkatkan angka kematian ibu dan bayi.
3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Keikutsertaan Wanita Usia Subur Resiko Tinggi di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia
Berdasarkan hasil uji statistik chisquare diperoleh nilai
p=0,01<α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa adahubungan yang
subur resiko tinggi pada program KB di Lingkungan V Kelurahan
Dwikora Kecamatan Helvetia.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Fitriangga, dkk
(2014) yang mengungkapkan bahwa ada hubungan antara dukungan
suami (keluarga) dengan kelompok unmet need KB yaitu kelompok
wanita usia subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi KB
(p=0,0001), meskipun menyatakan ingin menunda kehamilan ataupun
tidak ingin memiliki anak lagi. Hasil penelitian ini memiliki hubungan
antara dukungan suami (keluarga) dengan keinginan istri untuk
menggunakan alat kontrasepsi KB.
Dukungan keluarga adalah semua bantuan yang diberikan oleh
anggota keluarga sehingga akan memberikan rasa nyaman secara fisik
dan psikologis pada individu (Taylor, 2006 dalam Fadilah, 2013).
Wanita usia subur resiko tinggi yang mendapatkan dukungan keluarga
akan merasakan kenyamanan, keyakinan, dan keberanian dalam
menggunakan KB karena merasa didukung dan diberi semangat oleh
keluarga.
Menurut UU No. 10 tahun 1992 jo PP No. 21 tahun 1994 dalam
suatu keluarga ada beberapa fungsi yang harus dijalankan, salah
satunya adalah fungsi reproduksi dimana keluarga harus
mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan
dengan waktu melahirkan, jarak antar 2 anak dan jumlah ideal anak
keluarga merupakan bagian terpenting dalam keberhasilan program
KB, karena keluarga tidak hanya memberikan dukungan moril tetapi
juga dukungan moral bagi peserta program KB.
Terdapat responden yang meskipun mendapat dukungan
keluarga tetapi tidak ingin untuk menggunakan alat kontrasepsi KB
yang dipengaruhi oleh faktor non medis dan dari keterangan yang
diperoleh mayoritas karena faktor estetika yaitu takut mengalami
kegemukan. Tetapi terdapat juga responden yang meskipun tidak
didukung oleh keluarga mereka tetap menggunakan alat kontrasepsi
KB karena mereka mengerti manfaat dari menggunakan alat
kontrasepsi KB, baik untuk kesehatan diri mereka dan juga untuk
kesejahteraan keluaraga mereka yang merupakan tujuan program KB
itu sendiri.
Di masyarakat, para suami banyak yang tidak peduli apakah
istrinya menggunakan KB atau tidak.Mereka mengatakan itu urusan
para wanita, sehingga masih terdapat pandangan yang salah tentang
peserta program KB di masyarakat, padahal dukungan suami
sangatlah penting untuk memberikan semangat pada istrinya untuk
menggunkan alat kontrasepsi KB.Tetapi banyak juga orang tua yang
tidak lepas tangan pada anak-anak mereka, mereka selalu memberikan
dukungan untuk menggunakan alat kontrasepsi KB.Dukungan tersebut
tidak boleh diberikan setengah-setengah tetapi harus maksimal,
meliputi dukungan instrumental, informasional, penilaian dan
C. Keterbatasan Penelitian
1. Instrument
Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang cenderung
bersifat subyektif sehingga kejujuran responden sangat menentukan
kebenaran data yang diberikan.
2. Responden
Responden merupakan kelompok yang cukup susah untuk di
temukan dimasyarakat. Sebab responden hanya bisa didapatkan
melalui survei langsung dilapangan tanpa adanya data skunder yang
membantu dan terkadang responden tidak ingin untuk dijadikan
sampel penelitian.
D. Implementasi Terhadap Pelayanan dan Penelitian
Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang signifikan
antara dukungan keluarga dengan keikusertaan wanita usia subur resiko
tinggi pada program KB.
1. Implementasi Terhadap pelayanan
BKKBN, puskesmas, rumah sakit dan klinik merupakan tempat
dimana terdapat pelayanan program KB. Selama ini banyak pelayanan
yang hanya menitikberatkan pada peserta KB tetapi tidak memberikan
konseling pada keluarga yang dapat memberikan dukungan pada
akanmemperhatikan aspek dukungan keluarga yang dapat mendorong
tercapainya keberhasilan program KB.
2. Implementasi Terhadap Penelitian
Hasil penelitian ini menghasilkan berbagai informasi, salah
satunya adalah pentingnya meningkatkan dukungan keluarga agar para
wanita usia subur resiko tinggi ikut serta menggunakan alat
kontrasepsi KB. Atas dasar tersebut, maka hasil penelitian ini bisa
menjadi data dasar bagi penelitian lanjutan terkait faktor-faktor lain
yang lebih berpengaruh terhadap upaya meningkatkan keberhasilan
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian dan pembahasan
tentang hubungan dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita usia
subur resiko tinggi pada program KB di Lingkungan V Kelurahan Dwikora
Kecamatan Helvetia adalah sebagai berikut:
1. Sebagian besar keluarga mendukung terhadap keikutsertaan wanita usia
subur resiko tinggi pada program Keluarga Berencana (KB) yaitu
sebanyak 28 orang (57,1%).
2. Sebagian besar responden ikut serta dalam program Keluarga Berencana
dengan menjadi akseptor aktif (yang saat ini menggunakan alat KB jenis
modern) yaitu sebanyak 31 orang (63,3%).
3. Hubungan dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita usia resiko
tinggi pada program KB di Lingkungan V Kelurahan Dwikora
Kecamatan Helvetia yaitu diketahuinya p = 0,01<α (0.05) dengan
tingkat kepercayaan 95% yang artinya bahwa ada hubungan signifikan
antara kedua variabel.
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat khususnya wanita usia subur dengan keadaan
resiko tinggi agar tetap menggunakan alat kontrasepsi Keluarga
dan diharapkan bagi seluruh masyarakat selalu memberikan dukungan
baik secara moral dan moril bagi keluarganya yang menjadi akseptor KB
2. Bagi instansi pelayanan kesehatan
Petugas kesehatan lebih meningkatkan pelayanan program KB
pada masyarakat terutama bagi wanita dengan keadaan resiko tinggi dan
selalu memberikan pendidikan kesehatan tidak hanya pada akseptor KB
tetapi juga pada keluarga akseptor tentang pentingnya alat kontrasepsi
Keluarga Berencana (KB), sehingga keluarga dapat mendukung secara
baik para akseptor KB.
3. Bagi peneliti
Diharapkan ada penelitian lanjutan dengan desain yang lebih bisa
mengkuantifikasi secara tepat dukungan keluarga yang cukup sulit untuk
diukur dengan subjektifitas tiap keluarga yang bervariasi. Penelitian
selanjutnya tentang dukungan keluarga bisa dilakukan dengan cara
melakukan teknik pengambilan data yang dimodifikasi yaitu
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keluarga Berencana (KB)
1. Pengertian KB
a. Upaya peningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No.10/1992).
b. Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood): suatu usaha
untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan
dengan memakai kontrasepsi.
c. WHO (Expert Comimitte, 1970), tindakan yang membantu
individu/pasutri untuk: mendapatkan objektif-objektif tertentu,
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga.
2. Sejarah Lahirnya Keluarga Berencana
Dasar pemikiran lahirnya KB di Indonesia adalah adanya permasalahan
kependudukan. Aspek-aspek yang penting dalam kependudukan adalah:
a. Jumlah besarnya penduduk
b. Jumlah pertumbuhan penduduk
c. Jumlah kematian penduduk
d. Jumlah kelahiran penduduk
e. Jumlah perpindahan penduduk
KB di Indonesia dimulai pada awal abad XX. Di Inggris, Maria Stopes,
a. Tujuan Program KB
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan social ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran
anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia
perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Kesimpulan dari tujuan KB program KB adalah: memperbaiki
kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga, dan bangsa; mengurangi
angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa;
memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB yang berkualitas,
termasuk upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta
penaggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
1) Keluarga dengan anak ideal
2) Keluarga sehat
3) Keluarga berpendidikan
4) Keluarga sejahtera
5) Keluarga berketahanan
6) Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7) Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
b. Sasaran Program KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
1) Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14
2) Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per
perempuan
3) Menurunya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin
menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara
kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 %.
4) Menigkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5% .
5) Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi rasional, efektif, efisien.
6) Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi
21 tahun.
7) Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang
anak.
8) Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1
yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.
9) Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan KB Nasional.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan KB
a. Sosial ekonomi
Tinggi rendahnya status social dan keadaan ekonomi penduduk di
Indonesia akanmempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB
di Indonesia. Kemajuan program KB tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi
masyarakat karena berkaitan erat dengan kemampuan untuk membeli alat
kontrasepsi yang digunakan. Contoh: keluarga dengan penghasilan cukup
akan lebih mampu mengikuti program KB dari pada keluarga yang tidak
b. Budaya
Sejumlah faktor budaya dapat mempengaruhi klien dalam memilih
metode kontrasepsi.Faktor-faktor ini meliputi salah pengertian dalam
masyarakatmengenai berbagai metode, kepercayaan religious, serta
budaya, tingkat pendidikan persepsi mengenai resiko kehamilan dan status
wanita.
c. Pendidikan
Tingkat pendidikan tidak saja mempengaruhi kerelaan menggunakan
keluarga berencana tetapi juga pemilihan suatu metode.Beberapa studi
telah memperlihatkan bahwa metode kalender lebih banyak digunakan
oleh pasangan yang lebih berpendidikan.
d. Agama
Di berbagai daerah kepercayaan religious dapat mempengaruhi klien
dalam memilih metode.Sebagai contoh penganut katolik yang taat
membatasi pemilihan kontrasepsi mereka pada KB alami. Sebagian
pemimpin islam mengklaim bahwa sterilisasi dilarang sedangkan sebagian
lainnya mengijinkan. Di sebagian masyaraka, wanita hindu dilarang
mempersiapkan makananselama haid sehingga pola haid yang tidak teratur
menjadi masalah.
e. Status wanita
Status wanita dalam masyarakat mempengaruhi kemampuan mereka
memperoleh dan menggunakan berbagai metode kontrasepsi.Di
daerah-daerah yang status wanitanya meningkat, sebagian wanita memiliki
pemasukan yang lebih besar untuk membayar metode-metode yang lebih
Sebagai komponen kesehatan reproduksi, pelayanan KB diarahkan
untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi karena kehamilan
yang diinginkan dan berlangsung pada keadaan dan saat yang tepat, akan
menjamin keselamatan ibu dan bayi. Pelayanan KB sangat berguna dalam
pengaturan kehamilan dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan
atau tidak tepat waktu, karena pelayanan KB bertujuan menunda,
menjarangkan, atau membatasi kehamilan bila anak sudah cukup.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelayanan KB
yaitu sebagai berikut.
a. Prioritas pelayanan KB diberikan terutama pada pasangan usia subur
yang istrinya mempunyai keadaan “ 4 Terlalu”(terlalu tua >35 tahun,
terlalu muda <19 tahun, terlalu banyak >5 anak, terlalu dekat jarak anak
<2 tahun).
b. Tanggung jawab dalam keikutsertaan ber-KB merupakan tanggung
jawab bersama suami dan istri.
c. Memberi informasi yang lengkap dan adil tentang keuntungan dan
kelemahan masing-masing metode kontrasepsi.
d. Memberi nasihat tentang metode yang paling cocok, sesuai dengan hasil
pemeriksaan fisik sebelum pelayanan KB diberikan pada klien.
Memberi informasi tentang kontraindikasi pemakaian berbagai metode
kontrasepsi. Dalam program kesehatan reproduksi, wanita usia reproduksi
pra-nikah mendapat perhatian melaui upaya penanganan program
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), sedangkan untuk ibu usia
reproduksi yang sudah berkeluarga dan belum ingin hamil atau menunda
Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera/NKKBS dengan dua anak
cukup.
4. Metode keluarga berencana
Bagi pasangan yang berencana membatasi kehamilan dapat
menggunakan metode KB yang meliputi metode sederhana (kondom,
spermisida, koitus intruptus, pantang berkala) dan metode efektif dengan
hormonal (pil KB progesterone only pil; suntikan KB: depoprovera setiap 3
bulan, norigest setiap 10 minggu, cyclofem setiap bulan; susuk KB setiap 5
tahun), mekanis dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) (copper T,
medusa, seven copper), atau metode KB darurat.Pengguna program KB
adalah yang menggunakan kontrasepsi modern.
a. KB metode efektif
1) Kontrasepsi hormonal
a) Kontrasepsi hormonal pil
Keuntungan dan kerugian memakai KB pil
Keuntungan:
(1) Bila minum pil sesuai dengan aturan dijamin berhasil 100%
(2) Dapat dipakai pengobatan terhadap beberapa masalah:
• Ketegangan menjelang menstruasi
• Perdarahan menstruasi yang tidak teratur
• Nyeri saat menstruasi
• Pengobatan pasangan mandul
(3) Pengobatan penyakit endometriosis
Kerugian:
(1) Harus minum pil secara teratur
(2) Dalam waktu panjang dapat menekan fungsi ovarium
(3) Penyulit ringan (berat badan bertambah, rambut rontok, mual
sampai muntah).
(4) Memengaruhi fungsi hati dan ginjal.
Petunjuk pemakaian KB pil
(1) Minumlah pil KB dengan teratur
(2) Bila lupa, pil KB yang harus diminum menjadi dua buah.
(3) Bila perdarahan, tidak memerlukan perhatian karena belum
beradaptasi.
(4) Gangguan ringan dalam bentuk mual dan muntah, sebaiknya
diatasi.
b) Kontrasepsi hormonal suntikan
Keuntungan dan kerugian KB suntikan
Keuntungan:
(1) Pemberiannya sederhana setiap 8-12 minggu
(2) Tingkat efektifitasnya tinggi
(3) Hubungan seks dengan suntikan KB bebas
(4) Pengawasan medis yang ringan
(5) Dapat diberikan pascapersalinan, pasca-keguguran atau
pascamenstruasi
Kerugian:
(1) Perdarahan yang tidak menentu
(3) Masih terjadi kemungkinan hamil
(4) Kerugian atau penyulit inilah yang menyebabkan peserta KB
menghentikan suntikan KB
c) Kontrasepsi hormonal susuk (norplant atau implant
Setiap kapsul susuk KB mengandung 36 mg levonorgestrel
yang akan dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80mcg. Konsep
mekanisme kerjanya sebagai progesteron yang dapat menghalangi
pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi, mengentalkan
lender serviks dan menghalangi migrasi spermatozoa, dan
menyebabkan situasi endometrium tidak siap menjadi tempat
nidasi.
Keuntungan:
(1) Dipasang selama lima tahun
(2) kontrol medis ringan
(3) dapat dilayani di daerah pedesaan
(4) penyulit medis tidak terlalu tinggi
(5) biaya murah
Kerugian:
(1) Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat
menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak teratur
(2) Berat badab bertambah
(3) Menimbulkan akne, ketegangan payudara
b. Kontrasepsi mekanis
Mekanisme kerja lokal AKDR:
1) AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan
reaksi benda asing dengan timbunan leukosit, makrofag, dan
limfosit.
2) AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin,
yang menghalangi kapasitasi spermatozoa.
Keuntungan AKDR:
1) AKDR dapat diterima masyarakat dunia.
2) Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit
3) Kontrol medis yang ringan
4) Penyulit tidak terlalu berat
5) Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik
Kerugian:
1) Masih terjadi kehamilan dengan AKDR in situ
2) Terdapat perdarahan
3) Leukorea, sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama
terasa lebih basah
4) Dapat terjadi infeksi
5) Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau
sekunder dan kehamilan ektopik
6) Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan
c. Menghentikan kehamilan
1) Vasektomi
Vasektomi adalah tindakan memotong dan menutup saluran mani
(vas deferens) yang menyalurkan sel mani (sperma) keluar dari pusat
produksinya di testis.
Keuntungan:
a) Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas.
b) Sederhana
c) Cepat, hanya memerlukan anastesi local
Kerugian
a) Diperlukan suatu tindakan operatif
b) Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti pendarahan atau
infeksi
c) Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual.
2) Tubektomi
Kontrasepsi ini juga disebut kontrasepsi mantap pada wanita,
yaitu tindakan memotong tuba fallopi / tuba uterine.
Tubektomi merupakan tindakan medis berupa penutupan tuba
uterina dengan maksud tertentu untuk tidak mendapatkan keturunan
dalam jangka panjang sampai seumur hidup (Anggraini dan Martini,
B. Dukungan Keluarga
1. Pengertian
Dukungan keluarga adalah semua bantuan yang diberikan oleh anggota
keluarga sehingga akan memberikan rasa nyaman secara fisik dan psikologis
pada individu yang sedang merasa tertekan atau stress (Taylor, 2006 dalam
fadilah, 2013).
Dukungan keluarga adalah suatu prose hubungan antara keluarga dengan
lingkungan sosialnya yang dapat diakses oleh keluarga yang dapat bersifat
mendukung dan memberikan pertolongan kepada anggota keluarga
(Friedman, 2010 dalam Fadilah, 2013).
Dukungan keluarga dapat berasal dari sumber internal yang meliputi
dukungan dari suami, istri, atau dukungan dari saudara kandung dan keluarga
besar (Widyastuti, 2009 dalam Fadilah, 2013).
2. Jenis Dukungan Keluarga
Jenis dukungan keluarga menurut Friedman (1998) ada empat, yaitu:
a. Dukungan instrumental, yaitu keluarga merupakan sumber pertolongan
praktis dan konkrit.
b. Dukungan informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah
kolektor dan desiminator (penyebar informasi).
c. Dukungan penilaian (appraisal), yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah
umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan
sebagai sumber dan validator identitas keluarga.
d. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman
dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan
Menurut Housen (Smet, 1994:136) setiap bentuk dukungan sosial
mempunyai ciri-ciri antara lain:
a. Informatif, yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan
oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi,
meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya
yang dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain
yang mungkin menghadapi persoalan yang sma atau hampir sama
b. Perhatian emosional, setiap orang pasti membutuhkan bantuan afeksi dari
orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik dan empati, cinta,
kepercayaan, dan penghargaan. Dengan demikian seseorang yang
menghadapi persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri
tetapi masih ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala
keluhannya, bersimpati, dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya,
bahkan mau membantu memecahkan maslah yang dihadapinya.
c. Bantuan instrumental, bantuan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah
seseorang dalam melakukan aktifitasnya berkaitan dengan
persoalan-persoalan yang dihadapinya, atau menolong secara langsung kesulitan
yang dihadapinya, atau menolong secara langsung kesulitan yang
dihadapi, misalnya dengan menyediakan peralatan lengkap dan memadai
bagi penderita, menyediakan obat-obat yang dibutuhkan dan lain-lain.
d. Bantuan penilaian, yaitu suatu bentuk penghargaan yang diberikan
seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari
penderita. Penilaian ini bisa positif dan negatif yang mana pengaruhnya
maka penilaian yang sangat membantu adalah penilaian positif (Setiadi,
2008).
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga
a. Faktor internal
1) Tahap perkembangan
Dukungan keluarga yang diberikan ditentukan oleh usia sesuai dengan
tahap pertumbuhan dan perkembangan individu. Setiap rentang usia
akan memiliki respon yang berbeda pula terhadap kesehatan.
2) Pendidikan atau tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi persepsi individu terhadap
dukungan. Kemampuan berpikir individu akan mempengaruhi dalam
memahami factor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan
kesehatan.
3) Faktor emosi
Faktor emosional sangat berpengaruh terhadap keyakinannya terhadap
dukungan. Individu yang tidak mampu melakukan koping adaptif
terhadap adanya ancaman penyakit akan menyangkal adanya gejala
penyakit dan tidak mau menjalani pengobatan.
4) Spiritual
Aspek spiritual tampak pada individu saat menjalani kehidupannya,
mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan dan bagaimana
b. Faktor eksternal
1) Praktik di keluarga
Cara dan bentuk dukungan yang diberikan keluarga akan
mempengaruhi penderita dalam melaksanakan kesehatannya.
2) Faktor sosioekonomi
Faktor sosioekonomi dapat memungkinkan risiko terjadinay penyakit
dan sangat berpengaruh terhadap individu dalam melaksanakan
kesehatannya. Semakin tinggi tingkat ekonomi biasanya akan lebih
tanggap terhadap kesehatan.
3) Latar belakang budaya
Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan
individu dalam memberikan dukungan termasuk dalam melaksanakan
kesehatan.
C. Keikutsertaan
1. Pengertian
Keikutsertaan atau partisipasi secara harfiah, berarti “turut berperan
serta dalam suatu kegiatan”, dan keluarga menurut Depkes RI (1988) adalah
sebagai unit terkecil dalam masyarakat.
Partisipasi adalah peran serta aktif anggota masyarakat dalam
berbagai jenjang kegiatan.Partisipasi adalah keterlibatan anggota
masyarakat dalam pengambilan keputusan, implementasi program, evaluasi
serta memperoleh manfaat dari keterlibatannya dalam pengembangan
program. Partisipasi adalah suatu proses sosial di mana anggota suatu
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhannya, mengambil keputusan dan
memantapkan mekanisme untuk memenuhi kebutuhannya.
Partisipasi dapat terwujud apabila syarat-syarat berikut terpenuhi:
1. Adanya rasa saling percaya antar anggota masyarakat.
Ketidakpercayaandan saling curiga dapat merusak semangat untuk
partisipasi yang mulai tumbuh. Rasa saling percaya diciptakan melalui
suatu niat baik untuk melakukan sesuatu demi kesejahteraan
masyarakat.
2. Adanya ajakan dan kesempatan bagi anggota masyarakat untuk
berperan serta dalam kegiatan atau program.
3. Adanya manfaat yang dapat dan segera dapat dirasakan oleh
masyarakat.
4. Adanya contoh dan keteladanan dari para tokoh dan pemimpin
masyarakat.
Cary (1970) mengatakan, bahwa partisipasi dapat tumbuh jika tiga
kondisi berikut terpenuhi:
1. Merdeka untuk berpartisipasi, berarti adanya kondisi yang
memungkinkan anggota-anggota masyarakat untuk berpartisipasi.
2. Mampu untuk berpartisipasi, adanya kapasitas dan kompetensi anggota
masyarakat sehingga mampu untuk memberikan sumbang saran yang
konstruktif untuk program.
3. Mau berpartisipasi, kemauan atau kesediaan anggota masyarakat untuk
berpartisipasi dalam program.
Ketiga kondisi itu harus hadir secara bersama-sama. Apabila orang mau dan