• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pematung Terkenal di Dunia buatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pematung Terkenal di Dunia buatan "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pematung Terkenal di Dunia

1. Discobolus – Myron

"The Discus Thrower" atau singkatnya dikenal dengan nama "Discobolous", merupakan sebuah pahatan patung yang dihasilkan pada tahun 460-450 sebelum masehi.

Menggambarkan seseorang yang sedang ingin melempar cakram.

Walaupun pahatan ini cukup terkenal, pahatan ini pada dasarnya menggambarkan sebuah gaya yang sangatlah tidak alami bagi manusia, dan sampai sekarang-pun masih

dipertimbagkan sebagai sebuah gaya yang sangat tidak efisien untuk melempar sebuah cakram. Beberapa orang mengatakan bahwa patung ini juga tidka memberikan emosi yang mendalam pada muka si pelempar.

2. Terracotta Army

(2)

ditemukan oleh petani lokal pada thaun 1974 di provinsi Shaanxi, Cina. Tujuan dari pahatan ini adalah digunakan untuk diletakkan di makam raja setelah ia meninggal.

Uniknya adalah patung-patung atau pahatan-pahatan ini benar-benar secara keseluruhan menggambarkan pasukan perang. Dengan ukuran yang berbeda-beda dan memiliki perannya sendiri. Jumlah dari pahatan patung yang ditemukan adalah 8.000 prajurit, 130 kereta perang, 520 kuda dan 150 pasukan berkuda. Penemuan ini akhirnya menjadi salah satu atraksi turis milik Cina yang paling berharga.

3. Moses - Michelangelo

Michelangelo Buonarroti benar-benar merupakan seorang seniman ternama, Anda akan dapat melihat berbagai pahatan patung lain yang dibuatnya di bawah. Oleh karena itu, Pope Julius II (Kepala Gereja Katolik tahun 1503), meminta Michelangelo untuk membuatkan makamnya. Pada akhirnya, Michelangelo berhasil menyelesaikan permintaan tersebut dan membuat beberapa patung dengan The Moses berada di atas. Di hasil akhirnya, Moses diletakkan di bawah dan diposisikan di tengah.

(3)

4. The Thinker - Auguste Rodin

Di atas, Anda mungkin telah melihat nama Auguste Rodin sebagai seniman yang memahat patung The Kiss. Ya, di sini Auguste Rodin berhasil memahat sebuah patung mahakarya yang lebih terkenal dibandingkan patung sebelumnya, yakni The Thinker.

Merupakan sebuah patung yang pada awalnya ditujukan untuk menggambarkan seorang penyair bernama Dante pada syair (poem) Gates of Hell. Rodin menciptakan banyak patung yang setiap pahatannya menggambarkan karakter dalam syair tersebut. The Thinker ini

ditujukan untuk menggambarkan Dante di depan Gates of Hell (Gates of Hell adalah salah satu karya pahatan Rodin juga dan merupakan judul syair Dante).

Tapi siapa yang sangka patung The Thinker ini malah menjadi mahakarya terkenal dan membesarkan nama Auguste Rodin, bukan pahatan akhirnya yang berjudul Gates of Hell.

Pematung Terkenal di Indonesia

1. SUNARYO

Bisa dibilang seniman kelahiran Banyumas (Jawa Tengah), 15 Mei 1943 ini merupakan salah satu legenda Indonesia. Lebih dari itu, alumnus Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) ini termasuk seniman grafis yang telah diakui secara internasional. Pengakuan itu dibuktikan dengan diraihnya pulhan penghargaan seni, termasuk yang berkelas internasional.

Tahun 1978 ia memenangkan hadiah ke-2 Graphic Competition yang diadakan UNESCO di Paris. Sebelas tahun kemudian, 5 karya grafisnya dimuat dalam buku Contemporary Prints of The World. Dalam buku itu, nama Sunaryo disejajarkan dengan seniman-seniman besar grafis kelas dunia seperti Joan Miro, Paul Klee, dan George Braque. Iapun telah memenangkan sedikitnya 5 kali penghargaan dari The Philip Morris Award sejak tahun 1994.

(4)

Art Space yang didirikannya di Desa Mekarwangi, Bandung Utara. Tak hanya tempatnya berkarya, Sunaryo melengkapi Selasar ini dengan studio dan tempat tinggal bagi para seniman dari dalam maupun luar negeri. Di sini, para senimanpun bisa berkumpul dan berdiskusi. Ia juga memiliki Selasar lain di kawasan Bukit Pakar Timur, tak jauh dari tempat tinggalnya.

Sebagai pribadi, Sunaryo Sutono, demikian nama lengkapnya, dikenal rendah hati sehingga disukai kalangan seniman maupun industri. Meski demikian, ia dikenal sebagai seniman yang keukeuh mempertahankan idealisme. Dari pernikahannya dengan Heti Komalasari, Sunaryo dikaruniai 3 putra-putri: Hardianto, Arin Dwihartanto, dan Harmita.

PATUNG GALAU RESTLEES SUNARYO

FIBERGLASS, BESI, KAIN HITAM 135,1x142x65 cm.

2. Dolorosa Sinaga

Seni patung telah menjadi pilihannya. Mematung bukanlah cita-citanya. Karena mematung harus melibatkan kerja keras, banyak masalah teknik yang harus dikuasai dan yang paling utama adalah bahwa seni patung tersebut menawarkan persoalan relasi dimensional pada manusia. Itulah yang di ungkapkan oleh Dolorosa Sinaga, seorang wanita pematung. Dilahirkan 31 Oktober 1953 di Sibolga, Sumatera Utara.

(5)

perempuan dan pada sisi lain perunggu memiliki kekuatan dan ketahanan yang cenderung sebagai karakter laki-laki. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa dalam karakter perunggu itu ada dua karakter yang bertentangan, tetapi tak dapat dipisahkan antara satu dan yang lainnya. Karena itulah ia memilih perunggu sebagai medianya.

Quiet Zone, Fiberglass, 122 x 83 x 95 cm (2008)

Ia mencermati, bahwa kehadiran patung sebagai karya seni di tempat-tempat umum, seperti halnya lukisan hampir ada di setiap sudut-sudut ruang hotel,

(6)

Kridha Wanadya Tahama. Anugerah Menteri Negara Urusan Peranan Wanita untuk almarhum Ny. Tien Soeharto dan trophy kegiatan budaya Jakarta International Women’s Festival. Menyadari akan arti pentingnya seni, terstimewa seni patung, maka demi kemajuan seni patung ia merelakan diri untuk duduk sebagai dekan Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Dan untuk mendukung kemajuan bidang tersebut ia terus mencurahkan segala daya dan kemampuannya agar seni patung dapat lebih memasyarakat. Selain dari tiga pemenang Monumen nasional. Dari aktifitas yang terus digelutinya, yang terus merenung dan mencipta serta berkarya, berarti ia telah memberikan perhatian besar pada kelangsungan karya budaya. Dan perjuangan tersebut tidaklah sia-sia, karena ia sebagai wanita pematung telah terpilih sebagai salah satu orang yang mendapat penghargaan Citra Adhikarya Budaya.

3.

I Nyoman Nuarta

lahir di Tabanan, Bali, 14 November1951)adalah pematungIndonesia dan salah satu pelopor Gerakan Seni Rupa Baru (1976). Dia paling dikenal lewat mahakaryanya seperti Patung Garuda Wisnu Kencana (Badung, Bali), Monumen Jalesveva Jayamahe (Surabaya), serta Monumen Proklamasi Indonesia (Jakarta). Nyoman Nuarta mendapatkan gelar sarjana seni rupa-nya dari Institut Teknologi Bandung dan hingga kini menetap di Bandung.

I Nyoman Nuarta adalah putra keenam dari sembilan bersaudara dari pasangan Wirjamidjana dan Samudra. I Nyoman Nuarta tumbuh dalam didikan pamannya, Ketut Dharma Susila, seorang guru seni rupa.[1].

Pendidikan

Setelah lulus SMA, Nuarta masuk di Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1972. Awalnya Nuarta memilih jurusan seni lukis, namun setelah menempuh dua tahun dia berpindah ke jurusan seni patung. Saat masih menjadi mahasiswa pada tahun 1979, I Nyoman Nuarta memenangkan Lomba Patung Proklamator Republik Indonesia, lomba ini adalah awal dari ketenaran I Nyoman Nuarta. Bersama rekan-rekan senimannya, seperti pelukis Hardi, Dede Eri Supria, Harsono, dan kritikus seni Jim Supangkat, Nyoman Nuarta tergabung dalam Gerakan Seni Rupa Baru di Indonesia sejak tahun 1977.[2].

Karier

Sejak tenar, I Nyoman Nuarta yang merupakan alumni ITB tahun 1979 telah menghasilkan lebih dari seratus karya seni patung. Semua karyanya menggambarkan seni patung modern sampai gaya naturalistik, dan material yang digunakan dalam padatan patungnya adalah dari tembaga dan kuningan.

Bakat I Nyoman Nuarta di bidang seni diturunkan pada putrinya. Putri sulungnya, Tania belajar di jurusan seni rupa di salah satu Perguruan Tinggi di Melbourne, Australia, sedangkan adiknya, Tasya membantu Nuarta di studionya.

(7)

Puluhan beraneka bentuk patung dalam beraneka ukuran tersebar di areal seluas tiga hektare tersebut. Di taman tersebut dibangun gedung 4 lantai yang digunakan untuk pameran dan ruang pertemuan dengan gaya yang artistik.

Saat ini, Nyoman Nuarta merupakan pemilik dari Studio Nyoman Nuarta, Pendiri Yayasan Mandala Garuda Wisnu Kencana, Komisioner PT Garuda Adhimatra, Pengembang Proyek Mandala Garuda Wisnu Kencanadi Bali, Komisioner PT Nyoman Nuarta Enterprise, serta pemilik NuArt Sculpture Park di Bandung. Nyoman Nuarta juga tergabung dalam organisasi seni patung internasional, seperti International Sculpture Center

Washington (Washington, Amerika Serikat), Royal British Sculpture

Society (London, Inggris), dan Steering Committee for Bali Recovery Program.

Patung Garuda Wisnu Kencana (Badung, Bali), Monumen Jalesveva Jayamahe (Surabaya), serta Monumen Proklamasi Indonesia (Jakarta) merupakan beberapa dari mahakarya Nuarta.

Mahakarya

Monumen Jalesveva Jayamahe diDermaga Ujung Madura, Surabaya.

Pada tahun 1993, Nuarta membuat sebuah monumen raksasa "Jalesveva Jayamahe" yang sampai sekarang masih berdiri di Dermaga Ujung Madura, Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur (Koarmatim) Kota Surabaya. Monumen tersebut menggambarkan sosok Perwira TNI Angkatan Laut berbusana Pakaian Dinas Upacara (PDU) lengkap

dengan pedang kehormatan yang sedang menerawang ke arah laut. Patung tersebut berdiri di atas bangunan dan tingginya mencapai 60,6 meter. Monumen Jalesveva

Jayamahe menggambarkan generasi penerus bangsa yang yakin dan optimis untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia

(8)

Karya Nuarta yang paling besar dan paling ambisius adalah Monumen Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang dimulai sejak 8 Juni1997 namun terhenti beberapa tahun akibat berbagai hambatan. Rencana patung GWK sendiri akan memiliki tinggi 75 meter dengan rentang sayap garuda sepanjang 64 meter, sedangkan tinggi pedestal 60 meter. Oleh karena itu, tinggi patung dan pedestal secara keseluruhan akan menjulang setinggi 126 meter.

Daftar karya I Nyoman Nuarta

Patung Tiga Mojang yang awalnya didirikan di gerbang Kota Harapan Indah, Kota Bekasi namun dirobohkan 19 Juni2010 dalam sebuah kontroversi oleh Ormas Islam setempat.

 Patung Karapan Sapi, Surabaya

 Monumen Jalesveva Jayamahe (Monjaya), Surabaya

 Monumen Garuda Wisnu Kencana, Badung, Bali (dimulai sejak 8 Juni1997 - sekarang)

 Patung Wayang, Solo

 Patung Arjuna Wijaya, Jakarta (1987)

 Monumen Proklamasi Indonesia, Jakarta

 Patung Putri Melenu, Kalimantan Timur

 Patung Timika untuk alun-alun Newtown Freeport,Papua, dll.

 Patung Lembuswana di Pulau Kumala, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur

4. Gregorius Sidharta

G. Sidharta anak ketiga dari sebelas bersaudara dari ayah-ibu yang juga seniman. Ayahnya, Bernardius Soegijo (meninggal tahun 1950), dan ibunya, Claudia Soemirah (meninggal tahun 1985), menghidupkan kepekaan estetik anak-anaknya dengan lingkungan keluarga yang menggemari musik klasik Barat maupun Jawa dan berbagai kegiatan kesenian lain. Paling tidak, dari anak-anak keluarga itu dikenal nama seperti Ignatius Gardono, yang dikenal sebagai pengecor patung Tugu Selamat Datang, karya Eddy Sunarso di Bunderan HI Jakarta. Lalu ada Paul Gutama, yang kini menetap di Berlin.

(9)

di Jan van Eijk Academie voor Beeldende Kunst di Maastricht selama tiga tahun,

kecenderungan seni rupa Sidharta yang seolah hanya mementingkan bentuk itu semakin kuat.

Pada tahun 1965, Sidharta ditarik ke Bandung oleh pelukis dan pematung, But Muchtar, untuk mengajar di Jurusan Seni Rupa ITB. Keberadaan Sidharta di Bandung seolah juga makin memperjelas perbedaan Yogyakarta dan Bandung, yang sampai kini kadang masih sering diributkan oleh kalangan seni rupa. Sidharta kembali keYogyakarta setelah pensiun dari ITB. Keberadaan Sidharta di Yogyakarta, lagi-lagi menggairahkan kegiatan mematung di situ. Tahun 2000, di Yogyakarta, Sidharta mendirikan Asosiasi Pematung Indonesia (API) yang berbagai kegiatannya sering diramaikan oleh kritik. Dalam berbagai pamerannya, API tak ragu menyandingkan karya-karya para perupa senior dengan karya-karya perupa muda.

Lingkaran Kedamaian, 45 x 45 x 16 cm

Sidharta menjelajahi semua media seni rupa, seperti patung, seni lukis, cetak saring, keramik, kerajinan tangan, dan lain-lain, ia juga memiliki peran menonjol dalam menghadirkan karya-karya seni rupa di tengah publik. Sebut saja, monumen Tonggak Samudra di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Tumbuh dan Berkembang di sebuah taman di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Garuda Pancasila di atas podium Gedung MPR/DPR, sampai Piala Citra, yang diberikan kepada yang terbaik di dunia film pada acara tahunan Festival Film Indonesia.

(10)

barangkali lebih mudah dipahami orang sebagai gejala seni kontemporer. Dalam artikelnya di tahun 1996, pemusik Suka Hardjana mengutip pernyataan Sidharta di tahun 1973 saat

Sidharta membuat kesaksian bahwa dirinya sebagai seniman kontemporer asal dunia berkembang.

“Saya berkarya mengikuti nafas, dari hari ke hari, dari pagi hingga malam. Ke depan saya berjalan ke belakang saya menengok agar perjalanan tak pernah putus. Dahulu adalah leluhurku, kini saya berada dan esok adalah keturunanku. Satu rangkaian yang bersambung tak terputus menyongsong masa depan yang abadi”. katanya ketika ditanya tentang

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan indikator kemasan bakso 5, 25, 50, dan 100 butir sebagi alternatif akan menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses

Meningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill1. Universitas

“pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Praktik Corporate Governance dan Kompensasi Bous Terhadap Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur di BEI 2007-2009,

Metode ini digunakan dalam pembuatan rancangan penerapan aplikasi prosedur pelayanan pengajuan simpanan dan pinjaman yang berjalan di Bank Sinar Mas Cirebon, yang

Adanya buangan limbah cair hasil pengolahan sawit yang dilakukan oleh pabrik kelapa sawit ke badan Sungai Krung Mane diduga telah menyebabkan gangguan terhadap komunitas fitoplankton

kehilangan mulai dirasakan, sehingga sesuatu yang hilang tersebut mulai dilepaskan secara bertahap dan dialihkan kepada objek lain yang baru. Individu akan

Sebagai Antioksidan Untuk Alternatif Terapi Kanker” diharapkan dapat menghasilkan bentuk sediaan emulsi yang stabil serta dapat memiliki efek klinis yang

1) Promosi jabatan dan kompensasi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan pada kepuasan kerja; 2) Promosi jabatan secara parsial berpengaruh positif dan