• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TELAAH PUSTAKA

B. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Perceived Usefulness dan Attitude toward Behavior

Perceived ease of use telah terbukti memiliki pengaruh pada minat perilaku (intention behavior) melalui dua jalur kausal yaitu efek langsung pada minat, dan

efek tidak langsung pada minat melalui kegunaan yang dirasakan perceived

usefulness. Seorang pengguna teknologi TABK akan merasa mudah dalam

menggunakannya jika ia tidak menemui kesulitan ketika menggunakannya. Davis_et.al (1989) seperti yang dikutip Tangke (2004) mendefinisikan perceived usefulness sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa kemanfaatan dari penggunaan komputer dapat meningkatkan kinerja orang yang menggunakannya.

Apabila seseorang percaya bahwa teknologi TABK mudah digunakan, maka orang tersebut akan percaya bahwa menggunakan TABK akan meningkatkan kinerja mereka. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Davis et.al (1989) menunjukkan bahwa perceived ease of use merupakan penentu perceived

usefulness. Hasil penelitian Tangke (2004), Wibowo (2008), Park (2009), Yuadi

(2009), Yang, Hsu, dan Tan (2010), serta Chinyamurindi dan Louw (2010) yang juga menyatakan bahwa perceived ease of use berpengaruh positif terhadap

perceived usefulness.

Dalam penelitian Tangke (2004), Park (2009), Muhammad S.B. (2010), serta Yang, Hsu, dan Tan (2010) menyatakan bahwa perceived ease of use berpengaruh signifikan terhadap attitude toward behavior. Apabila seseorang beranggapan bahwa suatu teknologi mudah digunakan maka orang tersebut akan menggunakan teknologi tersebut dibandingkan dengan teknologi yang lebih sulit penggunaannya. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut.

H1 : Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap Perceived Usefulness. H3 : Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap Attitude toward Behavior.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2. Pengaruh Perceived Usefulness terhadap Attitude toward Behavior,

Behavioral Intention, dan Behavior

Semakin seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya, maka secara logika orang tersebut akan semakin positif untuk menggunakan teknologi tersebut. Yang, Hsu, dan Tan (2010) menyatakan bahwa perceived usefulness signifikan terhadap attitude

toward behavior. Penelitian Adiwibowo, Huri, Sari (2007), Wibowo (2008), serta

Park (2009) juga mendukung pernyataan bahwa perceived usefulness merupakan konstruk yang cukup signifikan mempengaruhi attitude toward behavior.

Taylor & Todd (1995) dalam Felasufazain (2010) menemukan hasil bahwa

perceived usefulness merupakan penyebab utama dari behavioral intention untuk

pemakai yang kurang berpengalaman. Hasil penelitian Venkatesh dan Morish (2000) memperkuat pernyataan tersebut yang menunjukkan bahwa behavioral

intention ditentukan oleh perceived usefulness. Yuadi (2009) juga menyatakan

bahwa perceived usefulness merupakan konstruk yang cukup signifikan terhadap

behavioral intention.

Tangke (2004) serta Ndubisi (2008) menyatakan bahwa perceived

usefulness merupakan konstruk yang paling signifikan menentukan actual system usage atau behavior. Pernyataan tersebut diartikan bahwa persepsi kegunaan

seseorang sangat menentukan perilaku orang tersebut. Jadi, tingkat kepercayaan seseorang akan kegunaan suatu teknologi akan mempengaruhi perilaku orang tersebut untuk menggunakannya. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikembangkan hipotesis berikut ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id H2 : Perceived Usefulness berpengaruh terhadap Attitude toward Behavior.

H5 : Perceived Usefulness berpengaruh terhadap Behavioral Intention. H7 : Perceived Usefulness berpengaruh terhadap Behavior.

3. Pengaruh Attitude toward Behavior terhadap Behavioral Intention

Dalam hubungan attitude toward behavior terhadap behavioral intention ada beberapa hasil penelitian yang menjelaskan bahwa sikap (attitude) berpengaruh positif terhadap behavioral intention. Penelitian yang mendukung pernyataan tersebut antara lain Adiwibowo, Huri, Sari (2007), Park (2009), Yuadi (2009), serta Yang, Hsu, dan Tan (2010). Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dinyatakan hipotesis berikut.

H4 : Attitude toward Behavior berpengaruh terhadap Behavioral Intention.

4. Pengaruh Behavioral Intention terhadap Behavior

Jogiyanto (2007) menyatakan bahwa seseorang akan melakukan sutu perilaku (behavior) jika di mempunyai keinginan atau minat (behavioral

intention) untuk melakukannya. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan jika

seseorang mempunyai minat terhadap suatu hal, maka orang tersebut akan melakukan hal tersebut. Hasil penelitian Venkatesh (2008), Yuadi (2009) serta Muhammad S.B. (2010) juga menunjukkan hasil yang sama. Dari pernyataan tersebut, maka dapat dinyatakan hipotesis sebagai berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5. Pengaruh Gender terhadap Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness

dan Behavior

Penelitian yang telah dilakukan oleh Gefen dan Straub (1997) menyelidiki pengaruh perbedaan gender di model TAM. Mereka mengembangkan TAM dengan menambahkan konstruk-konstruk keberadaan sosial persepsian (perceived

social presence) dan kekayaan informasi (information richness). Mereka

menemukan bahwa wanita akan cenderung lebih dapat bekerja sama dan laki-laki cenderung untuk lebih berkompetisi. Dibandingkan dengan laki-laki, wanita memandang lebih tinggi nilai dari kegunaan persepsian (perceived usefulness). Sebaliknya dibandingkan dengan wanita, laki-laki lebih melihat ke kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) di dalam penggunaan komputer.

Penelitian lain dilakukan oleh Venkatesh & Morris (2000) tentang hubungan

gender dan masalah sosial terhadap penerimaan teknologi dan kebiasaan

penggunaannya. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Gefen dan Straub (1997), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak dipengaruhi oleh pandangan mereka akan kegunaan (perceived usefulness) dari suatu teknologi baru, sedangkan wanita lebih banyak dipengaruhi oleh pandangan mereka akan perceived ease of use.

Wahid (2005) juga menguji dengan menggunakan TAM dengan mengkaji

gender dalam pengadopsian internet. Hasil penelitian Wahid menunjukkan bahwa gender berpengaruh pada adopsi internet. Dia menemukan bahwa laki-laki lebih

cepat dalam mengadopsi internet dan terdapat perbedaan faktor yang mempengaruhi keputusan mengadopsi internet antara laki-laki dan perempuan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gefen dan Straub (1997) serta Wahid (2005) menyatakan hasil bahwa gender berpengaruh secara signifikan pada

perceived usefulness dan perceived ease of use. Penelitian Ndubisi (2008) dan

Chinyamurindi dan Louw (2010) juga mendukung adanya temuan tersebut.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gardner dan Amoroso (2004), gender dihubungkan dengan perceived usage atau behavior. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa gender berpengaruh signifikan terhadap behavior. Hal ini diartikan bahwa terdapat perbedaan perilaku terhadap teknologi antara laki-laki dan perempuan. Tetapi hal ini berbeda dengan penelitian Gefen dan Straub (1997) menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara gender dengan behavior. Dari uraian tersebut, dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut:

H8 : Gender berpengaruh terhadap Perceived Ease of Use H9 : Gender berpengaruh terhadap Perceived Usefulness. H10 : Gender berpengaruh terhadap Behavior.

Dokumen terkait