• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.8 Landasan Teori

Dari tabel 1 diatas, dapat diketahui bahwa puskesmas endemis malaria di Kabupaten Deli Serdang tidak mencapai target jumlah konfirmasi kasus yang diperiksa dengan menggunakan mikroskop/RDT yang sudah ditentukan sebesar 29.208 kasus, padahal telah dilaksanakan beberapa kegiatan yaitu Pelatihan Pemantapan Mutu Petugas Malaria dan Pelatihan Tatalaksana Kasus Malaria bagi

Dokter, Bidan Desa, Pelatihan Mikroskop bagi Petugas Mikroskop Puskesmas dan Monitoring dan Evaluasi. Berdasarkan observasi awal peneliti tentang rendahnya kinerja petugas malaria puskesmas tersebut disebabkan oleh pengetahuan yang rendah, strategi dan sarana/prasarana yang minim.

2.8.1. Pengetahuan

Menurut Meliono, dkk (2013), pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Pengetahuan adal yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan.

a)

Terdapat empat jenis pengetahuan yaitu :

Pengetahuan Implisit yaitu :

b)

pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip.

Pengetahuan Eksplisit yaitu :

c)

pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa media atau semacamnya.

Pengetahuan Empiris yaitu : pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakuka

yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi

d) Pengetahuan rasionalisme yaitu : pengetahuan yang diperoleh melalui akal budi. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan a.

seseorang, di antaranya : Pendidikan

b. M

adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.

edia

c.

yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.

Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program komputer

Ada dua macam pengetahuan yang dikemukakan oleh Plato dalam Abolla A.S (2010). Pengetahuan yang pertama adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman atau indera (pengetahuan pengalaman) dan yang kedua adalah pengetahuan yang diperoleh melalui akal (pengetahuan akal). Menurut Kant, dalam

umum dan mutlak, serta memberi pengetahuan yang baru. Beberapa teori pengetahuan yang dikemukakan Kant dalam Rahmawati S, dkk (2013), antara lain : a. Teori a Priori dan a Posteriori

Teoria priori adalah pengetahuan yang bersumber tidak dari pengalaman langsung, melainkan dari ‘aturan umum’ yang ‘dipinjam’ dari pengalaman, menurut Kant teori a priori ini ada dua macam yaitu :

Idea of necessity (keharusan), misalnya setiap peristiwa tentu ada penyebabnya,

Strict-absolute (benar-benar absolut), misalnya semua benda memiliki berat.

Menurut Kant, ada jenis pengetahuan yang bersumber dari dunia empirik yang bisa mencapai tingkat absolut karena kebenarannya mencapai tingkat kepastian. Pengetahuan a posteriori atau pengetahuan empirik adalah pengetahuan yang bersumber dari pengalaman.

b. Analitik dan Sintetik

Pengetahuan diformulasikan dalam bentuk putusan (judgement), ada dua bentuk:

 Putusan analitik adalah putusan dimana predikatnya ada di dalam subyek, misalnya semua lingkaran adalah bulat.

 Putusan sintetik adalah putusan dimana predikatnya di luar subyek, yaitu sesuatu yang berbeda dari subyek dan memberikan tambahan terhadap subyek.

c. Obyek Pengetahuan

Menurut Kant dalam Rahmawati S, dkk (2013), obyek pengetahuan ada dua, yaitu:

Nomena, adalah eksistensi yang dinalar akal (intelligible existence), yaitu sesuatu yang ada di dalam diri mereka sendiri dan difikirkan oleh akal.

 Fenomena, adalah eksistensi indrawi dan menjadi obyek pengalaman dan obyek intuisi indrawi (sensuous existence), bukan sesuatu yang ada di dalam dirinya sendiri. Fenomena itu berupa materi dan ada dalam realitas indrawi. Fenomena adalah obyek dari pengalaman yang bersifat mungkin.

d. Sumber Pengetahuan

Indera (sense), inilah yang menyerahkan obyek kepada kita. Tanpa kemampuan indrawi tidak akan ada obyek yang diberikat kepada kita.

Pemahaman (understanding), inilah yang memberi kita pemikiran. Tanpa pemahaman tidak akan ada obyek yang dipikirkan.

Menurut Kant, dalam Rahmawati S, dkk (2013) ada tiga tingkatan pengetahuan manusia, yaitu :

1. Tingkat Penyerapan Indrawi (Sinneswahrnehmung)

Unsur a priori, pada taraf ini, disebut Kant dengan ruang dan waktu. Dengan unsur a priori ini membuat benda-benda objek penyerapan ini menjadi ‘meruang’ dan

ruang kosong, ke dalamnya suatu benda bisa ditempatkan; ruang bukan merupakan “ruang pada dirinya sendiri” (Raum an sich). Dan waktu bukanlah arus tetap, dimana pengindraan-pengindraan berlangsung, tetapi ia merupakan kondisi formal dari fenomena apapun, dan bersifat apriori yang bisa diamati dan diselidiki hanyalah fenomena-fenomena atau penampakan-penampakannya saja, yang tak lain merupakan sintesis antara unsur-unsur yang datang dari luar sebagai materi dengan bentuk- bentuk apriori ruang dan waktu di dalam struktur pemikiran manusia.

2. Tingkat Akal Budi (Verstand)

Bersamaan dengan pengamatan indrawi, bekerjalah akal budi secara spontan. Tugas akal budi adalah menyusun dan menghubungkan data-data indrawi, sehingga menghasilkan putusan-putusan. Dalam hal ini akal budi bekerja dengan bantuan fantasinya (Einbildungskraft). Pengetahuan akal budi baru diperoleh ketika terjadi sintesis antara pengalaman inderawi tadi dengan bentuk-bentuk apriori yang dinamai Kant dengan ‘kategori’, yakni ide-ide bawaan yang mempunyai fungsi epistemologis dalam diri manusia.

3. Tingkat Intelek/Rasio (Versnunft)

Idea ini sifatnya semacam ‘indikasi-indikasi kabur’, petunjuk-petunjuk untuk pemikiran (seperti juga kata ‘barat’ dan ‘timur’ merupakan petunjuk-petunjuk; ‘timur’ an sich tidak pernah bisa diamati). Tingkat intelek adalah menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan pada tingkat dibawahnya, yakni akal budi (Verstand) dan tingkat penyerapan inderawi (Senneswahnehmung).

Strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis organisasi dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari organisasi dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat (Salusu, 2010). Secara umum, strategi adalah proses penentuan rencana kerja para atasan yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Secara khusus, strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pasien di masa depan. Dengan demikian, strategi selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Organisasi perlu mencari kompetensi inti di dalam pelayanan yang dilakukan. Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisas, menetapkan tujuan strategis dan keuangan organisas, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik. Beberapa langkah yang perlu dilakukan organisasi

• Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh dalam merumuskan strategi, yaitu :

organisasi di masa depan dan menentukan misi organisasi untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut,

• Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh Dinas Kesehatan dalam menjalankan misinya,

• Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya,

• Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi,

• Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang (Salusu, 2010).

Setiap organisasi mempunyai hubungan erat dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya. Jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Terdapat tingkatan-tingkatan strategi yaitu : 1). Corporate Strategy berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Pertanyaan apa yang menjadi urusan kita dan

bagaimana kita mengendalikan organisasi, tidak semata mata untuk dijawab oleh organisasi pemerintah tetapi juga oleh organisasi nonprofit. Bagaimana misi itu dijalankan juga penting, ini memerlukan keputusan-keputusan strategik dan perencanaan strategik yang selayaknya juga disiapkan oleh setiap organisasi, 2). Business Strategy menjabarkan bagaimana merebut pasar di tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan- keuntungan strategi yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik, 3). Functional Strategy merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi fungsional yaitu :

Strategi fungsional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.

Strategi fungsiona

planning, organizing, implementating, controlling, staffing, leading, motivating, communicating, decision making, representing dan integrating.

Strategi isu strategik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang selalu berubah (Salusu, 2010).

Tingkat-tingkat strategi itu merupakan kesatuan yang bulat dan menjadi isyarat bagi setiap pengambil keputusan tertinggi bahwa mengelola organisasi tidak boleh dilihat dari sudut kerapian administratif semata, tetapi juga hendaknya memperhitungkan soal “kesehatan” organisasi dari sudut ekonomi.

1)

Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara bersamaan, namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Di perusahaan yang besar dan terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan ketika divisi- divisi yang berlainan menjalankan strategi yang berbeda. Juga, organisasi yang berjuang untuk tetap hidup mungkin menggunakan gabungan dari sejumlah strategi defensif, seperti divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi biaya secara bersamaan. Jenis- jenis strategi adalah sebagai berikut :

2)

Strategi Integrasi yaitu : integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan / atau pesaing.

3)

Strategi Intensif yaitu : penetrasi pasar, dan pengembangan produk karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.

Strategi Diversifikasi, terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah

produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal.

Disamping strategi integrasi, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi. Rasionalisasi biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turnaround) atau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi dan menghadapi tekanan dari para pemegang saham, karyawan dan media. Divestasi adalah menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akusisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan. Likuidasi adalah menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan. Namun, barangkali lebih baik berhenti beroperasi daripada terus menderita kerugian dalam jumlah besar. Ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya,

Strategi itu penting dipahami oleh setiap eksekutif, manajer, kepala atau ketua, direktur, pejabat senior dan junior, pejabat tinggi, menengah dan rendah. Ini harus dihayati karena strategi dilaksanakan oleh setiap orang pada setiap tingkat, bukan hanya oleh pejabat tinggi. Tiga tingkatan kemudahan penyesuaian strategi dengan struktur manajemen yaitu : manajemen tingkat atas, manajemen tingkat menengah dan manajemen tingkat bawah. Ketiga tingkatan strategi itu ialah : Strategi organisasi, yaitu grand strategy yang sudah mencakup enterprise strategy, Strategi departemental yaitu business strategy dan Strategi fungsional.

Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.

Terlepas dari pendekatan yang digunakan dalam membagi strategi itu dalam beberapa kategori, kita cukup diberi petunjuk bahwa strategi organisasi tidak hanya satu. Di samping itu, tiap-tiap strategi ini saling menopang sehingga merupakan satu kesatuan kokoh yang mampu menjadikan organisasi sebagai satu lembaga yang kokoh pula, mampu bertahan dalam kondisi lingkungan yang tidak menentu.

2.8.2. Sarana/Prasarana

Menurut Amirin T.M (2011) secara Etimologis (bahasa) sarana berarti segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan; alat,

Kinerja Petugas Malaria Puskesmas berdasarkan : 1. Pengetahuan 2. Strategi 3. Sarana/Prasarana Penemuan dan Pengobatan Kasus Malaria

media misalnya : ruangan, buku pedoman dan panduan, laboratorium, dan reagensia. Prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan, misalnya : kenderaan roda dua, kenderaan roda empat. Administrasi sarana/prasarana dalam penemuan dan pengobatan kasus malaria itu adalah semua komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses penemuan dan pengobatan kasus malaria di puskesmas.

Dokumen terkait