BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Landasan Teori
2.2.1.1. Pengertian Manajemen Kredit
Kegiatan Pengelolaan Kredit merupakan bagian dari Manajemen Keuangan.
Hal ini dapat dilihat dari batasan Manajemen Keuangan yang menyebutkan sebagai
Manajemen Dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai
bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan
investasi atau pembelanjaan secara efisien. Dari uraian diatas pada prinsipnya fungsi-
fungsi Manajemen Keuangan meliputi;
1. Fungsi pengambilan keputusan Investasi
2. Fungsi pengambilan keputusan Pembelanjaan
3. Fungsi pengambilan kebijakan dividen.
Fungsi pertama menyangkut tentang Keputusan Alokasi Dana baik dana yang berasal
dari dalam perusahaan maupun dana yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai
bentuk investasi. Secara garis besar Keputusan Investasi dapat dikelompokkan kedalam
Investasi jangka pendek seperti : investasi dalam kas, persediaan, piutang dan surat
berhaega maupun investasi jangka panjang dalam bentuk gedung, peralatan produksi ,
kenderaan dan aktiva tetap lainnya. Keputusan investasi ini akan tercermin pada sisi
Aktiva dalam Neraca perusahaan. Manajer Keuangan bertanggung jawab menentukan
Fungsi Kedua, menyangkut tentang pengambilan Keputusan Pembelanjaan atau
pembiayaan investasi. Keputusan pembelanjaan ini menjawab berbagai pertanyaan
penting seperti bagaimana pembelanjaan kegiatan perusahaan yang optimal? Bagaimana
memperoleh kebutuhan dana untuk investasi yang efisien? Bagaimana komposisi
sumber dana optimal yang harus dipertahankan? Apakah perusahaan sebaiknya
menggunakan modal asing ataukah modal sendiri. Peran Manajer Keuangan dalam
pemenuhan kebutuhan dana menjadi semakin komplek dalam kondisi globalisasi pasar
modal.
Fungsi Ketiga, menyangkut tentang Kebijakan dividen. Pada prinsipnya kebijakan
dividen ini menyangkut tentang keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan
seharusnya dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas dan pembelian
kembali saham atau laba tersebut sebaiknya ditahan dalam bentuk laba ditahan guna
pembelanjaan investasi dimasa datang. Apabila Manajer Keuangan memutuskan untuk
membagikan laba yang diperoleh dalam bentuk dividen, maka maka ketergantungan
terhadap sumber dana eksternal menjadi semakin besar, sebaliknya apabila Manajer
Keuangan memandang bahwa perusahaan telah memiliki finansial leverage yang tidak
menguntungkan, maka sebaiknya laba yang diperoleh digunakan untuk memperbaiki
struktur modal perusahaan.
Teori Keuangan pada prinsipnya menjelaskan tentang bagaimana orang atau
untuk mempelajari perilaku orang atau perusahaan.Dalam Manajemen Keuangan
dipelajari manajemen tentang real asset atau aktiva riil dan financial asset seperti saham
dan obligasi. Baik asset riil maupun asset finansial dinilai secara langsung dari
kemampuannya menghasilkan aliran kas dimasa datang. Salah satu keputusan penting
yang harus diambil oleh seorang Manajer Keuangan adalah bagaimana perusahaan
memperoleh modal untuk memenuhi kebutuhan investasinya. Salah satu teori yang
sangat spektakuler tentang Teori Manajemen Keuangan modern menyimpulkan bahwa
Nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh Struktur Modal (Franco.M)
Kegiatan pengelolaan kredit dikenal dengan istilah manajemen kredit, mulai
dari kredit tersebut diberikan sampai dengan kredit tersebut lunas.
Kasmir (2007) menyatakan bahwa: Manajemen Kredit adalah proses: perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur pemberian kredit, analisis pemberian
kredit dan pengendalian kredit yang macet.
Richard (2008) menyatakan bahwa ; Credit Management involves five main steps:
First, you must determine the terms on which you propose Second, you must decide what evidence you need of indebt edness Third, you must consider which customers likely to pay their bills
Fourth, you must decide how much credit you are prepared extend to each customer
Finally, after you have granted credit,you have the problem of collecting the money
2.2.1.2. Unsur-Unsur Kredit
Kasmir (2007), bahwa ada 5 (lima) unsur-unsur kredit yaitu; kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko dan balas jasa.
Berdasarkan hal diatas, pemjelasan unsur-unsur kreditmya sebagai berikut:
1. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang,barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu
dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan dimana sebelumnya sudah dilakukan
penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun dari ekstern.
2. Kesepakatan, yaitu kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak
menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.
3. Jangka Waktu, yaitu mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati
Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, menengah atau jangka
panjang.
4. Resiko, yaitu adanya suatu tenggang waktu pengembalian tidak tertagihnya /macet
pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian
pula sebaliknya.
5. Balas Jasa, merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut
Adapun Komponen dalam menentukan suku bunga Kredit antara lain :
1. Total Biaya Dana
Merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh Bank untuk memperoleh dana
simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun deposito. Total
biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk
memperoleh dana yang diinginkan.
2. Biaya Operasi
Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan
operasinya. Biaya ini terdiri dari biaya gaji pegawai, biaya administrasi, biaya
pemeliharaan dan biaya-biaya lainnya.
3. Cadangan resiko kredit macet
Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang akan diberikan, hal ini
disebabkan setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu resiko tidak
terbayar.
4. Laba yang diinginkan
5. Pajak.
2.2.1.3. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, naka lembaga keuangan tersebut
harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar kembali. Keyakinan itu
diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian
standar setiap lembaa keuangan lainnya. Penilaian oleh lembaga keuangan untuk
mendapatkan nasabah yang benar-benar layak dilakukan melalui analisis 5 C. Prinsip
dasar dalam menganalisis kredit harus memenuhi kriteria Five C’s (5 C’s) yaitu;
Character, Capacity, Capital, Colleteral dan Condition.
Penilaian dengan analisis 5C adalah sebagai berikut :
1. Character, yaitu suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari calon debitur yang akan
diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belaakang
pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang
dianutnya, keadaan keluarga, hoby dan sosial standingnya. Ini semua merupakan
ukuran kemauan membayar kredit.
2. Capacity, yaitu untuk melihat calon nasabah dalam kemampuanya membidangi usaha
yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan dalam memahami
ketentuan-ketentuan pemerintah, yang terakhir akan melihat kemampuannya dalam
mengembalikan kredit yang disalurkan.
3. Capital, yaitu untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dengan melakukan
pengukuran seperti dari segi; likuiditas, solvabilitas dan rentabilitasnya.
4. Colleteral, yaitu berkaitan dengan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang
bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan diharapkan melebihi jumlah kredit yang
diberikan dan harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah,
maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
5. Condition, yaitu menilai kondisi ekonomi sekarang dan kemungkinan untuk dimasa
benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut
bermasalah relatif kecil.
Kredit dana bergulir tersebut diatas ditujukan kepada usaha-usaha kecil
masyarakat meliputi :
1. Jual nasi 12. Tukang las 23. Ternak kambing 34. Jual tempe 2. Jual goreng 13. Tukang tempel ban 24. Ternak ayam 35.Jual mainan 3. Jual soto 14. Tukang bengkel 25. Ternak ikan 36. Jual kedai sampah 4. Jual bakso 15. Tukang beca 26. Petani sayur 37 Jual minyak eceran 5. Jual es 16. Tukang bordir 27. Jual sayur 38.Dagang keliling 6. Jual miesop 17. Tukang jahit 28. Jual sawit 39.Usaha fotocopy 7. Jual pecal 18. Pengrajin batu bata 29. Jual bibit sawit 40.Warung kopi. 8. Jual kerupuk 19. Pengrajin mebel 30. Jual daun pisang
9. Jual lontong 20. Tukang arang 31. Jual gula merah 10. Jual kue 21. Tukang bangunan 32. Jual kayu bakar 11. Jual jajanan 22. Tukang pangkas 33. Jual monja
2.2.2. Kebijakan Perkreditan
Kebijakan merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan
dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak
(Daryanto).
Sartono (2000): Kebijakan Kredit mencakup beberapa keputusan ;1) Kualitas account
accepted, 2) Periode Kredit, 3)Potongan Tunai, 4) Persyaratan Khusus dan 5) Tingkat
Pengeluaran untuk mengumpulkan kredit.
Kebijakan biasanya ditetapkan secara formal oleh para Manager puncak
organisasi. Kebijakan dapat ditetapkan secara formal dan dapat muncul secara informal.
Secara formal manager menetapkan kebijakan karena mereka merasa hal itu akan
mencerminkan nilai-nilai pribadi mereka dan mereka hendak menjernihkan berbagai
konflik atau kebingungan yang telah terjadi pada tingkat bawah dalam organisasi. Secara
informal muncul dari serangkaian keputusan konsisten pada berbagai subyek yang
dibuat melebihi suatu periode waktu.
2.2.3. Teori Tentang Standar Operasional Prosedur Perkreditan. 2.2.3.1. Pengertian Standar Operasional Prosedur.
Standar Prosedur adalah pelaksanaan kebijakan dengan pedoman-pedoman
yang lebih terperinci. Suatu prosedur memberikan sejumlah instruksi yang terperinci
untuk pelaksanaan serangkaian kegiatan yang terjadi secara teratur. Instruksi-instruksi
terperinci ini mengarahkan para karyawan dalam pelaksanaan tugas-tugas dan
membantu untuk menjamin pendekatan yang konsisten pada situasi tertentu. Prosedur
paling tidak sangat berguna untuk: (1) menghemat usaha manajerial, (2) memudahkan
pendelegasian wewenang dan penempatan tanggung jawab, (3) menimbulkan
pengembangan metoda-metoda operasi yang lebih efisien, (4) memudahkan
pengawasan, (5) memungkinkan penghematan personalia dan (6) membantu kegiatan-
kegiatan koordinasi.
Setiap tipe standar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk–bentuk hasil yang
dapat dihitung. Hal ini memungkinkan para pengurus BKM untuk dapat
mengkomunikasikan pelaksanaan kerja yang diharapkan kepada para bawahan secara
Menurut Anggaran Dasar Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju
Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Labuhanbatu, untuk
dapat memperoleh pinjaman bergulir, ada ketentuan umum pinjaman bergulir yaitu:
a. Peminjam adalah mereka yang tergabung dalam KSM (Kelompok Swadaya
Masyarakat) yang terdiri dari 5 orang atau lebih
b. KSM calon peminjam disyaratkan memiliki anggota minimum 30 % wanita dan
minimum 30 % anggotanya adalah warga masyarakat yang miskin yang ada dalam
daftar PS
c. Para anggota KSM tersebut telah memiliki usaha atau memulai usaha baru
d. Para anggota KSM tersebut bersedia menanggung renteng (menanggung bersama-
sama) terhadap pembayaran anggota lain yang menunggak.
e. Para anggota KSM tersebut telah memiliki simpanan, baik dititipkan di UPK atau di
Bank lain di lokasi tersebut
f. Besar Pinjaman awal Rp 500.000,- per anggota, dan pinjaman berikutmya maksimal
Rp 2.000.000,- per anggota tergantung kelancaran pembayaran dan keadaan
keuangan UPK serta perkembangan usaha anggota KSM
g. Jasa Pinjaman dikenakan sebesar 1,5 % - 3 % per bulan (ditentukan oleh LKM)
dihitung dari pokok mula-mula
h. Jangka waktu Pinjaman maksimal 1 tahun
2.2.3.2. Prosedur Pemberian Kredit.
Sebelum debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui tahapan-
tahapan penilaian mulai dari pengajuan proposal kredit dan dokumen-dokumen yang
diperlukan,pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit sampai dengan kredit
dikucurkan. Tahapan-tahapan dalam pemberian kredit ini dikenal dengan nama prosedur
pemberian kredit, yang bertujuan untuk memastikan kelayakan suatu kredit diterima atau
ditolak.
Kasmir (2007) menyatakan prosedur pemberian kredit secara umum sebagai berikut:
1. Pengajuan proposal
2. Penyelidikan berkas pinjaman
3. Penilaian kelayakan kredit
4. Wawancara pertama
5. Peninjauan ke lokasi (On the Spot)
6. Wawancara kedua
7. Keputusan kredit
8. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya
9. Realisasi kredit.
Menurut Booklet Manajemen Keuangan, Departemen Pekerjaan Umum Dirjen
Cipta Karya bahwa tahapan dalam proses pemberian pinjaman di Unit Pengelola
a. Tahap permohonan pinjaman
b. Tahap pemeriksaan permohonan pinjaman
c. Tahap putusan pinjaman
d. Tahap pencairan pinjaman
e. Tahap pembayaran kembali
2.2.4.. Teori Tentang Pelayanan Kredit 2.2.4.1. Pengertian Pelayanan Kredit
Pelayanan adalah perihal atau cara melayani, usaha melayani kebutuhan orang
lain dengan memperoleh uang atau jasa, kemudahan yang diberikan sehubungan dengan
jual beli barang atau jasa (Daryanto).
Dalam melayani sangat diperlukan berbagai sikap Pelayan yang mampu menarik
minat nasabah dalam berkomunikasi. Beberapa sikap yang harus diteladani oleh seorang
Customer Service antara lain:
1. Beri kesempatan Nasabah berbicara untuk mengemukakan keinginannya
2. Dengarkan baik-baik
3. Jangan menyela pembicaraan sebelum Nasabah selesai bicara
4. Ajukan pertanyaan setelah Nasabah selesai bicara
5. Jangan marah dan mudah tersinggung
6. Jangan mendebat Nasabah
7. Jaga sikap sopan, ramah dan selalu berlaku tenang
9. Tunjukkan sikap perhatian dan sikap ingin membantu.
Kasmir (2007) menyatakan : Pelayanan adalah setiap kegiatan yang
diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada nasabah, melalui
pelayanan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah.
2.2.4.2. Ciri-ciri Pelayanan Yang Baik
Kasmir (2007) menyatakan: Ciri-ciri pelayanan yang baik adalah sebagai
berikut:
1. Tersedia sarana dan prasarana yang baik
2. Tersedia personil yang baik
3. Bertanggung jawab kepada setiap nasabah sejak awal hingga selesai
4. Mampu melayani secara cepat dan tepat
5. Mampu berkomunikasi
6. Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi
7. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik
8. Berusaha memahami kebutuhan nasabah
9. Mampu memberikan kepercayaaan kepada nasabah.
2.2.5.. Pengertian/Defenisi Pengembalian Pinjaman.
Echols (2005) : Pengembalian pinjaman adalah kegiatan membayar kembali
Menurut Pedoman Teknis Pembukuan UPK, Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, Direktorat Pekerjaan Umum Dirjen Cipta
Karya (2008) bahwa Tingkat kegiatan Pengembalian Pinjaman dapat digolongkan
meliputi :
1.Lancar: apabila peminjam tidak mempunyai tunggakan
2.Perlu perhatian: apabila peminjam menunggak kurang dari 3 (tiga) bulan atau 3(tiga)
kali angsuran
3.Kurang lancar: apabila peminjam menunggak 3(tiga) bulan/kali angsuran s/d 6 (enam)
bulan/kali angsuran
4. Diragukan: apabila peminjam menunggak > 6 bulan/kali angsuran s/d 9 bulan/kali
anguran
5. Macet: apabila peminjam menunggak > 9 bulan /kali angsuran
2.2.6. P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) 2.2.6.1. Visi dan Misi
Visinya mewujudkan masyrakat madani, yang maju, mandiri, dan sejahtera
dalam lingkungan pemukiman sehat, produktif dan lestari.
Misinya yaitu membangun masyarakat madani yang mampu menjalin
kebersamaan dan sinergi dengan pemerintah maupun kelompok peduli setempat dalam
menanggulangi kemiskinan secara efektif dan mampu mewujudkan terciptanya
lingkungan pemukiman yang tertata, sehat, produktif dan berkelanjutan.
1. Terbangunnya lembaga masyarakat yang memiliki karakter :
a. Berbasis nilai-nilai universal kemanusiaan (jujur, adil, ikhlas/kerelawanan) dan
berdasar prinsip-prinsip kemasyarakatan (partisipasi, demokrasi, transparansi,
akuntabilitas dan pembangunan yang memperhatikan tridaya yaitu:
perlindungan lingkungan, pengembangan masyarakat dan pengembangan
ekonomi.
b. Berorientasi pada pembangunan berkelanjutan
c. Mengakar dan mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin
d. Mampu menyuarakan harapan masyarakat miskin dalam proses pengambilan
keputusan
e. Mampu menjadi wadah masyarakat dalam penyeleseian permasalahan yang
ada di wilayahnya
2. Meningkatkan akses masyarakat miskin perkotaan terhadap pelayanan sosial,
prasarana dan sarana serta pendanaan, membangun kerjasama dan kemitraan ke
berbagai pihak terkait (bank, notaris, auditor publik, media massa terhadap lembaga
badan keswadayaan masyarakat.
3. Mengedepankan peran pemerintah kota/kabupaten agar mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat miskin melalui pengelolaan tim koordinasi penanggulangan kemiskinan
daerah di wilayahnya dan kemitraan serta kelompok peduli (perorangan/ anggota
asosiasi profesi, asosiasi usaha sejenis, perguruan tinggi, lsm dan sebagainya)
Selanjutnya strategi yang dilaksanakan Program Penanggulangan
1.Mendorong proses transparansi sosial dari masyarakat tidak berdaya/ miskin menuju
masyarakat berdaya meliputi 4 (empat) hal :
a. Internalisasi nilai-nilai (jujur, dapat dipercaya, ikhlas/kerelawanan, adil, kesetaraan,
kesatuan dalam keragaman) dan prinsip-prinsip universal (demokrasi, partisipasi,
transparansi, akuntabilitas, desentralisasi) sebagai pondasi kokoh untuk
memberdayakan masyarakat.
b. Membangun dan mengorganisir ikatan pemersatu antara lain kesamaan kepentingan,
kesamaan domisili yang mengarah pada upaya mendorong tumbuh berkembangnya
modal sosial (kejujuran, solidaritas sosial dan tanggung jawab sosial)
c. Pembelajaran penerapan konsep tridaya (daya sosial, daya lingkungan dan daya
ekonomi) dalam penanggulangan kemiskinan
d. Membangun kemampuan masyarakat untuk menyiapkan rencana-rencana kegiatan
penanggulangan kemiskinan dan mendorong partisipasi maupun kemandirian
masyarakat.
2. Membangun dan memberdayakan kelembagaan lokal masyarakat di Kelurahan.
3. Menjalin kemitraan antara masyarakat dengan pemerintah daerah.
2.2.6.2. Tujuan dan Tugas BKM
Didalam Anggaran Dasar Pasal 1 ayat 2) dinyatakan; BKM (Badan Keswadayaan
Masyarakat) Maju Bersama adalah lembaga otonom dan independent yang dibentuk
oleh utusan warga di Kelurahan Urung Kompas dengan tujuan utama; untuk melakukan
masalah kemiskinan, menumbuhkan kembali ikatan dan solidaritas sosial antar warga
untuk saling bekerjasama.
Selanjutnya pasal 11 dipertegas lagi bahwa tujuan (BKM) Maju Bersama
adalah; Dalam jangka pendek BKM membuat perencanaan operasional dan pelaksanaan
tahunan tentang kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan
yang bersumber dari perencanaan jangka menengah program penanggulangan
kemiskinan (PJM-Pronangkis) yang telah ditetapkan. dalam jangka menengah (BKM)
merumuskan, menetapkan dan melaksanakan PJM-Pronangkis yang berlaku selama 3
(tiga) tahun sejak tanggal ditetapkan. Dakam jangka panjang, merupakan wadah untuk
membangun modal sosial dengan menumbuhkan kembali nilai- nilai kemanusiaan,
ikatan-ikatan social dan menggalang solidaritassesama warga agar saling bekerjasama
demi kebaikan.Kepentingan dan kebutuhan bersama, serta pada gilirannya akan
memperkuat kemandirian dan keswadayaan masyarakat.
Kemudian pada pasal 20 dinyatakan bahwa yang menjadi tugas BKM meliputi;
merumuskan PJM-Pronangkis bersama warga secara partisipatif, membuat rencana
program tahunan yang didasarkan pada PJM-Pronamgkis yang telah ditetapkan,
pemgambilan keputusan yang berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan,
menumbuhkan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat miskin, mengawasi proses
pemanfaatan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang sehari-harinya dikelola
oleh Unit Pengelola Keuangan (UPK), memberikan keputusan akhir dari seleksi
berbagai usulan yang telah dilakukan oleh UPK dan Unit Pengelola lainnya yang
transparansi melalui berbagai media, diantaranya papan pengumuman,sirkulasi laporan
kegiatan dan keuangan bulanan, laporan akhir tahun, serta melakukan rapat secara
terbuka dan melakukan audit keuangan, merumuskan, menyusun dan menetapkan aturan
main (termasuk sanksi) dalam upaya pengembangan dan pemanfaatan sumber daya
masyarakat yang dimulai dari dana P2KP, memfasilitasi kerjasama dengan potensi
sumber daya yang ada dalam proses penanggulangan kemiskinan.
Penggunaan jasa pinjaman dibagi dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penambahan Modal BKM sebesar 30 %
b.Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dasarlingkungan sebesar 15
%
c. Biaya operasional BKM sebesar 40 %
d. Kegiatan sosial masyarakat sebesar 15 %.
Dalam penyusunan perencanaan operasional dan tahunan kegiatan
pemberdayaan masyarakat dalam penaggulangan kemiskinan melalui kegiatan ekonomi
atau kredit dana bergulir rembug warga mutlak diperlukan. Dalam Bab I, Pasal 1, yang
dimaksud Rembug warga adalah pertemuan atau musyawarah yang diikuti oleh para
utusan warga yang dipilih secara demokratis oleh masyarakat itu sendiri. Selanjutnya
dalam Bab V Pasal 12 menyatakan fungsi dan tugas Rembug Warga meliputi :
1.Memilih, mengangkat dan memberhentikan anggota kepemimpinan BKM
Maju bersama.
2.Menilai laporan pertanggung jawaban BKM Maju Bersama yang dilakukan
3.Menetapkan dan mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga BKM Maju Bersama.
4.Menetapkan dan mengesahkan perencanaan program penanggulangan
kemiskinan dalam menjalankan kegiatan BKM 2 (dua) tahun mendatang.
Sebagai contoh pada tanggal 29 Mei 2008 telah dilakukan pemilihan BKM
(Badan Keswadayaan Masyarakat) melalui rembug warga di kantor Kelurahan Urung
Kompas, Kecamatan Rantau Selatan, Labuhan batu dengan cara mengutus minimal 10
(sepuluh) orang masyarakat setiap lingkungan untuk memilih seorang Koordinator baru
dan anggota BKM lainnya yang berjumlah 12 (dua belas orang).