• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.2.1.1. Pengertian Manajemen Kredit

Kegiatan Pengelolaan Kredit merupakan bagian dari Manajemen Keuangan.

Hal ini dapat dilihat dari batasan Manajemen Keuangan yang menyebutkan sebagai

Manajemen Dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai

bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan

investasi atau pembelanjaan secara efisien. Dari uraian diatas pada prinsipnya fungsi-

fungsi Manajemen Keuangan meliputi;

1. Fungsi pengambilan keputusan Investasi

2. Fungsi pengambilan keputusan Pembelanjaan

3. Fungsi pengambilan kebijakan dividen.

Fungsi pertama menyangkut tentang Keputusan Alokasi Dana baik dana yang berasal

dari dalam perusahaan maupun dana yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai

bentuk investasi. Secara garis besar Keputusan Investasi dapat dikelompokkan kedalam

Investasi jangka pendek seperti : investasi dalam kas, persediaan, piutang dan surat

berhaega maupun investasi jangka panjang dalam bentuk gedung, peralatan produksi ,

kenderaan dan aktiva tetap lainnya. Keputusan investasi ini akan tercermin pada sisi

Aktiva dalam Neraca perusahaan. Manajer Keuangan bertanggung jawab menentukan

Fungsi Kedua, menyangkut tentang pengambilan Keputusan Pembelanjaan atau

pembiayaan investasi. Keputusan pembelanjaan ini menjawab berbagai pertanyaan

penting seperti bagaimana pembelanjaan kegiatan perusahaan yang optimal? Bagaimana

memperoleh kebutuhan dana untuk investasi yang efisien? Bagaimana komposisi

sumber dana optimal yang harus dipertahankan? Apakah perusahaan sebaiknya

menggunakan modal asing ataukah modal sendiri. Peran Manajer Keuangan dalam

pemenuhan kebutuhan dana menjadi semakin komplek dalam kondisi globalisasi pasar

modal.

Fungsi Ketiga, menyangkut tentang Kebijakan dividen. Pada prinsipnya kebijakan

dividen ini menyangkut tentang keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan

seharusnya dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas dan pembelian

kembali saham atau laba tersebut sebaiknya ditahan dalam bentuk laba ditahan guna

pembelanjaan investasi dimasa datang. Apabila Manajer Keuangan memutuskan untuk

membagikan laba yang diperoleh dalam bentuk dividen, maka maka ketergantungan

terhadap sumber dana eksternal menjadi semakin besar, sebaliknya apabila Manajer

Keuangan memandang bahwa perusahaan telah memiliki finansial leverage yang tidak

menguntungkan, maka sebaiknya laba yang diperoleh digunakan untuk memperbaiki

struktur modal perusahaan.

Teori Keuangan pada prinsipnya menjelaskan tentang bagaimana orang atau

untuk mempelajari perilaku orang atau perusahaan.Dalam Manajemen Keuangan

dipelajari manajemen tentang real asset atau aktiva riil dan financial asset seperti saham

dan obligasi. Baik asset riil maupun asset finansial dinilai secara langsung dari

kemampuannya menghasilkan aliran kas dimasa datang. Salah satu keputusan penting

yang harus diambil oleh seorang Manajer Keuangan adalah bagaimana perusahaan

memperoleh modal untuk memenuhi kebutuhan investasinya. Salah satu teori yang

sangat spektakuler tentang Teori Manajemen Keuangan modern menyimpulkan bahwa

Nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh Struktur Modal (Franco.M)

Kegiatan pengelolaan kredit dikenal dengan istilah manajemen kredit, mulai

dari kredit tersebut diberikan sampai dengan kredit tersebut lunas.

Kasmir (2007) menyatakan bahwa: Manajemen Kredit adalah proses: perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur pemberian kredit, analisis pemberian

kredit dan pengendalian kredit yang macet.

Richard (2008) menyatakan bahwa ; Credit Management involves five main steps:

First, you must determine the terms on which you propose Second, you must decide what evidence you need of indebt edness Third, you must consider which customers likely to pay their bills

Fourth, you must decide how much credit you are prepared extend to each customer

Finally, after you have granted credit,you have the problem of collecting the money

2.2.1.2. Unsur-Unsur Kredit

Kasmir (2007), bahwa ada 5 (lima) unsur-unsur kredit yaitu; kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko dan balas jasa.

Berdasarkan hal diatas, pemjelasan unsur-unsur kreditmya sebagai berikut:

1. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang,barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu

dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan dimana sebelumnya sudah dilakukan

penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun dari ekstern.

2. Kesepakatan, yaitu kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak

menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.

3. Jangka Waktu, yaitu mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati

Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, menengah atau jangka

panjang.

4. Resiko, yaitu adanya suatu tenggang waktu pengembalian tidak tertagihnya /macet

pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian

pula sebaliknya.

5. Balas Jasa, merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut

Adapun Komponen dalam menentukan suku bunga Kredit antara lain :

1. Total Biaya Dana

Merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh Bank untuk memperoleh dana

simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun deposito. Total

biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk

memperoleh dana yang diinginkan.

2. Biaya Operasi

Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan

operasinya. Biaya ini terdiri dari biaya gaji pegawai, biaya administrasi, biaya

pemeliharaan dan biaya-biaya lainnya.

3. Cadangan resiko kredit macet

Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang akan diberikan, hal ini

disebabkan setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu resiko tidak

terbayar.

4. Laba yang diinginkan

5. Pajak.

2.2.1.3. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, naka lembaga keuangan tersebut

harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar kembali. Keyakinan itu

diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian

standar setiap lembaa keuangan lainnya. Penilaian oleh lembaga keuangan untuk

mendapatkan nasabah yang benar-benar layak dilakukan melalui analisis 5 C. Prinsip

dasar dalam menganalisis kredit harus memenuhi kriteria Five C’s (5 C’s) yaitu;

Character, Capacity, Capital, Colleteral dan Condition.

Penilaian dengan analisis 5C adalah sebagai berikut :

1. Character, yaitu suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari calon debitur yang akan

diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belaakang

pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang

dianutnya, keadaan keluarga, hoby dan sosial standingnya. Ini semua merupakan

ukuran kemauan membayar kredit.

2. Capacity, yaitu untuk melihat calon nasabah dalam kemampuanya membidangi usaha

yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan dalam memahami

ketentuan-ketentuan pemerintah, yang terakhir akan melihat kemampuannya dalam

mengembalikan kredit yang disalurkan.

3. Capital, yaitu untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dengan melakukan

pengukuran seperti dari segi; likuiditas, solvabilitas dan rentabilitasnya.

4. Colleteral, yaitu berkaitan dengan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang

bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan diharapkan melebihi jumlah kredit yang

diberikan dan harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah,

maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

5. Condition, yaitu menilai kondisi ekonomi sekarang dan kemungkinan untuk dimasa

benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut

bermasalah relatif kecil.

Kredit dana bergulir tersebut diatas ditujukan kepada usaha-usaha kecil

masyarakat meliputi :

1. Jual nasi 12. Tukang las 23. Ternak kambing 34. Jual tempe 2. Jual goreng 13. Tukang tempel ban 24. Ternak ayam 35.Jual mainan 3. Jual soto 14. Tukang bengkel 25. Ternak ikan 36. Jual kedai sampah 4. Jual bakso 15. Tukang beca 26. Petani sayur 37 Jual minyak eceran 5. Jual es 16. Tukang bordir 27. Jual sayur 38.Dagang keliling 6. Jual miesop 17. Tukang jahit 28. Jual sawit 39.Usaha fotocopy 7. Jual pecal 18. Pengrajin batu bata 29. Jual bibit sawit 40.Warung kopi. 8. Jual kerupuk 19. Pengrajin mebel 30. Jual daun pisang

9. Jual lontong 20. Tukang arang 31. Jual gula merah 10. Jual kue 21. Tukang bangunan 32. Jual kayu bakar 11. Jual jajanan 22. Tukang pangkas 33. Jual monja

2.2.2. Kebijakan Perkreditan

Kebijakan merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan

dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak

(Daryanto).

Sartono (2000): Kebijakan Kredit mencakup beberapa keputusan ;1) Kualitas account

accepted, 2) Periode Kredit, 3)Potongan Tunai, 4) Persyaratan Khusus dan 5) Tingkat

Pengeluaran untuk mengumpulkan kredit.

Kebijakan biasanya ditetapkan secara formal oleh para Manager puncak

organisasi. Kebijakan dapat ditetapkan secara formal dan dapat muncul secara informal.

Secara formal manager menetapkan kebijakan karena mereka merasa hal itu akan

mencerminkan nilai-nilai pribadi mereka dan mereka hendak menjernihkan berbagai

konflik atau kebingungan yang telah terjadi pada tingkat bawah dalam organisasi. Secara

informal muncul dari serangkaian keputusan konsisten pada berbagai subyek yang

dibuat melebihi suatu periode waktu.

2.2.3. Teori Tentang Standar Operasional Prosedur Perkreditan. 2.2.3.1. Pengertian Standar Operasional Prosedur.

Standar Prosedur adalah pelaksanaan kebijakan dengan pedoman-pedoman

yang lebih terperinci. Suatu prosedur memberikan sejumlah instruksi yang terperinci

untuk pelaksanaan serangkaian kegiatan yang terjadi secara teratur. Instruksi-instruksi

terperinci ini mengarahkan para karyawan dalam pelaksanaan tugas-tugas dan

membantu untuk menjamin pendekatan yang konsisten pada situasi tertentu. Prosedur

paling tidak sangat berguna untuk: (1) menghemat usaha manajerial, (2) memudahkan

pendelegasian wewenang dan penempatan tanggung jawab, (3) menimbulkan

pengembangan metoda-metoda operasi yang lebih efisien, (4) memudahkan

pengawasan, (5) memungkinkan penghematan personalia dan (6) membantu kegiatan-

kegiatan koordinasi.

Setiap tipe standar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk–bentuk hasil yang

dapat dihitung. Hal ini memungkinkan para pengurus BKM untuk dapat

mengkomunikasikan pelaksanaan kerja yang diharapkan kepada para bawahan secara

Menurut Anggaran Dasar Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju

Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Labuhanbatu, untuk

dapat memperoleh pinjaman bergulir, ada ketentuan umum pinjaman bergulir yaitu:

a. Peminjam adalah mereka yang tergabung dalam KSM (Kelompok Swadaya

Masyarakat) yang terdiri dari 5 orang atau lebih

b. KSM calon peminjam disyaratkan memiliki anggota minimum 30 % wanita dan

minimum 30 % anggotanya adalah warga masyarakat yang miskin yang ada dalam

daftar PS

c. Para anggota KSM tersebut telah memiliki usaha atau memulai usaha baru

d. Para anggota KSM tersebut bersedia menanggung renteng (menanggung bersama-

sama) terhadap pembayaran anggota lain yang menunggak.

e. Para anggota KSM tersebut telah memiliki simpanan, baik dititipkan di UPK atau di

Bank lain di lokasi tersebut

f. Besar Pinjaman awal Rp 500.000,- per anggota, dan pinjaman berikutmya maksimal

Rp 2.000.000,- per anggota tergantung kelancaran pembayaran dan keadaan

keuangan UPK serta perkembangan usaha anggota KSM

g. Jasa Pinjaman dikenakan sebesar 1,5 % - 3 % per bulan (ditentukan oleh LKM)

dihitung dari pokok mula-mula

h. Jangka waktu Pinjaman maksimal 1 tahun

2.2.3.2. Prosedur Pemberian Kredit.

Sebelum debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui tahapan-

tahapan penilaian mulai dari pengajuan proposal kredit dan dokumen-dokumen yang

diperlukan,pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit sampai dengan kredit

dikucurkan. Tahapan-tahapan dalam pemberian kredit ini dikenal dengan nama prosedur

pemberian kredit, yang bertujuan untuk memastikan kelayakan suatu kredit diterima atau

ditolak.

Kasmir (2007) menyatakan prosedur pemberian kredit secara umum sebagai berikut:

1. Pengajuan proposal

2. Penyelidikan berkas pinjaman

3. Penilaian kelayakan kredit

4. Wawancara pertama

5. Peninjauan ke lokasi (On the Spot)

6. Wawancara kedua

7. Keputusan kredit

8. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya

9. Realisasi kredit.

Menurut Booklet Manajemen Keuangan, Departemen Pekerjaan Umum Dirjen

Cipta Karya bahwa tahapan dalam proses pemberian pinjaman di Unit Pengelola

a. Tahap permohonan pinjaman

b. Tahap pemeriksaan permohonan pinjaman

c. Tahap putusan pinjaman

d. Tahap pencairan pinjaman

e. Tahap pembayaran kembali

2.2.4.. Teori Tentang Pelayanan Kredit 2.2.4.1. Pengertian Pelayanan Kredit

Pelayanan adalah perihal atau cara melayani, usaha melayani kebutuhan orang

lain dengan memperoleh uang atau jasa, kemudahan yang diberikan sehubungan dengan

jual beli barang atau jasa (Daryanto).

Dalam melayani sangat diperlukan berbagai sikap Pelayan yang mampu menarik

minat nasabah dalam berkomunikasi. Beberapa sikap yang harus diteladani oleh seorang

Customer Service antara lain:

1. Beri kesempatan Nasabah berbicara untuk mengemukakan keinginannya

2. Dengarkan baik-baik

3. Jangan menyela pembicaraan sebelum Nasabah selesai bicara

4. Ajukan pertanyaan setelah Nasabah selesai bicara

5. Jangan marah dan mudah tersinggung

6. Jangan mendebat Nasabah

7. Jaga sikap sopan, ramah dan selalu berlaku tenang

9. Tunjukkan sikap perhatian dan sikap ingin membantu.

Kasmir (2007) menyatakan : Pelayanan adalah setiap kegiatan yang

diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada nasabah, melalui

pelayanan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah.

2.2.4.2. Ciri-ciri Pelayanan Yang Baik

Kasmir (2007) menyatakan: Ciri-ciri pelayanan yang baik adalah sebagai

berikut:

1. Tersedia sarana dan prasarana yang baik

2. Tersedia personil yang baik

3. Bertanggung jawab kepada setiap nasabah sejak awal hingga selesai

4. Mampu melayani secara cepat dan tepat

5. Mampu berkomunikasi

6. Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi

7. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik

8. Berusaha memahami kebutuhan nasabah

9. Mampu memberikan kepercayaaan kepada nasabah.

2.2.5.. Pengertian/Defenisi Pengembalian Pinjaman.

Echols (2005) : Pengembalian pinjaman adalah kegiatan membayar kembali

Menurut Pedoman Teknis Pembukuan UPK, Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, Direktorat Pekerjaan Umum Dirjen Cipta

Karya (2008) bahwa Tingkat kegiatan Pengembalian Pinjaman dapat digolongkan

meliputi :

1.Lancar: apabila peminjam tidak mempunyai tunggakan

2.Perlu perhatian: apabila peminjam menunggak kurang dari 3 (tiga) bulan atau 3(tiga)

kali angsuran

3.Kurang lancar: apabila peminjam menunggak 3(tiga) bulan/kali angsuran s/d 6 (enam)

bulan/kali angsuran

4. Diragukan: apabila peminjam menunggak > 6 bulan/kali angsuran s/d 9 bulan/kali

anguran

5. Macet: apabila peminjam menunggak > 9 bulan /kali angsuran

2.2.6. P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) 2.2.6.1. Visi dan Misi

Visinya mewujudkan masyrakat madani, yang maju, mandiri, dan sejahtera

dalam lingkungan pemukiman sehat, produktif dan lestari.

Misinya yaitu membangun masyarakat madani yang mampu menjalin

kebersamaan dan sinergi dengan pemerintah maupun kelompok peduli setempat dalam

menanggulangi kemiskinan secara efektif dan mampu mewujudkan terciptanya

lingkungan pemukiman yang tertata, sehat, produktif dan berkelanjutan.

1. Terbangunnya lembaga masyarakat yang memiliki karakter :

a. Berbasis nilai-nilai universal kemanusiaan (jujur, adil, ikhlas/kerelawanan) dan

berdasar prinsip-prinsip kemasyarakatan (partisipasi, demokrasi, transparansi,

akuntabilitas dan pembangunan yang memperhatikan tridaya yaitu:

perlindungan lingkungan, pengembangan masyarakat dan pengembangan

ekonomi.

b. Berorientasi pada pembangunan berkelanjutan

c. Mengakar dan mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin

d. Mampu menyuarakan harapan masyarakat miskin dalam proses pengambilan

keputusan

e. Mampu menjadi wadah masyarakat dalam penyeleseian permasalahan yang

ada di wilayahnya

2. Meningkatkan akses masyarakat miskin perkotaan terhadap pelayanan sosial,

prasarana dan sarana serta pendanaan, membangun kerjasama dan kemitraan ke

berbagai pihak terkait (bank, notaris, auditor publik, media massa terhadap lembaga

badan keswadayaan masyarakat.

3. Mengedepankan peran pemerintah kota/kabupaten agar mampu memenuhi kebutuhan

masyarakat miskin melalui pengelolaan tim koordinasi penanggulangan kemiskinan

daerah di wilayahnya dan kemitraan serta kelompok peduli (perorangan/ anggota

asosiasi profesi, asosiasi usaha sejenis, perguruan tinggi, lsm dan sebagainya)

Selanjutnya strategi yang dilaksanakan Program Penanggulangan

1.Mendorong proses transparansi sosial dari masyarakat tidak berdaya/ miskin menuju

masyarakat berdaya meliputi 4 (empat) hal :

a. Internalisasi nilai-nilai (jujur, dapat dipercaya, ikhlas/kerelawanan, adil, kesetaraan,

kesatuan dalam keragaman) dan prinsip-prinsip universal (demokrasi, partisipasi,

transparansi, akuntabilitas, desentralisasi) sebagai pondasi kokoh untuk

memberdayakan masyarakat.

b. Membangun dan mengorganisir ikatan pemersatu antara lain kesamaan kepentingan,

kesamaan domisili yang mengarah pada upaya mendorong tumbuh berkembangnya

modal sosial (kejujuran, solidaritas sosial dan tanggung jawab sosial)

c. Pembelajaran penerapan konsep tridaya (daya sosial, daya lingkungan dan daya

ekonomi) dalam penanggulangan kemiskinan

d. Membangun kemampuan masyarakat untuk menyiapkan rencana-rencana kegiatan

penanggulangan kemiskinan dan mendorong partisipasi maupun kemandirian

masyarakat.

2. Membangun dan memberdayakan kelembagaan lokal masyarakat di Kelurahan.

3. Menjalin kemitraan antara masyarakat dengan pemerintah daerah.

2.2.6.2. Tujuan dan Tugas BKM

Didalam Anggaran Dasar Pasal 1 ayat 2) dinyatakan; BKM (Badan Keswadayaan

Masyarakat) Maju Bersama adalah lembaga otonom dan independent yang dibentuk

oleh utusan warga di Kelurahan Urung Kompas dengan tujuan utama; untuk melakukan

masalah kemiskinan, menumbuhkan kembali ikatan dan solidaritas sosial antar warga

untuk saling bekerjasama.

Selanjutnya pasal 11 dipertegas lagi bahwa tujuan (BKM) Maju Bersama

adalah; Dalam jangka pendek BKM membuat perencanaan operasional dan pelaksanaan

tahunan tentang kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan

yang bersumber dari perencanaan jangka menengah program penanggulangan

kemiskinan (PJM-Pronangkis) yang telah ditetapkan. dalam jangka menengah (BKM)

merumuskan, menetapkan dan melaksanakan PJM-Pronangkis yang berlaku selama 3

(tiga) tahun sejak tanggal ditetapkan. Dakam jangka panjang, merupakan wadah untuk

membangun modal sosial dengan menumbuhkan kembali nilai- nilai kemanusiaan,

ikatan-ikatan social dan menggalang solidaritassesama warga agar saling bekerjasama

demi kebaikan.Kepentingan dan kebutuhan bersama, serta pada gilirannya akan

memperkuat kemandirian dan keswadayaan masyarakat.

Kemudian pada pasal 20 dinyatakan bahwa yang menjadi tugas BKM meliputi;

merumuskan PJM-Pronangkis bersama warga secara partisipatif, membuat rencana

program tahunan yang didasarkan pada PJM-Pronamgkis yang telah ditetapkan,

pemgambilan keputusan yang berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan,

menumbuhkan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat miskin, mengawasi proses

pemanfaatan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang sehari-harinya dikelola

oleh Unit Pengelola Keuangan (UPK), memberikan keputusan akhir dari seleksi

berbagai usulan yang telah dilakukan oleh UPK dan Unit Pengelola lainnya yang

transparansi melalui berbagai media, diantaranya papan pengumuman,sirkulasi laporan

kegiatan dan keuangan bulanan, laporan akhir tahun, serta melakukan rapat secara

terbuka dan melakukan audit keuangan, merumuskan, menyusun dan menetapkan aturan

main (termasuk sanksi) dalam upaya pengembangan dan pemanfaatan sumber daya

masyarakat yang dimulai dari dana P2KP, memfasilitasi kerjasama dengan potensi

sumber daya yang ada dalam proses penanggulangan kemiskinan.

Penggunaan jasa pinjaman dibagi dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Penambahan Modal BKM sebesar 30 %

b.Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dasarlingkungan sebesar 15

%

c. Biaya operasional BKM sebesar 40 %

d. Kegiatan sosial masyarakat sebesar 15 %.

Dalam penyusunan perencanaan operasional dan tahunan kegiatan

pemberdayaan masyarakat dalam penaggulangan kemiskinan melalui kegiatan ekonomi

atau kredit dana bergulir rembug warga mutlak diperlukan. Dalam Bab I, Pasal 1, yang

dimaksud Rembug warga adalah pertemuan atau musyawarah yang diikuti oleh para

utusan warga yang dipilih secara demokratis oleh masyarakat itu sendiri. Selanjutnya

dalam Bab V Pasal 12 menyatakan fungsi dan tugas Rembug Warga meliputi :

1.Memilih, mengangkat dan memberhentikan anggota kepemimpinan BKM

Maju bersama.

2.Menilai laporan pertanggung jawaban BKM Maju Bersama yang dilakukan

3.Menetapkan dan mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga BKM Maju Bersama.

4.Menetapkan dan mengesahkan perencanaan program penanggulangan

kemiskinan dalam menjalankan kegiatan BKM 2 (dua) tahun mendatang.

Sebagai contoh pada tanggal 29 Mei 2008 telah dilakukan pemilihan BKM

(Badan Keswadayaan Masyarakat) melalui rembug warga di kantor Kelurahan Urung

Kompas, Kecamatan Rantau Selatan, Labuhan batu dengan cara mengutus minimal 10

(sepuluh) orang masyarakat setiap lingkungan untuk memilih seorang Koordinator baru

dan anggota BKM lainnya yang berjumlah 12 (dua belas orang).

Dokumen terkait