ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN KREDIT TERHADAP PENGEMBALIAN PINJAMAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN
PADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DI LABUHANBATU ( STUDI KASUS BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT
MAJU BERSAMA KELURAHAN URUNG KOMPAS KECAMATAN RANTAU SELATAN )
TESIS
Oleh :
HAYANUDDIN SAFRI
NIM. 097019041/ IM
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN KREDIT TERHADAP PENGEMBALIAN PINJAMAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN
PADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DI LABUHANBATU ( STUDI KASUS BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT
MAJU BERSAMA KELURAHAN URUNG KOMPAS KECAMATAN RANTAU SELATAN )
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen
Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh :
HAYANUDDIN SAFRI
NIM. 097019041/ IM
SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN KREDIT TERHADAP PENGEMBALIAN PINJAMAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN PADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DI LABUHANBATU ( STUDI KASUS PADA BADAN
KESWADAYAAN MASYARAKAT MAJU BERSAMA KELURAHAN URUNG KOMPAS KECAMATAN RANTAU SELATAN)
Nama Mahasiswa : Hayanuddin Safri Nomor Pokok : 097019041
Program Studi : Ilmu Manajemen
Menyetujui Komisi Pembimbing:
( Dr. Muslich Lufti, MBA ) ( Drs. M.Lian Dalimunthe, M.Ec, Ac )
Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur,
( Prof. Dr.Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE )
Telah Diuji Pada : Tanggal 18 Agustus 2011
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr.Muslich Lufti, MBA
PERNYATAAN
Saya dengan ini menyatakan bahwa Tesis saya yang berjudul :
”Analisis Pengaruh Manajemen Kredit Terhadap Pengembalian Pinjaman Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan Pada Badan Keswadayaan Masyarakat Di Labuhanbatu (Studi Kasus Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan)” adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun juga pada
waktu sebelumnya.
Sumber-sumber data yang diperoleh dan digunakan telah dinyatakan secara jelas
r dan jelas.
Medan, 18 Agustus 2011
Yang membuat pernyataan
Hayanuddin Safri
ABSTRAK
Hayanuddin Safri, Analisis Pengaruh Manajemen Kredit Terhadap Pengembalian Pinjaman Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan Pada Badan Keswadayaan Masyarakat Di Labuhanbatu (Studi Kasus Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan)
Dr.Muslich Lufti,MBA, Drs.M.Lian Dalimunthe,M.Ec,Ac
Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Labuhanbatu telah menyalurkan Dana Brtgulir sebanyak Rp 516.100.000,- sejak Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2010 kepada masyarakat sebagai upaya membangkitkan usaha ekonomi rakyat.
Rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimana pengaruh Kebijakan Kredit, Standar Operasional Perkreditan dan Pelayanan Kredit terhadap Pengembalian Pinjaman pada Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan dengan hipotesis Kebijakan Kredit, SOP Perkreditan dan Pelayanan Kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pengembalian Pinjaman pada BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan. Pengujian Hipotesis menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen pada tingkat kepercayaan 95%.
Hasil analisis hipoteis menunjukkan bahwa Kebijakan Kredit, SOP Perkreditan dan Pelayanan Kredit mempunyai pengaruh signifikan terhadap Pengembalian Pinjaman pada Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Labuhanbatu dengan tingkat signifikansi 5%.
Hasil uji F (uji Serempak) bahwa Manajemen Kredit mempunyai hubungan yang signifikan terhadap Pengembalian Pinjaman pada BKM Maju Bersama Kelirahan Urung Kompas.Kecamatan Rantau Selatan. Selanjutnya hasil uji t (uji Parsial) bahwa Kebijakan Kredit sangat mempengaruhi terhadap Pengembalian Pinjaman dan SOP Perkreditan juga sangat mempengaruhi terhadap Pengembalian Pinjaman, sedangkan Pelayanan Kredit berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Pengembalian Pinjaman pada Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan urung Kompas Kecamatan Rantau Selaatan. Kemudian berdasarkan hasil statistik Variabel SOP Perkreditan berpengaruh lebih dominan terhadap Pengembalian Pinjaman pada BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Labuhanbatu.
ABSTRACT
Hayanuddin Safri, Analysis of The Influence of Credit Management On the Loan Return of Urban Poverty Alleviation Program in A Community Self Supporting Body in Labuhanbatu ( A Case Study of The Community Self Supporting Body Maju Bersama , Kelurahan Urung Kompas, Rantau Selatan Subdistrict )
Dr.Muslich Lufti,MBA, Drs.M.Lian Dalimunthe,M.Ec,Ac
BKM ( Non-Government Organization ) Maju Bersama, Urung Kompas Village, Rantau Selatan Subdistrict, Labuhanbatu District, has distributed revolving financial aid as much as Rp.516,100,000.00 ( five hundred sixteen million, one hundred Thousand rupiahs) from 2007 untill 2010 to the people in an effort to stimulate people’s economy.
The formulation of the problems in this research was to know how fat the influence of Credit Policy, SOP ( Credit Operational Standard), and Credit Service on the loan repayment at BKM Maju Bersama,Urung Kompas Village,Rantau Selatan Subdistrict , Labuhanbatu District, with the hypothesis of Credit Policy. The SOP Credty and Credit Service had positive and significant influence on the Loan Repayment at BKM Maju Bersama, Urung Kompas Village, Rantau Selatan Subdistrict, Labuhanbatu District. The Hypothesis test used multiple linear regression analysis which were aimed to know the influence of Independent Variable on the Dependent Variable with the reability level of 95%.
The result of the hypothesis showed that Credit Polycy, SOPCredit and Credit Service had significant influence on the Loan Repayment at BKM Maju Bersama Urung Kompas Village, Rantau Selatan Subdistrict, Labuhanbatu District.The result of the t-test (Partial test) showed that Credit Policy had significant influence on the Loan Repayment, and SOPCredit also had significant influence on the Loan Repayment. On the ohter hand, Credit Service influence but did not have significant on the Loan Repayment at BKM Maju Bersama, Urung Kompas Village, Rantau Selatan Subdistrict, Labuhanbatu District. Based on the statistical result, the variable of SOP Credit had more dominant influence on the Loan Repayment at BKM Maju Bersama, Urung Kompas Village, Rantau Selatan Subdistrict, Labuhanbatu District.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis dalam masa proses menuntut ilmu dan
menyelesaikan tugas akhir penulisan tesis ini.
Tesis ini meneliti masalah Manajemen Kredit dengan judul Analisis Pengaruh
Manajemen Kredit Terhadap Pengembalian Pinjaman Program Penanggulangan
Kemiskinan di Perkotaan pada Badan Keswadayaan Masyarakat di Labuhanbatu (Studi
Kasus Pada BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau
Selatan).
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu DTM&H, MSc(CTM), SpA(K), selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara atas kesempatan menjadi mahasiswa Program
Magister pada Sekolah Pascasarjana USU Medan.
2. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan sebagai Tim
Pembanding.
4. Bapak Dr. Muslich Lufti, MBA, selaku Ketua Komisi Pembimbing.
5. Bapak Drs. M.Lian Dalimunthe, M.Ec, Ac, selaku Anggota Komisi Pembimbing.
.7. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, sebagai Dosen Pembanding.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmu
pengetahuan selama melaksanakan perkuliahan dan penyusunan tahap Seminar
hasil Tesis ini.
9. Orang tua penulis Ayahanda Abdul Rahim Harahap dan Ibunda tercinta
Nurhayati Siregar yang telah memberikan materi, perhatian motivasi, saran serta
doa sehingga penulis dapat melaksanakan Seminar hasil Tesis.
10. Istri tercinta Dra. Dahyuni Hasibuan serta anak putri tersayang Hayanidah Sari
Harahap dan Alfiani Harahap yang selalu memberikan semangat kepada penulis
dalam penyeleseian tesis ini.
11, Rekan-rekan mahasiswa dalam kerjasamanya sehingga penulis dapat
menyeleseikan Tesis ini.
Akhir pengamtar penulis menyadari Usulan Penelitian ini masih banyak kekurangan
.Semoga Allah SWT memberikan RidhoNya kepada kita semua, Amin
Medan, 18 Agustus 2011 Penulis
RIWAYAT HIDUP
Hayanuddin Safri, lahir pada tanggal 08 Juni 1965 di Teluk Pulai
Labuhanbatu anak Pertama dari tiga bersaudara dari Ayahanda Abdul H.Abdul Rahim
Harahap dan Ibunda Hj.Nurhayati Siregar, pemeluk Agama Islam, tinggal di
Rantauprapat Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten
Labuhanbatu. Menikah dengan Dra.Dahyuni Hasibuan dan telah dikaruniai 2(dua) orang
Putri yang diberi nama Hayanidah Sari Harahap (Putri pertama) dan Alfiani Harahap
(Putri kedua).
Pada Tahun 1977 tamat SD Negeri No.112141 di Rantauprapat, Tahun
1981 tamat SMP Negeri 2 di Rantauprapat, Tahun 1984 tamat SMA Negeri 1 di
Rantauprapat, Tahun 1989 tamat S1 Ekonomi Manajemen pada Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Sumatera Utara Medan dan selanjutnya melanjutkan studi di Program
Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Medan. Terakhir bekerja sebagai Staf Pengajar di STIE Labuhanbatu.
Medan, 18 Agustus 2011
BAB III. METODE PENELITIAN ………. 30
3.8.1.4.Pengujian Validitas Instrumen Pengembalian Pinjaman ……….. 40
4.1.4.2.Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ……… 52
4.1.5. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
(Penjelasan Responden Atas Variabel Penelitian) ………….. 53
4.1.5.1.Analisis Statistik Deskriptif Variabel Kebijakan Kredit ……… 53
4.1.5.2.Analisis Statistik Deskriptif Variabel SOP Perkreditan ……… 55
4.1.5.3.Analisis Statistik Deskriptif Variabel Pelayanan Kredit ………. 58
4.1.5.4.Analisis Statistik Deskriptif Variabel Pengembalian Pinjaman ………. 60
4.1.6. Pengujian Asumsi Klasik ……… 62
4.1.6.1. Uji Normalitas ………. 62
4.1.6.2. Uji Multikolinearitas ……….. 65
4.1.6.3. Uji Heteroskedastisitas ……….. 66
4.1.7. Analisis Statistik Inferensial ………... 67
4.1.7.1. Hasil Persamaan Regresi ………. 67
4.1.7.2. Analisis Koefisien Determinasi (R2 4.1.7.3. Pengujian Hipotesis ……… 70
)……….. 68
4.1.7.3.1. Uji Serempak (Uji F)……….. 71
4.1.7.3.2. Uji Parsial (Uji t) ……… 72
4.2. Pembahasan ……… 73
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……… 80
5.1. Kesimpulan ……… 80
5.2. Saran ……… 81
DAFTAR PUSTAKA ………. 82
LAMPIRAN ……….. 84
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1.1 Data Penerima Pinjaman Dana Bergulir ……… 5
1.2 Data Pinjaman Dana Bergulir ……… 6
1.3. Data Tingkat Pengembalian Pinjaman ………. 7
III.3. Operasionalisasi Variabel Penelitian ……… 36
III.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kebijakan Kredit ………… 38
III.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel SOP Perkreditan ………….. 39
III.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Pelayanan Kredit ………….. 40
III.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Pengembalian Pinjaman…… 40
III.8. Hasil Uji Teliabilitas Instrumen ……… 42
IV.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ………. 52
IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ……… 52
IV.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……… 53
IV.4. Penjelasan Responden Atas Variabel Kebijakan Kredit ………….. 53
IV.5. Penjelasan Responden Atas Variabel SOP Perkreditan ……… 56
IV.6. Penjelasan Responden Atas Variabel Pelayanan Kredit ………. 59
IV.7. Penjelasan Responden Atas Variabel Pengembalian Pinjaman ……. 61
IV.8. Hasil Uji Multikolinearitas ……… 65
IV.9. Hasil Uji Heteroskedastisitas ……… 66
IV.11. Hasil Uji Determinasi ………. 69
IV.12. Hasil Uji Serempak (Uji F)………. 71
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1. Kerangka Konseptual ………. 29
4.1. Struktur Organisasi ……… 50
DAFTAR LAMPIRAN
Npmor Judul Halaman
1. Kuesioner……….. 84
2 Uji Validitas ……….. 94
3. Uji Reliabilitas ……….. 98
4. Analisis Regresi Linier Berganda ……… 99
ABSTRAK
Hayanuddin Safri, Analisis Pengaruh Manajemen Kredit Terhadap Pengembalian Pinjaman Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan Pada Badan Keswadayaan Masyarakat Di Labuhanbatu (Studi Kasus Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan)
Dr.Muslich Lufti,MBA, Drs.M.Lian Dalimunthe,M.Ec,Ac
Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Labuhanbatu telah menyalurkan Dana Brtgulir sebanyak Rp 516.100.000,- sejak Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2010 kepada masyarakat sebagai upaya membangkitkan usaha ekonomi rakyat.
Rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimana pengaruh Kebijakan Kredit, Standar Operasional Perkreditan dan Pelayanan Kredit terhadap Pengembalian Pinjaman pada Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan dengan hipotesis Kebijakan Kredit, SOP Perkreditan dan Pelayanan Kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pengembalian Pinjaman pada BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan. Pengujian Hipotesis menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen pada tingkat kepercayaan 95%.
Hasil analisis hipoteis menunjukkan bahwa Kebijakan Kredit, SOP Perkreditan dan Pelayanan Kredit mempunyai pengaruh signifikan terhadap Pengembalian Pinjaman pada Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Labuhanbatu dengan tingkat signifikansi 5%.
Hasil uji F (uji Serempak) bahwa Manajemen Kredit mempunyai hubungan yang signifikan terhadap Pengembalian Pinjaman pada BKM Maju Bersama Kelirahan Urung Kompas.Kecamatan Rantau Selatan. Selanjutnya hasil uji t (uji Parsial) bahwa Kebijakan Kredit sangat mempengaruhi terhadap Pengembalian Pinjaman dan SOP Perkreditan juga sangat mempengaruhi terhadap Pengembalian Pinjaman, sedangkan Pelayanan Kredit berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Pengembalian Pinjaman pada Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan urung Kompas Kecamatan Rantau Selaatan. Kemudian berdasarkan hasil statistik Variabel SOP Perkreditan berpengaruh lebih dominan terhadap Pengembalian Pinjaman pada BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Labuhanbatu.
ABSTRACT
Hayanuddin Safri, Analysis of The Influence of Credit Management On the Loan Return of Urban Poverty Alleviation Program in A Community Self Supporting Body in Labuhanbatu ( A Case Study of The Community Self Supporting Body Maju Bersama , Kelurahan Urung Kompas, Rantau Selatan Subdistrict )
Dr.Muslich Lufti,MBA, Drs.M.Lian Dalimunthe,M.Ec,Ac
BKM ( Non-Government Organization ) Maju Bersama, Urung Kompas Village, Rantau Selatan Subdistrict, Labuhanbatu District, has distributed revolving financial aid as much as Rp.516,100,000.00 ( five hundred sixteen million, one hundred Thousand rupiahs) from 2007 untill 2010 to the people in an effort to stimulate people’s economy.
The formulation of the problems in this research was to know how fat the influence of Credit Policy, SOP ( Credit Operational Standard), and Credit Service on the loan repayment at BKM Maju Bersama,Urung Kompas Village,Rantau Selatan Subdistrict , Labuhanbatu District, with the hypothesis of Credit Policy. The SOP Credty and Credit Service had positive and significant influence on the Loan Repayment at BKM Maju Bersama, Urung Kompas Village, Rantau Selatan Subdistrict, Labuhanbatu District. The Hypothesis test used multiple linear regression analysis which were aimed to know the influence of Independent Variable on the Dependent Variable with the reability level of 95%.
The result of the hypothesis showed that Credit Polycy, SOPCredit and Credit Service had significant influence on the Loan Repayment at BKM Maju Bersama Urung Kompas Village, Rantau Selatan Subdistrict, Labuhanbatu District.The result of the t-test (Partial test) showed that Credit Policy had significant influence on the Loan Repayment, and SOPCredit also had significant influence on the Loan Repayment. On the ohter hand, Credit Service influence but did not have significant on the Loan Repayment at BKM Maju Bersama, Urung Kompas Village, Rantau Selatan Subdistrict, Labuhanbatu District. Based on the statistical result, the variable of SOP Credit had more dominant influence on the Loan Repayment at BKM Maju Bersama, Urung Kompas Village, Rantau Selatan Subdistrict, Labuhanbatu District.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Program Pinjaman Bergulir adalah merupakan salah satu pilihan masyarakat dari berbagai alternatif kegiatan untuk penanggulangan kemiskinan. Pinjaman bergulir
adalah pinjaman berasal dari modal stimulan Dana Bantuan Langsung Masyarakat yang
disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan
(UPK) kepada masyarakat miskin untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dana
BLM ini merupakan asset masyarakat yang harus dikelola secara transparan dan
bertanggung jawab sehingga kedepan diharapkan dana BLM akan menjadi dana abadi
bagi masyarakat Kelurahan/Desa dalam penanggulangan kemiskinan secara
berkelanjutan. Oleh sebab itu Usaha meningkatkan pendapatan dan atau kesejahteraan
masyarakat merupakan salah satu faktor semakin besarnya keinginan masyarakat untuk
melakukan Pinjaman modal dalam hal ini Pinjaman Dana Bergulir.
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan
program dari pemerintah yang hadir untuk melaksanakan amanah program
pembangunan nasional yaitu penanggulangan kemiskinan di perkotaan. Kota-kota yang
menjadi sasaran Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) Kabupaten
Labuhanbatu meliputi: kota Rantau Utara dengan 10 (sepuluh) Kelurahan dan kota
Rantau Selatan sebanyak 9 (sembilan) Kelurahan. Alasan dipilihnya Badan
Selatan sebab BKM Maju Bersama ini ditargetkan sebagai program proyek percontohan
oleh pemerintah
P2KP mempunyai visi mewujudkan masyarakat yang maju, mandiri dan
sejahtera dalam lingkungan pemukiman sehat, produktif dan lestari. Sedangkan misinya
membangun masyarakat madani yang mampu menjalin kebersamaan dan sinergi dengan
pemerintah maupun kelompok peduli setempat (perorangan, anggota asosiasi profesi,
asosiasi usaha sejenis, perguruan tinggi, dan lain-lain) dalam menanggulangi kemiskinan
secara efektif.
Sumber utama pembiayaan usaha-usaha kecil masyarakat di perkotaan
melalui Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) di Indonesia
didominasi oleh penyaluran kredit dana bergulir. Berbekal pertumbuhan penyaluran
kredit dana bergulir pada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Bersama
Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu sejak
tahun 2007 hingga 2010, mencapai Rp 516.100.000,- (lima ratus enam belas juta seratus
ribu rupiah).
Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) merupakan badan pengelola kredit
dana bergulir yang difasilitasi pemerintah dan dibentuk oleh masyarakat. Salah satunya
adalah Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Bersama, merupakan 9
(sembilan) dari BKM yang ada di Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu
mulai berdiri sejak tanggal 26 Nopember 2006, artinya sudah 4 (empat) tahun lebih
beroperasi. BKM Maju Bersama dalam menjalankan kegiatannya membentuk unit-unit
Pengelola Keuangan (UPK). Berkaitan dengan penyaluran kredit dana bergulir, unit
yang diberi wewenang penuh adalah Unit Pengelola Keuangan (UPK).
Menurut laporan kinerja yang disampaikan oleh BKM Maju Bersama
Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu,
menyatakan bahwa total penyaluran pinjaman dana bergulir sampai dengan Januari 2011
melalui Unit Pengelola Keuangan (UPK) sebesar Rp 516.100.000,- (lima ratus enam
belas juta seratus ribu rupiah), dengan jumlah peserta penerima bergulir sebanyak 667
orang dan 131 KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat). Jumlah dana pinjaman tersebut
di atas berasal dari modal awal Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah) yang diberikan
pemerintah.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan terhadap beberapa
penerima/calon penerima dana bergulir BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas,
Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu menyatakan bahwa tingkat
pengembalian pinjaman mempengaruhi terhadap penyaluran kredit dana bergulir sebab
semakin lancar pengembalian pinjaman maka semakin besar dana akan terkumpul dan
dana tersebut akan segera disalurkan kepada peminjam berikutnya.
Dalam melakukan penyaluran dana bergulir, BKM Maju Bersama
berpedoman kepada Standar Operasional Prosedur (SOP) Perkreditan. Salah satu strategi
kebijakan di bidang kredit dana bergulir adalah dengan membentuk kelompok swadaya
masyarakat (KSM), artinya kredit diberikan jika masyarakat telah membentuk
kelompoknya. Usaha untuk meningkatkan kinerjanya, BKM Maju Bersama menetapkan
pembayaran anggota lain yang menunggak untuk menjaga tingkat pengembalian yang
baik. Besarnya tanggungan (uang cadangan) bersama tersebut sebesar 10 % x besar
pengembalian setiap bulannya.
BKM merupakan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) yang modalnya
berasal dari Pemerintah Pusat atau Daerah. Hal ini dipertegas dari pengertian LKBB
yaitu Lembaga Keuangan yang bergerak dalam bidang keuangan bukan bank yang
seluruh modalnya secara langsung atau tidak langsung menjadi milik atau diterima dari
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.
Pemberdayaan yang dilakukan BKM Maju Bersana Kelurahan Urung
Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu melaksanakan konsep
Tridayayaitu: Daya Sosial, Daya Lingkungan dan Daya Ekonomi. Dalam penelitian ini
fokus pada daya ekonomi dengan alasan daya ekonomi membidangi pembiayaan
usaha-usaha kecil masyarakat melalui pinjaman dana bergulir
Berikut ini data Penerima Pinjaman Dana Bergulir pada BKM Maju Bersama
Kelurahan Urung Kompas, Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu.
Tabel.1.1 Data Penerima Pinjaman Dana Bergulir pada BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2007 s/d 2010
NO TAHUN JUMLAH JUMLAH PERMINTAAN KSM PESERTA
( ORANG )
1. 2007 43 275 Tahap –I dan Guliran 1 s/d 4
2. 2008 27 131 Guliran 5 s/d 12
3. 2009 51 219 Tahap –II dan Guliran 13 s/d 15
4. 2010 10 42 Tahap-III dan Guliran 16 s/d 17
JUMLAH 131 667
Sumber : Unit Pengelola Keuangan BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas., Kecamatan Rantau Selatan
Dari Tabel diatas jumlah KSM (Kelompok Swadaya Msyarakat) yang
menerima pinjaman dana bergulir sebanyak 131 KSM dengan jumlah peserta sebanyak
667 orang sejak Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2010.
Tujuan dibentuknya Kelompok Swadaya Masyarakat diantaranya adalah :
1. Mendorong warga masyarakat untuk dapat lebih dinamis dalam mengembangkan
kegiatan serta nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakatan.
2. Memudahkan tumbuh dan kembangnya ikatan-ikatan dan solidaritas sosial serta
semangat kebersamaan antar masyarakat.
3. Mendorong proses pemberdayaan masyarakat berjalan secara efektif dan efisien.
Sedangkan Pinjaman Dana Bergulir yang disalurkan BKM Maju Bersama
Tabel 1.2. Data Pinjaman Dana Bergulir Yang Disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu
Permintaan kredit Jumlah Jumlah Jumlah pinjaman
KSM (orang ) yang disalurkan (%) s/d Rp 500.000,- 75 427 Rp 213,500.000,- 41,4 s/d Rp 700.000,- 5 18 Rp 12.600.000,- 2,4 s/d Rp 1.000.000,- 34 149 Rp 149.000.000,- 28,9 s/d Rp 1.500.000,- 2 10 Rp 15.000.000,- 2,9 s/d Rp 2.000.000,- 15 63 Rp 126.000.000,- 24,4
Jumlah 131 667 Rp 516.100.000,- 100,0 Sumber : Unit Pengelola Keuangan BKM Maju Bersama
Kelurahan Urung Kompas., Kecamatan Rantau Selatan
Dari Tabel 1.2. diatas menunjukkan jumlah pinjaman Rp500.000,-/orang
sebesar 41,4%, dan peringkat berikutnya sebesar 2,4% untuk nominal pinjaman
Rp1.000.000,-/orang, sedangkan nominal pinjaman Rp 2.000.000,-/orang hanya sebesar
24,4%. Berkaitan dengan upaya penaggulangan kemiskinan melalui kegiatan ekonomi
bergulir sangat diperlukan jumlah pendanaan yang besar untuk pembiayaan usaha-usaha
masyarakat.
Dalam hal pengembalian pinjaman, berdasarkan studi pendahuluan bahwa sejak
terbentuknya BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas tanggal 26 Nopember
2006 dan data aktivitas penulis tetapkan dari bulan Januari tahun 2007
sampai dengan bulan Desember 2010, maka jumlah Kelompok Swadaya Masyarakat
yang bermasalah sebanyak 8(delapan) KSM dengan jumlah peserta 32 (tiga puluh dua orang) dan pemerintah mentargetkan pada saat itu BKM Maju Bersama untuk dijadikan
Tabel 1.3.Data Tingkat Pengembalian Pinjaman Dana Bergulir pada Badan Keswadayaan Mayarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu
Tingkat pengembalian Jumlah Jumlah peserta Tahun No pinjaman KSM (orang)
1 Lancar 123 635 (2007-2010)
2. Kurang lancar 3 12 (2007-2010)
3. Diragukan 2 9 (2007-2010)
4. Macet 3 11 (2007-2010)
Jumlah 131 667
Sumber : BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan.
Dari Tabel diatas Tingkat Pengembalian Pinjaman yang Lancar sebesar 95,2%,
Kurang Lancar sebesar 1,80%, Diragukan sebesar 1,4% dan Macet sebesar 1,6%.
Ketentuan yang ditetapkan kepada Badan Keswadayaan Masyarakat harus mencapai
99% Lancar, jika tidak ini tetap dianggap sebagai permasalahan.
Ukuran Pengembalian Pinjaman untuk Lancar: apabila peminjam tidak
mempunyai tunggakan, Kurang Lancar apabila peminjam menunggak 3(tiga) bulan/kali
angsuran s/d 6(enam) bulan/kali angsuran, Diragukan: apabila peminjam menunggak > 6
bulan/kali angsuran s/d 9 bulan/kali angsuran, dan Macet: apabila peminjam menunggak
> 9 bulan/kali angsuran.
Didalam pengelolaannya, kinerja UPK (Unit Pengelola Keuangan) diukur
melalui :
1. Seluruh kebijakan keuangan telah dilaksanakan sesuai dengan Anggaran Dasar dan
2. Seluruh transaksi keuangan telah dilakukan sesuai dengan prinsip dasar akuntansi dan
manajemen keuangan.
3. Seluruh transaksi keuangan dicatat dan dilaporkan tepat waktu dan layak.
4. Adanya akuntabilitas pengelolaan keuangan sehingga dapat ditunjukkan kepada
pemberi dana dan penerima manfaat bahwa aset organisasi digunakan sebagaimana
mestinya.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah yaitu bagaimana
pengaruh Manajemen kredit yang terdiri dari; Kebijakan Kredit, Standar Operasional
Prosedur Perkreditan dan Pelayanan Kredit terhadap Pengembalian Pinjaman pada
Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas.
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh: Kebijakan Kredit, Standar Operasional Prosedur (SOP) Perkreditan, dan
Pelayanan Kredit terhadap Pengembalian Pinjaman pada BKM Maju Bersama
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diberikan dari penelitian ini yaitu :
1. Sebagai bahan masukan bagi Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju
Bersama Kelurahan Urung Kompas dalam upaya peningkatan penyaluran kredit
dana bergulir.
2. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam bidang Ilmu
Manajemen Keuangan, khususnya penyaluran kredit dana bergulir di Badan
Keswadayaan Masyarakat Maju Bersana Kelurahan Urung Kompas.
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya yang ingin meneliti dan mengkaji
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Martowijoyo (1999) melakukan penelitian dengan judul: Kinerja Lembaga
Keuangan Mikro dan Perilaku Masyarakat Pedesaan. Hasil penelitian yang diperoleh
bahwa lamanya waktu pemrosesan kredit berpengaruh menurunkan jumlah peminjam
secara signifikan. Selanjutnya Suku Bunga Pinjaman berpengaruh signifikan terhadap
Jumlah Peminjam dan terhadap Jumlah Penunggak Kredit.
Asmara (2007) melakukan penelitian dengan judul: Tingkat Pengembalian
Pinjaman Dana Ekonomi Produktif Masyarakat Dan Peran Lembaga Keuangan Pada
Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Di Kabupaten Indramayu. Hasil
penelitian yang diperoleh bahwa Variabel Jumlah Pinjaman berpengaruh positif terhadap
besarnya Nilai Tunggakan .
Anggrijani (1993) melakukan penelitian dengan judul Analisis Kelembagaan dan
Keragaan Sistem Perkreditan Pedesaan (Studi Kasus Program Perkreditan Pedesaan
P4K, PPKKP, dan Kredit Informal). Hasil penelitian yang diperoleh bahwa Besarnya
Persentase Cicilan terhadap Pokok Pinjaman merupakan salah faktor yang
mempengaruhi Tingkat Pengembalian Pinjaman.
Kuncoro (1983) melakukan penelitian dengan judul Identifikasi Faktor-faktor
diperoleh bahwa Pendidikan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
tingkat pengembalian kredit.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Manajemen Kredit
2.2.1.1. Pengertian Manajemen Kredit
Kegiatan Pengelolaan Kredit merupakan bagian dari Manajemen Keuangan.
Hal ini dapat dilihat dari batasan Manajemen Keuangan yang menyebutkan sebagai
Manajemen Dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai
bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan
investasi atau pembelanjaan secara efisien. Dari uraian diatas pada prinsipnya
fungsi-fungsi Manajemen Keuangan meliputi;
1. Fungsi pengambilan keputusan Investasi
2. Fungsi pengambilan keputusan Pembelanjaan
3. Fungsi pengambilan kebijakan dividen.
Fungsi pertama menyangkut tentang Keputusan Alokasi Dana baik dana yang berasal
dari dalam perusahaan maupun dana yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai
bentuk investasi. Secara garis besar Keputusan Investasi dapat dikelompokkan kedalam
Investasi jangka pendek seperti : investasi dalam kas, persediaan, piutang dan surat
berhaega maupun investasi jangka panjang dalam bentuk gedung, peralatan produksi ,
kenderaan dan aktiva tetap lainnya. Keputusan investasi ini akan tercermin pada sisi
Aktiva dalam Neraca perusahaan. Manajer Keuangan bertanggung jawab menentukan
Fungsi Kedua, menyangkut tentang pengambilan Keputusan Pembelanjaan atau
pembiayaan investasi. Keputusan pembelanjaan ini menjawab berbagai pertanyaan
penting seperti bagaimana pembelanjaan kegiatan perusahaan yang optimal? Bagaimana
memperoleh kebutuhan dana untuk investasi yang efisien? Bagaimana komposisi
sumber dana optimal yang harus dipertahankan? Apakah perusahaan sebaiknya
menggunakan modal asing ataukah modal sendiri. Peran Manajer Keuangan dalam
pemenuhan kebutuhan dana menjadi semakin komplek dalam kondisi globalisasi pasar
modal.
Fungsi Ketiga, menyangkut tentang Kebijakan dividen. Pada prinsipnya kebijakan
dividen ini menyangkut tentang keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan
seharusnya dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas dan pembelian
kembali saham atau laba tersebut sebaiknya ditahan dalam bentuk laba ditahan guna
pembelanjaan investasi dimasa datang. Apabila Manajer Keuangan memutuskan untuk
membagikan laba yang diperoleh dalam bentuk dividen, maka maka ketergantungan
terhadap sumber dana eksternal menjadi semakin besar, sebaliknya apabila Manajer
Keuangan memandang bahwa perusahaan telah memiliki finansial leverage yang tidak
menguntungkan, maka sebaiknya laba yang diperoleh digunakan untuk memperbaiki
struktur modal perusahaan.
Teori Keuangan pada prinsipnya menjelaskan tentang bagaimana orang atau
untuk mempelajari perilaku orang atau perusahaan.Dalam Manajemen Keuangan
dipelajari manajemen tentang real asset atau aktiva riil dan financial asset seperti saham
dan obligasi. Baik asset riil maupun asset finansial dinilai secara langsung dari
kemampuannya menghasilkan aliran kas dimasa datang. Salah satu keputusan penting
yang harus diambil oleh seorang Manajer Keuangan adalah bagaimana perusahaan
memperoleh modal untuk memenuhi kebutuhan investasinya. Salah satu teori yang
sangat spektakuler tentang Teori Manajemen Keuangan modern menyimpulkan bahwa
Nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh Struktur Modal (Franco.M)
Kegiatan pengelolaan kredit dikenal dengan istilah manajemen kredit, mulai
dari kredit tersebut diberikan sampai dengan kredit tersebut lunas.
Kasmir (2007) menyatakan bahwa: Manajemen Kredit adalah proses: perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur pemberian kredit, analisis pemberian
kredit dan pengendalian kredit yang macet.
Richard (2008) menyatakan bahwa ; Credit Management involves five main steps:
First, you must determine the terms on which you propose
Second, you must decide what evidence you need of indebt edness
Third, you must consider which customers likely to pay their bills
Fourth, you must decide how much credit you are prepared extend to each
customer
Finally, after you have granted credit,you have the problem of collecting the
2.2.1.2. Unsur-Unsur Kredit
Kasmir (2007), bahwa ada 5 (lima) unsur-unsur kredit yaitu; kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko dan balas jasa.
Berdasarkan hal diatas, pemjelasan unsur-unsur kreditmya sebagai berikut:
1. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang,barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu
dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan dimana sebelumnya sudah dilakukan
penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun dari ekstern.
2. Kesepakatan, yaitu kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak
menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.
3. Jangka Waktu, yaitu mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati
Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, menengah atau jangka
panjang.
4. Resiko, yaitu adanya suatu tenggang waktu pengembalian tidak tertagihnya /macet
pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian
pula sebaliknya.
5. Balas Jasa, merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut
Adapun Komponen dalam menentukan suku bunga Kredit antara lain :
1. Total Biaya Dana
Merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh Bank untuk memperoleh dana
simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun deposito. Total
biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk
memperoleh dana yang diinginkan.
2. Biaya Operasi
Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan
operasinya. Biaya ini terdiri dari biaya gaji pegawai, biaya administrasi, biaya
pemeliharaan dan biaya-biaya lainnya.
3. Cadangan resiko kredit macet
Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang akan diberikan, hal ini
disebabkan setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu resiko tidak
terbayar.
4. Laba yang diinginkan
5. Pajak.
2.2.1.3. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, naka lembaga keuangan tersebut
harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar kembali. Keyakinan itu
diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian
standar setiap lembaa keuangan lainnya. Penilaian oleh lembaga keuangan untuk
mendapatkan nasabah yang benar-benar layak dilakukan melalui analisis 5 C. Prinsip
dasar dalam menganalisis kredit harus memenuhi kriteria Five C’s (5 C’s) yaitu;
Character, Capacity, Capital, Colleteral dan Condition.
Penilaian dengan analisis 5C adalah sebagai berikut :
1. Character, yaitu suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari calon debitur yang akan
diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belaakang
pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang
dianutnya, keadaan keluarga, hoby dan sosial standingnya. Ini semua merupakan
ukuran kemauan membayar kredit.
2. Capacity, yaitu untuk melihat calon nasabah dalam kemampuanya membidangi usaha
yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan dalam memahami
ketentuan-ketentuan pemerintah, yang terakhir akan melihat kemampuannya dalam
mengembalikan kredit yang disalurkan.
3. Capital, yaitu untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dengan melakukan
pengukuran seperti dari segi; likuiditas, solvabilitas dan rentabilitasnya.
4. Colleteral, yaitu berkaitan dengan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang
bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan diharapkan melebihi jumlah kredit yang
diberikan dan harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah,
maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
5. Condition, yaitu menilai kondisi ekonomi sekarang dan kemungkinan untuk dimasa
benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut
bermasalah relatif kecil.
Kredit dana bergulir tersebut diatas ditujukan kepada usaha-usaha kecil
masyarakat meliputi :
1. Jual nasi 12. Tukang las 23. Ternak kambing 34. Jual tempe 2. Jual goreng 13. Tukang tempel ban 24. Ternak ayam 35.Jual mainan 3. Jual soto 14. Tukang bengkel 25. Ternak ikan 36. Jual kedai sampah 4. Jual bakso 15. Tukang beca 26. Petani sayur 37 Jual minyak eceran 5. Jual es 16. Tukang bordir 27. Jual sayur 38.Dagang keliling 6. Jual miesop 17. Tukang jahit 28. Jual sawit 39.Usaha fotocopy 7. Jual pecal 18. Pengrajin batu bata 29. Jual bibit sawit 40.Warung kopi. 8. Jual kerupuk 19. Pengrajin mebel 30. Jual daun pisang
9. Jual lontong 20. Tukang arang 31. Jual gula merah 10. Jual kue 21. Tukang bangunan 32. Jual kayu bakar 11. Jual jajanan 22. Tukang pangkas 33. Jual monja
2.2.2. Kebijakan Perkreditan
Kebijakan merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan
dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak
(Daryanto).
Sartono (2000): Kebijakan Kredit mencakup beberapa keputusan ;1) Kualitas account
accepted, 2) Periode Kredit, 3)Potongan Tunai, 4) Persyaratan Khusus dan 5) Tingkat
Pengeluaran untuk mengumpulkan kredit.
Kebijakan biasanya ditetapkan secara formal oleh para Manager puncak
organisasi. Kebijakan dapat ditetapkan secara formal dan dapat muncul secara informal.
Secara formal manager menetapkan kebijakan karena mereka merasa hal itu akan
mencerminkan nilai-nilai pribadi mereka dan mereka hendak menjernihkan berbagai
konflik atau kebingungan yang telah terjadi pada tingkat bawah dalam organisasi. Secara
informal muncul dari serangkaian keputusan konsisten pada berbagai subyek yang
dibuat melebihi suatu periode waktu.
2.2.3. Teori Tentang Standar Operasional Prosedur Perkreditan. 2.2.3.1. Pengertian Standar Operasional Prosedur.
Standar Prosedur adalah pelaksanaan kebijakan dengan pedoman-pedoman
yang lebih terperinci. Suatu prosedur memberikan sejumlah instruksi yang terperinci
untuk pelaksanaan serangkaian kegiatan yang terjadi secara teratur. Instruksi-instruksi
terperinci ini mengarahkan para karyawan dalam pelaksanaan tugas-tugas dan
membantu untuk menjamin pendekatan yang konsisten pada situasi tertentu. Prosedur
paling tidak sangat berguna untuk: (1) menghemat usaha manajerial, (2) memudahkan
pendelegasian wewenang dan penempatan tanggung jawab, (3) menimbulkan
pengembangan metoda-metoda operasi yang lebih efisien, (4) memudahkan
pengawasan, (5) memungkinkan penghematan personalia dan (6) membantu
kegiatan-kegiatan koordinasi.
Setiap tipe standar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk–bentuk hasil yang
dapat dihitung. Hal ini memungkinkan para pengurus BKM untuk dapat
mengkomunikasikan pelaksanaan kerja yang diharapkan kepada para bawahan secara
Menurut Anggaran Dasar Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju
Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Labuhanbatu, untuk
dapat memperoleh pinjaman bergulir, ada ketentuan umum pinjaman bergulir yaitu:
a. Peminjam adalah mereka yang tergabung dalam KSM (Kelompok Swadaya
Masyarakat) yang terdiri dari 5 orang atau lebih
b. KSM calon peminjam disyaratkan memiliki anggota minimum 30 % wanita dan
minimum 30 % anggotanya adalah warga masyarakat yang miskin yang ada dalam
daftar PS
c. Para anggota KSM tersebut telah memiliki usaha atau memulai usaha baru
d. Para anggota KSM tersebut bersedia menanggung renteng (menanggung
bersama-sama) terhadap pembayaran anggota lain yang menunggak.
e. Para anggota KSM tersebut telah memiliki simpanan, baik dititipkan di UPK atau di
Bank lain di lokasi tersebut
f. Besar Pinjaman awal Rp 500.000,- per anggota, dan pinjaman berikutmya maksimal
Rp 2.000.000,- per anggota tergantung kelancaran pembayaran dan keadaan
keuangan UPK serta perkembangan usaha anggota KSM
g. Jasa Pinjaman dikenakan sebesar 1,5 % - 3 % per bulan (ditentukan oleh LKM)
dihitung dari pokok mula-mula
h. Jangka waktu Pinjaman maksimal 1 tahun
2.2.3.2. Prosedur Pemberian Kredit.
Sebelum debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui
tahapan-tahapan penilaian mulai dari pengajuan proposal kredit dan dokumen-dokumen yang
diperlukan,pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit sampai dengan kredit
dikucurkan. Tahapan-tahapan dalam pemberian kredit ini dikenal dengan nama prosedur
pemberian kredit, yang bertujuan untuk memastikan kelayakan suatu kredit diterima atau
ditolak.
Kasmir (2007) menyatakan prosedur pemberian kredit secara umum sebagai
berikut:
1. Pengajuan proposal
2. Penyelidikan berkas pinjaman
3. Penilaian kelayakan kredit
4. Wawancara pertama
5. Peninjauan ke lokasi (On the Spot)
6. Wawancara kedua
7. Keputusan kredit
8. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya
9. Realisasi kredit.
Menurut Booklet Manajemen Keuangan, Departemen Pekerjaan Umum Dirjen
Cipta Karya bahwa tahapan dalam proses pemberian pinjaman di Unit Pengelola
a. Tahap permohonan pinjaman
b. Tahap pemeriksaan permohonan pinjaman
c. Tahap putusan pinjaman
d. Tahap pencairan pinjaman
e. Tahap pembayaran kembali
2.2.4.. Teori Tentang Pelayanan Kredit 2.2.4.1. Pengertian Pelayanan Kredit
Pelayanan adalah perihal atau cara melayani, usaha melayani kebutuhan orang
lain dengan memperoleh uang atau jasa, kemudahan yang diberikan sehubungan dengan
jual beli barang atau jasa (Daryanto).
Dalam melayani sangat diperlukan berbagai sikap Pelayan yang mampu menarik
minat nasabah dalam berkomunikasi. Beberapa sikap yang harus diteladani oleh seorang
Customer Service antara lain:
1. Beri kesempatan Nasabah berbicara untuk mengemukakan keinginannya
2. Dengarkan baik-baik
3. Jangan menyela pembicaraan sebelum Nasabah selesai bicara
4. Ajukan pertanyaan setelah Nasabah selesai bicara
5. Jangan marah dan mudah tersinggung
6. Jangan mendebat Nasabah
7. Jaga sikap sopan, ramah dan selalu berlaku tenang
9. Tunjukkan sikap perhatian dan sikap ingin membantu.
Kasmir (2007) menyatakan : Pelayanan adalah setiap kegiatan yang
diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada nasabah, melalui
pelayanan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah.
2.2.4.2. Ciri-ciri Pelayanan Yang Baik
Kasmir (2007) menyatakan: Ciri-ciri pelayanan yang baik adalah sebagai
berikut:
1. Tersedia sarana dan prasarana yang baik
2. Tersedia personil yang baik
3. Bertanggung jawab kepada setiap nasabah sejak awal hingga selesai
4. Mampu melayani secara cepat dan tepat
5. Mampu berkomunikasi
6. Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi
7. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik
8. Berusaha memahami kebutuhan nasabah
9. Mampu memberikan kepercayaaan kepada nasabah.
2.2.5.. Pengertian/Defenisi Pengembalian Pinjaman.
Echols (2005) : Pengembalian pinjaman adalah kegiatan membayar kembali
Menurut Pedoman Teknis Pembukuan UPK, Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, Direktorat Pekerjaan Umum Dirjen Cipta
Karya (2008) bahwa Tingkat kegiatan Pengembalian Pinjaman dapat digolongkan
meliputi :
1.Lancar: apabila peminjam tidak mempunyai tunggakan
2.Perlu perhatian: apabila peminjam menunggak kurang dari 3 (tiga) bulan atau 3(tiga)
kali angsuran
3.Kurang lancar: apabila peminjam menunggak 3(tiga) bulan/kali angsuran s/d 6 (enam)
bulan/kali angsuran
4. Diragukan: apabila peminjam menunggak > 6 bulan/kali angsuran s/d 9 bulan/kali
anguran
5. Macet: apabila peminjam menunggak > 9 bulan /kali angsuran
2.2.6. P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) 2.2.6.1. Visi dan Misi
Visinya mewujudkan masyrakat madani, yang maju, mandiri, dan sejahtera
dalam lingkungan pemukiman sehat, produktif dan lestari.
Misinya yaitu membangun masyarakat madani yang mampu menjalin
kebersamaan dan sinergi dengan pemerintah maupun kelompok peduli setempat dalam
menanggulangi kemiskinan secara efektif dan mampu mewujudkan terciptanya
lingkungan pemukiman yang tertata, sehat, produktif dan berkelanjutan.
1. Terbangunnya lembaga masyarakat yang memiliki karakter :
a. Berbasis nilai-nilai universal kemanusiaan (jujur, adil, ikhlas/kerelawanan) dan
berdasar prinsip-prinsip kemasyarakatan (partisipasi, demokrasi, transparansi,
akuntabilitas dan pembangunan yang memperhatikan tridaya yaitu:
perlindungan lingkungan, pengembangan masyarakat dan pengembangan
ekonomi.
b. Berorientasi pada pembangunan berkelanjutan
c. Mengakar dan mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin
d. Mampu menyuarakan harapan masyarakat miskin dalam proses pengambilan
keputusan
e. Mampu menjadi wadah masyarakat dalam penyeleseian permasalahan yang
ada di wilayahnya
2. Meningkatkan akses masyarakat miskin perkotaan terhadap pelayanan sosial,
prasarana dan sarana serta pendanaan, membangun kerjasama dan kemitraan ke
berbagai pihak terkait (bank, notaris, auditor publik, media massa terhadap lembaga
badan keswadayaan masyarakat.
3. Mengedepankan peran pemerintah kota/kabupaten agar mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat miskin melalui pengelolaan tim koordinasi penanggulangan kemiskinan
daerah di wilayahnya dan kemitraan serta kelompok peduli (perorangan/ anggota
asosiasi profesi, asosiasi usaha sejenis, perguruan tinggi, lsm dan sebagainya)
Selanjutnya strategi yang dilaksanakan Program Penanggulangan
1.Mendorong proses transparansi sosial dari masyarakat tidak berdaya/ miskin menuju
masyarakat berdaya meliputi 4 (empat) hal :
a. Internalisasi nilai-nilai (jujur, dapat dipercaya, ikhlas/kerelawanan, adil, kesetaraan,
kesatuan dalam keragaman) dan prinsip-prinsip universal (demokrasi, partisipasi,
transparansi, akuntabilitas, desentralisasi) sebagai pondasi kokoh untuk
memberdayakan masyarakat.
b. Membangun dan mengorganisir ikatan pemersatu antara lain kesamaan kepentingan,
kesamaan domisili yang mengarah pada upaya mendorong tumbuh berkembangnya
modal sosial (kejujuran, solidaritas sosial dan tanggung jawab sosial)
c. Pembelajaran penerapan konsep tridaya (daya sosial, daya lingkungan dan daya
ekonomi) dalam penanggulangan kemiskinan
d. Membangun kemampuan masyarakat untuk menyiapkan rencana-rencana kegiatan
penanggulangan kemiskinan dan mendorong partisipasi maupun kemandirian
masyarakat.
2. Membangun dan memberdayakan kelembagaan lokal masyarakat di Kelurahan.
3. Menjalin kemitraan antara masyarakat dengan pemerintah daerah.
2.2.6.2. Tujuan dan Tugas BKM
Didalam Anggaran Dasar Pasal 1 ayat 2) dinyatakan; BKM (Badan Keswadayaan
Masyarakat) Maju Bersama adalah lembaga otonom dan independent yang dibentuk
oleh utusan warga di Kelurahan Urung Kompas dengan tujuan utama; untuk melakukan
masalah kemiskinan, menumbuhkan kembali ikatan dan solidaritas sosial antar warga
untuk saling bekerjasama.
Selanjutnya pasal 11 dipertegas lagi bahwa tujuan (BKM) Maju Bersama
adalah; Dalam jangka pendek BKM membuat perencanaan operasional dan pelaksanaan
tahunan tentang kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan
yang bersumber dari perencanaan jangka menengah program penanggulangan
kemiskinan (PJM-Pronangkis) yang telah ditetapkan. dalam jangka menengah (BKM)
merumuskan, menetapkan dan melaksanakan PJM-Pronangkis yang berlaku selama 3
(tiga) tahun sejak tanggal ditetapkan. Dakam jangka panjang, merupakan wadah untuk
membangun modal sosial dengan menumbuhkan kembali nilai- nilai kemanusiaan,
ikatan-ikatan social dan menggalang solidaritassesama warga agar saling bekerjasama
demi kebaikan.Kepentingan dan kebutuhan bersama, serta pada gilirannya akan
memperkuat kemandirian dan keswadayaan masyarakat.
Kemudian pada pasal 20 dinyatakan bahwa yang menjadi tugas BKM meliputi;
merumuskan PJM-Pronangkis bersama warga secara partisipatif, membuat rencana
program tahunan yang didasarkan pada PJM-Pronamgkis yang telah ditetapkan,
pemgambilan keputusan yang berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan,
menumbuhkan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat miskin, mengawasi proses
pemanfaatan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang sehari-harinya dikelola
oleh Unit Pengelola Keuangan (UPK), memberikan keputusan akhir dari seleksi
berbagai usulan yang telah dilakukan oleh UPK dan Unit Pengelola lainnya yang
transparansi melalui berbagai media, diantaranya papan pengumuman,sirkulasi laporan
kegiatan dan keuangan bulanan, laporan akhir tahun, serta melakukan rapat secara
terbuka dan melakukan audit keuangan, merumuskan, menyusun dan menetapkan aturan
main (termasuk sanksi) dalam upaya pengembangan dan pemanfaatan sumber daya
masyarakat yang dimulai dari dana P2KP, memfasilitasi kerjasama dengan potensi
sumber daya yang ada dalam proses penanggulangan kemiskinan.
Penggunaan jasa pinjaman dibagi dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penambahan Modal BKM sebesar 30 %
b.Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dasarlingkungan sebesar 15
%
c. Biaya operasional BKM sebesar 40 %
d. Kegiatan sosial masyarakat sebesar 15 %.
Dalam penyusunan perencanaan operasional dan tahunan kegiatan
pemberdayaan masyarakat dalam penaggulangan kemiskinan melalui kegiatan ekonomi
atau kredit dana bergulir rembug warga mutlak diperlukan. Dalam Bab I, Pasal 1, yang
dimaksud Rembug warga adalah pertemuan atau musyawarah yang diikuti oleh para
utusan warga yang dipilih secara demokratis oleh masyarakat itu sendiri. Selanjutnya
dalam Bab V Pasal 12 menyatakan fungsi dan tugas Rembug Warga meliputi :
1.Memilih, mengangkat dan memberhentikan anggota kepemimpinan BKM
Maju bersama.
2.Menilai laporan pertanggung jawaban BKM Maju Bersama yang dilakukan
3.Menetapkan dan mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga BKM Maju Bersama.
4.Menetapkan dan mengesahkan perencanaan program penanggulangan
kemiskinan dalam menjalankan kegiatan BKM 2 (dua) tahun mendatang.
Sebagai contoh pada tanggal 29 Mei 2008 telah dilakukan pemilihan BKM
(Badan Keswadayaan Masyarakat) melalui rembug warga di kantor Kelurahan Urung
Kompas, Kecamatan Rantau Selatan, Labuhan batu dengan cara mengutus minimal 10
(sepuluh) orang masyarakat setiap lingkungan untuk memilih seorang Koordinator baru
dan anggota BKM lainnya yang berjumlah 12 (dua belas orang).
2.3. Kerangka Konseptual
Teori yang mendasari kerangka konseptual penelitian ini adalah pendapat
Sartono (2000): Untuk menentukan Kebijakan Kredit yang optimal seorang Manager
Keuangan harus mempertimbangkan beberapa variabel penting yang berkaitan dengan
Pengembalian Pinjaman , Standar Prosedur Kredit dan Pelayanan Kredit..
Selanjutnya Martowijoyo (1999) melakukan penelitian dengan judul Kinerja
Lembaga Keuangan Mikro dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa lamanya waktu
pemrosesan kredit berpengaruh menurunkan jumlah peminjam. Selanjutnya Suku Bunga
Pinjaman berpengaruh sangat signifikan terhadap Jumlah Penunggak Kredit
Asmara (2007) melakukan penelitian dengan judul: Tingkat Pengembalian
Pinjaman Dana Ekonomi Produktif Masyarakat Dan Peran Lembaga Keuangan Pada
penelitian yang diperoleh bahwa Variabel Jumlah Pinjaman berpengaruh positif terhadap
besarnya Nilai Tunggakan.
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
2.4.Hipotesis Penelitian.
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dari penelitian ini
adalah sebagai berikut : Kebijakan Kredit, Standar Operasional Prosedur Perkreditan dan
Pelayanan Kredit berpengaruh signifikan dan positip terhadap Pengembalian Pinjaman
pada Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sifat Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Menurut Nazir (2005)
bahwa: metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekolompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang.
Sedangkan Arikunto (2006) menyatakan bahwa: penelitian kuantitatif memiliki kejelasan unsur yang rinci sejak awal, langkah penelitian yang sistimatis, menggunakan
sampel yang hasil penelitiannya diberlakukan untuk populasi, memiliki hipotesis jika
perlu, memiliki desain jelas dengan langkah-langkah penelitian dan hasil yang
diharapkan, memerlukan pengumpulan data yang dapat mewakili serta ada analisis data
yang dilakukan setelah semua data terkumpul.
3.1.2. Sifat Penelitian
Selanjutnya sifat penelitian yang digunakan adalah dengan menguraikan atau
menjelaskan (deskriptif eksplanatory) artinya menyoroti hubungan antara
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju
Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu.
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 01 Maret 2011 sampai dengan Agustus 2011.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang,
objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi
objek penelitian (Kuncoro, 2003).
Sugiyono (2008) menyatakan ; Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penerima pinjaman
dana bergulir Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Bersama Kelurahan Urung
Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu yang berjumlah 667
responden.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi
penelitian. Agar informasu yang diperoleh dari sampel benar-benar mewakili populasi,
sampel tersebut harus mewakili karakteristik populasi yang diwakilinya. Untuk
pemilihan sampel yang tepat. Informasi dari sampel yang baik akan dapat mencerminkan
informasi dari populasi secara keseluruhan (Kuncoro, 2003).
Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi, peneliti menggunakan rumus
Slovin sebagai berikut: (Sevilla dkk, 993).
N n =
1+ N (e)
dimana : N = Jumlah Populasi 2
n = Jumlah Sampel
e = Tingkat Kesalahan
Populasi (N) sebanyak 667 orang penerima pinjaman dana bergulir Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Bersama dengan asumsi taraf kesalahan (e)
sebesar 5%, maka jumlah sampel (n) adalah :
667 n =
1+667 ( 0,05 )
2
= 250 orang.
Teknik Sampling yang digunakan untuk memilih sampel sebanyak 250
responden diatas menggunakan Random Sampling atau pengambilan secara acak.
artinya setiap Responden memiliki peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara (Interview) yang dilakukan kepada Ketua dan Bendahara serta Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) penerima pinjaman dana bergulir Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas
Kecamatan Rantau Selatan-Labuhanbatu.
b. Daftar Pertanyaan (Questionaire) yang diberikan kepada responden/sampel yang
dalam hal ini adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) penerima bantuan
pinjaman dana bergulir BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas
Kecamatan Rantau Selatan-Labuhanbatu.
c. Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen
pendukung yang berkaitan dengan penelitian yang diperoleh langsung dari BKM
Maku Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau
Selatan-Labuhanbatu
3.5. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data primer yaitu data yang diperoleh dari wawancara (interview) dan daftar
pertanyaan (Questionaire).
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi pada BKM Maju
3.6. Identifikasi dan Defenisi Operasional Variabel
Sugiono (2001) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu hal
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Pada
dasarnya variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang menjadi fokus penelitian
untuk diamati.
Berdasarkan perumusan masalah, kerangka pemikiran, dan hipotesis yang
diajukan maka variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas (independent variable), yaitu Kebijakan Kredit (X1), Standar
Operasional Prosedur Perkreditan (X2) dan Pelayanan Kredit BKM ( X3
2. Variabel terikat (dependent variable), yaitu Pengembalian Pinjaman (Y) pada Badan
Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan
Rantau Selatan
) pada
Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas
Kecamatan Rantau Selatan.
3.7. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependent yaitu Pengembalian
Pinjaman dan tiga variabel independent yaitu: Kebijakan Kredit, Standar Operasional
Prosedur Perkreditan dan Pelayanan Kredit Badan Keswadayaan Masyarakat Maju
Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan skala Likert. Indriantoro dan Supomo (2003) menyatakan bahwa: Skala
Likert merupakan metode pengukuran sikap dengan menyatakan setuju atau ketidak
setujuannya terhadap suatu subjek, objek atau kejadian tertentu.
Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dari variabel yang digunakan
pada penelitian ini, maka berikut ini dijelaskan definisi operasional variabel sebagai
berikut:
1. Kebijakan Kredit (X1
2. Standar Operasional Prosedur (SOP) Perkreditan (X
),yaitu Dasar rencana dana bergulir yang akan disalurkan
kepada Kelompok Swadaya Masyarakat. Indikator kebijakan kredit adalah
suku bunga kredit, plafond kredit, lama waktu kreditdan kebijakan kredit dana
bergulir. Semua indikator variabel ini diukur menggunakan skala Likert.
2
3. Pelayanan Kredit (X
), yaitu Standar
Operasional Perkreditan yang diterapkan BKM yang berkaitan dengan
kebijakan yang terstruktur dan komprehensif. Indikator SOP adalah fasilitas
kredit, kecepatan proses, penilaian, administrasi, pengawasan dan pelaksanaan
sanksi. Semua indikator variabel ini diukur menggunakan skala Likert.
3), yaitu pelayanan yang diberikan oleh Badan
Keswadayaan Masyarakat terhadap Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
dalam hal pemberian pinjaman dana bergulir. Indikator pelayanan kredit BKM
adalah pelayanan mulai dari pengajuan hingga pelunasan dan kepuasan KSM.
4. Pengembalian Pinjaman (Y), yaitu kegiatan membayar kembali semua hutang
kepada Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama. Indikator variabel ini
diukur menggunakan skala Likert.
Tabel III.3.Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Pengukuran
Kebijakan Pedoman dan parameter Badan -Suku bunga kredit Skala Likert kredit(X1
hadap pemyaluran kredit bergu - Lama waktu kredit ) Keswadayaan Masyarakat ter - Plafond kredit
3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen. 3.8.1. Uji Validitas Instrumen
Validitas menunjuk kepada sejauhmana alat pengukur itu dapat melakukan
fungsinya mengukur dengan cermat dan tepat sesuai yang diharapkan. Suatu skala
pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan
mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila skala pengukuran tidak valid maka ia tidak
bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang seharusnya ia
lakukan. (Kuncoro, 2003).
Pengujian v
Teknik pengujian validitas dengan menggunakan tingkat signifikan 5% untuk
mengetahui keeratan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan cara
mengkorelasikan antara skor ítem pertanyaan terhadap skor total. Menurut Sugiono
(2005) bahwa; Jika nilai validitas Corrected Item Total Correlation setiap pertanyaan
lebih besar dari 0,30 maka butir pertanyaan dianggap sudah valid, selain itu dapat juga
kita lihat dari nilai signifikansi (1-tailed) yang berada dibawah α sebesar 5% maka butir pertanyaan tersebut dianggap sudah valid.
aliditas dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas suatu alat ukur,
semakin tinggi tingkat validitasnya maka alat ukur tersebut semakin menunjukkan
semakin mengenai sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur.
Pengujan ini akan dilakukan kepada 30 orang responden diluar responden yang
3.8.1.1. Pengujian Validitas Instrumen Variabel Kebijakan Kredit
Hasil pengujian validitas instrument Variabel Kebijakan Kredit dapat dilihat
pada Tabel berikut ini.:
Tabel III.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kebijakan Kredit
Pernyataan Corrected
Berdasarkan Tabel III.4 di atas, diperoleh hasil pengujian instrument variabel
Kebijakan Kredit secara keseluruhan memiliki nilai Corrected Item Total Correlation
yang lebih besar dari 0,30. Maka seluruh instrument pernyataan dari variabel kebijakan
kredit adalah valid dan instrument ini dapat digunakan dalam penelitian, dan hal ini juga
diperkuat oleh nilai signifikansi (1-tailed) yang seluruhnya dibawah 0.05.
3.8.1.2. Pengujian Validitas Instrumen Variabel Standar Operasional Prosedur Perkreditan.
Hasil pengujian validitas instrument Variabel Standar Operasional Prosedur
Tabel III.5. Hasil Uji Validitas Instrument Variabel Standar Operasional Prosedur
Berdasarkan Tabel III.5 di atas, dipeoleh hasil pengujian instrument Variabel
Standar Operasional Prosedur Perkreditan secara keseluruhan memiliki nilai
Corrected Item Total Correlation yang lebih besar dari 0,30. Maka dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa seluruh instrument pernyataan dari Variabel Standar
Operasional Prosedur Perkreditan yang digunakan adalah valid dan instrument ini
dapat digunakan dalam penelitian, selain itu hal ini juga diperkuat oleh nilai signifikansi
(1-tailed) yang seluruhnya dibawah 0.05.
3.8.1.3. Pengujian validitas Instrument Variabel Pelayanan kredit
Hasil pengujian validitas instrument Variabel Pelayanan kredit dapat dilihat pada