• Tidak ada hasil yang ditemukan

b Langkah Persiapan bagi Emiten

Dalam dokumen sma11eko Ekonomi Chumidatus (Halaman 146-150)

Agar dapat melakukan transaksi di pasar modal, emiten harus melakukan proses pencatatan di pasar modal. Sejak Juli tahun 2000, dunia pasar modal khususnya Bursa Efek Jakarta telah mengeluarkan peraturan pencatatan terbaru yang bertujuan memulihkan kepercayaan masyarakat dan meningkatkan daya saing Bursa Efek di pasar regional.

Pasar Modal/ Bursa Efek

Proses perdagangan Proses penyelesaian transaksi Sistem taw ar-menaw ar

dan negoisasi

KPEI dan KSEI Proses penyelesaian

transaksi Pem odal beli

WPPE beli Pialang beli Pemodal jual WPPE jual Pialang jual Efek Rp Pialang beli Pem odal beli

Biro Adm inistrasi Efek mengadministrasikan efek

menjadi atas nama pem odal beli

Pemodal jual Pialang jual Gambar 4.1 Gambar 4.1 Gambar 4.1 Gambar 4.1

Bagan pasar modal pada Gambar 4.1 menunjukkan mekanisme transaksi setelah pemodal dan emiten siap.

Selengkapnya, proses pencatatan yang harus dilakukan emiten adalah sebagai berikut:

1. Emiten mengajukan permohonan pencatatan ke bursa dan bursa akan

menilai permohonan tersebut apakah sesuai dengan ketentuan pencatatan. Setelah itu emiten diminta mempresentasikan kinerja perusahaannya.

2. Jika memenuhi syarat, bursa akan memberikan surat persetujuan prinsip

pencatatan yang dikenal dengan istilah “Perjanjian Pendahuluan”.

3. Selanjutnya emiten mengajukan Pernyataan Pendaftaran ke Bapepam.

Dalam mengajukan pernyataan pendaftaran, emiten harus menghubungi perantara emisi yang terdiri atas: Penjamin Emisi, Akuntan, dan Perusahaan Penilai yang akan memberikan layanan sesuai dengan tugasnya masing-masing.

4. Bila telah mendapatkan pernyataan efektif dari Bapepam, emiten bisa

melakukan proses penawaran umum IPO (Initial Publik Offering) agar nanti efeknya bisa dijual.

5. Emiten membayar biaya pencatatan.

6. Bursa efek mengumumkan pencatatan efek tersebut di bursa. Dengan

adanya pengumuman ini berarti emiten bisa langsung memulai penjualan efek.

Transaksi perdagangan efek dimulai dengan pesanan (order) oleh pemodal yang disampaikan kepada perusahaan efek. Pesanan tersebut dapat disampaikan secara tertulis atau lewat telepon kepada sales/dealer yang berada di perusahaan efek. Pesanan harus jelas menyebutkan; efek apa yang dibeli, berapa jumlahnya, dan berapa harga yang diinginkan. Sebagai contoh, seorang pemodal menelepon ke dealer yang menyampaikan keinginan untuk membeli saham ABC sebanyak 3 lot = 1500 saham (1 lot = 500 saham, pembelian saham minimal 1 lot), dengan harga Rp3.000,- per saham. Pemodal yang ingin membeli ini disebut pemodal beli. Kemudian, pesanan tersebut akan diteliti oleh perusahaan efek, apakah saham yang dibeli ada, bagaimana dengan batas limit perdagangan, dan lain-lain. Setelah selesai, barulah pesanan tersebut disampaikan kepada pialang beli di lantai bursa (floor trader) untuk dilaksanakan.

Di lantai bursa ada orang-orang khusus yang bertugas memasukkan semua pesanan ke terminal (sambungan) yang sesuai. Orang-orang khusus itu disebut Wakil Perantara Perdagangan Efek (WPPE). Dengan menggunakan sistem komputerisasi perdagangan yang disebut JATS, semua

pesanan diolah oleh komputer yang akan melakukan matching (pencocokan) dengan mempertimbangkan prioritas harga atau waktu. Ini berarti sistem perdagangan di bursa adalah sistem lelang secara terbuka yang berlangsung terus-menerus selama jam bursa. Dan dalam kegiatan lelang ini terjadilah tawar-menawar.

Setelah kegiatan tawar-menawar dan negosiasi tuntas, selanjutnya penyelesaian transaksi dilakukan oleh dua lembaga lain selain bursa; yaitu Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP) serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP). Di Indonesia, peran dua lembaga tersebut dijalankan oleh PT KPEI (Kliring Pinjaman Efek Indonesia) dan PT KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia). Di pasar modal Indonesia, penyelesaian transaksi menggunakan skema T + 3 yang berarti penyerahan efek dan pemba- yarannya dilakukan tiga hari setelah terjadinya transaksi. Transaksi di Bursa Efek dilakukan pada hari Senin sampai dengan Jumat yang disebut dengan hari bursa.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, seorang pemodal selain berperan sebagai pembeli efek, dia juga bisa menjual kembali efek yang sudah dibelinya. Umumnya seorang pemodal membeli efek dengan tujuan memperoleh dividen atau bunga yang akan diterimanya secara periodik. Dan umumnya seorang pemodal akan menjual kembali efek yang sudah dibelinya dengan tujuan memperoleh capital gain (capital gain = harga jual – harga beli).

Sering kali terjadi pemodal membeli efek pada pagi hari, kemudian pada siang hari sudah menjualnya kembali. Kenapa demikian? Karena pada siang hari harga efek tersebut sudah naik, sehingga dengan menjualnya pemodal akan memperoleh capital gain. Karena hal seperti ini dilakukan oleh banyak pemodal, maka tidak mengherankan bila kalian melihat kesibukan yang tinggi di lantai Bursa seperti yang disaksikan di televisi.

Karena pada pasar modal ada transaksi beli dan jual, maka pada bagan di atas bisa kalian lihat dua macam alur. Alur beli di sebelah kiri dan alur jual ada di sebelah kanan.

I H S G

• Bagi kalian yang sering melihat acara Market Review di Metro

TV pasti akrab dengan istilah ini. IHSG ini diumumkan setiap hari di TV dan di koran. Apa sih IHSG itu dan apa pentingnya IHSG hingga harus diumumkan setiap hari?

• IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan merupakan angka yang menunjukkan seberapa besar kenaikan harga saham secara keseluruhan/gabungan yang terjadi di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 1988, yaitu sejak dimulainya kembali kegiatan pasar modal di Indonesia. Angka tersebut merupakan angka rata-rata dari gabungan harga-harga saham yang dihitung. Misal, hari ini IHSG sebesar 750,40 berarti sejak 1988 sampai hari ini telah terjadi kenaikan harga saham sebanyak 7,5 kali lipat (+ 750%). Karena IHSG merupakan angka rata-rata, maka tidak semua saham telah naik 7,5 kali lipat; ada yang di atasnya dan ada yang di bawahnya.

• IHSG bisa naik bisa turun karena banyak faktor yang

memengaruhi, seperti faktor kemampuan perusahaan menghasilkan laba, faktor kebijakan ekonomi pemerintah, faktor politik dan keamanan, faktor fluktuasi nilai mata uang (kurs), dan lain-lain. Perhatikan contoh pergerakan naik turun IHSG berikut.

Indonesia IHSG (Tahun 2005)

Selain IHSG yang dikeluarkan oleh BEJ, kalian sudah mengetahui adanya indeks lain, yakni Indeks Dow Jones yang sangat terkenal, Indeks Hangseng dari Hongkong, Indeks Nikkei dari Tokyo, dan lain-lain. IHSG dan indeks-indeks lainnya umumnya diumumkan setiap hari dengan tujuan agar para pemodal, emiten, calon pemodal, calon emiten, dan pihak-pihak yang berkepentingan dapat memantau perkembangan pasar modal setiap saat.

Tanggal 27 Septem ber 28 Septem ber 29 Septem ber 30 Septem ber 1 Oktober IHSG 815,58 812,13 812,89 820,13 835,91 850 800 27 9 28 9 29 9 30 9 1 10

8. Mengenal Istilah Pasar Perdana, Pasar

Sekunder, dan Transaksi di Luar Bursa

Di dunia pasar modal, kita akan mengenal istilah-istilah pasar perdana, pasar sekunder, dan transaksi di luar bursa. Berikut ini adalah pengertian dari istilah-istilah tersebut.

Dalam dokumen sma11eko Ekonomi Chumidatus (Halaman 146-150)