• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. PENDIDIKAN RELIGIOSITAS YANG TELAH DILAKSANAKAN

C. Penelitian Mengenai Pendidikan Religiositas yang

4. Laporan Angket dan Hasil Penelitian

Sebelum penulis memberikan angket kepada kepala sekolah SMP Stella Duce 2 Yogyakarta pada tanggal 2 September 2009, penulis mengadakan survei terlebih dahulu untuk mengetahui keadaan dan situasi siswa-siswi pada umumnya dan secara khusus siswa-siwi kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Angket yang dibagikan kepada siswa kelas VIII berjumlah 60 eksemplar.

Angket tersebut rencana semula akan diserahkan kepada wali kelas Bromo dan wali kelas Semeru dan selanjutnya akan dibagikan kepada siswa-siswi, namun pada tanggal 4 dan 5 September 2009 guru yang bersangkutan berhalangan dan kepala sekolah memberikan kesempatan kepada penulis secara langsung untuk masuk ke ruang kelas selama dua hari untuk mengadakan pengisian angket.

Sebelum mengadakan pengisian angket, penulis menjelaskan maksud dan tujuan angket tersebut kepada siswa. Setelah pengisian angket tersebut penulis segera

memeriksa kelengkapan jawaban dan jumlah keseluruhan angket tersebut. Angket yang dikumpul berjumlah 60 eksemplar sesuai dengan jumlah siswa-siswi yang ada di kelas Bromo dan kelas Semeru. Maka data yang telah diperoleh akan disajikan dan dibahas pada bagian berikut ini.

b. Laporan Hasil Penelitian

Pada bagian ini penulis akan melaporkan hasil penelitian dan pembahasannya berdasarkan variabel penelitian seperti yang tercantum pada tabel 4 di atas.

1) Gambaran Pelaksanaan Pendidikan Religiositas di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Gambaran pelaksanaan pendidikan religiositas terdiri dari proses pembelajaran berlangsung baik dari guru maupun murid, cara penjelasan guru serta metode yang digunakan guru. Siswa-siswi diharapkan mengerti, memahami serta mengetahui sejauh mana proses pelaksanaan pendidikan religiositas sunggguh dijalankan dengan baik. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pendidikan religiositas tersebut dapat dilihat dari hasil angket dalam tabel 5 di bawah ini:

Tabel 5: Gambaran Pelaksanaan Pendidikan Religiositas di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta, N = 60

No item

Pernyataan Frek. %

1 Selama proses pembelajaran guru dan murid saling berbagi pengalaman hidup

SS = Sangat Setuju S = Setuju

RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

14 34 10 2 0 23,33 56,66 16,66 3,33 0

No item

Pernyataan Frek. %

2 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mensharingkan pengalaman sesuai ajaran agama masing-masing

SS = Sangat Setuju S = Setuju RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

16 33 11 0 0 26,66 55,00 18,33 0 0 3 Selama perlajaran guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya SS = Sangat Setuju

S = Setuju RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

46 14 0 0 0 76,66 33,33 0 0 0 4 Selama pelajaran sarana yang digunakan guru selalu

berfariasi

SS = Sangat Setuju S = Setuju RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

17 24 14 5 0 28,33 40,00 23,33 8,33 0 5 Guru menjelaskan dengan baik materi pelajaran

S = Sangat Setuju S = Setuju RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju 34 21 5 0 56,66 35,00 8,33 0

Item nomor 1 dalam tabel di atas menunjukkan sekaligus memberi gambaran bahwa selama proses pembelajaran berlangsung guru dan murid saling berbagi pengalaman. Responden yang menjawab setuju 56,66%. Menurut penulis jawaban tersebut dapat bersifat representatif artinya mewakili pernyataan para siswa secara keseluruhan. Dapat dikatakan bahwa selama proses pelajaran berlangsung para siswa umumnya mengalami saling berbagi pengalaman antar guru dan murid, sedangkan 3,33% responden menjawab tidak setuju apabila selama proses pembelajaran guru dan murid saling berbagi pengalaman hidup. Beberapa siswa mengungkapkan alasan mengapa mereka tidak setuju apabila dalam peroses pelajaran adanya saling berbagi pengalaman hidup bahwa mereka malu kalau pengalaman hidupnya diceritakan dan diketahui oleh teman-temannya maupun oleh guru sehingga mereka memilih tidak setuju.

Jawaban responden dalam item nomor 2 menunjukkan bahwa guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mensharingkan pengalaman sesuai ajaran agama masing-masing. Responden memilih jawaban setuju sebanyak 33 orang atau 55,00%. Hal ini memberi gambaran bahwa siswa-siswi di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta mendapatkan kesempatan untuk mensharingkan pengalaman sesuai ajaran agama masing-masing. Responden yang memilih ragu-ragu dalam memberikan jawaban 18,33%. Menurut penulis ada 11 orang yang masih ragu-ragu dalam memberikan jawaban. Hal ini dapat dikatakan bahwa siswa-siswi masih merasa belum pasti dalam memberikan jawaban sehingga dikatakan ragu-ragu bahwa selama pelajaran guru memberikan kesempatan kepada mereka untuk mensharingkan pengalaman sesuai dengan ajarannya masing-masing.

Para reponden sebagian besar menjawab sangat setuju bahwa selama pelajaran berlangsung guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya yaitu sekitar 76,6% dan menjawab setuju 33,33%. Maka berdasarkan frekuensi yang terlihat dalam item di atas dapat digambarkan bahwa siswa-siswi kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta sungguh mengalami kesempatan untuk bertanya pada saat pelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil jawaban dalam item nomor 4, para responden menjawab setuju bahwa sarana yang dipakai guru selama pelajaran selalu berfariasi 40%. Responden yang menjawab tidak setuju 8,33%. Menurut pemahaman penulis bahwa sarana yang digunakan guru selama proses pembelajaran perlu ditingkatkan sehingga sungguh membantu dalam proses pembelajaran.

Jawaban pertanyaan nomor 5 dalam tabel di atas menggambarkan responden yang menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa guru menjelaskan dengan baik materi pelajaran ada 34 orang atau 56,66%. Sedangkan responden yang menjawab ragu-ragu 8,33%. Menurut pemahaman penulis dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa-siswi mengalami bahwa guru menjelaskan dengan baik materi pelajaran pendidikan religiositas.

2) Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Pendidikan Religiositas di kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta

Pada bagian ini, penulis mengemukakan mengenai tingkat keberhasilan pelaksanaan pendidikan religiositas di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tersebut penulis memberikan sepuluh pertanyaan.

Kesepuluh pertanyaan ini saling berhubungan antara satu dengan yang lain untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memahami dan menghayati pendidikan religiositas yang diterimanya dalam kehidupan konkret sehari-hari. Hal ini akan terlihat dari hasil angket dalam tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6: Tingkat keberhasilan pelaksanaan pendidikan religiositas di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta, N = 60

No Item

Pernyataan Frek %

6 Saya semakin menghargai dan bekerjasama dengan teman yang berbeda agama

SS = Sangat Setuju S = Setuju

RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

35 23 2 0 0 58,33 38,33 3,33 0 0 7 Saya lebih senang dan bersemangat mengikuti

pelajaran pendidikan religiositas SS = Sangat Setuju

S = Setuju RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

7 37 13 3 0 11,66 61,66 21,66 5,00 0 8 Saya semakin terbuka untuk berbagi pengalaman

dengan teman yang berbeda agama SS = Sangat Setuju S = Setuju RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju 23 23 13 1 38,33 38,33 21,66 1,66

No Item

Pernyataan Frek %

STS = Sangat Tidak Setuju 0 0

9 Saya semakin mampu menemukan kebaikan-kebaikan Tuhan dalam diri sesama

SS = Sangat Setuju S = Setuju

RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

34 22 4 0 0 56,66 36,66 6,66 0 0 10 Saya semakin rajin dan tekun dalam belajar

SS = Sangat Setuju S = Setuju

RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

16 24 20 0 0 26,66 40,00 33,33 0 0 11 Saya tidak tergoda untuk membolos dan mencari-cari

alasan untuk tidak mengikuti pelajaran pendidikan religiositas

SS = Sangat Setuju S = Setuju

RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

36 13 6 3 2 60,00 21,66 10,00 5,00 3,33 13

Saya semakin mudah bergaul dengan teman tanpa memandang perbedaan agama, suku, dan ras

SS = Sangat Setuju S = Setuju RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju 42 16 2 0 70,00 26,66 3,33 0

No Item

Pernyataan Frek %

STS = Sangat Tidak Setuju 0 0

14 Saya tidak membuang sampah di sembarang tempat SS = Sangat Setuju

S = Setuju RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

14 30 16 0 0 23,33 50,00 26,66 0 0 15 Saya tidak menyontek pada saat ujian

SS = Sangat Setuju S = Setuju RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

19 28 12 1 0 31,66 46,66 20,00 1,66 0

Hasil jawaban responden pada item nomor 6 menunjukkan penghayatan sikap siswa seperti dalam pernyataan bahwa saya semakin menghargai dan bekerjasama dengan teman yang berbeda agama. Dari pernyataan tersebut ternyata para responden lebih banyak menjawab sangat setuju 58,33%, sedangkan 3,33% responden menjawab tidak setuju. Penulis memberi gambaran bahwa melalui pendidikan religiositas siswa semakin menghargai dan bekerjasama dengan teman yang berbeda agama sehingga semangat kerjasama serta suasana kasih persaudaraan dapat terwujud.

Para responden dalam item nomor 7 memilih senang dan bersemangat mengikuti pelajaran pendidikan religiositas, ini terlihat dari jawaban responden. Dari 60 responden, ada 37 orang atau 61,66% yang mengatakan setuju dan 5,00%

responden menjawab tidak setuju. Tampak bahwa siswa senang dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran pendidikan religiositas.

Responden semakin terbuka untuk berbagi pengalaman dengan teman yang berbeda agama, hal ini dirasakan oleh 38,33% yang mengatakan sangat setuju dan 38,33% yang mengatakan setuju. Sedangkan 1,66% menjawab tidak setuju. Menurut analisa penulis, jawaban responden tersebut dapat menggambarkan bahwa melalui pendidikan religiositas yang telah diterima sungguh menyadarkan siswa serta mendorong meraka untuk semakin berani dan terbuka berbagi pengalaman dengan teman yang berbeda agama. Di samping itu, para siswa juga lebih mengenal satu dengan yang lain dalam aneka perbedaan yang ada. Ketika ditanya apakah mereka mampu menemukan kebaikan-kebaikan Tuhan dalam diri sesama seperti tercantum dalam item nomor 9, ada 56,66% responden menjawab sangat setuju dan hanya 6,66% responden yang menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para siswa mampu menemukan kebaikan-kebaikan Tuhan dalam diri sesama.

Siswa semakin rajin dan tekun dalam belajar serta sebagian besar responden menyatakan pendapat setuju 40% sedangkan 33,33% responden menyatakan ragu-ragu dalam memberikan jawaban pada item nomor 10. Menurut analisa penulis berdasarkan hasil yang ada bahwa perlu usaha untuk meningkatkan semangat serta memotivasi para siswa agar semakin semangat, rajin dan tekun dalam belajar. Dalam item nomor 11, diungkapkan bahwa siswa tidak tergoda untuk membolos dan mencari-cari alasan untuk tidak mengikuti pelajaran pendidikan religiositas 60% responden menyatakan pendapat sangat setuju, 3,33% responden menyatakan sangat

tidak setuju dengan pendapat tersebut. Tampak bahwa para siswa memiliki sikap untuk tidak suka membolos.

Responden semakin menghormati guru dan orang tua, hal ini terlihat dari jawaban bahwa 53,33% responden menyatakan pendapat sangat setuju dan 5,00% menyatakan ragu-ragu dalam memberikan jawaban atas pernyataan tersebut. Tindakan menghormati, menghargai guru dan orang tua merupakan perwujudan kasih yang tercermin dalam pribadi siswa. Nilai kasih yang ada dalam diri siswa juga nampak dalam sikap bahwa mereka semakin mudah bergaul dengan teman tanpa memandang perbedaan agama, suku dan ras. Atas pernyataan ini dalam item nomor 13 ada 42 atau 70,00% responden menjawab sangat setuju terhadap pernyataan tersebut. Jawaban dari para reponden tersebut menurut penulis telah mewakili pemahaman dan perwujudan konkret dalam kehidupan sehari-hari yang mereka alami melalui pendidikan religiositas yang telah diterimanya.

Pada item nomor 14 dalam tabel di atas, 50% responden menjawab setuju terhadap pernyataan bahwa tidak membuang sampah di sembarang tempat dan 23,33% menyatakan sangat setuju. Apabila menghadapi ujian di sekolah para responden dalam item nomor 15 mengatakan bahwa sebagian besar responden (46,66%) menjawab setuju bila saat ujian tidak menyontek, sedangkan 1,66% responden menjawab ragu-ragu terhadap pernyataan tersebut. Menurut asumsi penulis bahwa 1.66% yang menjawab ragu-ragu kemungkinan menyontek pada saat ulangan atau ujian.

3) Hambatan Pelaksanaan Pendidikan Religiositas

Pada bagian ini, penulis ingin mengetahui hal-hal yang menghambat siswa dalam pelaksanaan pendidikan religiositas. Hambatan yang dialami tersebut dapat dilihat dari jawaban responden dalam bentuk tabel berikut ini.

Tabel 7: Hambatan pelaksanaan pendidikan religiositas, N = 60 No

Item

Pernyataan Frek %

16 Saya terlambat atau kurang disiplin dalam mengikuti pelajaran pendidikan religiositas

SS = Sangat Setuju S = Setuju

RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

14 15 11 3 17 23,33 25,00 8,33 18,33 5,00

17 Saya malas mengikuti pelajaran pendidikan religiositas SS = Sangat Setuju

S = Setuju RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

20 29 9 2 0 33,33 48,33 15,00 3,33 0 18 Saya kurang menghargai pelajaran pendidikan

religiositas

SS = Sangat Setuju S = Setuju

RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

19 33 6 2 0 31,66 55,00 10,00 3,33 0 19 Saya sering ngobrol ketika guru memberikan

No Item Pernyataan Frek % penjelasan SS = Sangat Setuju S = Setuju RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

8 19 27 6 0 13,33 31,66 45,00 10,00 0 20 Saya mudah lalai dalam tugas yang diberikan guru

SS = Sangat Setuju S = Setuju

RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

21 20 5 2 0 35,00 33,33 8,33 3,33 0

Hasil jawaban responden pada item nomor 16 menunjukkan bahwa 25% responden menjawab setuju apabila terlambat atau kurang disiplin waktu dalam mengikuti pelajaran pendidikan religiositas sedangkan 5, 00% responden menjawab sangat tidak setuju bila dikatakan mereka terlambat atau kurang disiplin waktu dalam mengikuti pelajaran pendidikan religiositas. Menurut penulis bahwa siswa yang terlambat atau kurang disiplin waktu dapat menghambat proses pembelajaran.

Pada item nomor 17 para responden menjawab setuju apabila malas dalam mengikuti pelajaran pendidikan religiositas. Sedangkan 3,33% responden menyatakan pendapat bahwa tidak setuju bila dikatakan mereka malas mengikuti pelajaran pendidikan religiositas. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa ada kecenderungan para responden malas dalam mengikuti pelajaran pendidikan religiositas. Sikap yang demikian juga nampak pada nomor 18 bahwa 55%

responden menyatakan setuju apabila kurang menghargai pelajaran pendidikan religiositas dan 3,33% responden menjawab tidak setuju atas pernyataan tersebut.

Para reponden dalam item 19 mengatakan bahwa sering ngobrol ketika guru memberikan penjelasan. Dari pernyataan tersebut 45,00% responden ragu-ragu dalam memberikan jawaban dan 10,00% responden menjawab tidak setuju terhadap pernyataan bahwa sering ngobrol ketika pelajaran berlangsung. Para reponden menjawab setuju atas pernyataan pada nomor 20 bahwa mudah lalai dalam tugas yang diberikan guru. Dari pernyataan tersebut 35,00% responden menyatakan setuju sedangkan 3,33% responden menyatakan pendapat bahwa mereka tidak setuju bila dikatakan mudah lalai dalam tugas yang diberikan guru.

Dokumen terkait