• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Penyusunan,Pengkajian dan Pengembangan Data dan Informasi

PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKASANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PERTANIAN

1. Laporan Penyusunan,Pengkajian dan Pengembangan Data dan Informasi

Tujuan

a. Analisis Harga Komoditas Pertanian

Harga beberapa produk mempunyai perilaku yang spesifik. Pada waktu-waktu tertentu, misalnya musim paceklik dan musim hujan yang panjang, menghadapi hari-hari besar keagamaan dan kondisi tertentu akan berdampak pada berfluktuasinya harga produk pertanian tersebut. Pengumpulan data harga dilakukan untuk memonitar rutin perilaku harga komoditas secara kontinyu, juga dapat digunakan sebagai suatu early warning system dalam memonitor fluktuasi harga produk pertanian yang terjadi dari waktu ke waktu.

Beberapa harga produk pertanian penting yang perlu dimonitor karena sangat riskan terhadap kondisi sosial masyarakat Indonesia diantaranya adalah beras, gabah, gula pasir, minyak goreng, cabe merah, bawang merah, kacang tanah, daging sapi, daging ayam dan telur ayam.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mempunyai visi menjadi pusat bagi penyediaan data dan informasi sektor pertanian, khususnya bagi para pengambil kebijakan sektor pertanian dan masyarakat umum, termasuk di dalamnya data dan informasi harga komoditas pertanian.

Informasi mengenai perkembangan harga beberapa komoditas pertanian diharapkan dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak untuk memantau situasi sektor pertanian secara umum. Sebagai early warning system, informasi ini akan sangat membantu dalam menghadapi hari-hari besar keagamaan, musim paceklik, musim kemarau dan penghujan panjang serta faktor ketidak pastian lainnya dimana harga komoditas pertanian berfluktuasi secara signifikan.

Tujuan:

1) Melakukan pengumpulan data harga komoditas pertanian 2) Melakukan analisis perkembangan harga komoditas

pertanian

3) Menyusun publikasi yang mencakup analisis harga komoditas pertanian bulanan, analisis harga internasional secara semesteran dan statistik harga komoditas pertanian tahun 2011.

Sasaran:

1) Tersedianya data harga dan tersusunnya buletin perkembangan harga komoditas pertanian bulan Januari s/d Desember 2011

2) Tersedianya data harga internasional dan tersusunnya buletin harga internasional secara semesteran ( Juli dan Desember)

3) Tersususnya buku statistik harga komoditas pertanian

4) Terdistribusinya data dan hasil analisis harga komoditas pertanian sebagai informasi pendukung kebijakan sektor pertanian.

Output:

1. Buletin Analisis Harga Komoditas Pertanian yang diterbitkan setiap bulan pada tahun 2011 (12 edisi).

2. Buletin Analisis harga Internasional Komoditas Pertanian yang diterbitkan setiap semester pada tahun 2011 (2 edisi).

3. Buku Statistik Harga Komoditas Pertanian tahun 2011 4. Laporan Akhir Kegiatan tahun 2011.

Saran dan Tindak lanjut:

1. Perlu adanya penambahan cakupan provinsi yang dianalisis dalam buletin harga bulanan dimana selama ini baru mencakup 8 ibukota provinsi.

2. Perlu periode penyajian yang lebih cepat untuk buletin harga internasional yaitu diharapkan dapat terbit per triwulan

3. Penataan database harga dari beberapa sumber data perlu segera dilakukan .

b. Pengelolaan Data Perkebunan

Pusat Data dan Informasi Pertanian sebagai salah satu unit instansi di Kementerian Pertanian mempunyai tugas pokok diantaranya mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data serta membuat kajian berbagai komoditas pertanian strategis. Untuk itu berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan di lapang dan dilaporkan ke pusat, maka data yang telah tersedia tersebut perlu dilakukan verifikasi dan validasi data yang dapat dilakukan antara lain melihat konsistensi pengisian data antar kolom, antar waktu, kewajaran data, serta melihat parameter lainnya, juga dapat dilakukan melalui koordinasi, sinkronisasi dan rapat-rapat pertemuan dengan instansi terkait baik di pusat maupun di daerah yang menangani data perkebunan tersebut. Untuk itu perlu dilakukan pengelolaan data perkebunan dengan baik dan benar.

Tujuan:

1. Melaksanakan ujicoba e-form perkebunan di 2 (dua) provinsi terpilih.

2. Merekam data perkebunan ke dalam Basis Data Statistik Pertanian (BDSP)

3. Mengikuti sinkronisasi Angka Tetap (ATAP 2010) dan Angka Sementara (ASEM 2011) Data Perkebunan.

Sasaran:

1. Tersosialisasikannya e-form perkebunan di 2 (dua) provinsi. 2. Tersedianya Data Perkebunan di dalam Basis Data Statistik

Pertanian

3. Tersedianya angka tetap perkebunan tahun 2010 dan angka sementara tahun 2011.

Output:

1. Laporan Data Series Sub Sektor Perkebunan di dalam Basis Data Statistik Pertanian (BDSP) dan Sistem Informasi Pertanian 2. Terlatihnya petugas pengelola data perkebunan tingkat propinsi dan kabupaten di dalam pengisian e-form perkebunan di dua provinsi

3.

Laporan hasil sinkronisasi data perkebunan (ATAP 2010 dan ASEM 2011).

Kendala/Permasalahan:

1. Nama kabupaten mekar (sesuai .mfd online.bps) belum tersedia pada BDSP

2. Ujicoba e-Form Perkebunan: pengiriman e-form terlambat; jaringan internet di kabupaten tdk maksimal sehingga data tdk ter-upload, walaupun ada honor petugas kabupaten lambat melakukan upload, alasannya menunggu data dari manbun kecamatan menuju ke kabupaten yang tidak lancar

Saran/Tindaklanjut:

1. Supervisi ke kabupaten, ujicoba ke daerah sentra produksi yang akses internetnya bagus

2. Koordinasi dengan kegiatan Refreshing mantri perkebunan kecamatan (di lokasi yang sama)

c. Penyusunan Outlook Komoditas Perkebunan dan Hortikultura Peranan sektor perkebunan dan hortikultura di Indonesia sangat berarti dalam menunjang kehidupan sebagian besar masyarakat. Pengembangan semua potensi sumber daya pertanian, terutama komoditas strategis menjadi hal yang diharapkan. Dalam rangka mendukung perencanaan pembangunan pertanian yang berkaitan dengan hal tersebut di atas, dukungan data dan informasi komoditas pertanian strategis beserta perkembangannya disertai analisis dan proyeksi ke depan sangat diperlukan, agar kebijakan yang diambil tepat dan terarah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

Kajian ini berguna untuk perumusan kebijaksanaan, perencanaan, evaluasi dan monitoring pembangunan sub sektor perkebunan dan hortikultura. Di samping itu outlook komoditas perkebunan dan hortikultura juga dapat mendukung penyediaan informasi bagi lembaga-lembaga keuangan pemberi kredit petani dan pengusaha sektor pertanian serta pelaku agribisnis lainnya.

Tujuan:

a. Menyusun outlook komoditas perkebunan dan hortikultura yang berisi gambaran atau situasi beberapa komoditas unggulan sub sektor perkebunan dan hortikultura baik di dalam negeri maupun luar negeri.

b. Melakukan proyeksi terhadap prospek beberapa komoditas perkebunan dan hortikultura unggulan Indonesia di masa mendatang.

Sasaran:

a. Tersedianya outlook komoditas perkebunan dan hortikultura yang berisi gambaran atau situasi beberapa komoditas unggulan sub sektor perkebunan dan hortikultura baik di dalam negeri maupun luar negeri

b. Tersedianya hasil proyeksi beberapa komoditas perkebunan dan hortikultura unggulan Indonesia di masa mendatang.

Output:

a. Buku Outlook Komoditas Perkebunan (Karet, Lada, Kapas, Kopi, Teh, Jambu Mete);

b. Buku Outlook Komoditas Hortikultura (Kentang, Tomat, Jeruk, Manggis, Nenas, Mawar)

c. Pelaksanaan Workshop di Bogor, mengundang 30 peserta (Ditjen/Badan, Dinas terkait)

Kendala/Permasalahan:

Perbaikan tabel dan grafik

Saran/Tindaklanjut:

a. Buku outlook akan di CD & .pdf-kan

b. Untuk yang akan datang perlu mengundang narasumber dari PSEKP untuk menentukan permodelan yang lebih tepat.

c. Kedepan perlu kerjasama intensif dengan Direktorat lingkup Perkebunan dan Hortikultura, BKP, Ditjen P2HP

a. Analisis selanjutnya dapat menggunakan pendekatan NBM dan ketersediaan konsumsi domestik .pdf-kan untuk website & Knowledge Management

d. Survey Kesejahteraan Petani 2011

Meskipun pertanian menjadi sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk Indonesia, tetapi kehidupan para petani sebagai penyangga sektor pertanian ternyata masih belum menggembirakan dan tingkat kesejahteraan petani masih rawan. Hasil Sensus Pertanian 2003 (ST-2003) menunjukkan bahwa jumlah petani bertambah dari 20,8 juta rumah tangga dari ST-1993 menjadi 25,4 juta rumahtangga atau meningkat 2,2% per tahun. Dari pertambahan jumlah tersebut menyebabkan bertambahnya petani gurem dengan luas lahan < 0,5 ha, dari sekitar 10,8 juta rumah tangga atau sekitar 52,7% dari total rumah tangga petani (ST-1993) menjadi 13,7 juta rumah tangga atau sekitar 56,5% (ST-2003). Pertambahan petani gurem ini mencapai 2,6% per tahun atau lebih besar dari pertambahan jumlah petani. Hal ini seiring pula dengan berkurangnya lahan pertanian sehingga pertambahan jumlah petani berdampak pada semakin berkurangnya rata-rata luas kepemilikan lahan oleh petani yang akan menyebabkan menurunnya kinerja pelaku usaha di sektor pertanian, khususnya petani.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka pembangunan sektor pertanian saat ini dan di masa mendatang sudah seharusnya difokuskan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pertanian terutama petani di perdesaan. Hal ini juga merupakan salah satu target utama kementerian pertanian. Dalam rangka mendukung target peningkatan kesejahteraan petani tersebut, maka diperlukan informasi tentang tingkat kesejahteraan petani berdasarkan data dan informasi yang diperoleh langsung dari petani melalui suatu survei. Pusdatin pada tahun 2011 melakukan Survei Kesejahteraan Petani di beberapa lokasi sampel dengan tipe agroekosistem tertentu untuk mengetahui kondisi kesejahteraan petani ditinjau dari aspek pendapatan dan aspek pengeluaran rumah tangga pertanian.

Tujuan:

a. Menyusun buku pedoman dan kuesioner survei kesejahteraan petani

b. Melakukan survei untuk mengumpulkan informasi tentang kesejahteraan petani ditinjau dari aspek pendapatan dan

aspek pengeluaran rumah tangga pertanian dengan tipe agroekosistem yang berbeda di wilayah sampel

c. Melakukan analisis hasil survei kesejahteraan petani

Sasaran:

a. Tersedianya buku pedoman dan kuesioner survei kesejahteraan petani

b. Tersedianya informasi dan analisis tentang kesejahteraan petani di wilayah sampel dengan tipe agroekosistem yang berbeda

Output:

a. Buku Pedoman Survei dan Kuesioner Survei b. Analisis Hasil Survei Kesejahteraan Petani c. Laporan Akhir Kegiatan

Saran/Tindaklanjut:

a. Salah satu tujuan pembangunan pertanian adalah meningkatkan kesejahteraan petani, ketersediaan data tersebut perlu dipertahankan

b. Melihat perkembangan tingkat kesejahteraan petani, perlu resurvei pada lokasi yang sama

e. Implementasi Metodologi Pengumpulan Data Produktivitas Hortikultura

Sampai saat ini pengumpulan data produksi hortikultura masih menggunakan data informasi dari lapang maupun eye estimate. Pengumpulan tersebut bersifat subyektif dengan cakupan kecamatan yang cukup luas serta waktu yang cukup terbatas sehingga mengakibatkan data produktivitas dari tahun ke tahun sangat berfluktuasi. Penyusunan perencanaan yang tidak didukung oleh data yang akurat yang menyebabkan lemahnya pelaksanaan program. Untuk itu sangat diperlukan metode pengukuran produktivitas hortikultura sebagai alat untuk melakukan validasi data yang telah ada.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sejak tahun 2001 telah mengembangkan dan melakukan uji coba beberapa metode pengumpulan data produktivitas hortikultura bekerjasama dengan BPS dan Direktorat Jenderal Hortikultura untuk komoditas sayuran dan buah-buahan, yaitu metode pengukuran 5 x 5 rumpun untuk sayuran dan pohon amatan untuk buah-buahan. Untuk lebih menyempurnakan metode yang telah dihasilkan, sejak tahun 2007 dilakukan implementasi metodologi pengumpulan data produktivitas hortikultura di beberapa provinsi sampel sehingga dapat dihasilkan metode yang baku dan mudah diterapkan di lapang guna meningkatkan kualitas data hortikultura. Mengingat demikian banyaknya komoditas hortikultura yang harus dikumpulkan datanya serta beragamnya kondisi di lapangan, maka implementasi metodologi pengumpulan data produktivitas hortikultura dilakukan secara bertahap hingga diperoleh metodologi yang baku yang dapat diterapkan di seluruh Indonesia.

Tujuan

1. Melakukan implementasi metode pengumpulan data produktivitas hortikultura.

2. Mendapatkan rata-rata hasil (produktivitas) melalui pengukuran langsung untuk beberapa komoditas unggulan sub sektor hortikultura.

Sasaran

1. Tersedianya Buku Panduan Pengumpulan Data Produktivitas untuk kelompok sayuran, buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman biofarmaka.

2. Tersedianya data produktivitas untuk beberapa komoditas unggulan sub sektor hortikultura.

Output

1. 4 Buku Pedoman Pengumpulan Data Produktivitas: a) Tanaman Sayuran & Buah Semusim; b) Tanaman Buah & Sayuran Tahunan; c) Tanaman Hias d) Biofarmaka;

2. Listing RTP Horti; 120 blok sensus (30 di Banten & 90 di Jabar) 3. TOT Pusat: (10 org) 30 Juni-1 Juli‟11; Pelatihan petugas banten

4. Pengumpulan data: di beberapa kabupaten di Banten dan Jabar. Jml sampel 466 plot (93.20%)

5. Workshop di Bandung: 30 org (Ditjen Horti, Dinas Prov/Kab/Kota di Jabar & Banten) .pdf-kan Panduan Provitas Horti (web Pusdatin)

6. Video CD-kan Tutorial Cara Pengumpulan Data Provitas Bunga Krisan (output tambahan)

Kendala

Sampel terealisir 93.20% karena 6.8% sampel petani kekeringan / gagal panen

Saran/Tindaklanjut:

1. Melanjutkan kegiatan yang akan datang. dengan judul: “Pengukuran Data Produktivitas Hortikultura”

2. Perlu kajian pengukuran data produktivitas untuk tanaman hortikultura yang panen berulang (Cabe)

3. Perlu kajian konversi terhadap hasil Bawang merah umbi basah ke umbi kering

f. Pengelolaan Data Hortikultura

Dengan berkembangnya perekonomian dan pengetahuan masyarakat, makin menyadarkan kita akan pentingnya buah-buahan dan sayuran sebagai sumber gizi dan pangan sehari-hari. Kehidupan modern yang membutuhkan kondisi lingkungan yang indah dan asri, serta adanya paradigma back to nature dalam bidang kesehatan dan penataan lingkungan menyebabkan permintaan akan tanaman biofarmaka dan tanaman hias cenderung meningkat. Subsektor hortikultura ternyata telah berkontribusi signifikan dalam perekonomian nasional, baik dalam penyediaan produk dan pemanfaatan sumberdaya, penciptaan produk domestik bruto, penyerapan tenaga kerja maupun dalam perdagangan.

Sehubungan dengan perkembangan tersebut, maka perhatian terhadap perbaikan statistik hortikultura sangatlah diperlukan, sehingga data yang dihasilkan lebih valid, akurat dan up to date. Data dan informasi hortikultura ini sangat penting artinya dalam mendukung perumusan perencanaan dan kebijakan, menginfomasikan keadaan dan keberhasilan, maupun dalam

evaluasi kinerja. Atas dukungan dari berbagai pihak, berbagai upaya dan rangkaian kegiatan telah dilakukan dalam pembenahan statistik hortikultura ini, dengan harapan agar kualitas data hortikultura menjadi semakin baik.

Oleh karena itu dianggap penting untuk melakukan pengelolaan data hortikultura yang mencakup workshop sinkronisasi angka sementara dan angka tetap hortikultura secara berkesinambungan.

Tujuan

1. Melaksanakan workshop E-Form Hortikultura dan entry data menggunakan E-Form Hortikultura

2. Melaksanakan pemantauan, verifikasi dan validasi data hortikultura melalui E-Form Hortikultura

3. Melaksanakan verifikasi dan validasi

Sasaran

1. Tersedianya data hortikultura yang lengkap, akurat dan tepat waktu melalui E-Form Hortikultura.

2.

Tersedianya angka sementara dan angka tetap hortikultura di Basisdata statistik

Output

1. Update data subsektor hortikultura (ASEM-2010) pada SIE & Indikator Pembangunan Subsek Hortikultura

2. Pelatihan/Workshop e-Form Hortikultura (entri SPH SBS, BST, TBF, TH Triw-I). Pelaksanaan di: Bali (15 orang), Sumatera Barat (24 orang)

3. Pembahasan Metode Peramalan Produksi Hortikultura (Bawang merah & Cabai) dg Ditjen Horti, BPS, IPB

4. Telah pdf-kan Buku Pedoman Pengumpulan Data Hortikultura (di web pusdatin)

Kendala

Kurangnya perhatian petugas pengelola data horti di kabupaten/kota (terlambat entry e-form Horti) meskipun sudah ada honor

Saran/Tindaklanjut:

Perlu upaya percepatan data level kabupaten bulanan (bagi komoditas horti yang mempengaruhi inflasi/deflasi) seperti: Cabai dan Bawang Merah

g. Analisis Proyeksi Indikator Makro

Salah satu misi dari Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian adalah melakukan pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan penyebaran data dan informasi pertanian. Dalam rangka mendukung pencapaian misi tersebut, maka dilakukan pengadaan data sekunder indikator makro dan penyusunan publikasi dengan output sebagai berikut:

a. Data Ekspor Impor.

b. Data Agregat, meliputi data Produk Domestik Bruto (PDB), Inflasi dan Nilai Tukar Petani (NTP).

c. Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian bulan Januari s.d. Desember 2011

d. Buletin Makro triwulan I s.d. triwulan IV 2011, meliputi Buletin PDB Sektor Pertanian dan Buletin Ekspor Impor Komoditas Pertanian.

e. Buku Saku Statistik Makro Sektor Pertanian triwulan I s.d. triwulan IV 2011

f. Buku Statistik Makro Sektor Pertanian tahun 2010.

Dengan tersedianya data dan informasi tentang indikator makro sektor pertanian, diharapkan dapat mendukung pengambil kebijakan dalam rangka meningkatkan peranan sektor pertanian dalam pembangunan nasional.

Tujuan

a. Melakukan pengumpulan data indikator makro sektor pertanian

b. Melakukan analisis indikator makro sektor pertanian periode tahun 2011

c. Menyusun publikasi yang mencakup indikator makro sektor pertanian sebagai sarana penyampai informasi perkembangan dan kinerja sektor pertanian secara makro

Sasaran

1. Tersedianya data indikator makro sektor pertanian

2. Tersusunnya publikasi data indikator makro sektor pertanian 3. Terdistribusinya data dan hasil analisis indikator makro

sebagai informasi pendukung kebijakan sektor pertanian.

Output

1. Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian (Bulan Januari s/d Desember 2011)

2. Buletin Triwulanan Ekspor-Impor Komoditas Pertanian (Triwulan I s/d IV Tahun 2011)

3. Buletin PDB Sektor Pertanian (Triwulan I s/d IV Tahun 2011) 4. Buku Saku Indikator Makro Sektor Pertanian Tahun 2011 5. Buku Statistik Makro Sektor Pertanian Tahun 2010

6. Laporan akhir kegiatan

Tindaklanjut:

1. Menjaga kontinuitas ketersediaan data indikator makro sebagai bahan mengukur kinerja pembangunan pertanian. 2. Membangun sistem database penyimpanan dan penyajian

data indikator makro sektor pertanian.

3. Mengembangkan publikasi data indikator makro sektor pertanian

h. Analisis Kinerja Perdagangan Komoditas Pertanian

Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar yaitu sekitar 14,46 persen pada tahun 2008 atau merupakan urutan kedua setelah sektor industri pengolahan. Sementara itu perdagangan dalam negeri (domestik) dan perdagangan luar negeri (internasional) untuk komoditas pertanian yang meliputi sub sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan masih cukup luas untuk terus dikembangkan, mengingat sektor pertanian masih mampu bertahan meskipun terjadi krisis ekonomi di Indonesia tahun 1997, dan krisis global beberapa tahun terakhir ini sehingga dapat diandalkan dalam pemulihan perekonomian nasional.

Disisi lain pengembangan globalisasi perdagangan antar negara telah berjalan dengan penerapan berbagai kebijakan dan kesepakatan dari sidang WTO, dan pembentukan kerjasama antar negara dalam suatu kawasan seperti APEC, NAFTA dan AFTA. Pada kawasan yang lebih kecil terjalin kerjasama ekonomi sub regional Indonesia dengan pembentukan kawasan segitiga pertumbuhan khususnya dengan Singapura-Johor dan Riau (SIJORI) dan kerjasama Indonesia-Malaysia dan Thailand (IMT-GT), termasuk forum kerjasama antar Negara Brunei, Indonesia, Malaysia dan Philippina (BIMP-EAGA) (Ditjen P2HP, 2007).

Berdasarkan hal tersebut, Pusat data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) pada tahun 2011 akan dilakukan analisis terhadap kinerja perdagangan komoditas pertanian yang dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana kinerja perdagangan beberapa komoditas unggulan pertanian serta posisi Indonesia di pasar internasional akan produk pertaniannya. Analisis kinerja perdagangan komoditas pertanian tersebut diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pengguna data dan informasi serta bagi pengambil kebijakan sektor pertanian.

Tujuan

1. Melakukan analisis terhadap kinerja perdagangan komoditas pertanian tahun 2011.

2. Menyusun buku analisis kinerja perdagangan komoditas pertanian volume 3 no. 1 dan no. 2 tahun 2011 sebagai sarana penyampai informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana kinerja perdagangan beberapa komoditas unggulan pertanian serta posisi Indonesia di pasar internasional akan produk pertaniannya.

Sasaran

1. Terlaksananya analisis kinerja perdagangan beberapa komoditas pertanian

2. Tersusunnya buku analisis kinerja perdagangan komoditas pertanian volume 3 no. 1 dan no. 2 tahun 2011.

3. Terdistribusinya data dan hasil analisis sebagai informasi pendukung kebijakan sektor pertanian.

Output

1. Buku „Kinerja Perdagangan Komoditas Pertanian‟ ISSN 2086-4949 Volume 3 No. 1 dan No. 2 Tahun 2011.

2. Laporan Akhir Kegiatan.

Saran/Tindaklanjut:

1. Penerbitan Buku Analisis masih perlu untuk dilanjutkan untuk komoditas lain yang belum dianalisis

2. Analisis perlu dikembangkan dengan metode analisis lainnya i. Penyusunan Data PDB

Dalam rangka memberikan informasi yang sangat dibutuhkan oleh pembuat kebijakan dalam bidang ekonomi adalah pengetahuan tentang pengaruh aktivitas yang terjadi pada masing-masing sektor perekonomian. Ukuran paling komprehensif dari tingkat aktivitas ekonomi suatu negara adalah nilai Produk Domestik Bruto (PDB)

PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam wilayah suatu negara tertentu, sehingga sering digunakan sebagai ukuran kinerja yang dicapai oleh sektor atau sub sektor ekonomi.

PDB telah di publikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) secara rutin, disajikan sampai sub sektor saja tidak dirinci per komoditas/kelompok komoditas, bahkan untuk sub sektor hortikultura datanya tergabung dalam tanaman bahan makanan (Tabama). Sementara Off farm dari pertanian masuk ke sektor industri dan sektor perdagangan.

Oleh karena itu perlu disusun PDB sektor pertanian secara menyeluruh (on farm s/d off farm) untuk dapat melihat kinerja sektor pertanian. Dalam rangka mendukung pencapaian misi tersebut, maka dilakukan penyusunan data PDB per sub sektor pertanian dan PDB Industri berbasis pertanian dan perdagangan pertanian.

Tujuan

1. Melakukan penyusunan data PDB per sub sektor dan komoditas/kelompok komoditas, PDB industri berbasis pertanian dan perdagangan pertanian tahun 2008 s/d 2010. 2. Melakukan analisis PDB sektor pertanian.

Sasaran

Tersedianya informasi tentang kinerja sektor pertanian secara menyeluruh berdasarkan PDB sektor pertanian dalam kegiatan on farm maupun off farm.

Output

1. Data PDB Per sub sektor/komoditas pertanian tahun 2008 s/d 2010

2. Data PDB industri dan perdagangan berbasis pertanian tahun 2008 s/d 2010

3. Hasil Analisis PDB Pertanian Tahun 2011 4. Laporan Akhir Kegiatan Tahun 2011

Saran/Tindaklanjut:

1. Penghitungan PDB sektor pertanian (on farm) untuk selanjutnya Kementan diharapkan mampu melakukan penghitungan PDB dengan tetap dilakukan supervisi oleh BPS 2. Sehubungan dengan akan adanya perubahan tahun dasar

PDB atas dasar harga konstan tahun 2000 menjadi tahun 2010 di tahun 2012, maka Kementan melalui Pusdatin telah mengusulkan agar publikasi rutin PDB oleh BPS dapat dipisahkan Tabama menjadi padi, palawija dan hortikultura. 3. Analisis Buletin PDB triwulanan diharapkan dapat terbit dari

kegiatan ini, termasuk didalamnnya analisis Indeks Implisit j. Pengumpulan, Pengolahan dan Penyajian Data Peternakan

Level Kab/Kota

Penentuan kebijakan di sektor pertanian saat ini mulai berpijak tidak hanya dari data/informasi yang ada di provinsi dan nasional, namun sudah melangkah lebih terfokus lagi ke tingkat kabupaten/kota. Langkah ini dipandang lebih tepat, karena sebagian besar pelaksanaan program pemerintah berada di wilayah kabupaten/kota.

Berkaitan dengan data/informasi pendukung kebijakan, data peternakan yang tersaji di pusat selama ini masih pada tingkat provinsi dan nasional, belum menyentuh data kabupaten/kota. Padahal untuk membangun data provinsi didasarkan pada data kabupaten/kota dan data kecamatan sebagai ujung tombak. Sehingga sangat mendesak untuk segera dilakukan pembenahan pengelolaan sekaligus penataan data tingkat kabupaten/kota.

Berdasarkan latar belakang tersebut, Pusat Data dan Informasi Pertanian akan melakukan pembenahan data produksi dan populasi sub sektor peternakan tingkat kabupaten/kota di tahun 2011. Bekerjasama dengan Dinas Peternakan atau Dinas yang membawahi sektor peternakan di 33 provinsi. Diharapkan dengan terbangunnya database sub sektor petrnakan ini, akan memudahkan pengguna data untuk mengakses

Tujuan

1. Menyediakan data populasi dan produksi subsektor peternakan tingkat kabupaten/kota.

Dokumen terkait