• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelatihan dan Pengembangan SDM

m. Penyusunan dan Analisis Data Tenaga Kerja Sektor Pertanian

4. Pelatihan dan Pengembangan SDM

a. Advokasi dan Sosialisasi Metode Pengumpulan dan E-Form Peternakan

Pengembangan e-Form Peternakan telah dilakukan sejak tahun 2007, hal ini dilakukan dalam rangka mengatasi berbagai kendala keterlambatan pelaporan data dari daerah ke pusat. Beberapa kendala yang dijumpai diantaranya keterbatasan SDM, bentuk kelembagaan pengelola data peternakan yang bervariasi antar daerah dan lemahnya dukungan kebijakan. Selain itu beberapa kebijakan seperti telah terbitnya Peraturan pemerintah No 47 tahun 2007, menyebabkan bentuk kelembagaan khusus yang menangani data satistik peternakan di daerah tidak tersedia, sehingga manajemen penanganan data cenderung mengalami hambatan.

Pada kurun waktu 2007 – 2010 uji coba e-Form Peternakan telah dilakukan di 16 provinsi meliputi NTB, Bali, Jatim, Jateng, DIY, Jabar, Banten, Lampung, Sumsel, Jambi, Riau, Sumut, Kalbar, Kalsel, Sulsel dan Sulteng. Dimana beberapa penyempurnaan program e-form peternakan telah dilakukan dengan menyesuaikan kondisi di lapang. Pada tahun 2011, seiring dengan telah terbitnya Buku Pedoman Pengumpulan Data Peternakan sesuai SK Ditjenak No 21011/Kpts/OT.140/F/10/2010 tanggal 21 Oktober 210, maka direncanakan implementasi program e-form peternakan akan dilakukan di 16 provinsi. Adapun sisa pelaksanaan sosialisasi SK Ditjenak No 21011/Kpts/OT.140/F/10/2010 di 17 provinsi lainnya dari 33 provinsi di seluruh Indonesia, direncanakan akan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Peternakan.

Kegiatan ini bertujuan untuk (a) melakukan penyempurnaan buku pedoman pengumpulan data dan program pelaporan data elektronik (e-Form Peternakan), (b) melakukan pengawalan dan sosialisasi metode pengumpulan dan pelaporan data elektronik (e-Form Peternakan) kepada petugas kabupaten/kota dan petugas provinsi dan (c) melakukan supervisi pelaksanaan pengawalan dan sosialisasi pengumpulan dan pelaporan data elektronik (e-Form Peternakan).

Tujuan

1. Melakukan penyempurnaan buku pedoman pengumpulan data dan program pelaporan data elektronik (e-Form

Peternakan), sesuai SK Ditjenak No

21011/Kpts/OT.140/F/10/2010.

2. Melakukan pengawalan dan sosialisasi metode pengumpulan dan pelaporan data elektronik (e-Form Peternakan) kepada petugas kabupaten/kota dan petugas provinsi.

3. Melakukan supervisi pelaksanaan pengawalan dan sosialisasi pengumpulan dan pelaporan data elektronik (e-Form Peternakan)

Sasaran

1. Terselesaikannya buku pedoman pengumpulan data dan program pelaporan elektronik (e-Form Peternakan) hasil

penyempurnaan sesuai SK Ditjennak No

21011/Kpts/OT.140/F/10/2010, yang dapat digunakan sebagai bahan advokasi dan sosialisasi.

2. Terselenggaranya pengawalan dan sosialisasi metode pengumpulan data dan pelaporan data elektronik (e-Form Peternakan) kepada petugas yang menangani data Peternakan baik di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi. 3. Terlaksananya supervisi pelaksanaan, pengawalan dan

sosialisasi metode pengumpulan data dan pelaporan data elektronik (e-Form Peternakan), sehingga dapat memantau pelaksanaan kegiatan sesuai perencanaan.

Target Output

1. Penyempurnaan buku pedoman pengumpulan data dan pelaporan melalui e-Form Peternakan sesuai SK DitjenNak no: 21011/Kpts/OT,140/F/10/2010

2. Terselenggaranya pengawalan dan sosialisasi metode pengumpulan data data pelaporan melalui e-Form Peternakan kepada petugas Provinsi, Kabupaten/Kota (358 org) / 16 prov (untuk 17 propinsi lainnya dilakukan oleh DitjenNak Keswan)

Realisasi Output

1. Penyempurnaan buku pedoman

2. Terlaksana di 16 Provinsi: Sumatera Utara, Jambi, Riau, Sumatera Selatan , Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur DIY, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan. (terealisir 364 org = tercapai 101.67% dari target peserta) 3. Sosialisasi tambahan (biaya daerah): Provinsi Sumatera Barat,

Kalimantan Tengah, Gorontalo, Aceh (total psrta= 74org). 4. Sebagai tim pengawas Pendataan Sapi Potong & Kerbau

(PSPK-2011)

Saran/Tindaklanjut:

1. Perlu aplikasi sistem penghubung e-Form Nak dengan hasil PSPK-2011

2. .pdf-kan buku Pedoman Pengumpulan Data Peternakan (bahan layanan web pusdatin dan KM)

3. Tim perlu kursus e-Book

4. Perlu dibuat Video-CD tutorial cara pengumpulan data dan pelaporan melalui e-Form Peternakan sesuai SK DirjenNak 2010

b. Advokasi Metode Pengumpulan Data dan Sosialisasi E-Form Tanaman Pangan

Pusat Data dan Informasi Pertanian memandang perlu melakukan upaya guna meningkatkan kualitas data pertanian diantaranya dengan percepatan pengolahan dan pengiriman data dari daerah ke pusat dengan memanfaatkan perkembangan perkembangan teknologi formulir elektronik. Untuk hal ini Pusdatin membangun suatu sistem pelaporan berbasis web yang dapat digunakan oleh mitra kerja lingkup pertanian di daerah untuk melaporkan data SP setiap bulan ke server yang memungkinkan setiap pengguna dapat mengakses dengan mudah. Sistem ini dinamakan Formulir Elektonik SP Tanaman Pangan atau disingkat E-Form TP.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, dipandang perlu melakukan upaya guna meningkatkan kualitas data pertanian melalui sosialisasi metode pengumpulan, pengolahan dan pelaporan data kepada seluruh petugas pengelola data dan statistik pertanian. Sosialisasi dilakukan untuk seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Pelaksanaan sosialisasi di 33 provinsi

direncanakan untuk dilakukan selama 3 (tiga) tahun sejak 2010. Sebagai tahap awal, tahun 2010 sosialisasi telah dilakukan di 8 (delapan) provinsi sentra utama tanaman pangan. Tahun ini sosialisasi dilakukan di 7 (tujuh) sentra tanaman pangan lainnya.

Tujuan

Melaksanakan pelatihan/advokasi metode pengumpulan, pengolahan dan pelaporan data melalui E-Form tanaman pangan kepada petugas pengelola data statistik di provinsi dan kabupaten.

Sasaran

Terlatihnya dan meningkatnya kemampuan 103 orang petugas pengelola data tanaman pangan di 7 (tujuh) provinsi dan kabupaten dalam melakukan pengumpulan, pengolahan dan menyajikan laporan data tanaman pangan

Target Output

1. Terlatihnya petugas pengelola data Tanaman Pangan kabupaten dan provinsi (131 org) dalam melakukan entry dan pengiriman data SP-TP melalui e-Form Tanaman Pangan 2. Pengawalan terhadap pemanfaatan e-Form Tanaman

Pangan di 7 provinsi (Kalimantan Tengah, DIY, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan , Lampung)

Realisasi Output

1. Advokasi di 7 provinsi: DIY (10-11 Mei 2011, 11 org); NTB (30Mei-1 Juni 2011, 16 org); Kalimantan Tengah (14-16 Juni 2011, 21 org); Kalimantan Barat (21-23 Juni 2011, 20 org); Kalimantan Timur 7 Juli 2011, 21 org); Sumatera Selatan (5-7 Juli 2011, 22 org); Lampung (12-14 Juli 2011, 20 org). Total peserta 131 org (100% dari target)

2. Tambahan advokasi permintaan daerah (Okt-Des) di 7 provinsi: Jawa Timur (72), NTB(89), Aceh(42), Kepulauan Riau(52), Sulawesi Selatan(80), Kalimanta Barat(88), Kalimantan Timur(40) dan Kab. Bogor(27). Total peserta 568 orang kabupaten & kecamatan.

Kendala

Jadwal permintaan daerah kebanyakan pada bulan Oktober, November, Desember (tidak sesuai jadwal yang disusun Pusdatin)

Saran/Tindaklanjut:

1. Koordinasi lebih awal dg daerah (alokasi instruktur)

2. .pdf-kan buku Pedoman Pengumpulan Data Tanaman Pangan, sebagai bahan layanan web pusdatin serta KM (.pdf sudah di-CD-kan)

3. Perlu dibuat Video-CD tutorial cara penggunaan e-Form Tanaman Pangan

c.

Sosialisasi E-Procurement

Sejalan dengan kebijakan pemerintah tentang pemanfaatan teknologi informasi dalam proses penyelenggaraan pemerintahan (e-Government), khususnya dalam pengadaan barang dan jasa yang lebih transparan, akuntabel, responsif, efektif serta efisien, maka telah dikembangkan aplikasi pengadaan barang dan jasa pemerintah melalui teknologi komunikasi dan informasi (internet) yang disebut dengan e-Procurement.

e-Procurement pada dasarnya adalah sebuah aplikasi komputer berbasis web dan dapat diakses oleh user yang telah diberikan otoritas oleh pengelola aplikasi tersebut, pengelola aplikasi ini secara nasional adalah LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah).

Berkaitan dengan hal ini Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah juga telah menyikapi perkembangan dalam era globalisasi, yaitu dengan memperbolehkan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan menggunakan sarana elektronik (termasuk e-Procurement). Terlepas dari beberapa kendala dalam pengaturannya, pelaksanaan e-Procurement ini dapat disesuaikan dengan kepentingan pengguna barang dan jasa dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Tujuan e-Procurement adalah:

 Memudahkan sourcing, proses pengadaan dan pembayaran;

 Komunikasi on-line antara pembeli dan vendor;

 Mengurangi biaya proses dan administrasi pengadaan;

 Menghemat biaya dan mempercepat proses.

Sampai saat ini pemerintah baru pada tahap menyiapkan beberapa peraturan perundang-undangan yang akan mengatur pelaksanaan e-Procurement di Indonesia, antara lain RUU Informasi dan Transaksi Elektronik, dan draft Peraturan Presiden tentang Pelaksanaan e-Procurement. Sesuai dengan surat Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian No.103/PL/200/H/3/2005, tentang penerapan e-Procurement, bahwa dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas publik serta sejalan dengan Inpres No.5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan KKN, maka mulai tahun anggaran 2005, penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa di lingkungan Kementerian Pertanian dihimbau untuk mulai menerapkan sistem pengadaan secara elektronik. Berkenaan dengan ini Pusdatin diharapkan dapat membantu memfasilitasi kelancaran penerapan e-Procurement tersebut.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan sistem informasi pertanian serta pelayanan data dan informasi pertanian di Kementerian Pertanian melaksanakan Workshop e-Procurement.

Tujuan

1. Memperkenalkan sistem e-Procurement kepada PPK dan Panitia Pengadaan Barang/Jasa;

2. Melaksanakan pelatihan e-Procurement untuk PPK dan Panitia Pengadaan Barang/Jasa

Sasaran

Kementerian Pertanian melaksanakan seluruh lelang barang/jasa secara elektronik

Output

1. Pelatihan e-Procurement untuk 200 Orang yang terlibat dengan Pengadaan Barang/Jasa

2. Laporan Akhir Kegiatan tahun 2011 3. SK Tim LPSE Kementan No.1618//2011

4. 10 Angkatan dengan total peserta 280 orang (110,5%) 5. SPSE versi 3.24 (terbaru)

6. Agregasi Data Penyedia/Inaproc (tidak perlu daftar ulang)

Kendala

Panitia belum mau menggunakan LPSE secara full elektronik

Saran/Tindaklanjut:

1. Koordinasi intensif dg panitia lingkup Kementan agar menggunakan LPSE secara full elektronik

2. Pelatihan reguler setiap Senin, minggu I dan III untuk panitia 3. Pelatihan reguler setiap Senin, minggu II dan IV untuk rekanan d. Sosialisasi Sistem Informasi PUAP

Sebagai upaya peningkatan kesejahteraan rakyat dalam hal penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, ditetapkan berbagai kebijakan yang salah satunya adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Di sektor pertanian, peningkatan kesejahteraan rakyat diupayakan melalui Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan („PUAP‟) yang merupakan bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Program tersebut merupakan strategi untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja di perdesaan, sekaligus mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah dan antar subsektor.

Sebagai upaya mengurangi kemiskinan dan pengangguran,

„PUAP‟ mempunyai program dasar untuk

menumbuhkembangkan agribisnis di perdesaan. Suatu kegiatan yang melibatkan perdesaan, „PUAP‟ mempunyai beberapa program pokok yaitu : Pelatihan dan Pemberdayaan, Bantuan Dana Penguatan Modal, Pendampingan dan Supervisi, Pembinaan, serta Monitoring dan Evaluasi.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi dari kegiatan pengembangan usaha agribisnis perdesaan (PUAP) tersebut, pada tahun 2007 telah disusun sistem aplikasi database penerima bantuan PUAP dan laporan perkembangan PUAP. Selain itu kepada unit kerja pengelola/penanggung jawab di kabupaten telah diberikan 1 unit komputer untuk menunjang sistem pelaporan ini.

Selanjutnya agar sistem pelaporan ini dimanfaatkan oleh unit pengelola penanggung jawab program baik di daerah maupun di pusat maka perlu dilakukan pengembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM) PUAP dan disosialisasikan kepada seluruh pengguna yaitu para PMT yang berada di kabupaten/kota serta petugas BPTP.

Tujuan dan sasaran

1. Pengenalan serta menggali kebutuhan yang dibutuhkan user (PMT dan petugas BPTP) sehingga bisa melakukan pengembangan untuk menyempurnakan SIM PUAP yang digunakan di tingkat kabupaten/kota, propinsi maupun tingkat pusat;

2. Melakukan supervisi dan evaluasi pemanfaatan SIM PUAP.

Output

1. Sosialisasi SIM PUAP di 32 Provinsi (100%)

2. Dihadiri 726 orang (89 petugas BPTP; 637 orang PMT dari 1000 orang PMT)

3. Laporan akhir

Kendala

1. Kehadiran PMT terkendala lokasi, transportasi, dll. 2. Tidak ada undangan pelatihan dari BPSDMP / PSP

3.

Aliran Data SIM PUAP masih tersendat

Saran/Tindaklanjut:

Koordinasi intensif dg petugas BPTP Provinsi dalam rangka kelancaran pengiriman data SIM PUAP

e. Pelatihan Komputer Statistik dan Jaringan

Dalam rangka menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Departemen Pertanian terhadap pembangunan nasional, khususnya dalam pengelolaan sistem administrasi perkantoran. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan kemampuan sumberdaya manusia agar penerapan manajemen moderen dapat dilaksanakan sesuai yang diharapkan.

Dengan dasar Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government dan penyempurnaan metodologi pengumpulan data maka diperlukan langkah sebagai berikut:

Pengembangan dan penyempurnaan metodologi statistik pertanian ditingkat Pusat dan Daerah

Pengembangan E-Government merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien.

Penataan sistem manajemen dan proses kerja dilingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi dan sumber data yang baik untuk kepentingan pengambil keputusan dan perencanaan pembangunan pertanian.

Tahap awal dari e-government adalah situs web dan saat ini beberapa dinas lingkup pertanian di propinsi sudah memiliki situs web. Tahun 2009 yang lalu Pusdatin Deptan menyelenggarakan lomba situs web bagi dinas lingkup pertanian propinsi dan agar semua dinas lingkup pertanian bisa memiliki situs web dan selalu meremajakan isi situs webnya, maka perlu dilakukan pelatihan yang berkatian dengan teknologi komputer dan jaringan.

Tujuan

Menyediakan 30 orang tenaga pengelola statistik yang handal dan 30 orang tenaga yang mampu mendesign/mengelolah dan meremajakan situs web berbasis jaringan di daerahnya

Sasaran

Tersedianya 30 orang tenaga Statistik yang handal, dan tersedianya 30 orang tenaga yang mampu menangani design dan peremajaan web site berbasis jaringan di daerahnya.

Output

Tersedianya 30 orang tenaga statistik yang handal dalam penguasaan metode pengumpulan data dan 30 orang yang mampu mendesign/mengelola dan meremajakan situs web berbasis jaringan daerah.

f. Peningkatan Kualitas SDM

Misi keempat dari Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) adalah ”Membina sumberdaya manusia dan kelembagaan bidang statistik dan sistem informasi pertanian”. Adapun tugas pokok dari Pusdatin adalah ”Melaksanakan pembinaan, pengembangan sistem informasi pertanian serta pelayanan data dan sistem informasi pertanian”. Salah satu upaya untuk mewujudkan misi dan melaksanakan tugas pokok tersebut adalah dengan menyiapkan sumberdaya manusia Pusdatin yang berkualitas tinggi.

Upaya nyata untuk pembinaan sumberday manusia adalah melalui pelatihan yang berkelanjutan dan memadai guna meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia Pusdatin sesuai dengan tuntutan kebutuhan. Adapun bidang pengetahuan yang dirasakan masih perlu untuk ditingkatkan adalah bidang manajemen kuantitatif dan manajemen sistem informasi. Kegiatan peningkatan sumberdaya manusia khususnya dalam bidang manajemen kuantitatif dan sistem informasi ini akan dilakukan dengan bekerja sama dengan lembaga pendidikan dalam bidang teknologi informasi yang berkompeten dan kualitasnya terjamin (terakreditasi)

Tujuan

1. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia Pusdatin dalam bidang manajemen kuantitatif dan bidang manajemen sistem informasi, sebanyak 5 (lima) orang;

2. Mengikuti perkembangan pengetahuan dan kemajuan dalam bidang manajemen kuantitatif dan bidang majemen sistem informasi.

Sasaran

1. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia Pusdatin dalam rangka menunjang pengembangan bidang manajemen kuantitatif dan bidang manajemen sistem informasi;

2. Menambah pengetahuan manusia Pusdatin sejalan dengan perkembangan bidang manajemen kuantitatif dan bidang manajemen sistem informasi.

Output

1. Terlatihnya 3 (tiga) orang staf Pusdatin dalam bidang manajemen kuantitatif dan bidang manajemen sistem informasi;

2. Meningkatnya pengetahuan sumberdaya manusia Pusdatin sejalan dengan perkembangan bidang manajemen kuantitatif dan bidang manajemen sistem informasi.

g. Sosialisasi Penggunaan GPS untuk Pengukuran Areal Perkebunan

Data luas areal perkebunan yang tersedia selama ini merupakan laporan dari petugas kecamatan yang dilakukan melalui pandangan mata, wawancara dan lain-lain sesuai dengan panduan pembakuan statistik perkebunan (PSP). Sebagai upaya meningkatkan akurasi data areal tersebut perlu dilakukan pengukuran secara obyektif, diantaranya melalui pengukuran langsung dengan mengunakan alat receiver GPS (Global Positioning System).

Salah satu data yang dibutuhkan adalah data luas areal perkebunan. Data luas areal perkebunan yang tersedia selama ini merupakan laporan dari petugas kecamatan yang dilakukan melalui pandangan mata, wawancara dan lain-lain sesuai dengan panduan pembakuan statistik perkebunan (PSP). Sebagai upaya meningkatkan akurasi dari data luas areal perkebunan tersebut perlu dilakukan pengukuran secara obyektif, diantaranya dapat dilakukan melalui pengukuran langsung dengan mengunakan alat receiver GPS (Global Positioning System).

Pengukuran luas areal dengan menggunakan alat receiver GPS relatif ringan dan menghasilkan data cukup akurat. Disamping itu pengukuran menggunakan alat receiver GPS ini

menghasilkan data tekstual dan spasial yang dapat disajikan dalam bentuk peta. Tahapan yang benar dalam menggunaan alat receiver GPS untuk menghasilkan data yang akurat diperlukan, sehingga perlu adanya sosialisasi penggunaan alat tersebut yang pada akhirnya akan tersedia data luas areal perkebunan yang diinginkan serta akurat.

Tujuan

Melakukan sosialisasi penggunaan alat receiver GPS untuk pengukuran areal perkebunan kepada petugas pengelola data perkebunan tingkat provinsi dan kabupaten.

Sasaran

Terlatihnya petugas pengelola data perkebunan tingkat provinsi dan kabupaten dalam menggunakan alat receiver GPS untuk pengukuran luas areal perkebunan.

Output

Terlatihnya 116 orang petugas pengelola data perkebunan tingkat provinsi dan kabupaten dalam menggunakan Alat GPS untuk pengukuran areal perkebunan di 4 provinsi (Banten, Jambi, Jawa Tengah dan Kalimantan Barat),

Kendala

1. Peserta yang hadir tidak sesuai dengan tugasnya,

2. Spesifikasi komputer yang tidak memadai dengan program updating peta lahan sawah yang menggunakan program ArcGIS,

3. Instruktur kurang menguasai materi pelatihan.

Saran/Tindaklanjut:

1. Menyusun standar persyaratan peserta dan komputer yang diperlukan,

2. Melakukan pelatihan untuk para instruktur baik pusat maupun daerah,

h. Refreshing Penerapan Metode Pengumpulan Data Perkebunan Pelaporan data perkebunan juga perlu dilakukan suatu penyempurnaan dengan mempertimbangkan kemajuan teknologi yang telah ada. Melalui kegiatan pengembangan metodologi pengumpulan data perkebunan dilakukan upaya penyempurnaan metode pengumpulan data mulai tingkat kecamatan, pengolahan data di kabupaten, supervisi dan validasi di provinsi dan pengiriman ke pusat melalui penyempurnaan metode dan sarana elektronik form (e-form). Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2009 di 8 (delapan) provinsi yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. Pada tahun 2010 dilakukan di 5 (lima) provinsi yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Riau, Bangka Belitung, dan Banten. Sementara tahun ini akan dilaksanakan di 2 (dua) provinsi yaitu Jambi dan Nusa Tenggara Barat (NTB)

Tujuan

1. Meningkatkan kemampuan para petugas pengumpul data lapang ditingkat kecamatan (Mantri Bun/KCD) dalam melaksanakan pengumpulan data perkebunan

2. Meningkatkan kemampuan pera petugas pengelola data perkebunan ditingkat kabupaten dalam mengentri, mengolah, menganalisis dan menyajikan data perkebunan

Sasaran

1. Terlatihnya petugas pengelola data perkebunan ditingkat kabupaten dan kecamatan pada 2 (dua) provinsi dalam melaksanakan metode pengumpulan data perkebunan 2. Dipahaminya dengan baik metode pengumpulan data

perkebunan oleh petugas pengelola data ditingkat provinsi, kabupaten dan kecamatan

3. Adanya kesamaan persepsi antara petugas pusat dan daerah dalam pemahaman kegiatan pengumpulan data perkebunan.

Output

Terlatihnya petugas pengumpul data lapang (Mantri Bun/KCD) dalam melaksanakan pengumpulan data perkebunan dan petugas pengelola data perkebunan di tingkat kabupaten dan provinsi (200 org) propinsi Jambi dan NTB dalam melaksanakan entri dan pengiriman data Perkebunan melalui e-Form Perkebunan

Kendala

Cepatnya mutasi petugas (manbun) kecamaan sehingga apa yang diberikan kurang bisa diaplikasikan karena petugas pengganti belum paham.

Saran/Tindaklanjut:

1. Video CD-kan cara Pengumpulan Data Perkebunan sesuai Pembakuan Statistik Perkebunan (PSP) Berbasis Formulir Elektronik,

2.

Video CD-kan tutorial cara penggunaan e-Form Perkebunan i. Sosialisasi Jabatan Fungsional

Dalam rangka menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian Pertanian terhadap pembangunan pertanian, khususnya dalam pengelola sistem informasi dan perstatistikan yang menjadi tugas pokok dan pungsi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan kemampuan sumberdaya manusia agar penerapan sistem informasi dan manajemen modern dapat dilaksanakan sesuai yang diharapkan di Pusat maupun di Daerah, maka di perlukan juga pembinaan dan sosialisasi jabatan fungsional pranata komputer dan statistisi.

Tujuan

Menyediakan tenaga dan pembinaan fungsional pengelola sistem informasi dan perstatistikan yang mampu menangani permasalahan di daerah dan mampu bekerja sama dengan Instansi Pusat

Sasaran

Tersedianya 100 orang tenaga fungsional yang handal dan terkoordinir serta profesional dalam tugas yang mampu

menangani koneksi dan trouble shooting jaringan serta design jaringan LAN daerah dan permasalahan perstatistikan.

Output

1. Pemasyarakatan Fungsional Statistisi maupun Pranata Komputer

2. Temu Koordinasi Pejabat Pranata Komputer 3. Temu Koordinasi Pejabat Statistisi

j. Pelatihan Penjenjangan Jabatan Fungsional Statistisi

Dengan telah dibentuknya Jabatan Fungsional Statistisi Kementerian Pertanian terhadap pembangunan pertanian, maka langka yang akan diambil adalah memanfaatkan seoptimal mungkin tenaga Fungsional Statistisi, oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan diantaranya Diklat Penjenjangan untuk menunjang profesinya sebagai tenaga fungsional. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian bekerja sama dengan Badan Pusat Statistisk sebagai Instansi Pembina Jabatan Fungsional Statistisi menyelenggarakan Diklat Fungsional Statistisi.

Tujuan dan sasaran

Untuk memenuhi kompetensi dan profesionalisme statistik pada instansi Pusat dan Daerah.

Output

Tersedianya tenaga – tenaga yang profesional di bidang statistisi.

k. Sosialisasi Penggunaan GPS untuk Pengukuran areal perkebunan ( 4 propinsi)

Pembangunan Pertanian sub sektor Perkebunan memberikan pertumbuhan yang positif terhadap pendapatan devisa negara dikarenakan komoditas utama umumnya di ekspor dan cukup mampu bersaing di pasar dunia.

Salah satu data yang dibutuhkan adalah data luas areal perkebunan. Data luas areal perkebunan yang tersedia selama ini merupakan laporan dari petugas kecamatan yang dilakukan

melalui pandangan mata, wawancara dan lain-lain sesuai dengan panduan pembakuan statistik perkebunan (PSP). Sebagai upaya meningkatkan akurasi dari data luas areal perkebunan tersebut perlu dilakukan pengukuran secara obyektif, diantaranya dapat dilakukan melalui pengukuran langsung dengan mengunakan alat receiver GPS (Global Positioning System).

Pengukuran luas areal dengan menggunakan alat receiver GPS relatif ringan dan menghasilkan data cukup akurat. Disamping itu pengukuran menggunakan alat receiver GPS ini menghasilkan data tekstual dan spasial yang dapat disajikan dalam bentuk peta. Tahapan yang benar dalam menggunaan alat receiver GPS untuk menghasilkan data yang akurat diperlukan, sehingga perlu adanya sosialisasi penggunaan alat tersebut yang pada akhirnya akan tersedia data luas areal perkebunan yang diinginkan serta akurat.

Konsekuensi dari pengalokasian bantuan alat GPS diseluruh provinsi seyogyanya diberikan sosialisasi pengunaan alat GPS tersebut. Dalam rangka sosialisasi yang dimaksud telah dilaksanakan pada :

1. Tahun 2010 di 8 Provinsi yaitu Yogyakarta, Bali, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Lampung dan Bengkulu. Disamping itu dilaksanakan pula kegiatan yang sama di 2 provinsi yaitu Sulawesi Selatan dan

Dokumen terkait