• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

B. Analisis Struktural Novel Sarunge Jagung

5. Latar

Latar (setting) adalah salah satu sarana cerita yang ikut memegang peranan penting dalam sebuah cerita. Adanya latar cerita menjadi lebih hidup dan jelas karena dapat diketahui kapan, di mana, dan bagaimana suatu peristiwa dalam cerita

commit to user

tersebut berlangsung. Menurut Atar Semi (1990: 46) menjelaskan bahwa latar atau landas tumpu (setting) cerita adalah lingkungan tempat peristiwa terjadi. Termasuk di dalam latar ini adalah tempat atau ruang yang dapat diamati, seperti di kampus, dan lain sebagainya. Termasuk di dalam unsur latar atau landas tumpu adalah waktu, hari, tahun, musim atau periode sejarah. Pengertian latar tersebut merupakan tempat terjadinya peristiwa dalam suatu cerita atau lingkungan yang mengelilingi pelaku, yang berfungsi untuk menghidupkan cerita sehingga dengan demikian segala peristiwa, keadaan, dan suasana yang dialami pelaku dapat dirasakan oleh pembaca.

Pendapat lain yang masih berkisar pada latar menyatakan bahwa yang dimaksud dengan latar adalah latar belakang fisik, unsur tempat, dan ruang dalam suatu cerita (Henry Guntur Tarigan, 1984: 157).

Pengertian di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa latar adalah latar belakang yang dapat dilihat seperti tempat, waktu, iklim, dan periode sejarah. Latar dapat dikategorikan latar menjadi latar sosial, latar tempat atau geografis, dan latar waktu historis. Latar sosial adalah segala keterangan yang menunjukkan status tokoh di dalam kehidupan sosialnya yang banyak ditentukan oleh jabatan atau profesi tokoh dalam masyarakat. Latar tempat adalah segala keterangan yang menunjukkan tempat terjadinya peristiwa dalam cerita. Sedangkan latar waktu yaitu keterangan yang menunjukkan saat berlangsungnya cerita.

commit to user

Novel Sarunge Jagung menampilkan latar di luar rumah maupun di dalam rumah. Latar sosial tidak hanya kelas sosial dari masyarakat seperti pedagang, petani, intelektual, dan lain-lain.

Kutipan:

“Bojone Sunartiko gak jarikan tapi nggawe longdress ireng belekan kiwa

meh sak pupu. Sunartikone nggawe jas bathik pradhan, Bagus nggae setelan jas polos biru nom. Sing keri dhewe metu arek cilik wedok loro ayu menik- menik nggawa pitik-pitikan potih anggrem nang baki cilik. Nang silite pitik iku onok ali-aline ring loro, sitoke cilik, sitoke gedhe, onok plipite permata

mubeng.”(hal: 25-26)

“Ratri rumangsa ajur atine merga rumangsa isin. Nyatane budaya keluwargane Bagus wis blas ilang Jawane. Kabeh teka nggae klambi gaya Eropah. Sing nom-nom pernah misan mindhoane Bagus ya padha pating cekikik ngenyek krungu musik sing mapag tekane tamu iku. Wong-wong

nganggep pahargyan koyok ngono iku ndesit, ketinggalan jaman.”(hal:26) Terjemahan:

Istrinya Sunartiko tidak memakai jarik tetapi memakai gaun hitam memakai belahan di sebelah kiri hampir sepaha. Sunartiko memakai jas bathik, Bagus memakai setelan jas polos warna biru muda. Yang terakhir keluar dua anak kecil perempuan cantik menggemaskan membawa ayam-ayaman berwarna putih yang sedang mengerami diletakkan di wadah baki berukuran kecil. Di pantat ayam tadi ada dua cincin, yang satu kecil, satunya berukuran besar, berpelipit permata melingkari cincin.

Ratri merasa hancur hatinya karena malu. Ternyata budaya Jawa dari keluarga Bagus sudah hilang sama sekali. Semua datang memakai baju bergaya Eropa. Yang muda-muda saudara sepupu Bagus mengejek sambil tertawa mendengarkan iringan musik ketika menjemput tau datang. Orang- orang menganggap penghargaan seperti itu ndeso, ketinggalan jaman.

Dari kutipan di atas terlihat perbedaan latar sosial masyarakat kota dengan masyarakat pinggiran kota atau bisa disebut pedesaan. Masyarakat pedesaan lebih menjunjung tinggi adat istiadat daripada masyarakat perkotaan itu dapat dilihat dari cara berpakaian dan cara menghargai sesama makhluk hidup.

commit to user

Latar sosial berhubungan erat dengan masyarakat di mana peristiwa itu terjadi. Kehidupan masyarakat pinggiran kota sangat dominan dalam cerita ini, tercermin dari kehidupan masyarakat pinggiran kota, hubungan masyarakat masih terjalin dengan erat antara individu satu dengan yang lain.

Kutipan:

“Kabeh wis dicepakna tharik-tharik ndhuk piring kertas gilap, ngombene ya wis dicublesi sedhotan kabeh ambek paku, mergane tutupe kempyeng, nik gak dibolongi nggae paku ya gak mangsa. Sing laden sik pernah dulur-dulur Ratri dhewe, ya misanan ya mindhoan, ayu-ayu ya nggantheng-nggantheng. Arek karang taruna ya tumplek bleg ndhuk omahe Ratri kabeh, melok tandang gae

kabeh, soale Ratri ndhuk kampung ya aktip ngurusi karang taruna.”(hal: 24) Terjemahan:

Semua sudah disiapkan semua di atas piring kertas berkilau, minumnya juga sudah dilubangi memakai paku, karena tutupnya memakai bahan logam, kalau tidak dilobangi memakai paku sedotan tidak bisa masuk ke dalam minuman. Yang membantu saudara-saudaranya Ratri sendiri, ada dari saudara jauh dan keponakan, cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Anak karang taruna semuanya juga datang kerumah Ratri untuk membantu semuanya, karena Ratri di kampung juga aktif dalam kepengurusan karang taruna.

Latar sosial yang dimunculkan dalam novel Sarunge Jagung merupakan gambaran yang wajar dalam kehidupan sosial masyarakat Jawa. Latar sosial yang cukup kental dengan budaya Jawa dimunculkan dalam berbagai aktivitas dan tingkah laku para pelaku dalam novel Sarunge Jagung. Seperti misalnya kebiasaan para penduduk kampung yang masih banyak menunjukkan sikap tenggang rasa dengan warga lainnya dan juga dalam kegiatan-kegiatan kampung yang masih erat dengan kebiasaan saling tolong-menolong dan saling bekerjasama dalam berbagai kegiatan kampung, yang untuk sekarang ini untuk daerah perkotaan mulai luntur.

commit to user

b. Latar Tempat

Latar tempat merupakan lokasi kejadian cerita. Pada novel Sarunge

Jagung tempat-tempat yang digunakan pengarang antara lain: kampung Simo

Magerejo, Surabaya, Studio Hardjito, Perak, Asem Jajar, Jemur, Jagir-Rungkut, Pasarturi, Jalan A. Yani, Juanda. Guna memperjelas tentang latar tempat dari novel Sarunge Jagung , maka dalam novel ini akan dijelaskan satu-persatu.

Dokumen terkait