• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI

2.7 Penelitian Terdahulu

Guna mengkaji lebih dalam mengenai dasar dalam penelitian ini, berikut disajikan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan sistem manajemen kecelakaan kerja.

Syahrial Angkat (2008), dalam Tesisnya yang berjudul “Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja pada Pekerja Bangunan Perusahaan X”. Beliau mengambil penelitian dalam upaya menjawab permasalahan upaya-upaya apakah yang telah dilakukan untuk mencegah kecelakaan kerja pada pekerja bangunan di Kota Medan, bagaimana pengaruh pelatihan K3 terhadap kecelakaan kerja, bagaimana pengaruh rekruitment terhadap kecelakaan kerja, bagaimana pengaruh status pekerja terhadap kecelakaan kerja, bagaimana pengaruh penggunaan alat pelindung diri terhadap kecelakaan kerja. Populasi penelitian adalah: pekerja bangunan yang bekerja di perusahaan X sebanyak 100 orang. Penganalisaan permasalahan dianalisis dengan Chi Kuadrat 2 x 2.

Hasil penelitian: Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja pada Pekerja Bangunan Perusahaan X adalah telah banyak dilakukan oleh pengusaha, kontraktor, serta

pekerja, seperti dilakukannya penyuluhan keselamatan dan kesehatan kerja, dilengkapinya rambu-rambu kecelakaan kerja, perlengkapan pemadam kebakaran, pemakaian alat pelindung diri, disediakannya peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan, serta ruangan istirahat pada pekerja yang mengalami kecekalaan dalam bekerja. Pelatihan K3 yang dilaksanakan perusahaan berpengaruh terhadap kecilnya angka kecelakaan kerja, status pekerja berpengaruh terhadap kecelakaan kerja, rekruitmen pekerja berpengaruh terhadap kecelakaan kerja, penggunaan alat pelindung diri berpengaruh terhadap kecelakaan kerja.

Zamaan Tarigan (2008), dalam Tesisnya yang berjudul “Analisis Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Tanjung Medan PTPN V Provinsi Riau”. Penelitian ini mencoba memberikan jawaban tentang program-program apakah dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang telah dilaksanakan penyelia pengelola pabrik kelapa sawit Tanjung Medan, berapakah persentasi penggunaan alat pelindung diri yang dilaksanakan pekerja, dan lokasi kerja manakah yang paling sering terjadi kecelakaan kerja. Populasi penelitian ini adalah sebanyak 152 orang yaitu seluruh pekerja pada pabrik kelapa sawit Tanjung Medan Provinsi Riau. Penganalisaan permasalahan dianalisis secara deskriptif, dilengkapi dengan penyajian dalam bentuk tabel frekwensi tangensi.

Hasil penelitian: Program sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja telah diterapkan di pabrik kelapa sawit Tanjung Medan seperti rekruitmen, pendidikan dan pelatihan, penyuluhan, penggunaan alat pelindung diri, papan

peringatan/rambu-rambu kecelakaan kerja, sanksi dan penghargaan, sehingga diharapkan kinerja, keselamatan dan kesehatan kerja semakin meningkat. Namun segi pengontrolan masih kurang sehingga masih ditemukan kecelakaan kecil yang tidak mengakibatkan hilangnya hari kerja pekerja. Penggunaan alat pelindung diri seperti penggunaan helm sekitar 89,48%, sepatu boot dipakai 63,34% pekerja, sarung tangan dipakai 72,73% pekerja, penutup telinga dipakai 88,24% pekerja, penahan radiasi komputer dipakai 62,50%

pekerja, penutup mulut dipakai 77,78% pekerja, pelindung dada dipakai 53,34% pekerja.

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual merupakan alur proses penelitian yang disusun agar penelitian menjadi sistematis dan jelas dalam mencapai tujuannya. Penyusunan kerangka konseptual yang benar, sangat membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

Maka kerangka konseptual berikut ini diharapkan memberikan gambaran jelas atas merumuskan usaha bagi manajemen PT. Tasik Raja, Kota Pinang dalam mencapai angka nihil kecelakaan kerja, sebagaimana pada bagan berikut:

Gambar 3.1. Bagan Kerangka Konseptual

Prinsip keseimbangan dalam Indonesia Sustainability Palm Oil (ISPO) adalah antara Planet, People dan Profit, yakni berbicara mengenai industri kebun kelapa sawit dan turunannya harus dikelola dengan memperhatikan aspek keseimbangan antara ekosistem atau lingkungan (planet), manusia yang terlibat di dalamnya (people) dan keuntungan perusahaan (profit). Salah satu fokus perusahaan perkebunan adalah pada manusia yang terlibat di dalamnya, baik karyawan maupun pihak luar yang memiliki

kepentingan. Perusahaan tidak hanya menjamin bahwa perusahaan sudah memperhatikan aspek ekonomi manusia, tetapi juga aspek keselamatan dan kesehatan kerja.

PT Tasik Raja, Kota Pinang sudah menyatakan komitmen untuk fokus pada faktor kesehatan dan keselamatan kerja, meskipun demikian masih saja terjadi kecelakaan kerja, baik di estate maupun di mill. Guna mewujudkan komitmennya, perusahaan mengimplementasikan melalui department khusus yakni EHS, kemudian perusahaan menurunkan kebijakannya tersebut ke dalam prosedur kerja dan dokumentasi kerja.

Penelitian ini bertujuan melihat dan menganalisa bagaimana perusahaan melakukan penerapan manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3) guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Hasil dari penelitian ini berupa rekomendasi strategis bagi perusahaan dalam menerapkan manajemen kecelakaan kerja agar dapat mencapai nihil kecelakaan kerja (zero accident).

Pada gambar 3.1, dalam menjawab pertanyaan penelitian yakni bagaimana upaya yang dapat dilakukan manajemen PT. Tasik Raja, Kota Pinang untuk mencapai zero accident dengan melihat hubungan antara penerapan sistem manajemen K3 di lingkungan perusahaan dengan perilaku selamat (safety behavior) karyawan, dimana diasumsikan jika penerapan SMK3 berjalan dengan baik, maka karyawan akan menunjukkan perilaku selamat, sehingga kecelakaan kerja bisa dihindari.

Adapun hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

- H1.0; Tidak ada pengaruh variabel Sosialisasi K3 (X1) secara positif dan signifikan terhadap Perilaku Selamat (Y) di PT. Tasik Raja, Kota Pinang.

- H2.0; Tidak ada pengaruh variabel Pelatihan K3 (X2) secara positif dan signifikan terhadap Perilaku Selamat (Y) di PT. Tasik Raja, Kota Pinang.

- H3.0; Tidak ada pengaruh variabel Pengawasan (X3) secara positif dan signifikan terhadap Perilaku Selamat (Y) di PT. Tasik Raja, Kota Pinang.

- H4.0; Tidak ada hubungan antara variabel variabel Sosialisi K3 (X1), Pelatihan K3 (X2), dan Pengawasan (X3) secara bersama-sama dan signifikan terhadap Perilaku Selamat (Y) di PT. Tasik Raja, Kota Pinang.

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasional, yaitu jenis penelitian yang dilaksanakan dengan tujuan mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan (berkorelasi) dengan satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi (Sinulingga, 2011).

Pemilihan dan penggunaan desain ini terkait dengan tujuan penelitian, yaitu untuk menjelaskan pengaruh dan pengujian hipotesis dengan menganalisis berbagai data di lapangan. Dalam konteks penelitian ini adalah untuk memperoleh fakta–fakta dari fenomena yang ada dan mencari keterangan–keterangan secara faktual tentang deskripsi faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Tasik Raja, Kota Pinang guna mencapai tingkat nihil kecelakaan kerja.

4.2 Lokasi Penelitian dan Jadwal Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di PT. Tasik Raja, Kota Pinang yang berada di Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Sumatera Utara.

4.2.2 Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan dari bulan Juni 2014 hingga September 2014.

4.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam Geladikarya ini adalah data primer dan sekunder.

1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat oleh peneliti. Data primer diperoleh melalui teknik pengumpulan data dengan survey. Survey merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Data primer diambil dari hasil survey untuk data kualitatif meliputi persepsi karyawan mengenai faktor-fakor penyebab terjadinya kecelakaan kerja di PT. Tasik Raja, Kota Pinang.

2. Data sekunder adalah data yang berasal dari instansi yang berkedudukan sebagai penyebar informasi, yaitu data jumlah karyawan, jumlah kecelakaan kerja, jumlah kehilangan jam kerja.

4.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan yang terdaftar di PT. Tasik Raja, Kota Pinang yang berjumlah lebih kurang 1.200 orang. Ukuran besarnya sampel digunakan dengan menggunakan rumus Slovin (Sinulingga, 2011) sebagai berikut:

Dimana :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (10%)

Atas dasar rumus tersebut, jumlah sampel yang ditetapkan dengan nilai kritis 10%, adalah adalah 92 orang karyawan PT. Tasik Raja, Kota Pinang.

Sedangkan yang menjadi sampel penelitian adalah para karyawan yang terdaftar di buku personalia PT. Tasik Raja, Kota Pinang. Adapun metode dalam pengambilan sampel adalah simple random sampling dengan kriteria pengambilan sampel:

1. Merupakan karyawan tetap (minimal level SKU atau Syarat Ketentuan Umum) 2. Sudah bekerja minimal selama 1 (satu) tahun.

4.5 Metode Analisis Data

Hasil penelitian utama dalam penelitian dicapai dengan menggunakan analisa korelasi, yakni dengan menggunakan analisa regresi berganda (multiple regression analysis), sedangkan untuk melihat hubungan masing-masing faktor terhadap variable dependen digunakan analisa Uji t. Adapun persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

dimana:

Y = Perilaku Selamat X1 = Sosialisasi K3

a = konstanta X2 = Pelatihan K3

b = koefisien regresi X3 = Pengawasan

Sedangkan untuk memperdalam hasil penelitian, penulis menggunakan analisis deskripsi terhadap data-data penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran sebab akibat dari suatu permasalahan.

Disamping itu, penulis juga menggunakan analisis chi square digunakan untuk mendapatkan informasi objektif perihal penyebab kecelakaan kerja yang ditinjau dari faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja.

4.6 Data Penelitian

Sebelumnya telah diungkapan bahwa salah satu untuk mencari data dalam penelitian ini dipergunakan penyebaran kuesioner. Ada 2 (dua) kuesioner yang dipergunakan, yakni Kuesioner Penerapan Sistem Manajemen K3, dimana kuesioner ini untuk mengukur sikap karyawan tentang bagaimana pelaksanaan SMK3 yang terjadi di perusahaan. Berikutnya adalah Kuesioner Perilaku Selamat, dimana kuesioner ini untuk mengukur bagaimana mereka sudah menerapkan perilaku kerja yang sesuai dengan sistem K3.

Tabel 4.1. Variabel Penelitian

No Variabel Penelitian Definisi Operasional Pengukuran 01 Variabel Bebas:

1. Pelatihan K3 1. Segala bentuk program pelatihan yang disusun dan diadakan oleh manajemen perusahaan yang berkaitan dengan penerapan Sistem K3 di ruang lingkup perusahaan baik di kantor maupun di lapangan (kebun dan pabrik)

1. Kuesioner Pene-rapan Sistem

Ma-najemen K3

(Item No: 01-07)

2. Sosialisasi K3 2. Segala bentuk program yang dianggar dan dilaksanakan oleh perusahaan berkaitan dengan penyampaian – baik lisan maupun tulisan – kepada seluruh karyawan mengenai pentingnya menjaga dan melaksanakan K3 dalam setiap pekerjaan. dirancang dan dilaksanakan dalam rangka mengawasi serta memeriksa seluruh pekerjaan karyawan apakah sudah memenuhi unsur K3 dan pada lokasi-lokasi tertentu apakah sudah sesuai dengan standar K3.

1. Perilaku Selamat 1. Penunjukkan aktivitas kerja yang aman, tidak menyebabkan kecelakaan, akibat dari pemaha-man terhadap pelaksanaan K3 di perusahaan.

1. Kuesioner Peri-laku Selamat

Sumber: Pengolahan Variabel Penelitian, tahun 2014

BAB V

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Latar Belakang Perusahaan

Minyak sawit selain digunakan sebagai bahan pangan seperti minyak goreng, margarine, krim dan lain sebagainya, juga dibutuhkan oleh indutri non-pangan seperti industri sabun, lilin serta industri kosmetik. Disamping itu minyak sawit juga memiliki harga jual yang baik di pasaran Internasional. Berdasarkan kedua alasan tersebut maka banyak perusahaan yang mulai mengembangkan usaha di bidang perkebunan kelapa sawit ini dan salah satu diantaranya adalah PT. Tasik Raja.

Pembukaan areal untuk penanaman kelapa sawit oleh PT. Tasik Raja dilakukan secara bertahap, dimulai tahun 1982 dibuka seluas 823 ha dan tahun 1983 seluas 1906,5 ha. Bibit yang digunakan berasal dari Balai Penelitian Kelapa Sawit Marihat. Pelaksaan penanaman dilakukan oleh CV. Karya Murni dan CV. Gaya Mestika. Kemudian tahun 1984 ditanam 2023 ha dan dilanjutkan pada tahun 1985 seluas 453,5 ha. Pada tahun 1986 kembali dilakukan penanaman seluas 566,8 ha. Sejak tahun 1988 pihak estate melakukan pembukaan areal sendiri seluas 22 ha, kemudian dilanjutkan tahun 1989 seluas 169,3 ha dengan Land Clearing oleh kontraktor UD. Sahabat. Tahun 1992 dibuka kembali areal seluas 154,38 ha.

5.2 Pembagian / Unit Usaha

5.2.1 PT. Tasik Raja, Estate

1. Letak dan Lokasi

Perkebunan PT. Tasik Raja adalah salah satu anak cabang dari PT. United Kingdom Indonesian Plantation (UKINDO) dan merupakan anggota dari Anglo Eastern Plantation (AEP) yang terletak di Desa Bukit Tujuh Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhan Batu dengan ketinggian tempat ± 8 - 10 m diatas permukaan laut.

Adapun letak dari PT. Tasik Raja ini adalah dikelilingi oleh perkebunan lainnya, seperti:

1) Sebelah Timur berbatasan dengan PTP III Aek Roso 2) Sebelah Selatan berbatasan dengan PT. Torganda

3) Sebelah Utara berbatasan dengan PTP III Aek Roso

4) Sebelah Barat berbatasan dengan PT. First Mujur Plantation.

2. Pembagian Rayon

Perkebunan PT. Tasik Raja Estate seluas 6.093,30 ha dibagi atas tiga rayon yaitu : a. Rayon I seluas 1.998,5 ha yang terdiri dari :

2. Divisi I seluas 594,5 ha 3. Divisi II seluas 627,5 ha

4. Divisi III seluas 776,5 ha

a. Rayon II seluas 1.832,6 ha yang terdiri dari : 5. Divisi VII seluas 639,5 ha

6. Divisi VIII seluas 616,5 ha 7. Divisi IX seluas 576,6 ha

b. Rayon III seluas 2.362,2 ha yang terdisi dari : 8. Divisi IV seluas 780,5 ha

9. Divisi V seluas 665,2 ha 10. Divisi VI seluas 505,1 ha 11. Divisi X seluas 311,4 ha

Pada awalnya PT. Tasik Raja dibagi atas tujuh divisi dan sejak tanggal 1 Januari 1993 menjadi 10 divisi.

3. Struktur Organisasi

Gambar 5.1. Struktur Organisasi PT Tasik Raja, Estate

Sumber: Data Kepersonaliaan PT. Tasik Raja 5.2.2 PT. Tasik Raja, Pabrik Kelapa Sawit

1. Pabrik Kelapa Sawit PT. Tasik Raja Estate

PT. Tasik Raja - Palm Oil Mill (POM) adalah pabrik pengolahan sawit milik PT.

Tasik Raja yang mulai dibangun pada tanggal 26 Mei 1990 dan mulai beroperasi 24 September 1991 kapasitas puncak produksi adalah 48 ton TBS/jam sedangkan kapasitas aktual saat ini adalah 40 ton TBS/jam.

2. Struktur Organisasi

Gambar 5.2. Struktur Organsasi PT. Tasik Raja, Pabrik Kelapa Sawit Sumber: Data Kepersonaliaan PT. Tasik Raja

BAB VI

HASIL PENELITIAN

6.1 Hasil Utama Penelitian

6.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data (Sinulingga, 2011).

Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkannya dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2002), sedangkan reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran dari suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam pemahaman pertanyaan tersebut. Dengan kata lain reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi lebih dari sekali.

Untuk memperoleh hasil penelitian dari kuesioner yang bermutu, maka sebelum penelitian dilakukan kuesioner harus diuji terlebih dahulu supaya data yang diperoleh dari kuesioner dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel. Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan terhadap hasil jawaban responden terhadap kuisioner yang

disebarkan mengenai pengaruh Sistem Manajemen K3 terhadap Perilaku Selamat di PT.

Tasik Raja, Kota Pinang.

Kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini ada 2 (dua), yaitu Kuesioner Persepsi Penerapan Sistem SMK3 dan Kuesioner Persepsi Perilaku Keselamatan. Kedua kuesioner tersebut dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas sebelum digunakan pada sampel yang sebenarnya

Kuesioner Persepsi Penerapan Sistem SMK3

Pengujian kuesioner Persepsi Penerapan Sistem SMK3 dilakukan kepada 30 orang karyawan yang bekerja di perkebunan PT. HF, yang terletak di Kecamatan Tanjung Medan, Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Dipilihnya perusahaan ini karena juga bergerak di bidang perkebunan dan lokasinya juga tidak jauh dari PT. Tasik Raja, Kota Pinang, sama-sama berada di Kabupaten Labuhan Batu Selatan.

Hasil pengujian alat ukur ditemukan bahwa dari 21 item yang diujikan, terdapat 1 item yang tidak layak untuk dimasukkan ke dalam Kuesioner Persepsi Penerapan Sistem SMK3 karena memiliki nilai validitas dibawah 0,3. Sementara, 20 item lainnya dapat dimasukkan ke dalam kuesioner.

Adapun uji reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach adalah 0,877. Hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas kuesioner diatas 0,70 sehingga dapat dikatakan reliabel untuk digunakan. Data pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut (pada kolom Cronbach’s Alpha):

Tabel 6.1. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Persepsi Penerapan Sistem SMK3

Sumber: Pengolahan Data Penelitian tahun 2014

Sedangkan data hasil pengujian validitas dapat dilihat pada tabel berikut (pada kolom Corrected Item-Total Correlation):

Tabel 6.2. Hasil Uji Validitas Kuesioner Persepsi Penerapan Sistem SMK3

Scale Mean if Sumber: Pengolahan Data Penelitian tahun 2014

Kuesioner Persepsi Perilaku Keselamatan

Pengujian kuesioner Persepsi Perilaku Keselamatan dilakukan kepada 30 orang karyawan yang bekerja di perkebunan PT. HF, yang terletak di Kecamatan Tanjung Medan, Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Dipilihnya perusahaan ini karena juga bergerak di bidang perkebunan dan lokasinya juga tidak jauh dari PT. Tasik Raja, Kota Pinang, sama-sama berada di Kabupaten Labuhan Batu Selatan.

Hasil pengujian alat ukur ditemukan bahwa dari 12 item yang diujikan, seluruh item layak untuk dimasukkan ke dalam Kuesioner Persepsi Perilaku Keselamatan, karena seluruh item memiliki nilai validitas diatas 0,3.

Adapun uji reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach adalah 0,841. Hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas kuesioner diatas 0,70 sehingga dapat dikatakan reliabel untuk digunakan. Data pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut (pada kolom Cronbach’s Alpha):

Tabel 6.3. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Persepsi Perilaku Keselamatan

Reliability Statistics Cronbach’s

Alpha

Cronbach’s Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.841 .843 12

Sumber: Pengolahan Data Penelitian tahun 2014

Sedangkan data hasil pengujian validitas dapat dilihat pada tabel berikut (pada kolom Corrected Item-Total Correlation):

Tabel 6.4. Hasil Uji Validitas Kuesioner Persepsi Perilaku Keselamatan

Scale Mean if Sumber: Pengolahan Data Penelitian tahun 2014

6.1.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan perlu dilakukan evaluasi ekonometri terhadap model persamaan regresi agar memenuhi syarat sebagai Best Linier Un beased Estimator (BLUE). Adapun uji asumsi klasik yang dipergunakan adalah: uji normalitas, uji multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas

Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Pengujian asumsi normalitas untuk menguji data variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal atau berdistribusi tidak

normal. Jika distribusi data normal, maka analisis data dan pengujian hipotesis memenuhi

Sumber: Pengolahan Data Penelitian tahun 2014

Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statisktik non parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah residual regresi yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Hipotesisnya sebagai berikut:

Ho = data residual berdistribusi normal.

Ha = data residual tidak berdistribusi normal.

Kriteria uji :

- Tolak hipotesis nol (H0) bila asymtotic signifikan value uji Kolmogorov-Smirnov < 0,50.

- Terima hipotesis nol (H0) bila asymtotic signifikan value uji Kolmogorov-Smirnov > 0,50.

Berdasarkan pengolahan data pada tabel 6.5 dapat dinilai Asymp.Sig. (2-tailed) dibawah angka 0,5 dengan demikian dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas, dapat dilihat dari Value Inflaction Facto (VIF). Apabila nilai VIF > 10, terjadi multikolinieritas. Sebaliknya, jika VIF < 10, tidak terjadi multikolinearitas.

Hasil pengujian asumsi multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 6.6 berikut:

Tabel 6.6. Uji Asumsi Multikolinieritas Sumber: Pengolahan Data Penelitian tahun 2014

Berdasarkan data pada tabel 6.6 diatas, dapat dilihat semua nilai variable memiliki nilai VIF < 10 ini berarti tidak terjadi multikolinieritas.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan variabel penganggu pada periode tertentu. Uji yang dipergunakan adalah Uji Durbin Watson sebagaimana terlihat pada tabel 6.7 berikut:

Tabel 6.7. Uji Autokorelasi Durbin Watson

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of The Estimate

Durbin-Watson

1 .748 a .559 .544 6.26819 .766

a. Predictors: (Constant), Pengawasan, SosialisasiK3, PelatihanK3 b. Dependent Variable: PerilakuKeselamatan

Sumber: Pengolahan Data Penelitian tahun 2014

Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

- Angka D-W < -2 berarti ada autokorelasi positif

- Angka D-W -2 ≤ D-W ≤ +2 berarti tidak ada autokorelasi - Angka D-W > +2 berarti ada autokorelasi negatif

Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai D-W adalah 0.766 yang berarti diantara -2 sampai +2, maka tidak terjadi autokorelasi.

6.1.3 Uji Hipotesis

Sebagaimana hipotesa yang diungkapkan dalam Bab III, pengujian hipotesa dalam penelitian ini menggunakan uji regresi berganda sebagai berikut:

Regresi Berganda

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 3 (tiga) variabel bebas dan 1 (satu) variabel tergantung, sehingga penulis menggunakan persamaan regresi berganda.

Adapun dasar dalam pengambilan keputusan adalah:

- Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak; H1 diterima, dengan kata lain terdapat pengaruh antara Penerapan Sistem Manajemen K3 dengan Perilaku Keselamatan, sebaliknya

- Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima; H1 ditolak, dengan kata lain tidak terdapat pengaruh antara Penerapan Sistem Manajemen K3 dengan Perilaku Keselamatan.

Berikut hasil utama penelitian yang disajikan pada tabel 6.8 berikut:

Tabel 6.8. Analisa Regresi Berganda

a. Predictors: (Constant), Pengawasan, SosialisasiK3, PelatihanK3 b. Dependent Variable: PerilakuKeselamatan

Sumber: Pengolahan Data Penelitian tahun 2014

Dari tabel 6.8 dapat dilihat nilai F hitung yaitu 37,15, sedangkan nilai F tabel dapat diperoleh dengan menggunakan tabel F dengan derajat bebas df Regression (perlakuan) yaitu 3 sebagai df pembilang, dan (df) Residual (sisa) yaitu 88 sebagai df

penyebut dan dengan tarap siginifikan 0,05, sehingga diperoleh nilai F tabel yaitu 2,71.

Pada tabel 6.8. juga dapat dilihat nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari  = 0,005.

Berdasarkan nilai uji F dan signifikansi diatas menunjukkan bahwa H0 ditolak, dengan kata lain terdapat perbedaan (pengaruh) antara penerapan Sistem Manajemen K3 dengan Perilaku Keselamatan.

Secara keseluruhan, upaya perusahaan melalui penerapan Sistem Manajemen K3 berdampak positif terhadapPerilaku Keselamatan. Guna melihat dampak dari masing-masing komponen Sistem Manajemen Keselamatan K3 terhadap Perilaku Keselamatan ditinjau dengan menggunakan uji t berikut.

Uji t

Uji t dilakukan untuk melihat dampak dari masing-masing komponen atau dikatakan sebagai uji parsial. Pada penelitian ini menggunakan 3 (tiga) komponen, yakni:

Sosialisasi K3 (X1), Pelatihan K3 (X2) dan Pengawasan (X3). Adapun hasilnya dapat a. Dependent Variable : PerilakuKeselamatan

Sumber: Pengolahan Data Penelitian tahun 2014

Berdasarkan data pada tabel 6.9 diatas dapat dijelaskan jika tidak ada penerapan Sistem Manajemen K3, maka tingkat Perilaku Keselamatan adalah -0.401, hal ini menunjukkan bahwa Sistem Manajemen K3 perlu dan penting bagi manajemen PT. Tasik Raja, Kota Pinang guna mencapai zero accident.

Sedangkan persamaan regresi diperoleh dari data pada tabel 6.7 sebagai berikut:

Y = -0,401 + 0,494X1 + 0,594X2 + 0,609X3

Persamaan regresi ini memiliki makna sebagai beriku:

a. Faktor Sosialisasi K3 mempunyai pengaruh postif terhadap Perilaku Keselamatan di PT. Tasik Raja, Kota Pinang dan besarnya koefisien adalah 0.494 artinya jika

a. Faktor Sosialisasi K3 mempunyai pengaruh postif terhadap Perilaku Keselamatan di PT. Tasik Raja, Kota Pinang dan besarnya koefisien adalah 0.494 artinya jika

Dokumen terkait