• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

D. Latar Belakang Cerbung Mecaki Lurung kang Ilang

Perkembangan kehidupan manusia tidak selamanya berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan. Manusia dalam kehidupannya sering menemui kendala-kendala yang membuat manusia merasa kecewa dan tidak menemukan jalan keluar sehingga manusia memilih langkah yang kurang tepat dalam jalan hidupnya. Salah satu jalan pintas dalam perjalanan hidup seorang perempuan akibat dari cobaan-cobaan hidup yang berat dirasakan perempuan tersebut, sehingga harus terjatuh pada dunia pelacuran.

Hal yang paling mendasar terciptanya cerbung Mecaki Lurung kang Ilang

yakni, begitu merebahnya wabah perselingkuhan dari dahulu sampai sekarang dalam masyarakat saat ini. Ismoe Rianto sebagai seorang pengarang tidak ingin tinggal diam dalam hal ini. Perselingkuhan yang sangat merajalela sampai saat ini, terutama dalam kehidupan berumah tangga dipadukan menjadi suatu cerita bersambung. Ismoe Rianto sebagai pengarang ingin menyampaikan beberapa amanat serta pesan untuk para pembaca, khususnya Majalah berbahasa Jawa tentang dampak buruknya suatu perselingkuhan dalam rumah tangga. Perselingkuhan merupakan suatu tindakan

commit to user

diam-diam membagi cinta atau seks yang dilakukan dengan pasangan barunya dengan korban pasangan lamanya / pasangan yang sah.

Ismoe Rianto menguraikan lebih dalam tentang penikahan serta penyebab-penyebab perselingkuhan dapat terjadi dalam rumah tangga. Pernikahan bertujuan untuk membentuk dan membangun rumah tangga yang bahagia pasti didambakan oleh setiap pasangan suami isteri. Tidak ada orang yang ketika melakukan perkawinan mengharapkan terjadi sesuatu yang buruk dalam perkawinannya. Berbicara mengenai tujuan pernikahan memang merupakan hal yang tidak mudah, tetapi ini tidak berarti bahwa tidak dapat dilaksanakan. Tujuan yang sama harus benar-benar diresapi oleh masing-masing pasangan dan harus disadari bahwa tujuan itu hanya dapat dicapai secara bersama-sama, bukan hanya oleh isteri atau suami saja.

Tujuan pernikahan itu di samping membentuk keluarga yang bahagia, juga untuk membentuk keluarga yang kekal. Ini berarti bahwa dalam perkawinan perlu disadari bahwa perkawinan berlaku untuk seumur hidup, untuk selama-lamanya. Karena itu diharapkan agar pemutusan ikatan suami-isteri itu tidak terjadi kecuali karena kematian, sedangkan pemutusan lain diberikan kemungkinan yang sangat ketat. Pemutusan ikatan antara suami-isteri dalam bentuk perceraian hanyalah merupakan jalan yang terakhir, setelah usaha-usaha lain memang benar-benar telah tidak dapat memberikan pemecahan.

commit to user

Salah satu goncangan yang menyebabkan terjadinya perpecahan dalam kehidupan rumah tangga suami isteri adalah adanya perselingkuhan yang dilakukan oleh salah satu pihak atau kedua belah pasangan. Perselingkuhan ini terjadi jika suami atau isteri yang telah terikat di dalam perkawinan menjalin hubungan dengan laki-laki/wanita lain. Perselingkuhan ini sering berakhir pada perceraian antara suami isteri. Dengan terjadinya perceraian tersebut maka hancurlah mahligai rumah tangga yang telah terbina.

Rumah tangga rnerupakan unit terkecil dalam kehidupan sosial, bahwa masalah-masalah sosial timbul akibat dan individu atau suatu kelompok sosial vang tidak mampu mencernakan dan mengintegrasikan pertemuan dari banyak kebudayaan pada jaman modern ini, karena semakin padatnya jaringan komunikasi daerah, nasionai, internasionai, sehingga rnuncullah kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat vang mentati norma dan aturannya sendiri dan bertingkah laku semaunya sendiri, oleh karena itu muncullah berbagai masalah sosial seperti halnya masalah perselingkuhan yang banyak terjadi dalam kehidupan rumah tangga pada saat ini. Oleh karena itu, perselingkuhan berpengaruh kurang baik terhadap perkembangan kehidupan sosial.

Perselingkuhan pada dasarnya adalah hilangnya nilai norma-norma kehidupan yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga, akibat pengaruh dari masuknya budaya-budaya luar di negara kita diantaranya budaya-budaya seks bebas. Kebebasan dan tingkah laku kita memang diatur oleh norma-norma yang berlaku. Banyak sekali aturan dan

commit to user

norma yang membatasi hak dan kebebasan manusia, seperti norma agama, norma masyarakat, tata cara adat, aturan negara dan sebagainya.

Menurut Ismoe Rianto, cerita tentang perselingkuhan merupakan masalah yang cukup menarik perhatian masyarakat Indonesia yang menganut budaya dengan mengedepankan norma kesopanan dan kesusilaan, ternyata mempunyai berbagai bentuk permasalahan sosial, salah satunya merupakan kasus perselingkuhan. Perselingkuhan dapat dikatakan sebagai perluasan dan kebebasan seks yang tidak sesuai dengan budaya yang dianut bangsa Indonesia. Kasus selingkuh ini berpengaruh kurang baik bagi masyarakat dan juga menjadi fenomena bahwa aturan-aturan agama tidak lagi menjadi pegangan.

Perselingkuhan seorang manusia pada pasangannya tidak pernah dibenarkan oleh agama manapun. Kenyataannya, perselingkuhan tersebut semakin gencar dilarang semakin banyak pula yang melanggar. Perselingkuhan mungkin setua dunia. Semasa manusia masih sedikit jumlahnya hingga kini terdapat dimana-mana, perselingkuhan selalu ada. Banyak yang mengatakan bahwa perselingkuhan selalu berakibat hidup menjadi merana (menderita). Banyak orang yang tidak menjauhi perselingkuhan, bahkan tidak sedikit yang betah menikmatinya, kendati harus bermain kucing-kucingan / sembunyi-sembumyi dengan dunia sekelilingnya.

Perselingkuhan secara sosiologis, dapat membawa pengaruh buruk bagi para korbannya. Korban perselingkuhan yang membawa beban sakit hati serta perasaan dendam yang sangat kuat dapat mengubah kehidupan selanjutnya. Bahkan sering

commit to user

korban perselingkuhan terjerumus dalam kehidupan yang kelam, seperti terjerumus pada narkoba, pelacuran, dan lain sebagainya.

Perselingkuhan memang indah untuk dijadikan sebuah bentuk karya sastra. Karya sastra ini, pengarang sebagai anggota masyarakat tidak lepas dari lingkungan sekitar maka dengan kekuatan imajinasinya seorang pengarang dapat melahirkan sebuah karya sastra dari persoalan dalam masyarakat yang melingkupinya. Sebagai hasil dan pergaulan dan hubungan dengan orang (masyarakat) seringkali timbul kenyataan yang berbeda dengan apa yang diharapkan, kenyataan itulah yang merupakan permasalahan. Perselingkuhan di masyarakat dan masalah vang muncul dari dalam diri pengarang sering dijadikan sumber inspirasi yang ditunjang oleh kepekaan imajinasi pengarang sehingga dapat menampilkan hal yang ada maupun tidak ada dalam bentuk karya sastra.

Beberapa uraian di atas menjadi dasar Ismoe Rianto dalam penulisan cerita bersambung Mecaki Lurung kang Ilang. Pengarang mengisahkan dalam cerita seorang perempuan yang dikhianati suaminya, membuat kehidupannya harus terjerumus menjadi seorang pelacur. Selain itu juga dikisahkan, seorang suami yang dikhianati istrinya juga membawa dampak buruk, suami yang merasa dikhianati lebih memilih pergi ke tempat pelacuran karena ingin mendapatkan rasa tenang dan kasih sayang yang tidak didapatkan dari istrinya.

Pengarang juga mengangkat kehidupan seorang mantan pelacur dalam pembuatan cerita bersambung ini, hal ini dimaksudkan agar mantan pelacur yang ingin mengubah kehidupannya ke arah yang lebih baik dapat diterima masyarakat

commit to user

serta tidak dicerca maupun dicemooh masyarakat sekitar. Seorang mantan pelacur, bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk hidup bermasyarakat. Selama ini, pekerjaan sebagai pelacur banyak mendapat sikap reaktif dari masyarakat luas atau reaksi sosialnya. Masyarakat memberikan cap yang buruk dan menghina pelacur karena dianggap tidak memiliki moral dan telah melanggar adat-istiadat, hukum, dan agama. Akibat cap negatif pada pelacur timbul reaksi sosial pada masyarakat yang bersifat menolak, masa bodoh, dan acuh tak acuh. Sikap menolak dapat bercampur dengan rasa benci, ngeri, jijik, takut, dan marah. Sikap masyarakat ini menimbulkan terjadinya konflik-konflik dan kecemasan-kecemasan yang banyak diderita oleh para pelacur. Pelacur merasa harga dirinya dihinakan oleh banyak orang. Mantan pelacur yang ingin kembali hidup di tengah-tengah masyarakat menginginkan harga dirinya kembali seperti sebelum menjadi pelacur.

Mantan pelacur yang ingin kembali dalam masyarakat dan ingin hidup normal berada dalam suatu dilema. Di satu sisi ia ingin kembali dapat hidup bersama dengan masyarakat umum, di sisi lain ia merasa kesulitan untuk merubah sikap serta pandangan masyarakat yang telah terlanjur memberikan predikat buruk pada pelacur. Pandangan masyarakat bahwa pelacur telah melakukan penyimpangan diartikan sebagai tingkah laku yang menyimpang dari tendensi sentral atau merupakan ciri-ciri karakteristik rata-rata dari rakyat kebanyakan, yang berbeda dari tingkah laku umum. Kondisi yang demikian ini mengakibatkan kehidupan psikis mantan pelacur kurang stabil, banyak memendam konflik internal (konflik batin) dan konflik dengan lingkungannya. Akibatnya, mantan pelacur dalam kelanjutan hidupnya menemui

commit to user

kesulitan untuk menerima diri dalam keadaan yang sebenarnya. Masalah kepribadian inilah yang perlu mendapatka perhatian yaitu kondisi penerimaan diri pada individu yang telah menjadi pelacur.

Penerimaan diri memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Individu yang dapat menerima dirinya sendiri berarti individu mampu menerima keberadaan dirinya secara apa adanya, menerima semua kekurangan dan kelebihan diri. Peneriman diri dalam kehidupan merupaka proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri dan tuntutan lingkungan. Seseorang yang mampu menerima keberadaan dirinya sendiri memiliki kemampuan untuk berinteraksi dan mampu menyesuaikan dengan masyarakat.

Penerimaan diri bagi seseorang yang pernah mengalami kehidupan hitam seperti Lely, sering membuat orang yang bersangkutan sulit menerima dirinya. Sama halnya seseorang yang pernah menjadi pelacur merasa kesulitan menerima keberadaan dirinya yang telah menjalani kehidupan hitam. Masih banyak perempuan-perempuan yang pernah menjadi pelacur sulit menerima keberadaan dirinya dan memilih hidup mengucilkan diri dari lingkungan masyarakat. Biasanya, mantan pelacur yang sulit menerima keberadaan dirinya adalah pelacur-pelacur yang dipaksa orang lain untuk menjadi pelacur, atau dijerumuskan oleh seseorang menjadi pelacur. Mantan pelacur yang terpaksa menjadi pelacur ini akan merasa dirinya telah menjadi manusia kotor, merasa menjadi manusia yang kurang memiliki moral , menyalahkan diri sendiri, dan cenderung tidak akan menyenangi dirinya sendiri. Keadaan mantan

commit to user

pelacur yang tidak dapat menerima masa lalunya bahwa ia pernah sebagai pelacur akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dengan masyarakat.

commit to user

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan tentang analisis struktural dan analisis sosiologi sastra mengenai persepsi kehidupan pelacur dari cerbung Mecaki Lurung kang Ilang karya Ismoe Rianto sebagai berikut :

1. Ditinjau dari segi struktural, cerbung karya Ismoe Rianto menunjukkan kesatuan yang utuh dan sangat erat kaitannya satu sama lain. Unsur-unsur yang terdiri dari tema, alur, penokohan, latar dan amanat tersebut bersama-sama membentuk makna totalitas. Tema cerita yang tergambar dalam judulnya, yang kemudian didukung oleh unsur lainnya, yaitu penokohan, alur dan latar. Menampilkan masalah kehidupan dalam masyarakat pada umumnya dengan problematika yang masing-masing memiliki kekhasan tersendiri, terutama tentang perubahan karakter yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Alur ceritanya adalah alur campuran, hal tersebut terbukti dari adanya flash back atau kilas balik dalam cerita. Pengarang mampu melukiskan perwatakan dari tokoh-tokohnya yang terungkap lewat penampilan fisik dan psikisnya. Latar atau setting yang digunakan meliputi latar tempat, latar waktu dengan keterangan waktu baik abstrak maupun konkrit, serta latar sosial yang ada, yaitu kehidupan sosial masyarakat jawa. Amanat yang disampaikan melalui cerbung Mecaki Lurung

commit to user

kang Ilang ini terdapat pada masalah yang berkaitan dengan pribadi

masing-masing tokoh dan hubungan antar tokoh. Secara keseluruhan unsur-unsur yang membangun struktur cerbung Mecaki Lurung kang Ilang karya Ismoe Rianto saling terkait yang mempunyai perwatakan dan alur yang saling mendukung serta dapat menimbulkan surprise ’keterkejutan’ bagi pembaca.

2. Ditinjau dari persepsi pengarang cerbung Mecaki Lurung kang Ilang, yang berpijak dari analisis sosiologi sastra pengarang ingin menyampaikan kepada masyarakat luas, bahwasanya kehidupan pelacur sama seperti dengan kehidupan masyarakat pada umunya. Makna serta nilai kehidupan secara keseluruhan yaitu pentingnya menjaga sebuah keadaan yang ideal dalam diri manusia. Terdapatnya kehidupan bermasyarakat, individu dapat memenuhi kebutuhannya tanpa meninggalkan/melanggar nilai-nilai dan norma yang ada di lingkungannya. Lingkungan dan latar sosial budaya Jawa juga memiliki peranan dalam pembentukan kepribadian individu. Peranan atau pengaruh lingkungan itu ditunjukkan oleh fakta bahwa disamping memenuhi kebutuhan individu, lingkungan juga dapat membahayakan/memfrustasikannya. Dalam hal tersebut maka penting untuk dapat mereduksikan keadaan yang membuat frustasi / kecemasan dengan mekanisme yang membangun, yaitu antara lain dengan mekanisme pertahanan yang ditujukan untuk meredakan ketegangan dengan cara merubah dorongan diri ke dalam tingkah laku yang dapat diterima oleh masyarakat.

3. Ditinjau dari latar belakang terciptanya cerbung Mecaki Lurung kang Ilang. Hal yang paling mendasar terciptanya cerbung Mecaki Lurung kang Ilang yakni,

commit to user

begitu merebahnya wabah perselingkuhan dari dahulu sampai sekarang dalam masyarakat saat ini. Ismoe Rianto sebagai seorang pengarang tidak ingin tinggal diam dalam hal ini. Perselingkuhan yang sangat merajalela sampai saat ini, terutama dalam kehidupan berumah tangga dipadukan menjadi suatu cerita bersambung. Ismoe Rianto sebagai pengarang ingin menyampaikan beberapa amanat serta pesan untuk para pembaca, khususnya Majalah berbahasa Jawa tentang dampak buruknya suatu perselingkuhan dalam rumah tangga. Perselingkuhan merupakan suatu tindakan diam-diam membagi cinta atau seks yang dilakukan dengan pasangan barunya dengan korban pasangan lamanya/ pasangan yang sah. Salah satu goncangan yang menyebabkan terjadinya perpecahan dalam kehidupan rumah tangga suami isteri adalah adanya perselingkuhan yang dilakukan oleh salah satu pihak atau kedua belah pasangan. Perselingkuhan ini terjadi jika suami atau isteri yang telah terikat di dalam perkawinan menjalin hubungan dengan laki-laki/wanita lain. Perselingkuhan ini sering berakhir pada perceraian antara suami isteri. Dengan terjadinya perceraian tersebut maka hancurlah mahligai rumah tangga yang telah terbina.

commit to user

B. Saran

Bertolak dari kesimpulan di atas, maka selanjutnya disampaikan beberapa saran mengenai cerbung Mecaki Lurung kang Ilang karya Ismoe Rianto, sebagai berikut :

1. Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kemajuan kepada penikmat atau pembaca dalam menyikapi permasalahan yang ada dalam kehidupan dan harus dihadapi dengan lebih arif dan bijaksana untuk kedepannya.

2. Pendekatan yang dipakai dalam analisis terhadap cerbung Mecaki

Lurung kang Ilang adalah pendekatan sosiologi sastra. Peneliti berharap

agar nantinya ada penelitian lain yang dapat terus dilakukan yang mampu meneliti cerbung Mecaki Lurung kang Ilang dengan pendekatan yang berbeda dan sudut pandang yang lebih menarik mengenai aspek-aspek penting lainnya.

Dokumen terkait