• Tidak ada hasil yang ditemukan

UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR PUSTAKA 70 LAMPIRAN

1.1 Latar belakang

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan Indonesia dan menyumbangkan devisa komoditas non migas yang signifikan. Menurut data Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Nasional tahun 2010 wisatawan mancanegara yang mengunjungi Indonesia tahun 2009 mencapai 6,45 juta, meningkat sebanyak 0,36 persen dibandingkan tahun 2008 yang hanya mencapai 6,43 juta wisatawan manca negara. Total pengeluaran wisatawan mancanegara di Indonesia untuk tahun 2009 mencapai US$ 6,3 miliar atau turun 14,57 persen dibandingkan pemasukan devisa tahun 2008 sebesar US$ 7,4 miliar. Salah satu faktor penyebab penurunan tersebut adalah adanya krisis ekonomi global yang melanda negara bagian barat, sehingga mengurangi pengeluaran mereka untuk melakukan kegiatan wisata.

Akan tetapi jika di bandingkan peningkatan dari tahun 2007 ke tahun 2008 sebelum adanya krisi ekonomi global, terjadi peningkatan yang signifikan. Jumlah wisatawan mancanegara yang mengunjungi Indonesia pada tahun 2008 hanya mencapai 6,43 juta meningkat sebesar 14,36 persen dibandingkan pada tahun 2007 yang hanya mencai 5,51 juta wisatawan mancanegara. Total pengeluaran wisatawan mancanegara juga meningkat dari US$ 5,3 miliar pada tahun 2007 menjadi US$ 7,4 miliar pada tahun 2008 atau naik 38%. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyaknya wisatawan mancanegara yang tertarik untuk berkunjung ke Indonesia sehingga pariwisata tetap menjadi salah satu sektor unggulan Indonesia dan menyumbangkan devisa komoditas non migas yang signifikan

Perkembangan sektor pariwisata di Indonesia juga dapat dilihat dari perkembangan wisatawan domestik. Seiring dengan perkembangan dalam era globalisasi dan peningkatan taraf serta gaya hidup masyarakat, mengakibatkan munculnya fenomena bergesernya kebutuhan masyarakat dari pemenuhan kebutuhan primer ke pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersier. Saat ini, masyarakat sebagai konsumen membutuhkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan mereka akan hiburan dan kesenangan. Peningkatan kebutuhan konsumen akan jasa wisata berakibat pada semakin meningkatnya jumlah

2 kunjungan wisatawan domestik. Jumlah kunjungan wisatawan domestik dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Wisatawan Domestik Tahun 2006 - 2009

No Tahun Wisatawan Domestik Pertumbuhan

(Orang) (Persen)

1 2006 114.270.000 1,39

2 2007 115.335.000 0,93

3 2008 117.213.000 1,63

4 2009 119.150.000 1,65

Sumber : Pusat Pengelolaan Data dan Jaringan, 2010

Berdasarkan Tabel 1, wisatawan domestik cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan rata-rata peningkatan 1,4 persen per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata terus mengalami pertumbuhan dan berpotensi untuk dikembangkan. Selain itu juga pemerintah mendukung melalui UU No 10 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa keberadaan obyek wisata pada suatu daerah akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), meningkatnya taraf hidup masyarakat dan memperluas kesempatan kerja mengingat semakin banyaknya pengangguran saat ini, meningkatkan rasa cinta lingkungan serta melestarikan alam dan budaya setempat.

Preferensi dan motivasi wisatawan berkembang secara dinamis. Kecenderungan pemenuhan kebutuhan dalam bentuk menikmati objek-objek spesifik seperti udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk secara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern dan spesifik menunjukkan peningkatan yang pesat. Kecenderungan ini merupakan signal tingginya permintaan akan agrowisata dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun produk pertanian yang mempunyai daya tarik spesifik.

Objek Agrowisata tidak hanya terbatas kepada objek dengan skala hamparan yang luas seperti yang dimiliki oleh areal perkebunan, tetapi juga skala kecil yang karena keunikannya dapat menjadi objek wisata yang menarik. Cara- cara bercocok tanam, cara memerah susu ternak, pembuatan yoghurt, serta cara- cara penciptaan varietas baru merupakan salah satu contoh objek wisata yang kaya dengan muatan pendidikan.

3 Di Indonesia salah satu provinsi yang sedang giat mengembangkan konsep agrowisata adalah Jawa Barat. Dicanangkannya Visit Indonesian Year dan Visit West Java Year 2008, pada tahun 2015 Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat membuat target kunjungan wisatawan domestik ke Jawa Barat berjumlah 37,5 juta pengunjung dan target wisatawan mancanegara ke Jawa Barat berjumlah 700 ribu pengunjung. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan kondisi lingkungan alam yang indah serta keunikan budaya dan kulinernya yang tidak ditemukan di provinsi lain. Keunikan tersebut menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Jawa Barat.

Potensi sektor agrowisata di Jawa Barat sangat banyak dan beragam serta tersebar di berbagai wilayah di Jawa Barat. Agrowisata di Jawa Barat memiliki kekhasan dan ciri tersendiri yang terpengaruh oleh budaya masyarakat pertanian di Jawa Barat, seperti budaya bercocok tanam dengan adanya upacara adat sebelum dan pada saat panen dan budaya masyarakat pesisir seperti upacara meminta keselamatan sebelum berangkat melaut. Melihat dari potensi serta keanekaragaman objek wisata yang ada di Jawa Barat ternyata dapat menarik minat banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Wisatawan Mancanegara maupun Domestik yang Berkunjung ke Jawa Barat pada Tahun 2005–2008

Tahun Wisatawan Wisatawan Total Pertumbuhan

Manca Negara Domestik Wisatawan Wisatawan

(Orang) (Orang) (Persen)

2005 207.935 16.890.316 17.098.251 -

2006 227.075 23.561.420 23.788.495 39,13

2007 338.959 23.782.302 24.121.261 1,40

2008 286.290 25.944.228 26.230.518 8,74

Rata-Rata Pertumbuhan 28,26

Sumber: Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Daerah Provinsi Jawa Barat dalam Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 2 diperoleh informasi bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. Peningkatan pertumbuhan jumlah wisatawan dari tahun 2005-2009 terbesar terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 39,13 persen dari tahun 2005. Namun demikian, pada tahun-tahun berikutnya pertumbuhan jumlah wisatawan meningkat dengan proporsi yang lebih kecil.

4 Provinsi Jawa Barat memiliki sembilan kota yang memiliki potensi pengembangan objek wisata yang banyak minitik beratkan pada pemanfaat sumber daya alam. Salah satu kota di Jawa Barat yang memiliki potensi sumber daya dan keindahan panorama alam yang dikelola sebagai kawasan-kawasan agrowisata adalah kota Bogor. Potensi pengembangan objek wisata di kota Bogor dapat dilihat adanya peningkatan jumlah pengunjung beberapa tahun terakhir baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik yang berkunjung ke kota Bogor. Jumlah wisatawan baik mancanegara maupun domestik yang berkunjung ke kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Wisatawan Mancanegara Maupun Domestik yang Berkunjung ke Kota Bogor pada Tahun 2005 - 2009

Tahun Wisatawan (Orang) Total Wisatawan Pertumbuhan

Mancanegara Domestik (Orang) (Persen)

2005 11.211 1.360.374 1.371.585

2006 13.732 1.267.839 1.281.571 -6,56

2007 18.714 1.370.119 1.388.833 8,37

2008 41.377 1.163.110 1.204.487 -13,27

2009 42.812 1.524.044 1.566.856 30,08

Sumber: Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Bogor Tahun 2009

Jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke kota Bogor dari tahun 2005 sampai tahun 2009 selalu menunjukkan persentase perkembangan yang berfluktuatif. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota Bogor rata-rata setiap tahunya mencapai 1,3 juta jiwa. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan tertinggi terjadi pada tahun 2009 dengan peningkatan sebesar 30 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal tersebut menandakan sinyal positif pengembangan objek wisata khususnya wisata agro di kota Bogor.

Bogor memiliki beberapa wisata agro yang menawarkan konsep belajar sambil bermain, salah satunya Agrifun. Agrifun mempunyai keunikan wahana wisata, yaitu wahana bercocok tanam, wahana istana kambing dan sapi, wahana minilab, wahana rumah yoghurt, serta wahana outbound. Kelengkapan wahana tersebut menjadi keunggulan tersendiri bagi Agrifun yang mungkin agrowisata lainya yang berada di kota Bogor memiliki wahana edukasi tidak selengkap wahana edukasi pertanian yang dimiliki Agrifun.

5 Agrifun merupakan objek wisata agro yang tergolong baru didirikan yakni pada tahun 2010. Keberhasilan suatu objek wisata yang merupakan usaha yang bergerak dibidang jasa, dapat terlihat dari peningkatan jumlah pengunjung. Selain itu juga menurut Engel Blackwall dan Miniard (1994), upaya mempertahankan pelanggan harus mendapatkan prioritas yang lebih besar dibandingkan upaya mendapatkan pelanggan baru. Upaya mempertahankan pelanggan tersebut dapat dilakukan dengan memastikan kepuasan jasa yang diberikan apakah sudah sesuai yang diharapkan oleh konsumen dalam hal ini adalah pengunjung.

Dokumen terkait