• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

2. Hasil penetapan kadar abu kitosan

1.1. Latar Belakang

Permasalahan lingkungan untuk saat ini perlu mendapat perhatian, karena berbagai kegiatan pada sektor pemukiman, pertanian, pertambangan dan industri dapat menghasilkan air limbah yang dibuang ke lingkungan. Apabila air limbah tersebut tidak dilakukan pengolahan maka akan menimbulkan pencemaran air yang menyebabkan penurunan kualitas air. Oleh karena itu maka air limbah tersebut harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Adanya logam berat di perairan, berbahaya baik secara langsung terhadap kehidupan organisme, maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia.

Kehadiran pencemar pada suatu perairan dapat dideteksi dengan beberapa cara yaitu cara kimia, fisika dan biologi. Cara kimia dan fisika telah lama digunakan, namun cara ini memiliki kelemahan. Pendeteksian secara kimia memerlukan waktu yang relatif cukup lama dan terbatas hanya untuk mendeteksi zat kimia tertentu saja ( Jenner et al. 1992). Dalam rangka melengkapi kedua cara tersebut dikembangkan cara biologis. Pada cara biologis pendeteksian dilakukan dengan menggunakan organisme hidup (biomonitor). Biomonitor dapat di manfaatkan dalam sistim peringatan dini karena dipercaya mempunyai respon yang cepat, penanganannya mudah dan dapat dilakukan diluar habitat aslinya. Organisme biomonitor dapat bereaksi terhadap seluruh spektrum kimia. Penggunaan biomonitor tidak dapat mengenal jenis polutan, tetapi hanya merupakan metode pelengkap yang berharga dari metode kimia (Jenner et al.

1992).

Urbanisasi dan pertumbuhan penduduk yang demikian pesatnya telah membuat tekanan tekanan pada kondisi sungai di sekitar wilayah industri. Permintaan air bersih untuk kebutuhan domestik semakin meningkat. Pada wilayah perkotaan pengolahan air limbah banyak dirasakan kurang efektif karena tidak sesuai dengan volume air limbah yang tersedia. Alasan di balik masalah pengolahan air limbah adalah kurangnya dana pemerintah dan pengusaha hal ini

dikarenakan proses pengolahan air limbah dengan cara-cara fisika kimia adalah proses yang mahal. Salah satu cara yang telah sering di terapkan dalam instalasi pengolahan air limbah adalah dengan metode lumpur aktif, namun cara ini pun sulit dan membutuhkan biaya yang tinggi dalam operasional maupun dalam pemeliharaannya (United Nations, 1995).

Penetralan limbah cair yang mengandung logam berat telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya telah dilakukan oleh Suprihatin dan Nastiti Siswi Indrasti dalam jurnalnya yang berjudul “Penyisihan Logam Berat dari Limbah Cair Laboratorium dengan Metode Presipitasi dan Adsorpsi”. Pengembangan metode untuk menghilangkan keberadaan logam-logam berat di lingkungan lebih banyak difokuskan pada pengembangan metode yang bersifat ramah lingkungan. Metode adsorpsi merupakan metode pengolahan air limbah yang cukup unggul dibandingkan dengan metode lain. Keuntungan utama sistem adsorpsi adalah biayanya murah, tidak ada efek samping zat beracun, serta mampu menghilangkan bahan-bahan anorganik (Gupta et al. 1988). Penggunaan bahan organik sebagai adsorben saat ini banyak dikembangkan karena tehnik-tehnik ini tidak memerlukan biaya tinggi dan sangat efektif untuk menghilangkan kontaminan logam-logam berat di lingkungan (Saleh, 1994).

Cara lain juga bisa dilakukan dengan menggunakan biofilter. Cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan tanaman, misalnya eceng gondok atau dengan menggunakan hewan, misalnya dengan menggunakan kijing taiwan (Anodonta woodiana). Cara biofilter ini juga pernah di teliti sebelumnya oleh Novita (2005) dalam tesisnya yang berjudul “Penyerapan Logam Pb dan Cd oleh Eceng Gondok (Eichhornia crassipes): Pengaruh Waktu Konsentrasi dan Lama Waktu Kontak”.

Pemilihan metode adsorpsi limbah dengan kitosan dilakukan mengingat kitosan merupakan senyawa protein berpotensi tinggi untuk penyerapan logam dan mudah terbiodegradasi serta tidak beracun. Widodo (2005) melaporkan bahwa kitosan sudah pernah digunakan untuk menyerap logam seperti Cu, Ni dan Co yang berasal dari limbah tekstil. Logam-logam tersebut dapat diamati mengalami penyerapan dengan baik.

air yang memiliki kemampuan untuk menyerap dan mengakumulasi logam berat (Ingole et al. 2003). Tumbuhan ini berpotensi dalam menyerap logam berat karena merupakan tanaman dengan toleransi tinggi yang dapat tumbuh baik dalam limbah, pertumbuhannya cepat serta menyerap dan mengakumulasi logam dengan baik dalam waktu yang singkat. Eceng gondok juga dapat menurunkan nilai

Biochemical Oxygen Demand (BOD), Total Suspended Solid (TSS) dan Chemical Oxygen Demand (COD) limbah cair (Zayed et al. 1998).

Secara umum diketahui bahwa logam berat merupakan elemen yang berbahaya di permukaan bumi. Beberapa unsur logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), merkuri (Hg), arsen (As) dan alumunium (Al) tidak mempunyai fungsi biologi sama sekali bagi manusia. Logam-logam tersebut sangat berbahaya walaupun dalam jumlah yang relatif kecil dan menyebabkan keracunan (toksik) pada makhluk hidup (Darmono, 1995).

Penelitian kali ini limbah yang di teliti adalah limbah yang mengandung Hg, Cd dan Pb karena di anggap ketiga logam tersebut mempunyai nilai toksisitas yang tinggi dan berbahaya bagi lingkungan. Penggunaaan pengaturan kecepatan alir yang bervariasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecepatan alir terhadap adsorpsi kitosan terhadap limbah yang mengandung logam berat sehingga dari data dapat diketahui kecepatan alir optimal penyerapan kitosan terhadap limbah mencapai titik optimum.

Hasil penelitian lain tentang kemampuan eceng gondok menyerap dan mengakumulasi logam berat telah dilakukan oleh Novita (2005) yang menjelaskan bahwa kemampuan penyerapan dan akumulasi logam berat oleh eceng gondok lebih tinggi untuk logam dalam bentuk campuran dibandingkan logam dalam bentuk tunggal. Menurut Novita (2005) bahwa semakin tinggi konsentrasi logam dalam limbah maka semakin tinggi penyerapan logam oleh eceng gondok. Adanya peningkatan waktu kontak akan meningkatkan penyerapan logam berat oleh eceng gondok. Kecepatan proses adsorpsi eceng gondok terhadap logam berat dapat dipelajari dalam suatu kajian tentang kinetika adsorpsi. Pengetahuan tentang kinetika dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk menentukan langkah langkah pengurangan toksisitas dan proteksi lingkungan, sehingga dampak negatif penggunaan logam berat dapat direduksi, namun penelitian ke arah hal ini masih

minim oleh karena itu perlu dilakukan penelitian pengolahan limbah yang mengandung logam Hg, Cd, dan Pb. Pada penelitian ini dipelajari kinetika adsorpsi logam berat oleh kitosan dengan variasi konsentrasi kitosan dan kecepatan alir. Penelitian ini juga mempelajari absorpsi biofilter dengan metode variasi waktu interaksi biofilter dengan logam berat. Pada penelitian ini diharapkan akan diperoleh suatu kejelasan mengenai bagaimana absorpsi logam berat oleh kitosan yang dilanjutkan dengan absorpsi dengan biofilter.

Dokumen terkait