BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Bintarti, 2015:64).
HA1 : Terdapat perbedaan abnormal return saham yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemilu 17 April 2019 pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI (periode Februari – Juli 2019), dimana hipotesa ini didukung oleh kajian teori dan hasil kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1. Kajian teori yang mengatakan respon pasar terhadap kandungan informasi dari suatu pengumuman atau publikasi peristiwa tertentu. Berita baik akan direspon positif oleh pasar yang dicerminkan dengan adanya abnormal
return yang positif, begitu juga dengan adanya abnormal return yang negatif (Tandelilin, 2010:565).
2. Trisnawati dan Diantini (2011) yang mengatakan bahwa sebelum dan sesudah pengumuman reshuffle kabinet pada tingkat signifikansi 5%, terdapat 4 hari bursa yang memperoleh return tak normal yaitu pada 3, t-2, t-1 dan t+1 dengan nilai berturut turut sebesar 0.0074, 0.0093, 0.0127 dan 0.0118.
3. Kabiru, Ochieng, & Kinyua (2015) The Effect Of General Elections On Stuck Returns At The Nairobi Securities Exchange mendapatkan kesimpulan Analisis kumulatif abnormal return (CAR) menemukan bahwa pemilihan umum tahun 2002 dan 2013 tidak signifikan, sedangkan CAR sekitar peristiwa pemilihan umum 1997 dan 2007 ditemukan signifikan pada tingkat signifikansi 5%.
4. Sutanto, Barata & Lestari (2019) yang mengatakan bahwa tidak terdapat perbedaan antara abnormal return sebelum dan sesudah pilkada serentak 9 Desember 2015.
Berdasarkan kajian teori dan penelitian sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa pemilu dan pengumuman yang mengandung informasi dapat mempengaruhi terjadinya Abnormal Return. Dengan demikian penelitian ini merekomendasikan pasar saham, investor dan pemangku kepentingan lainnya untuk tidak mengabaikan peristiwa pemilu.
HA2 : Terdapat perbedaan trading volume activity saham yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemilu 17 April 2019 pada perusahaan LQ
45 yang terdaftar di BEI (periode Februari – Juli 2019), dimana hipotesa ini didukung oleh kajian teori dan hail kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1. Kajian teori yang mengatakan Trading volume activity dianggap sebagai acuan dari kekuatan atau kelemahan pasar, cenderung meningkat saat harga mengalami penurunan dan meningkatnya volume penawaran penawaran dan permintaan suatu saham menunjukkan bahwa saham tersebut diminati oleh masayarakat kemudian di indikasikan berpengaruh terhadap fluktuasi atau return harga saham di bursa efek indonesia (Wijaya, 2014:81).
2. Ayudia & Kiryanto (2015) yang mengatakan bahwa pemilu presiden tanggal 9 Juli 2014 memberikan perubahan terhadap trading volume activity yang signifikan pada 5 hari sebelum dan sesudah pemilu. Jika dilihat berdasarkan reaksi per hari dari investor selama 5 (lima) hari sebelum hingga 5 (lima) hari sesudah pemilu pilpres, diperoleh reaksi yang signifikan terjadi pada 4 dan 2 hari sebelum pemilihan presiden yang merupakan reaksi positif dari investor.
3. Permata Sari, Purnamawati & Herawati (2016) berdasarkan uji statistik terhadap rata-rata trading volume activity selama periode peristiwa, ditemukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pilpres Amerika Serikat 2016.
4. Lestari dan Nuzula (2018) mengatakan hasil serangkaian pengujian menunjukkan bahwa event brexit mengandung konten informasi yang mampu membuat pasar bereaksi dengan abnormal return dan trading volume activity sebagai pengukurnya, namun kandungan informasi tersebut tidak cukup besar untuk membentuk beda nilai yang signifikan antara sebelum dan setelah event, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasar modal Indonesia tidak terdampak oleh event brexit.
Berdasarkan kajian teori dan penelitian sebelumnya memperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan Trading Volume Activity pada peristiwa peristiwa yang mengandung informasi termasuk peristiwa politik yaitu pemilu pada 17 April 2019.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian event study. Dalam penelitian ini penulis ingin menguji seberapa signifikan perbedaan Abnormal return dan Trading volume activity sebelum dan sesudah pemilihan umum presiden 17 April 2019 khususnya pada harga saham indeks LQ 45 periode Februari – Juli 2019 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode pengamatan dibagi menjadi dua yaitu periode estimasi dan periode kejadian. model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model di sesuaikan dengan pasar (market adjusted model). Market adjusted model tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi (Jogiyanto dalam Luhur, 2010). Dalam penelitian ini periode pengamatan yang digunakan yaitu selama 15 hari bursa terdiri dari :
1. 7 hari bursa sebelum pemilu presiden dan wakil presiden 17 April 2019.
2. 1 hari kejadian (event date), karena saat pemilu presiden dan wakil presiden 17 April 2017 merupakan libur nasional, maka event date di estimasi jatuh pada tanggal 18 April 2019
.
3. 7 hari bursa setelah pemilu presiden dan wakil presiden 17 April 2019.
Periode penelitian selama 21 hari dipilih sebab rentang waktu dirasa sudah mencukupi, karena jarak event window yang terlalu panjang akan menimbulkan dua masalah dalam prakteknya yaitu pertama akan mengurangi kekuatan uji statistik dan mengakibatkan kesalahan pada saat menarik kesimpulan tentang signifikasi event dan kedua semakin panjang periode tidak mudah mengisolir event window dari efek pengganggu (confounding effect) (McWilliams dan Siegel, 1997 dalam Gayatri, 2018).
Gambar 3.1 Periode Penelitian
Sumber : data yang diolah dari literisasi kepustakaan, 2019
3.2. Jadwal dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan adalah Universitas Pelita Bangsa yang terletak di Kabupaten/Kota di propinsi Jawa Barat . Waktu penelitian dimulai sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Uraian Kegiatan Periode April S/d September 2019
April Mei Juni Juli Agustus September
1 Observasi
2 Menyusun Proposal
3 Bimbingan Proposal
4 Menyusun Skripsi
5 Bimbingan Skripsi
6 Menganalisis data
7 Mengolah data
8 Pengesahan Penelitian
9 Ujian Skripsi
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2019
3.3. Kerangka Konsep 3.3.1 Desain Penelitian
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan penulis yang berkaitan dengan Abnormal return dan Trading Volume Activity ditinjau dari event study maka dikembangkan desain penelitian dalam bentuk gambar sebagai berikut :
Gambar 3.2 Desain Penelitian Teoritis
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2019
Variabel Abnormal Return didukung oleh hasil penelitian Kabiru, Ochieng, & Kinyua (2015) The Effect Of General Elections On Stuck Returns At The Nairobi Securities Exchange mendapatkan kesimpulan Analisis kumulatif abnormal return (CAR) menemukan bahwa pemilihan umum tahun 2002 dan 2013 tidak signifikan, sedangkan CAR sekitar peristiwa pemilihan umum 1997 dan 2007 ditemukan signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Dengan demikian penelitian ini merekomendasikan pasar saham, investor dan pemangku kepentingan lainnya untuk tidak mengabaikan peristiwa pemilu, dan untuk menerapkan kebijakan yang akan memusuhi pasar keamanan risiko politik selama pemilihan umum untuk meningkatkan kepercayaan investor.
Variabel Trading Volume Activity didukung oleh hasil penelitian Hanung & Kiryanto (2015) yang mengatakan bahwa pemilu presiden tanggal 9 Juli 2014 memberikan perubahan terhadap trading volume activity yang signifikan pada 5 hari sebelum dan sesudah pemilu. Jika dilihat berdasarkan reaksi per hari dari investor selama 5 (lima) hari sebelum hingga 5 (lima) hari sesudah pemilu pilpres, diperoleh reaksi yang signifikan terjadi pada 4 dan 2 hari sebelum pemilihan presiden yang merupakan reaksi positif dari investor.
3.3.2 Definisi Operasional
Definisi masing masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Uraian Operasional Variabel
No.
Uraian Variabel
Formula & Rincian Penjelasan Variabel
1
merupakan return
suatu periode tertentu Jogiyanto 2008 dalam Hutami (2015)
4
Average
Trading Volume Activity
ATVA =
ATVA merupakan rata rata dari trading volume activity Jogiyanto 2008 dalam Hutami (2015)
Sumber : data yang diolah dari literisasi kepustakaan, 2019
Keterangan:
ARi,t = Abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t.
Ri,t = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t.
E [Ri,t] = Return ekspektasi (expected return) sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t.
RRTNᵼ = Average abnormal return pada hari ke-ᵼ
RTNi.ᵼ = Abnormal return untuk sekuritas ke i pada hari ke -ᵼ
N = Jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh peristiwa
TVAnt = Rata rata aktivitas volume perdagangan.
TVAit = Aktivitas volume perdagangan sekuritas i pada perode t.
n = Jumlah sekuritas
ATVA = Rata-rata TVA pada hari ke-t
TVAi,t = TVA saham i pada hari ke-t
K = Jumlah perusahaan
3.4. Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Objek/Subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan nya Bintarti (2015: 97).
Populasi yang akan diamati selama periode penelitian adalah sebanyak 24 indeks yang terdaftar Bursa Efek Indonesia.
Tabel 3.3 Populasi Indeks
No Indeks Bursa Efek Indonesia 1 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
2 Indeks LQ 45
3 Indeks IDX30
4 Indeks IDX80
5 Indeks IDX Value 30 (IDXV30) 6 Indeks IDX Growth 30 (IDXG30)
7 Indeks KOMPAS100
8 Indeks IDX SMC Composite
9 Indeks IDX SMC Liquid
10 Indeks IDX High Dividend 20
11 Indeks IDX BUMN20
12 Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) 13 Jakarta Islamic Index (JII) 14 Jakarta Islamic Index 70 (JII70)
15 Indeks Sektoral
16 Indeks Papan Pencatatan
17 Indeks BISNIS-27
18 Indeks PEFINDO25
19 Indeks SRI-KEHATI
20 Indeks infobank15
21 Indeks SMinfra18
22 Indeks MNC36
23 Indeks Investor33
24 Indeks PEFINDO i-Grade Sumber : data diolah dari www.idx.co.id, 2019
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Karena keterbatasan waktu dan tenaga maka peneliti tidak mungkin mempelajari semua yg ada pada populasi.
Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul betul representatif (mewakili) Bintarti (2015: 98).
Peneliti menggunakan teknik purposive sampling untuk pengambilan sampel penelitian yaitu dilakukan berdasarkan pertimbangan tertentu berdasarkan harga penutupan dari data harga saham harian indeks LQ 45 yang diperoleh melalui website Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian.
Kriteria yang ditetapkan untuk pengambilan sampel adalah sebagai berikut :
1. Tercatat sebagai anggota indeks di BEI pada periode Februari – Juli 2019 & 45 saham tercatat di BEI minimal 3 bulan.
2. Indeks yang mengukur performa harga dari 45 saham saham yang memiliki liquiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
3. Evaluasi indeks dan penggantian saham, setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham saham tersebut dan penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali yaitu pada awal Februari dan Agustus.
Dengan menggunakan kriteria tersebut , maka dari diperoleh sampel dari seluruh populasi yaitu indeks saham LQ 45.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1. Melakukan dokumentasi dengan mencatat dan mengumpulkan data yang tercantum di situs resmi dari Bursa Efek Indonesia dan Yahoo Finance.
2. Mengkaji jurnal jurnal, Artikel, buku buku, tugas akhir dan penelitian terdahulu yang relevan dan sudah diterbitkan di jurnal.
3. Dilakukan baik secara Library research maupun Internet research yaitu membaca dan menambah wawasan teoritis yang digunakan untuk data pendukung serta referensi yang berkaitan dengan variable penelitian.
3.6. Metode Analisa Data 3.6.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui tingkat residual data.
Menurut Husein dan M.Kholik (2015) menyatakan bahwa normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah pengujian model regresi variabel penggangu dan residual memiliki distribusi normal.
Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-smirnov bertujuan untuk melihat apakah variabel variabel yang digunakan terdistribusi normal atau tidak Ghozali (2011: 29).
Kriteria untuk menentukan data terdistribusi normal atau tidak adalah sebagai berikut.
1. Apabila angka signifikansi Sig. < 0,05 maka distibusi data tidak normal
2. Apabila angka signifikansi Sig. > 0,05 maka distibusi data normal.
3.6.2 Uji Hipotesis
Penelitian uji paired sample T-test atau uji wilcoxon signed rank test digunakan untuk menganalisis perbedaan abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa pemilu 17 April 2019. Kriteria pengujian hipotesis pada taraf signifikansi 5%
dengan melihat apakah nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan 5% (p ≥ 5%), dan apabila nilai probabilitas lebih besar atau
sama dengan 5% (sig t < 5%) maka tidak terdapat perbedaan rata-rata di keduanya.
Dari hasil uji normalitas data, maka tahapan uji statistik hipotesis yang diambil adalah sebagai berikut:
1. Jika data berdistribusi normal, maka teknik uji beda rata-rata dua sampel berpasangan yang digunakan adalah Paired Sample t-Test yang merupakan uji statistik parametrik. Langkah-langkah dalam pengujian adalah :
a. Menentukan tingkat signifikasi yaitu sebesar 5%.
b. Membandingkan probabilitas (p) t-hitung dengan a = 5%.
c. Penarikan kesimpulan pada uji ini didasarkan pada:
1) Apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho ditolak.
2) Apabila nilai probabilitas (p) > 0,05 maka Ho diterima.
2. Jika data tidak berdistribusi normal, maka teknik uji beda rata-rata dua sampel berpasangan yang digunakan adalah Uji Peringkat Wilcoxon ( Wilcoxon Signed Rank Test) yang merupakan uji statistik non parametrik. Langkah-langkah dalam pengujian adalah:
a. Menentukan tingkat signifikasi yaitu sebesar 5%.
b. Membandingkan probabilitas (p) z-hitung dengan a = 5%.
c. Penarikan kesimpulan pada uji ini didasarkan pada:
1) Apabila nilai signifikan (p) < 0,05 maka Ho ditolak.
2) Apabila nilaisignifikan (p) > 0,05 maka Ho diterima.
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
4.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange yang disingkat IDX merupakan bursa resmi di Indonesia dan sebagai lembaga pemerintah yang berperan sebagai penyelenggara bursa yaitu yang bertugas memfasilitasi perdagangan efek di Indonesia serta diharuskan mengontrol agar proses transaksi efek yang terjadi berjalan dengan adil dan efisien.
Bursa efek (pasar modal) telah ada di indonesia sejak dari zaman penjajahan Belanda. Dalam perkembangan nya pasar modal di Indonesia mengalami pasang surut sejalan dengan perkembangan sejarah bangsa Indonesia.
Bursa efek pertama di dirikan di Batavia,didirikan dengan tujuan menghimpun dana dari masyarakat Eropa dan memulai perdagangan efek pada tanggal 14 Desember 1912. Efek yang diperdagangkan adalah saham dan obligasi perusahaan perkebunan Belanda dan ditutup pada perang dunia kedua pada 10 Mei 1940. Kemudian setahun setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia bursa efek kembali dibuka di Jakarta pada 30 Juni 1952 dan berkembang pesat di Indonesia sebelum pada akhirnya ditutup pada tahun 1958 akibat politik dan sengketa yang terjadi oleh Republik Indonesia dan Belanda atas Irian jaya.
Setelah orde lama berakhir dan diganti dengan orde baru langkah pertama yang dilakukan pemerintah adalah menghidupkan kembali pasar uang dan modal di Indonesia. Perkembangan pasar modal pun dibagi menjadi 2 periode yaitu periode 1977 – 1987 perkembangan bursa efek kurang memberikan hasil seperti yang diharapkan serta periode 1988 – 1997 bursa efek menjadi lebih aktif sebelum terjadinya krisis moneter. Dan pada era reformasi langkah yang dilakukan pemerintah adalah penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) dan Bursa Efek Jakarta menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) direalisasikan pada tahun 2008.
Beberapa indeks harga saham yang ada di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Indeks yang mengukur pergerakan semua saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
2. Indeks LQ45.
Indeks yang mengukur performa harga dari 45 saham-saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
3. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Indeks yang mengukur pergerakan semua saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
4. Indeks Kompas 100.
Indeks yang mengukur performa harga dari 100 saham-saham yang memiliki likuiditas yang baik dan kapitalisasi pasar yang besar. Indeks Kompas100 diluncurkan bekerja sama dengan media Kompas Gramedia.
5. Indeks IDX High Dividend 20/ IDX High Dividend 20 Index.
Indeks harga atas 20 saham yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi.
6. Indeks IDX BUMN20/ IDX BUMN20 Index.
Indeks yang mengukur performa harga-harga atas 20 saham perusahaan tercatat yang merupakan BUMN, BUMD dan afiliasinya.
7. Jakarta Islamic Index (JII).
Indeks yang mengukur performa harga dari 30 saham-saham syariah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi yang tinggi.
8. Indeks BISNIS-27.
Indeks yang mengukur performa harga dari 27 saham-saham yang dipilih oleh Komite Indeks Bisnis Indonesia. Indeks BISNIS-27 diluncurkan bekerja sama dengan perusahaan media PT Jurnalindo Aksara Grafika (penerbit surat kabar harian Bisnis Indonesia).
9. Indeks PEFINDO25.
Indeks yang mengukur performa harga saham dari 25 emiten kecil dan menengah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi yang tinggi. Indeks PEFINDO25 diluncurkan dan dikelola bekerja sama dengan perusahaan pemeringkat PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).
10. Indeks MNC36.
Indeks yang terdiri dari 36 saham yang memiliki kinerja positif yang dipilih berdasarkan kapitalisasi pasar, likuiditas transaksi, dan fundamental serta rasio keuangan. Indeks MNC36 diluncurkan dan dikelola bekerja sama dengan perusahaan media Media Nusantara Citra (MNC) Group
4.2 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
Sumber : data diolah dari www.idx.co.id, 2019
1) Direktur Utama, bertanggung jawab untuk mengkordinasikan para Direktur serta kegiatan-kegiatan Satuan Pemeriksa Internal.
a) Sekretaris Perusahaan, bertanggung jawab atas tersedianya rencana kerja perusahaan dan terciptanya kerjasama serta komunikasi yang harmonis dan efektif antara direksi dengan stakeholder lainnya dalam rangka mencapai tujuan serta meningkatkan citraperusahaan.
b) Divisi Hukum, bertanggung jawab untuk memastikan produk hukum yang akan dikeluarkan oleh perseroan sesuai dengan kaidah-kaidah hukum yang berlaku dan kepentingan perseroan terlindungi dalam hubungan kerjasama atau kontraktual antara perseroan dengan pihaklain dan Memastikan pemberian pendapat hukum sebagai legal advisor atas permasalahan hukum berkenaan dengan produk hukum yang telah diberlakukan olehperseroan.
c) Divisi Pengelolaan Strategi Perusahaan dan Anak Usaha, bertanggung jawab mengelola perusahaan dan anak usaha secara profesional berdasarkan prinsip-prinsip transparasi, akuntabilitas, tanggung jawab, independen, kewajaran dan kesetaraa. BEI sebagai fasilitator dan regulator psar modal di Indonesia memiliki komitmen untuk menjadi Bursa Efek yang sehat dan berdaya saing global.
d) Satuan Pemeriksa Internal, bertanggung jawab sebagai quality assurance terhadap pelaksanaan pencapaian sasaran perusahaan dengan mempertimbangan aspek efektifitas dan efisiensi melalui
pemeriksaan berkala maupun insidentil terhadap kegiatan internal organisasi dan bertanggung jawab atas pemantauan kegiatan tindak lanjut dari rekomendasi yang dibangun berdasarkan hasil pemeriksaan internal yang dilakukan
2) Direktorat Pengembangan, bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait dengan pengelolaan riset pasar modal dan ekonomi, Pengembangan produk dan usaha, Kegiatan pemasaran dan Kegiatan edukasi dansosialisasi. terdiri dari beberapa divisi : a) Divisi Riset
b) Divisi Pengembangan Bisnis c) Divisi Inkubasi Bisnis d) Divisi Pengembangan Pasar e) Divisi Pasar Modal Syariah
3) Direktorat Penilaian Perusahaan, bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait dengan penilaian pendahuluan perusahaan, pencatatan perusahaan, penilaian keterbukaan perusahaan, penelaahan aksi korporasi perusahaan dan Pembinaan emiten (termasuk edukasi perusahaan). terdiri dari beberapa divisi : a) Divisi Layanan dan Pengembangan Perusahaan Tercatat
b) Divisi Penilaian Perusahaan 1 c) Divisi Penilaian Perusahaan 2 d) Divisi Penilaian Perusahaan 3
4) Direktorat Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, bertanggung jawab atas kegiatan operasional perdagangan saham, perdagangan informasi pasar (data feed), perdagangan surat utang dan derivatif serta pelaporan transaksi surat utang dan pengelolaan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan anggota bursa danpartisipan.
Terdiri dari beberapa divisi :
a) Divisi Pengaturan dan Pemantauan Anggota Bursa da Partisipan b) Divisi Layanan Data
c) Divisi Operasional Perdangan
5) Direktorat Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan, bertanggung jawab untuk memastikan dan mengkoordinasikan kegiatan pengawasan dan analisis terhadap aktivitas perdagangan efek di bursa untuk mewujudkan perdagangan efek yang teratur dan wajar, sehingga dapat menjaga integritas dan kredibilitas bursa efek dan pasar modal. Terdiri dari beberapa divisi :
a) Divisi Kepatuhan Anggota Bursa b) Divisi Pengawasan Transaksi
6) Direktorat Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko, bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait dengan Pengembangan solusi bisnis teknologiinformasi, Operasional teknologi informasi dan Manajemen risiko. Terdiri dari beberapa divisi :
a) Divisi Strategi dan Transformasi Digital
b) Divisi Pengembangan TI
c) Divisi Operasional TI (Perdagangan dan Pendukungnya) d) Divisi Operasional TI (Bisnis dan Perkantoran
e) Manajemen Risiko
7) Direktorat Keuangan dan Sumber Daya Manusia, bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait dengan, pengelolaan keuangan perusahaan, pengelolaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia, dan pengelolaan administrasi dan kegiatan umum lainnya. Terdiri dari beberapa divisi :
a) Divisi keuangan dan Akuntansi b) Divisi Sumber Daya Manusia c) Divisi Umum
4.3 Gambaran Umum Indeks Saham LQ 45
LQ 45 merupakan salah satu indeks yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdiri dari 45 saham dengan nilai pasar dan likuiditas yang tinggi. Indeks LQ 45 diluncurkan pada Februari 1997, akan tetapi untuk mendapatkan data historikal yang cukup panjang, hari dasar yang digunakan adalah tanggal 13 Juli 1994. tujuan diluncurkan nya indeks LQ 45 adalah untuk dapat menjadi pelengkap dari IHSG dan khususnya digunakan untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer, investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan harga dari saham saham yang aktif di perdagangkan. Sejak diluncurkan pada Februari
1997 ukuran utama likuiditas transaksi adalah nilai transaksi di pasar reguler, dan sejak review pada bulan Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukkan sebagai ukuran likuiditas. Kriteria suatu emiten untuk dapat masuk ke dalam perhitungan LQ 45 adalah dengan mempertimbangkan faktor faktor sebagai berikut :
1) Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan
2) Masuk dalam 60 saham berdasarkan nilai transaksi di pasar reguler
3) Dari 60 saham tersebut, 30 saham dengan nilai trransaksi terbesar secara otomatis akan masuk dalam perhitungan indeks LQ 45, lalu sisanya 30 dipilih 20 saham berdasarkan hari transaksi di pasar reguler dan dipilih 20 saham berdasarkan frekuensi transaksi di psaar reguler dan langkah akhir akan dipilih 15 saham berdasarkan kapitalisai pasar sehingga di akan didapat 45 shaam untuk perhitungan indeks LQ 45
Evaluasi indeks dan penggantian saham, setiap 3 bulan dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham tersebut dan penggantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan sekali yaitu pada awal Februari dan Agustus.
Periode daftar saham yang masuk perhitungan indeks LQ 45 adalah Februari-Juli dan Agustus-Januari.
Daftar nama nama perusahaan LQ 45 yang digunakan untuk menghitung rata rata abnormal return dan rata rata trading volume activity indeks LQ
Daftar nama nama perusahaan LQ 45 yang digunakan untuk menghitung rata rata abnormal return dan rata rata trading volume activity indeks LQ