• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

(Periode Februari – Juli 2019

)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menjadi Sarjana (S1)

Disusun oleh : IDAWATI RUKMANA

NIM 111510775

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PELITA BANGSA

BEKASI - 2019

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

APRIL 2019 TERHADAP INDEXS LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI (Periode Februari – Juli 2019

Oleh

IDAWATI RUKMANA NIM : 111510775

Idawati_rukmana@yahoo.com

Informasi yang relevan dapat mempengaruhi harga saham baik dari faktor ekonomi maupun non ekonomi. Peristiwa peristiwa politik seperti peristiwa pemilu yang merupakan mekanisme penyelesaian dan pendelegasian atau penyerahan kedaulatan kepada orang atau partai yang dipercayai dengan masa bakti selama 5 tahun sangat menarik diuji kandungan informasinya terhadap Bursa Efek Indonesia yang dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar yang dapat diukur menggunakan abnormal return dan trading volume activity.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah pemilu 17 April 2019.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh indeks yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan sampel dalam penelitian ini adalah 45 emiten yang terdaftar dalam indeks LQ 45 yang telah di rata rata menjadi Average Abnormal Return ke 45 emiten. Data yang digunakan diperoleh dari Yahoo Finance dan Bursa Efek Indonesia (IDX). Metode pengujian yang digunakan adalah uji normalitas Kolmogrov-Smirnov dan Uji Non parametrik Wilcoxon 2 related samples karena waktu pengamatan yang terbilang cukup pendek yakni 7 hari sebelum dan sesudah peristiwa pemil 17 April 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan baik pada variabel abnormal return maupun trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa pemilu 17 April 2019

Kata Kunci : abnormal return, event study, pemilu, trading volume activity

(6)

vi

APRIL 2019 ON LQ 45 INDEX LISTED ON BEI (Period February- July 2019)

By

IDAWATI RUKMANA NIM: 111510775

Idawati_rukmana@yahoo.com

Relevant information can affect stock prices both from economic and non- economic factors. Political events such as election events which are mechanisms for resolving and delegating or surrendering sovereignty to persons or parties that are trusted with a service period of 5 years are very interesting to test their information content on the Indonesia Stock Exchange which is intended to see market reactions that can be measured using abnormal returns and trading volume activity.

This study aims to determine whether there is a difference between abnormal return and trading volume activity before and after the April 17, 2019 elections.

The population in this study are all indexes listed on the Indonesia Stock Exchange and the sample in this study is 45 listed companies listed on the LQ 45 index which has been on average become an Average Abnormal Return to 45 issuers. The data used was obtained from Yahoo Finance and the Indonesia Stock Exchange (IDX). The test method used is the Kolmogrov-Smirnov normality test and the Wilcoxon 2 Non Samples related samples test as the observation period is quite short only 7 days before and after the 17 April 2019 election. The results showed that there are no significant differences both an abnormal return and trading volume activity before and after the election events 17 April 2019

Keywords: abnormal return, event study, election, trading volume activity

(7)

vii

kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PEMILU 17 APRIL 2019 TERHADAP INDEXS LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI (Periode Februari – Juli 2019.

Tujuan dari pada Skripsi adalah untuk memenuhi syarat dalam mencapai gelar Sarjana Fakultas-Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga ada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Hamzah Muhammad M.,S.K.M.,MM selaku Rektor Universitas Pelita Bangsa

2. Preatmi Nurastuti., SE., MM Selaku Dekan Fakultas Ilmu Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa sekaligus dosen Pembimbing Skripsi yang sangat sabar dan teliti dalam membimbing saya.

3. Yunita Ramadhani RDS., SE., MSc Selaku Ketua Prodi Manajemen Universitas Pelita Bangsa.

4. Staff, karyawan, dosen dilingkungan Universitas Pelita Bangsa.

5. Bapak Rukmana dan ibu Sriwati serta adik-adik yang telah mensupport memberikan kasih sayang, doa, perhatian, semangat, dukungan, bimbingan dan nasihat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Kepada pujaan hati yang selalu mensupport dan mendengar segala keluh kesah serta teman – teman Keuangan D2 dan sahabat terdekat yang telah membantu dalam penyusunan skripsi sehingga dapat selesai tepat waktu.

Penulis menyadari masih banyak keterbatasan pada susunan skripsi sehingga kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan penulisan laporan penelitian di kemudian hari. Semoga karya akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bekasi, 16 September 2019 Penulis

(8)

viii

SURAT PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ...v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...9

2.1 Landasan Teori ... 9

2.1.1 Reaksi Pasar Modal ... 9

2.1.2 Studi Peristiwa (Event Study) ... 10

2.1.3 Pemilu Presiden & Pileg serentak 17 April 2019 ... 12

2.1.4 Indeks LQ 45 ... 13

2.1.5 Abnormal Return ... 14

2.1.6 Trading Volume Activity ... 16

2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 19

2.3 Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ...28

3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Jadwal dan Waktu Penelitian... 29

3.3 Kerangka Konsep ... 30

3.3.1 Desain Penelitian ... 30

3.3.2 Definisi Operasional... 32

3.4 Populasi dan Sampel ... 35

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.6 Metode Analisis Data ... 39

3.6.1 Uji Normalitas ... 39

3.6.2 Uji Hipotesis ... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN ...42

4.1 Sejarah Singkat BEI ... 42

4.2 Struktur Organisasi BEI ... 45

4.1 Gambaran Umum Indeks Saham LQ 45 ... 49

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...54

5.1 Hasil Penelitian ... 54

(9)

ix

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...62

6.1 Kesimpulan ... 62

6.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ...64

LAMPIRAN ...66

(10)

x

Tabel 1.1 Perubahan Harga Saham ...3

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ...30

Tabel 3.2 Uraian Operasional Variabel ...32

Tabel 3.3 Populasi Indeks ...36

Tabel 4.1 Daftar Saham LQ 45 Periode Februari-Juli 2019 ...51

Tabel 5.1 AAR Harian ...54

Tabel 5.2 ATVA Harian ...55

Tabel 5.3 Uji Normalitas AAR ...57

Tabel 5.4 Uji Normalitas ATVA...58

Tabel 5.5 Uji Hipotesis AAR ...59

Tabel 5.6 Test Statistics AAR ...60

Tabel 5.7 Uji Hipotesis ATVA ...60

Tabel 5.8 Test Statistics ATVA ...61

(11)

xi

Gambar 2.1 Kandungan Informasi ...18

Gambar 3.1 Periode Penelitian ...29

Gambar 4.1 Desain Penelitian Teoritis ...31

Gambar 5.1 Struktur Organisasi ...45

(12)

xii

Gambar 1.1 Perubahan Harga Saham ...4

(13)

xiii

Lampiran 2 Data Indeks BEI ...72

Lampiran 3 Data emiten LQ 45 ...73

Lampiran 4 Harga Closed Saham Harian & Volume Harian ...74

Lampiran 5 Riwayat Hidup ...82

(14)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan sejarah baru pada November 2018 berhasil mencatatkan 50 emiten baru yang menunjukkan pertumbuhan positif dan diprediksikan akan terus bertambah, data ini lebih tinggi dibandingkan 2017 yang mencatatkan 36 emiten baru dan merupakan rekor terbanyak dalam setahun sejak privatisasi 1992. Pencapaian jumlah saham yang IPO diasumsikan karena iklim ekonomi yang kondusif dan pasar modal memiliki peran sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat (Cnbcindonesia.com, 2018).

Pergerakan IHSG ditutup menguat 0.06% pada level 6.194.50 pada akhir perdagangan tahun 2018. Pergerakan IHSG pada 2019 diperkirakan akan bergerak menguat dibayangi sentimen inflasi dan berita berita emiten terkait dengan rencana korporasi 2019 (Kontan.co.id, 2018).

Informasi yang relevan dapat mempengaruhi harga saham baik dari faktor ekonomi maupun non ekonomi. Oleh karena itu untuk meminimalisir risiko yang mungkin ditanggung, investor diharapkan mengamati setiap informasi relevan yang dapat mempengaruhi termasuk peristiwa politik yang terjadi dalam negeri (Trisnawati dan Diantini, 2011) .

(15)

Secara lebih spesifik studi peristiwa menyelidiki respon pasar terhadap kandungan informasi dari suatu pengumuman atau publikasi peristiwa tertentu.

Respons pasar tersebut tercermin dari return tak normal positif (berita baik) dan return tak normal negatif (berita buruk) (Tandelilin, 2016:565).

Peristiwa peristiwa politik seperti adanya pergantian pemerintahan, reshuffle kabinet, britain exit (brexit), dan peristiwa lainnya yg berkaitan erat dengan kestabilan perekonomian negara menarik untuk diuji kandungan informasinya terhadap bursa efek yang dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar yang dapat diukur menggunakan abnormal return (Bakri S.W, 2018).

Informasi mampu mengubah kepercayaan para pengambil keputusan.

Karena adanya suatu informasi yang baru akan membentuk suatu kepercayaan dikalangan para investor. Kepercayaan ini akan merubah harga melalui perubahan demand dan supply surat surat berharga (Hastuti dalam Fenny Trisnawati, 2011).

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat hingga 1,27% ke level 6.507 pada pekan pemilu, pekan sebelumnya senin 08 April 2019 ditutup di level 6.425. Sedangkan laju LQ45 pada pekan pemilu naik 1.46% ke level 1.030, pekan sebelumnya senin 08 April 2019 ditutup di level 1.015. Data perdagangan BEI pada pekan pemilu menunjukkan respon yang positif terbukti dengan data IHSG dan LQ 45 mengalami peningkatan (Idx.co.id, 2019).

(16)

Tabel 1.1

Perubahan Harga Saham Periode 08 sampai 18 April 2019

Hari/Tanggal Indeks

IHSG LQ 45

Senin 8 April 2019 6.425.734 1.015.286

Selasa 9 April 2019 6.484.348 1.024.355

Rabu 10 April 2019 6.478.326 1.024.128

Kamis 11 April 2019 6.410.166 1.007.965

Jum'at 12 April 2019 6.405.866 1.008.466

Senin 15 April 2019 6.435.151 1.013.270

Selasa 16 April 2019 6.481.541 1.023.942

Rabu 17 April 2019 Libur Libur

Kamis 18 April 2019 6.507.221 1.030.117

Senin 22 April 2019 6.414.743 1.012.554

Selasa 23 April 2019 6.462.822 1.022.498

Rabu 24 April 2019 6.447.885 1.020.123

Kamis 25 April 2019 6.372.787 1.004.994

Jum'at 26 April 2019 6.401.080 1.010.666

Senin 29 April 2019 6.425.895 1.013.471

Sumber : data diolah dari www.idx.co.id, 2019

(17)

Grafik 1.1

Perubahan Harga Saham Periode 08 sampai 29 April 2019

Sumber : data diolah dari www.idx.co.id, 2019

Penelitian dengan menggunakan Event Study yang dilakukan mengenai dampak pemilihan presiden tanggal 9 Juli 2014 memberikan perubahan terhadap abnormal return dan TVA yang signifikan pada 5 hari sebelum dan sesudah pemilu. Sesudah pemilihan presiden abnormal return saham lebih rendah dibanding sebelum pemilihan presiden (Ayudia & Kiryanto, 2015).

Berdasarkan hasil uji beda statistik rata rata abnormal return & TVA selama periode peristiwa pemilihan presiden 2014 ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan presiden 2014 (Sahala & Mulatua, 2017).

(18)

Penelitian mengenai pengaruh “Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II Terhadap Harga Saham LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah pengumuman reshuffle kabinet pada tingkat signifikasi 5%, terdapat 4 hari bursa yang memperoleh return tak normal yaitu pada t-3, t-2, t-1 dan t+1 dengan nilai berturut turut sebesar 0.0074, 0.0093, 0.0127 dan 0.0118. Namun tidak ada perbedaan rata rata return tak normal pada periode peristiwa sebelum dan sesudah pengumuman reshuffle kabinet dilihat dari hasil uji statistik yang tidak signifikan.Artinya pasar bereaksi, namun secara informasi,pasar tidak efisien dalam bentuk setengah kuat (Trisnawati dan Diantini, 2011).

Mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai pengumuman karena pasar modal sendiri adalah sebagai instrumen ekonomi yang pengaruhnya mencakup faktor makro baik dari lingkungan ekonomi maupun non ekonomi.

Infromasi yang terjadi di pasar modal tidak semua merupakan informasi yang berharga, para pelaku pasar harus dapat memilah dan menganailisa informasi-informasi yang relevan untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, dan investor diharapkan tidak terlalu cepat melakukan aksi jual dan lebih bersikap rasional dalam pengambilan keputusan (Hutami, dan Ardiyanto, 2014).

Periode pemilu pada tahun 2019 dilaksanakan pada 17 April, maka digunakan data indeks LQ 45 pada periode Februari – Juli 2019 dikarenakan indeks LQ 45 diperbarui setiap 6 bulan sekali. Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham di BEI yang memiliki liquiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang

(19)

besar sehingga reaksi pasar yang terjadi akibat peristiwa pemilu April dapet terlihat jelas dan akurat serta lolos seleksi beberapa keriteria pemilihan seperti selama 12 bulan terakhir rata rata nilai transaksinya dan nilai kapitalisasinya masuk dalam urutan 60 terbesar, dan tercatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan. (Tandelilin, 2010:87).

Berdasarkan uraian serta pendahuluan diatas, maka dilakukan penelitian dan menguji kandungan informasinya apakah pemilihan presiden RI pada tanggal 17 April 2019 berpengaruh terhadap abnormal return dan trading volume activity pada indeks LQ 45 periode Februari – Juli 2019 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemilu serentak 17 April 2019 pada indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Februa ri 2019 – Juni 2019?

2. Apakah terdapat perbedaan Trading Volume Activity yang signifikan sebelum dan 30 sesudah peristiwa pemilu serentak 17 April 2019 pada indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Februari 2019 – Juni 2019?

(20)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, adapun tujuan yang ingin dicapai penulis adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemilu serentak 17 April 2019 pada indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Februari 2019 – Juni 2019.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan Trading Volume Activity yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemilu serentak 17 April 2019 pada indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Februari 2019 – Juni 2019

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan rujukan, serta menambah pemahaman tentang mengenai reaksi pasar modal terhadap peristiwa politik dalam negeri dan mengimplementasikan pengetahuan yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan.

2. Manfaat Praktis

Bagi investor diharapkan mampu memberikan informasi dan bukti secara empiris akan pengaruhnya peristiwa politik terhadap Abnormal Return

(21)

dan Trading Volume Activity saham terhadap indeks LQ 45 yang terdaftar di BEI serta dapat digunakan sebagai acuan dalam menerapkan strategi investasi yang tepat sehingga dapat mengalokasikan dana dengan efisien pada saat terjadinya peristiwa politik. nnnnnnnn

(22)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Landasan teori adalah landasan berpikir yang tepat sebagai pendukung dan penguat proses penyelesaian masalah dari penelitian yang bersangkutan (Wagiran, 2013:76).

2.1.1 Reaksi Pasar Modal

Pasar modal adalah lembaga perantara bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus) atau investor yang memilih alternatif investasi yang bertujuan memberikan return yang optimal dengan pihak yang kekurangan dana (defisit) yang dapat digunakan secara produktif oleh perusahaan perusahaan yang listing di Bursa Efek dengan cara memperjualbelikan sekuritas seperti saham & obligasi. Bursa Efek sendiri ialah tempat terjadinya jual-beli sekuritas. Untuk kasus di indonesia hanya terdapat satu bursa efek yaitu (BEI) Bursa Efek Indonesia (Tandelilin, 2010:26).

Pasar tidak akan bereaksi jika return tidak normalnya bernilai nol, sebaliknya jika pasar bereaksi terhadap peristiwa maka return tidak normal yang diperoleh menjadi tidak signifikan berbeda dengan nol.

Bagaimana reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) berdasarkan

(23)

Informasi publik dikenal dengan studi peristiwa (event study).

Bentuk peristiwa yang diinformasikan beragam baik informasi dari perusahaan maupun dari luar perusahaan yang mungkin akan mempengaruhi prospek pertumbuhan perusahaan dimasa depan antara lain pengumuman dividen, laba, pembelanjaan, modal, perubahan komposisi kepemilikan, merger dan akuisisi, perubahaan peraturan pada industri atau bentuk usaha tertentu, kondisi politik dan bentuk bentuk peristiwa lainnya (Tandelilin, 2010:565).

2.1.2 Studi Peristiwa (Event Study)

Studi peristiwa berusaha mendeteksi respons pasar terhadap suatu peristiwa yang dipublikasikan. Respons pasar tergantung dari kandungan informasi yang melekat dalam suatu peristiwa yang diduga berdampak pada aliran kas perusahaan dimasa mendatang. Secara lebih spesifik tujuan study peristiwa mencakup pengujian teori, pengujian respons pasar dan pengujian return tak normal. (Tandelilin, 2010:569)

Objek yang dapat digunakan pada penelitian event study merupakan seluruh informasi yang dipublikasikan. Informasi tersebut mencakup seluruh peristiwa dalam aspek makro, mikro, eksternal- internal, perusahaan, politik, hukum, pemasaran, manajemen, sejarah, dan ilmu pengetahuan lainnya yang dinyatakan sebagai pengumuman (Luoma dalam Dyah putri & Nila, 2018)

(24)

Studi pristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu penguman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Jogiyanto, 2017:643).

Penelitian event study umumnya berhubungan dengan seberapa cepat suatu informasi yang masuk kepasar dapat terlihat pada harga saham, standar metodologi yang biasanya digunakan dalam event study menurut (Tandelilin, 2010:239) adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan sampel perusahaan-perusahaan yang mempunyai pengumuman yang mengejutkan pasar (event) dengan catatan tidak adanya confounding effect (efek pengganggu) dan periode jendela yang semakin panjang semakin sulit untuk mengontrol adanya faktor lain.

2. Mengidentifikasi hari pengumuman atau event date.

3. Menentukan periode analisis yaitu periode estimasi dan periode jendela (event window).

4. Menghitung return aktual masing masing sampel setiap hari selama periode pengamatan/periode jendela.

(25)

5. Menghitung return tak normal, yang dihitung dengan mengurangi return aktual yang sebenarnya terjadi dengan return harapan.

6. Menghitung rata rata return tak normal semua sampel setiap hari. Dari data yang kita dapat menggambarkan adanya pengaruh event terhadap perubahan harga saham selama periode pengamatan/jendela peristiwa yang ditentukan.

7. Mempelajari dan mendiskusikan hasil yang diperoleh. Data yang diperoleh kemudian diolah menjadi informasi dan disimpulkan untuk mengetahui dampak pengumuman terhadap perubahan harga yang terjadi.

2.1.3 Pemilu Presiden & Pileg Serentak 17 April 2019

Pemilu diartikan sebagai mekanisme penyelesaian dan pendelegasian atau penyerahan kedaulatan kepada orang atau partai yang dipercayai. Menurut UU Pemilu 2008, hanya partai yang menguasai lebih dari 20% kursi di Dewan Perwakilan Rakyat atau memenangi 25% suara populer dapat mengajukan kandidatnya.

Pemilihan umum dilaksanakan pada 17 April 2019 untuk masa bakti 2019-2024. Pemilihan ini menjadi pemilihan presiden langsung keempat di Indonesia.

Pesta politik yang akan berlangsung pada 17 April 2019 merupakan pertama kalinya dalam sejarah pilpres dan pileg dilaksanakan secara

(26)

serentak yaitu kandidat yang akan dipilih oleh 185.7 Juta pemilih warga negara Indonesia yakni 1 Presiden, 575 Anggota DPR, 19.817 Anggota DPRD (2.207 Anggota DPR Provinsi & 17.610 Anggota DPRD Kota/Kabupaten), 136 Anggota DPD (Bbcindonesia.com, 2019).

Serta terdapat lima kertas suara dalam lima warna yaitu :

 Abu- Abu : Presiden & Wakil Presiden

 Kuning : Anggota DPR RI

 Merah : DPD RI

 Biru : DPRPD Provinsi

 Hijau : DPRD Kota/Kabupaten

Berlandaskan peristiwa pemilihan umum presiden & wakil presiden yang hanya diselenggarakan setiap 5 tahun sekali, momentum ini dinilai sangat penting bagi bangsa indonesia dan menentukan masa kepemimpinan selama 5 tahun kedepan.

2.1.4 Indeks LQ 45

IHSG yang mencakup seluruh saham yang tercatat (yang sebagian besar kurang aktif diperdagangkan) dianggap kurang tepat dijadikan sebagai indikator atau acuan pasar modal, oleh karna itu pada tanggal 24 Februari 1997 diluncurkan alternatif indeks yang lain yaitu indeks Liquid 45. Tanggal 13 Juli 1994 meruapakan hari dasar 45 emiten mulai aktif diperdagangkan dengan pertimbangan- pertimbangan yang mendasari pemilihan saham (Jogiyanto, 2017:171)

(27)

Intensitas transaksi setiap sekuritas dipasar modal beragam, sebagian sekuritas memliki rekatif sedikit frekuensi transaksi dan cenderung pasif, namun sebagian memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan dipasar modal, hal ini menyebabkan perkembangan dan tingkat likuiditas IHSG menjadi kurang mencerminkan kondisi real yang terjadi di bursa efek dan persoalan tersebut di Indonesia telah dipecahkan dengan menggunakan indeks LQ 45 yang terdiri dari 45 saham di BEI dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalitas pasar yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan (Tandelilin, 2010:87).

Kriteria-kriteria berikut yang digunakan untuk memilih 45 saham yang masuk dalam indeks LQ 45 adalah sebagai berikut :

1. Selama 12 bulan terakhir, rata rata niali transaksi sahamnya masuk dalam urutan 60 terbesar di pasar reguler.

2. Selama 12 bulan terakhir,rata rata nilai kapitalisasi pasarnya masuk dalam urutan 60 terbesar di pasar reguler.

3. Telah tercatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan.

4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah hari transaksi di pasar reguler.

2.1.5 Abnormal Return

Informasi yang dibutuhkan investor dapat berasal dari kondisi internal maupun eksternal perusahaan, dan pasar akan bereaksi secara cepat terhadap semua informasi yang relevan. Hal ini dapat terukur oleh

(28)

perubahan harga saham melebihi kondisi normal kemudian menimbulkan abnormal return (Zaqi, 2006 dalam Hutami, 2014).

Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspetasian (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian abnormal return adalah selisih antara return sesuangguhnya yang terjadi dengan return ekspetasian (Jogiyanto, 2017:667). Return realisasian atau return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang dengan harga sebelumnya, sedangkan return ekpetasian merupakan return yang harus di estimasi menggunakan model estimasi mean-adjusted model, market model dan market adjusted model.

Return terbagi menjadi 2 (dua) yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspetasi (expected return). Return realisasi (realized return)merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi (realized return) penting karena digunakan sebagai alat pengukur kinerja dari perusahaan dan berguna sebagai dasar penentuan return ekspetasian (expected return) dan risiko dimasa datang. Return ekspetasi (expected return) adalah return yang diharapkan diperoleh investor di masa mendatang (Jogiyanto, 2017:283).

(29)

Berita baik akan direspon positif oleh pasar yang dicerminkan dengan adanya abnormal return yang positif, begitu juga dengan adanya abnormal return yang negatif (Tandelilin, 2010:565).

Langkah langkah dalam mencari abnormal return saham adalah sebagai berikut :

a. Menghitung return sesungguhnya yaitu:

Riᵼ =

Keterangan :

Riᵼ = Return saham perusahaan I pada periode ᵼ

Piᵼ = Harga saham penutupan perusahaan i pada periode ᵼ

Piᵼ-1 = Harga saham penutupan perusahaan i pada periode ᵼ

b. Menghitung market adjust model untuk mencari expected return yaitu: E(Rit) = Rit – Rmt

Keterangan :

E(Rit) = Expected return

Rit = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke i pada periode peristiwa ke t

(30)

Rmt = Return pasar harian

c. Menghitung abnormal return yang merupakan selisih antara actual return dengan expected return Hartono (2013) yaitu : RTN i,ᵼ = R i,ᵼ - E (R i,ᵼ)

Keterangan :

RTN i,ᵼ = Abnormal return sekuritas ke i pada periode peristiwa ke ᵼ

R i,ᵼ = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke i pada periode peristiwa ke ᵼ

E (R i,ᵼ) = Return ekspetasi sekuritas ke i untuk periode peristiwa ke ᵼ

d. Menghitung average abnormal return (AAR) untuk seluruh saham per hari selama periode peristiwa Hartono (2013) yaitu :

RRTNᵼ =

Keterangan :

RRTNᵼ = Average abnormal return pada hari ke-ᵼ

RTNi.ᵼ = Abnormal return untuk sekuritas ke i pada hari ke -ᵼ

N = Jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh peristiwa

(31)

Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak memberikan abnormal return seperti tampak di gambar. (Jogiyanto, 2017:644).

Gambar 2.1

Kandungan Informasi Suatu Pengumuman

Sumber : Jogiyanto, 2017:645

(32)

2.1.6 Trading Volume Activity

Trading volume activity adalah penjualan dari setiap transaksi yang terjadi di bursa saham pada saat waktu tertentu untuk saham tertentu, dan merupakan salah satu faktor yang huga memberikan pengaruh terhadap pergerakan saham. (Renald, 2018:165).

Volume perdagangan saham merupakan jumlah transaksi saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu. Trading volume activity dianggap sebagai acuan dari kekuatan atau kelemahan pasar. Trading volume activity cenderung meningkat saat harga mengalami penurunan dan meningkatnya volume penawaran penawaran dan permintaan suatu saham menunjukkan bahwa saham tersebut diminati oleh masayarakat kemudian di indikasikan berpengaruh terhadap fluktuasi atau return harga saham di bursa efek indonesia (Wijaya, 2014:81).

Adapun tahapan dalam menghitung trading volume activity adalah sebagai berikut :

a. Menghitung Trading Volume Activity

b. Menghitung Average Trading Volume Activity

ATVA =

Keterangan :

(33)

ATVA = Rata-rata TVA pada hari ke-t

TVAi,t = TVA saham i pada hari ke-t

K = Jumlah perusahaan

2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Hasil penelitian terdahulu yang dijadikan referensi bagi peneliti untuk melakukan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Trisnawati dan Diantini (2011) melakukan penelitian berjudul

“Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II Terhadap Harga Saham LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia” yang dipublikasikan pada Ejournal Manajemen Universitas Udayana; Vol.2, No.10; 2011. Hasil penelitian sebelum dan sesudah pengumuman reshuffle kabinet pada tingkat signifikasi 5%, terdapat 4 hari bursa yang memperoleh return tak normal yaitu pada t-3, t-2, t-1 dan t+1 dengan nilai berturut turut sebesar 0.0074, 0.0093, 0.0127 dan 0.0118. Namun tidak ada perbedaan rata rata return tak normal pada periode peristiwa sebelum dan sesudah pengumuman reshuffle kabinet dilihat dari hasil uji statistik yang tidak signifikan. Artinya pasar bereaksi, namun secara informasi pasar tidak efisien dalam bentuk setengah kuat.

2. Sahala dan Mulatua (2017) melakukan penelitian berjudul “Dampak Quick Count Pilpres 2014 Terhadap Harga Kurs Usd, Abnormal Return dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham di BEI (Uji kasus pada saham yang terdaftar dalam kelompok perusahaan LQ 45)” yang

(34)

dipublikasikan pada Jurnal Ilmiah Methonomi; Vol.3, No.1; 2017.

Memperoleh kesimpulan berdasarkan uji beda statistik rata rata abnormal return & TVA selama periode peristiwa pemilihan presiden 2014 ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan seudah peristiwa pemilihan presiden 2014.

3. Savita dan A.Ramesh (2015) melakukan penelitian berjudul “Return Volatility Around National Elections : Evidence From India” yang dipublikasikan pada Elsevier Ltd Science Direct.com, 163-168 (2015).

Menganalisis kinerja saham di sekitar pemilihan nasional di India selama pemilihan umum 2014 disebabkan oleh perubahan sentimen pasar, harga saham bereaksi terhadap perubahan dalam pemerintahan dan menyelidiki pengembalian pemegang selama jendela acara dan tanggal acara serta mengamati jendela peristiwa yang mencerminkan pasar telah bereaksi positif terhadap kemungkinan perubahan dalam pemerintahan dan setelah pemilihan pemerintahan baru.

4. Ayudia & Kiryanto (2015) melakukan penelitian berjudul “Analisis Dampak Pemilu Presiden Jokowi terhadap Return Saham” yang dipublikasikan pada Jurnal Akuntansi Indonesia; Vol.4, No.2, Hal. 97- 108; 2015. Memperoleh kesimpulan bahwa pemilu presiden tanggal 9 Juli 2014 memberikan perubahan terhadap abnormal return saham dan TVA yang signifikan pada 5 hari sebelum dan sesudah pemilu. Jika dilihat berdasarkan reaksi per hari dari investor selama 5 (lima) hari sebelum hingga 5 (lima) hari sesudah pemilu pilpres, diperoleh reaksi

(35)

yang signifikan terjadi pada 4 dan 2 hari sebelum pemilihan presiden yang merupakan reaksi positif dari investor.

5. Kabiru, Ochieng, & Kinyua (2015) melakukan penelitian berjudul “The Effect Of General Elections On Stuck Returns At The Nairobi Securities Exchange” yang dipublikasikan pada European Scientific Journal, 11- 28 (2015). Mendapatkan kesimpulan Analisis kumulatif abnormal return (CAR) menemukan bahwa pemilihan umum tahun 2002 dan 2013 tidak signifikan, sedangkan CAR sekitar peristiwa pemilihan umum 1997 dan 2007 ditemukan signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Dengan demikian penelitian ini merekomendasikan pasar saham, investor dan pemangku kepentingan lainnya untuk tidak mengabaikan peristiwa pemilu, dan untuk menerapkan kebijakan yang akan memusuhi pasar keamanan risiko politik selama pemilihan umum untuk meningkatkan kepercayaan investor.

6. Pamungkas, Sahadak & Endang (2015) melakukan penelitian berjudul

“Pengaruh Pemilu Presiden Indonesia Tahun 2014 Terhadap Abnormal Return dan Trading Volume Activity (Studi Pada Perusahaan Yang Tercatat Sebagai Anggota Indeks Kompas 100)” yang dipublikasikan pada Jurnal Administrasi Bisnis (JAB); Vol.20, No.1; 2015.

Memperoleh kesimpulan berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata rata abnormal return yang signifikan setelah peristiwa pemilu presiden Indonesia, namun rata rata trading

(36)

volume activity menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan setelah pemilu presiden Indonesia.

7. Permata Sari, Purnamawati & Herawati (2016) melakukan penelitian berjudul “Analisis Komparatif Saham LQ 45 Sebelum dan Sesudah Pilpres Amerika Serikat 2016” yang dipublikasikan pada e.Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1;

Vol.7, No.1; 2016. Memperoleh hasil yang menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan uji statistik terhadap rata-rata abnormal return selama periode peristiwa, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pilpres Amerika Serikat 2016. (2) Berdasarkan uji statistik terhadap rata-rata trading volume activity selama periode peristiwa, ditemukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pilpres Amerika Serikat 2016.

8. Sutanto, Barata, & Lestari (2019) melakukan penelitian berjudul

“Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Trading Volume Activity Saham Sebelum dan Sesudah Pilkada Serentak 9 Desember 2015” yang dipublikasikan pada Kalbisocio; Vol 6, No.1; 2019 ISSN 2356 – 4385.

Memperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan baik pada variabel abnormal return maupun trading volume activity sebelum dan sesudah pilkada.

9. Hutami dan Ardiyanto (2015) melakukan penelitian berjudul

“Abnormal Return dan Trading Volume Activity Sebelum dan Setelah

(37)

Pemilihan Presiden Secara Langsung 9 Juli 2014 (Studi Kasus Pada Saham LQ 45)” yang dipublikasikan Diponegoro Journal Of Accounting; Vol 4, No 2; 2015 ISSN 2337 – 3806. Memproleh kesimpulan berdasarkan uji statistik terhadap rata rata abnormal return saham selama periode peristiwa, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan rata rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa pemilihan presiden tanggal 9 Juli 2014, dan berdasarkan hasil uji statistik rata rata trading volume activity selama peristiwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap rata rata trading volume activity sebelum dan setelah peristiwa pemilihan presiden tanggal 9 Juli 2014.

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Bintarti, 2015:64).

HA1 : Terdapat perbedaan abnormal return saham yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemilu 17 April 2019 pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI (periode Februari – Juli 2019), dimana hipotesa ini didukung oleh kajian teori dan hasil kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Kajian teori yang mengatakan respon pasar terhadap kandungan informasi dari suatu pengumuman atau publikasi peristiwa tertentu. Berita baik akan direspon positif oleh pasar yang dicerminkan dengan adanya abnormal

(38)

return yang positif, begitu juga dengan adanya abnormal return yang negatif (Tandelilin, 2010:565).

2. Trisnawati dan Diantini (2011) yang mengatakan bahwa sebelum dan sesudah pengumuman reshuffle kabinet pada tingkat signifikansi 5%, terdapat 4 hari bursa yang memperoleh return tak normal yaitu pada t-3, t- 2, t-1 dan t+1 dengan nilai berturut turut sebesar 0.0074, 0.0093, 0.0127 dan 0.0118.

3. Kabiru, Ochieng, & Kinyua (2015) The Effect Of General Elections On Stuck Returns At The Nairobi Securities Exchange mendapatkan kesimpulan Analisis kumulatif abnormal return (CAR) menemukan bahwa pemilihan umum tahun 2002 dan 2013 tidak signifikan, sedangkan CAR sekitar peristiwa pemilihan umum 1997 dan 2007 ditemukan signifikan pada tingkat signifikansi 5%.

4. Sutanto, Barata & Lestari (2019) yang mengatakan bahwa tidak terdapat perbedaan antara abnormal return sebelum dan sesudah pilkada serentak 9 Desember 2015.

Berdasarkan kajian teori dan penelitian sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa pemilu dan pengumuman yang mengandung informasi dapat mempengaruhi terjadinya Abnormal Return. Dengan demikian penelitian ini merekomendasikan pasar saham, investor dan pemangku kepentingan lainnya untuk tidak mengabaikan peristiwa pemilu.

HA2 : Terdapat perbedaan trading volume activity saham yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemilu 17 April 2019 pada perusahaan LQ

(39)

45 yang terdaftar di BEI (periode Februari – Juli 2019), dimana hipotesa ini didukung oleh kajian teori dan hail kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Kajian teori yang mengatakan Trading volume activity dianggap sebagai acuan dari kekuatan atau kelemahan pasar, cenderung meningkat saat harga mengalami penurunan dan meningkatnya volume penawaran penawaran dan permintaan suatu saham menunjukkan bahwa saham tersebut diminati oleh masayarakat kemudian di indikasikan berpengaruh terhadap fluktuasi atau return harga saham di bursa efek indonesia (Wijaya, 2014:81).

2. Ayudia & Kiryanto (2015) yang mengatakan bahwa pemilu presiden tanggal 9 Juli 2014 memberikan perubahan terhadap trading volume activity yang signifikan pada 5 hari sebelum dan sesudah pemilu. Jika dilihat berdasarkan reaksi per hari dari investor selama 5 (lima) hari sebelum hingga 5 (lima) hari sesudah pemilu pilpres, diperoleh reaksi yang signifikan terjadi pada 4 dan 2 hari sebelum pemilihan presiden yang merupakan reaksi positif dari investor.

3. Permata Sari, Purnamawati & Herawati (2016) berdasarkan uji statistik terhadap rata-rata trading volume activity selama periode peristiwa, ditemukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pilpres Amerika Serikat 2016.

(40)

4. Lestari dan Nuzula (2018) mengatakan hasil serangkaian pengujian menunjukkan bahwa event brexit mengandung konten informasi yang mampu membuat pasar bereaksi dengan abnormal return dan trading volume activity sebagai pengukurnya, namun kandungan informasi tersebut tidak cukup besar untuk membentuk beda nilai yang signifikan antara sebelum dan setelah event, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasar modal Indonesia tidak terdampak oleh event brexit.

Berdasarkan kajian teori dan penelitian sebelumnya memperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan Trading Volume Activity pada peristiwa peristiwa yang mengandung informasi termasuk peristiwa politik yaitu pemilu pada 17 April 2019.

(41)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian event study. Dalam penelitian ini penulis ingin menguji seberapa signifikan perbedaan Abnormal return dan Trading volume activity sebelum dan sesudah pemilihan umum presiden 17 April 2019 khususnya pada harga saham indeks LQ 45 periode Februari – Juli 2019 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode pengamatan dibagi menjadi dua yaitu periode estimasi dan periode kejadian. model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model di sesuaikan dengan pasar (market adjusted model). Market adjusted model tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi (Jogiyanto dalam Luhur, 2010). Dalam penelitian ini periode pengamatan yang digunakan yaitu selama 15 hari bursa terdiri dari :

1. 7 hari bursa sebelum pemilu presiden dan wakil presiden 17 April 2019.

2. 1 hari kejadian (event date), karena saat pemilu presiden dan wakil presiden 17 April 2017 merupakan libur nasional, maka event date di estimasi jatuh pada tanggal 18 April 2019

.

(42)

3. 7 hari bursa setelah pemilu presiden dan wakil presiden 17 April 2019.

Periode penelitian selama 21 hari dipilih sebab rentang waktu dirasa sudah mencukupi, karena jarak event window yang terlalu panjang akan menimbulkan dua masalah dalam prakteknya yaitu pertama akan mengurangi kekuatan uji statistik dan mengakibatkan kesalahan pada saat menarik kesimpulan tentang signifikasi event dan kedua semakin panjang periode tidak mudah mengisolir event window dari efek pengganggu (confounding effect) (McWilliams dan Siegel, 1997 dalam Gayatri, 2018).

Gambar 3.1 Periode Penelitian

Sumber : data yang diolah dari literisasi kepustakaan, 2019

3.2. Jadwal dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan adalah Universitas Pelita Bangsa yang terletak di Kabupaten/Kota di propinsi Jawa Barat . Waktu penelitian dimulai sebagai berikut :

(43)

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Uraian Kegiatan Periode April S/d September 2019

April Mei Juni Juli Agustus September

1 Observasi

2 Menyusun Proposal

3 Bimbingan Proposal

4 Menyusun Skripsi

5 Bimbingan Skripsi

6 Menganalisis data

7 Mengolah data

8 Pengesahan Penelitian

9 Ujian Skripsi

Sumber : Data penelitian yang diolah, 2019

3.3. Kerangka Konsep 3.3.1 Desain Penelitian

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan penulis yang berkaitan dengan Abnormal return dan Trading Volume Activity ditinjau dari event study maka dikembangkan desain penelitian dalam bentuk gambar sebagai berikut :

(44)

Gambar 3.2 Desain Penelitian Teoritis

Sumber : Data penelitian yang diolah, 2019

Variabel Abnormal Return didukung oleh hasil penelitian Kabiru, Ochieng, & Kinyua (2015) The Effect Of General Elections On Stuck Returns At The Nairobi Securities Exchange mendapatkan kesimpulan Analisis kumulatif abnormal return (CAR) menemukan bahwa pemilihan umum tahun 2002 dan 2013 tidak signifikan, sedangkan CAR sekitar peristiwa pemilihan umum 1997 dan 2007 ditemukan signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Dengan demikian penelitian ini merekomendasikan pasar saham, investor dan pemangku kepentingan lainnya untuk tidak mengabaikan peristiwa pemilu, dan untuk menerapkan kebijakan yang akan memusuhi pasar keamanan risiko politik selama pemilihan umum untuk meningkatkan kepercayaan investor.

(45)

Variabel Trading Volume Activity didukung oleh hasil penelitian Hanung & Kiryanto (2015) yang mengatakan bahwa pemilu presiden tanggal 9 Juli 2014 memberikan perubahan terhadap trading volume activity yang signifikan pada 5 hari sebelum dan sesudah pemilu. Jika dilihat berdasarkan reaksi per hari dari investor selama 5 (lima) hari sebelum hingga 5 (lima) hari sesudah pemilu pilpres, diperoleh reaksi yang signifikan terjadi pada 4 dan 2 hari sebelum pemilihan presiden yang merupakan reaksi positif dari investor.

3.3.2 Definisi Operasional

Definisi masing masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Uraian Operasional Variabel

No.

Uraian Variabel

Formula & Rincian Penjelasan Variabel

1

Abnormal Return

ARi,t = Ri,t – E [Ri,t]

abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap normal return yang

(46)

merupakan return yang diharapkan oleh investor (expected return) Jogiyanto 2008 dalam Hutami (2015)

2

AAR

Average

Abnormal Return

RRTN

t

=

Average abnormal return merupakan merupakan rata rata dari abnormal return Jogiyanto 2008 dalam Hutami (2015)

3

Trading Volume Activity

TVAit

Hasil perhitungan TVA mencerminkan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan dengan jumlah saham yang beredar dalam

(47)

suatu periode tertentu Jogiyanto 2008 dalam Hutami (2015)

4

Average

Trading Volume Activity

ATVA =

ATVA merupakan rata rata dari trading volume activity Jogiyanto 2008 dalam Hutami (2015)

Sumber : data yang diolah dari literisasi kepustakaan, 2019

Keterangan:

ARi,t = Abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t.

Ri,t = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t.

E [Ri,t] = Return ekspektasi (expected return) sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t.

RRTNᵼ = Average abnormal return pada hari ke-ᵼ

RTNi.ᵼ = Abnormal return untuk sekuritas ke i pada hari ke -ᵼ

(48)

N = Jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh peristiwa

TVAnt = Rata rata aktivitas volume perdagangan.

TVAit = Aktivitas volume perdagangan sekuritas i pada perode t.

n = Jumlah sekuritas

ATVA = Rata-rata TVA pada hari ke-t

TVAi,t = TVA saham i pada hari ke-t

K = Jumlah perusahaan

3.4. Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Objek/Subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan nya Bintarti (2015: 97).

Populasi yang akan diamati selama periode penelitian adalah sebanyak 24 indeks yang terdaftar Bursa Efek Indonesia.

(49)

Tabel 3.3 Populasi Indeks

No Indeks Bursa Efek Indonesia 1 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

2 Indeks LQ 45

3 Indeks IDX30

4 Indeks IDX80

5 Indeks IDX Value 30 (IDXV30) 6 Indeks IDX Growth 30 (IDXG30)

7 Indeks KOMPAS100

8 Indeks IDX SMC Composite

9 Indeks IDX SMC Liquid

10 Indeks IDX High Dividend 20

11 Indeks IDX BUMN20

12 Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) 13 Jakarta Islamic Index (JII) 14 Jakarta Islamic Index 70 (JII70)

15 Indeks Sektoral

16 Indeks Papan Pencatatan

17 Indeks BISNIS-27

18 Indeks PEFINDO25

19 Indeks SRI-KEHATI

20 Indeks infobank15

(50)

21 Indeks SMinfra18

22 Indeks MNC36

23 Indeks Investor33

24 Indeks PEFINDO i-Grade Sumber : data diolah dari www.idx.co.id, 2019

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Karena keterbatasan waktu dan tenaga maka peneliti tidak mungkin mempelajari semua yg ada pada populasi.

Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul betul representatif (mewakili) Bintarti (2015: 98).

Peneliti menggunakan teknik purposive sampling untuk pengambilan sampel penelitian yaitu dilakukan berdasarkan pertimbangan tertentu berdasarkan harga penutupan dari data harga saham harian indeks LQ 45 yang diperoleh melalui website Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian.

Kriteria yang ditetapkan untuk pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

1. Tercatat sebagai anggota indeks di BEI pada periode Februari – Juli 2019 & 45 saham tercatat di BEI minimal 3 bulan.

(51)

2. Indeks yang mengukur performa harga dari 45 saham saham yang memiliki liquiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.

3. Evaluasi indeks dan penggantian saham, setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham saham tersebut dan penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali yaitu pada awal Februari dan Agustus.

Dengan menggunakan kriteria tersebut , maka dari diperoleh sampel dari seluruh populasi yaitu indeks saham LQ 45.

3.5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Melakukan dokumentasi dengan mencatat dan mengumpulkan data yang tercantum di situs resmi dari Bursa Efek Indonesia dan Yahoo Finance.

2. Mengkaji jurnal jurnal, Artikel, buku buku, tugas akhir dan penelitian terdahulu yang relevan dan sudah diterbitkan di jurnal.

3. Dilakukan baik secara Library research maupun Internet research yaitu membaca dan menambah wawasan teoritis yang digunakan untuk data pendukung serta referensi yang berkaitan dengan variable penelitian.

(52)

3.6. Metode Analisa Data 3.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui tingkat residual data.

Menurut Husein dan M.Kholik (2015) menyatakan bahwa normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah pengujian model regresi variabel penggangu dan residual memiliki distribusi normal.

Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov- smirnov bertujuan untuk melihat apakah variabel variabel yang digunakan terdistribusi normal atau tidak Ghozali (2011: 29).

Kriteria untuk menentukan data terdistribusi normal atau tidak adalah sebagai berikut.

1. Apabila angka signifikansi Sig. < 0,05 maka distibusi data tidak normal

2. Apabila angka signifikansi Sig. > 0,05 maka distibusi data normal.

3.6.2 Uji Hipotesis

Penelitian uji paired sample T-test atau uji wilcoxon signed rank test digunakan untuk menganalisis perbedaan abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa pemilu 17 April 2019. Kriteria pengujian hipotesis pada taraf signifikansi 5%

dengan melihat apakah nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan 5% (p ≥ 5%), dan apabila nilai probabilitas lebih besar atau

(53)

sama dengan 5% (sig t < 5%) maka tidak terdapat perbedaan rata- rata di keduanya.

Dari hasil uji normalitas data, maka tahapan uji statistik hipotesis yang diambil adalah sebagai berikut:

1. Jika data berdistribusi normal, maka teknik uji beda rata-rata dua sampel berpasangan yang digunakan adalah Paired Sample t-Test yang merupakan uji statistik parametrik. Langkah-langkah dalam pengujian adalah :

a. Menentukan tingkat signifikasi yaitu sebesar 5%.

b. Membandingkan probabilitas (p) t-hitung dengan a = 5%.

c. Penarikan kesimpulan pada uji ini didasarkan pada:

1) Apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho ditolak.

2) Apabila nilai probabilitas (p) > 0,05 maka Ho diterima.

2. Jika data tidak berdistribusi normal, maka teknik uji beda rata-rata dua sampel berpasangan yang digunakan adalah Uji Peringkat Wilcoxon ( Wilcoxon Signed Rank Test) yang merupakan uji statistik non parametrik. Langkah-langkah dalam pengujian adalah:

a. Menentukan tingkat signifikasi yaitu sebesar 5%.

b. Membandingkan probabilitas (p) z-hitung dengan a = 5%.

c. Penarikan kesimpulan pada uji ini didasarkan pada:

(54)

1) Apabila nilai signifikan (p) < 0,05 maka Ho ditolak.

2) Apabila nilaisignifikan (p) > 0,05 maka Ho diterima.

(55)

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

4.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange yang disingkat IDX merupakan bursa resmi di Indonesia dan sebagai lembaga pemerintah yang berperan sebagai penyelenggara bursa yaitu yang bertugas memfasilitasi perdagangan efek di Indonesia serta diharuskan mengontrol agar proses transaksi efek yang terjadi berjalan dengan adil dan efisien.

Bursa efek (pasar modal) telah ada di indonesia sejak dari zaman penjajahan Belanda. Dalam perkembangan nya pasar modal di Indonesia mengalami pasang surut sejalan dengan perkembangan sejarah bangsa Indonesia.

Bursa efek pertama di dirikan di Batavia,didirikan dengan tujuan menghimpun dana dari masyarakat Eropa dan memulai perdagangan efek pada tanggal 14 Desember 1912. Efek yang diperdagangkan adalah saham dan obligasi perusahaan perkebunan Belanda dan ditutup pada perang dunia kedua pada 10 Mei 1940. Kemudian setahun setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia bursa efek kembali dibuka di Jakarta pada 30 Juni 1952 dan berkembang pesat di Indonesia sebelum pada akhirnya ditutup pada tahun 1958 akibat politik dan sengketa yang terjadi oleh Republik Indonesia dan Belanda atas Irian jaya.

(56)

Setelah orde lama berakhir dan diganti dengan orde baru langkah pertama yang dilakukan pemerintah adalah menghidupkan kembali pasar uang dan modal di Indonesia. Perkembangan pasar modal pun dibagi menjadi 2 periode yaitu periode 1977 – 1987 perkembangan bursa efek kurang memberikan hasil seperti yang diharapkan serta periode 1988 – 1997 bursa efek menjadi lebih aktif sebelum terjadinya krisis moneter. Dan pada era reformasi langkah yang dilakukan pemerintah adalah penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) dan Bursa Efek Jakarta menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) direalisasikan pada tahun 2008.

Beberapa indeks harga saham yang ada di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Indeks yang mengukur pergerakan semua saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

2. Indeks LQ45.

Indeks yang mengukur performa harga dari 45 saham-saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.

3. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Indeks yang mengukur pergerakan semua saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia

4. Indeks Kompas 100.

(57)

Indeks yang mengukur performa harga dari 100 saham-saham yang memiliki likuiditas yang baik dan kapitalisasi pasar yang besar. Indeks Kompas100 diluncurkan bekerja sama dengan media Kompas Gramedia.

5. Indeks IDX High Dividend 20/ IDX High Dividend 20 Index.

Indeks harga atas 20 saham yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi.

6. Indeks IDX BUMN20/ IDX BUMN20 Index.

Indeks yang mengukur performa harga-harga atas 20 saham perusahaan tercatat yang merupakan BUMN, BUMD dan afiliasinya.

7. Jakarta Islamic Index (JII).

Indeks yang mengukur performa harga dari 30 saham-saham syariah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi yang tinggi.

8. Indeks BISNIS-27.

Indeks yang mengukur performa harga dari 27 saham-saham yang dipilih oleh Komite Indeks Bisnis Indonesia. Indeks BISNIS-27 diluncurkan bekerja sama dengan perusahaan media PT Jurnalindo Aksara Grafika (penerbit surat kabar harian Bisnis Indonesia).

9. Indeks PEFINDO25.

Indeks yang mengukur performa harga saham dari 25 emiten kecil dan menengah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi yang tinggi. Indeks PEFINDO25 diluncurkan dan dikelola bekerja sama dengan perusahaan pemeringkat PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).

(58)

10. Indeks MNC36.

Indeks yang terdiri dari 36 saham yang memiliki kinerja positif yang dipilih berdasarkan kapitalisasi pasar, likuiditas transaksi, dan fundamental serta rasio keuangan. Indeks MNC36 diluncurkan dan dikelola bekerja sama dengan perusahaan media Media Nusantara Citra (MNC) Group

4.2 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia.

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia

Sumber : data diolah dari www.idx.co.id, 2019

1) Direktur Utama, bertanggung jawab untuk mengkordinasikan para Direktur serta kegiatan-kegiatan Satuan Pemeriksa Internal.

(59)

a) Sekretaris Perusahaan, bertanggung jawab atas tersedianya rencana kerja perusahaan dan terciptanya kerjasama serta komunikasi yang harmonis dan efektif antara direksi dengan stakeholder lainnya dalam rangka mencapai tujuan serta meningkatkan citraperusahaan.

b) Divisi Hukum, bertanggung jawab untuk memastikan produk hukum yang akan dikeluarkan oleh perseroan sesuai dengan kaidah-kaidah hukum yang berlaku dan kepentingan perseroan terlindungi dalam hubungan kerjasama atau kontraktual antara perseroan dengan pihaklain dan Memastikan pemberian pendapat hukum sebagai legal advisor atas permasalahan hukum berkenaan dengan produk hukum yang telah diberlakukan olehperseroan.

c) Divisi Pengelolaan Strategi Perusahaan dan Anak Usaha, bertanggung jawab mengelola perusahaan dan anak usaha secara profesional berdasarkan prinsip-prinsip transparasi, akuntabilitas, tanggung jawab, independen, kewajaran dan kesetaraa. BEI sebagai fasilitator dan regulator psar modal di Indonesia memiliki komitmen untuk menjadi Bursa Efek yang sehat dan berdaya saing global.

d) Satuan Pemeriksa Internal, bertanggung jawab sebagai quality assurance terhadap pelaksanaan pencapaian sasaran perusahaan dengan mempertimbangan aspek efektifitas dan efisiensi melalui

(60)

pemeriksaan berkala maupun insidentil terhadap kegiatan internal organisasi dan bertanggung jawab atas pemantauan kegiatan tindak lanjut dari rekomendasi yang dibangun berdasarkan hasil pemeriksaan internal yang dilakukan

2) Direktorat Pengembangan, bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait dengan pengelolaan riset pasar modal dan ekonomi, Pengembangan produk dan usaha, Kegiatan pemasaran dan Kegiatan edukasi dansosialisasi. terdiri dari beberapa divisi : a) Divisi Riset

b) Divisi Pengembangan Bisnis c) Divisi Inkubasi Bisnis d) Divisi Pengembangan Pasar e) Divisi Pasar Modal Syariah

3) Direktorat Penilaian Perusahaan, bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait dengan penilaian pendahuluan perusahaan, pencatatan perusahaan, penilaian keterbukaan perusahaan, penelaahan aksi korporasi perusahaan dan Pembinaan emiten (termasuk edukasi perusahaan). terdiri dari beberapa divisi : a) Divisi Layanan dan Pengembangan Perusahaan Tercatat

b) Divisi Penilaian Perusahaan 1 c) Divisi Penilaian Perusahaan 2 d) Divisi Penilaian Perusahaan 3

(61)

4) Direktorat Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, bertanggung jawab atas kegiatan operasional perdagangan saham, perdagangan informasi pasar (data feed), perdagangan surat utang dan derivatif serta pelaporan transaksi surat utang dan pengelolaan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan anggota bursa danpartisipan.

Terdiri dari beberapa divisi :

a) Divisi Pengaturan dan Pemantauan Anggota Bursa da Partisipan b) Divisi Layanan Data

c) Divisi Operasional Perdangan

5) Direktorat Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan, bertanggung jawab untuk memastikan dan mengkoordinasikan kegiatan pengawasan dan analisis terhadap aktivitas perdagangan efek di bursa untuk mewujudkan perdagangan efek yang teratur dan wajar, sehingga dapat menjaga integritas dan kredibilitas bursa efek dan pasar modal. Terdiri dari beberapa divisi :

a) Divisi Kepatuhan Anggota Bursa b) Divisi Pengawasan Transaksi

6) Direktorat Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko, bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait dengan Pengembangan solusi bisnis teknologiinformasi, Operasional teknologi informasi dan Manajemen risiko. Terdiri dari beberapa divisi :

a) Divisi Strategi dan Transformasi Digital

(62)

b) Divisi Pengembangan TI

c) Divisi Operasional TI (Perdagangan dan Pendukungnya) d) Divisi Operasional TI (Bisnis dan Perkantoran

e) Manajemen Risiko

7) Direktorat Keuangan dan Sumber Daya Manusia, bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait dengan, pengelolaan keuangan perusahaan, pengelolaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia, dan pengelolaan administrasi dan kegiatan umum lainnya. Terdiri dari beberapa divisi :

a) Divisi keuangan dan Akuntansi b) Divisi Sumber Daya Manusia c) Divisi Umum

4.3 Gambaran Umum Indeks Saham LQ 45

LQ 45 merupakan salah satu indeks yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdiri dari 45 saham dengan nilai pasar dan likuiditas yang tinggi. Indeks LQ 45 diluncurkan pada Februari 1997, akan tetapi untuk mendapatkan data historikal yang cukup panjang, hari dasar yang digunakan adalah tanggal 13 Juli 1994. tujuan diluncurkan nya indeks LQ 45 adalah untuk dapat menjadi pelengkap dari IHSG dan khususnya digunakan untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer, investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan harga dari saham saham yang aktif di perdagangkan. Sejak diluncurkan pada Februari

(63)

1997 ukuran utama likuiditas transaksi adalah nilai transaksi di pasar reguler, dan sejak review pada bulan Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukkan sebagai ukuran likuiditas. Kriteria suatu emiten untuk dapat masuk ke dalam perhitungan LQ 45 adalah dengan mempertimbangkan faktor faktor sebagai berikut :

1) Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan

2) Masuk dalam 60 saham berdasarkan nilai transaksi di pasar reguler

3) Dari 60 saham tersebut, 30 saham dengan nilai trransaksi terbesar secara otomatis akan masuk dalam perhitungan indeks LQ 45, lalu sisanya 30 dipilih 20 saham berdasarkan hari transaksi di pasar reguler dan dipilih 20 saham berdasarkan frekuensi transaksi di psaar reguler dan langkah akhir akan dipilih 15 saham berdasarkan kapitalisai pasar sehingga di akan didapat 45 shaam untuk perhitungan indeks LQ 45

Evaluasi indeks dan penggantian saham, setiap 3 bulan dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham tersebut dan penggantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan sekali yaitu pada awal Februari dan Agustus.

Periode daftar saham yang masuk perhitungan indeks LQ 45 adalah Februari-Juli dan Agustus-Januari.

(64)

Daftar nama nama perusahaan LQ 45 yang digunakan untuk menghitung rata rata abnormal return dan rata rata trading volume activity indeks LQ 45 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Daftar Saham LQ 45 Periode Februari – Juli 2019s

No. Kode Nama Saham

1. ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk.

2. ADRO Adaro Energy Tbk.

3. AKRA AKR Corporindo Tbk.

4. ANTM Aneka Tambang Tbk.

5. ASII Astra International Tbk.

6. BBCA Bank Central Asia Tbk.

7. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

8. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

9. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

10. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.

11. BRPT Barito Pacific Tbk.

12. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk.

13. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 14. ELSA Elnusa Tbk.

15. ERAA Erajaya Swasembada Tbk.

16. EXCL XL Axiata Tbk.

Referensi

Dokumen terkait

Explicit Importance dan Implicit Importance yang telah dihitung dapat diplot ke dalam diagram kartesius, yang dapat membantu untuk mengidentifikasi faktor-faktor kepuasan:

[r]

Sistim jaringan serta jenis â jenis perangkat yang digunakan dalam menunjang komunikasi data dalam perancangan jaringan yang dikhususkan pada jaringan Lokal Area Network

GAMBARAN STATUS GIZI PADA BALITA BERDASARKAN POLA ASUH IBU DI DESA TLILIR KECAMATAN.. TLOGOMULYO

Oleh yang demikian, kita dapat ketahui bahawa dalam perkembangan teknologi pada masa kini banyak memerlukan kemahiran menggunakan komputer serta internet.. Namun dewasa ini,

Pemanfaatan biodiesel dan bioethanol terus meningkat hingga pada tahun 2025 mencapai 47 juta SBM untuk biodiesel dan 103 juta SBM untuk bioethanol, sehingga kenaikan

Minimal Diploma III di bidang Ilmu yang relevan dengan tugas jabatan Jabata.n pelaksana Penguji terdir-i atas:. Penyiap Bahan Rencana Keia dan Anggaran Kementerian /

Rata-rata kadar ALB adalah sebesar 3,5% dalam bentuk asam palmitat, hal ini menunjukkan bahwa kandungan ALB yang berasal dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) masih masuk dalam kualitas