BAB III METODE PENELITIAN
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1. Melakukan dokumentasi dengan mencatat dan mengumpulkan data yang tercantum di situs resmi dari Bursa Efek Indonesia dan Yahoo Finance.
2. Mengkaji jurnal jurnal, Artikel, buku buku, tugas akhir dan penelitian terdahulu yang relevan dan sudah diterbitkan di jurnal.
3. Dilakukan baik secara Library research maupun Internet research yaitu membaca dan menambah wawasan teoritis yang digunakan untuk data pendukung serta referensi yang berkaitan dengan variable penelitian.
3.6. Metode Analisa Data 3.6.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui tingkat residual data.
Menurut Husein dan M.Kholik (2015) menyatakan bahwa normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah pengujian model regresi variabel penggangu dan residual memiliki distribusi normal.
Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-smirnov bertujuan untuk melihat apakah variabel variabel yang digunakan terdistribusi normal atau tidak Ghozali (2011: 29).
Kriteria untuk menentukan data terdistribusi normal atau tidak adalah sebagai berikut.
1. Apabila angka signifikansi Sig. < 0,05 maka distibusi data tidak normal
2. Apabila angka signifikansi Sig. > 0,05 maka distibusi data normal.
3.6.2 Uji Hipotesis
Penelitian uji paired sample T-test atau uji wilcoxon signed rank test digunakan untuk menganalisis perbedaan abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa pemilu 17 April 2019. Kriteria pengujian hipotesis pada taraf signifikansi 5%
dengan melihat apakah nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan 5% (p ≥ 5%), dan apabila nilai probabilitas lebih besar atau
sama dengan 5% (sig t < 5%) maka tidak terdapat perbedaan rata-rata di keduanya.
Dari hasil uji normalitas data, maka tahapan uji statistik hipotesis yang diambil adalah sebagai berikut:
1. Jika data berdistribusi normal, maka teknik uji beda rata-rata dua sampel berpasangan yang digunakan adalah Paired Sample t-Test yang merupakan uji statistik parametrik. Langkah-langkah dalam pengujian adalah :
a. Menentukan tingkat signifikasi yaitu sebesar 5%.
b. Membandingkan probabilitas (p) t-hitung dengan a = 5%.
c. Penarikan kesimpulan pada uji ini didasarkan pada:
1) Apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho ditolak.
2) Apabila nilai probabilitas (p) > 0,05 maka Ho diterima.
2. Jika data tidak berdistribusi normal, maka teknik uji beda rata-rata dua sampel berpasangan yang digunakan adalah Uji Peringkat Wilcoxon ( Wilcoxon Signed Rank Test) yang merupakan uji statistik non parametrik. Langkah-langkah dalam pengujian adalah:
a. Menentukan tingkat signifikasi yaitu sebesar 5%.
b. Membandingkan probabilitas (p) z-hitung dengan a = 5%.
c. Penarikan kesimpulan pada uji ini didasarkan pada:
1) Apabila nilai signifikan (p) < 0,05 maka Ho ditolak.
2) Apabila nilaisignifikan (p) > 0,05 maka Ho diterima.
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
4.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange yang disingkat IDX merupakan bursa resmi di Indonesia dan sebagai lembaga pemerintah yang berperan sebagai penyelenggara bursa yaitu yang bertugas memfasilitasi perdagangan efek di Indonesia serta diharuskan mengontrol agar proses transaksi efek yang terjadi berjalan dengan adil dan efisien.
Bursa efek (pasar modal) telah ada di indonesia sejak dari zaman penjajahan Belanda. Dalam perkembangan nya pasar modal di Indonesia mengalami pasang surut sejalan dengan perkembangan sejarah bangsa Indonesia.
Bursa efek pertama di dirikan di Batavia,didirikan dengan tujuan menghimpun dana dari masyarakat Eropa dan memulai perdagangan efek pada tanggal 14 Desember 1912. Efek yang diperdagangkan adalah saham dan obligasi perusahaan perkebunan Belanda dan ditutup pada perang dunia kedua pada 10 Mei 1940. Kemudian setahun setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia bursa efek kembali dibuka di Jakarta pada 30 Juni 1952 dan berkembang pesat di Indonesia sebelum pada akhirnya ditutup pada tahun 1958 akibat politik dan sengketa yang terjadi oleh Republik Indonesia dan Belanda atas Irian jaya.
Setelah orde lama berakhir dan diganti dengan orde baru langkah pertama yang dilakukan pemerintah adalah menghidupkan kembali pasar uang dan modal di Indonesia. Perkembangan pasar modal pun dibagi menjadi 2 periode yaitu periode 1977 – 1987 perkembangan bursa efek kurang memberikan hasil seperti yang diharapkan serta periode 1988 – 1997 bursa efek menjadi lebih aktif sebelum terjadinya krisis moneter. Dan pada era reformasi langkah yang dilakukan pemerintah adalah penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) dan Bursa Efek Jakarta menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) direalisasikan pada tahun 2008.
Beberapa indeks harga saham yang ada di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Indeks yang mengukur pergerakan semua saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
2. Indeks LQ45.
Indeks yang mengukur performa harga dari 45 saham-saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
3. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Indeks yang mengukur pergerakan semua saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
4. Indeks Kompas 100.
Indeks yang mengukur performa harga dari 100 saham-saham yang memiliki likuiditas yang baik dan kapitalisasi pasar yang besar. Indeks Kompas100 diluncurkan bekerja sama dengan media Kompas Gramedia.
5. Indeks IDX High Dividend 20/ IDX High Dividend 20 Index.
Indeks harga atas 20 saham yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi.
6. Indeks IDX BUMN20/ IDX BUMN20 Index.
Indeks yang mengukur performa harga-harga atas 20 saham perusahaan tercatat yang merupakan BUMN, BUMD dan afiliasinya.
7. Jakarta Islamic Index (JII).
Indeks yang mengukur performa harga dari 30 saham-saham syariah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi yang tinggi.
8. Indeks BISNIS-27.
Indeks yang mengukur performa harga dari 27 saham-saham yang dipilih oleh Komite Indeks Bisnis Indonesia. Indeks BISNIS-27 diluncurkan bekerja sama dengan perusahaan media PT Jurnalindo Aksara Grafika (penerbit surat kabar harian Bisnis Indonesia).
9. Indeks PEFINDO25.
Indeks yang mengukur performa harga saham dari 25 emiten kecil dan menengah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi yang tinggi. Indeks PEFINDO25 diluncurkan dan dikelola bekerja sama dengan perusahaan pemeringkat PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).
10. Indeks MNC36.
Indeks yang terdiri dari 36 saham yang memiliki kinerja positif yang dipilih berdasarkan kapitalisasi pasar, likuiditas transaksi, dan fundamental serta rasio keuangan. Indeks MNC36 diluncurkan dan dikelola bekerja sama dengan perusahaan media Media Nusantara Citra (MNC) Group
4.2 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
Sumber : data diolah dari www.idx.co.id, 2019
1) Direktur Utama, bertanggung jawab untuk mengkordinasikan para Direktur serta kegiatan-kegiatan Satuan Pemeriksa Internal.
a) Sekretaris Perusahaan, bertanggung jawab atas tersedianya rencana kerja perusahaan dan terciptanya kerjasama serta komunikasi yang harmonis dan efektif antara direksi dengan stakeholder lainnya dalam rangka mencapai tujuan serta meningkatkan citraperusahaan.
b) Divisi Hukum, bertanggung jawab untuk memastikan produk hukum yang akan dikeluarkan oleh perseroan sesuai dengan kaidah-kaidah hukum yang berlaku dan kepentingan perseroan terlindungi dalam hubungan kerjasama atau kontraktual antara perseroan dengan pihaklain dan Memastikan pemberian pendapat hukum sebagai legal advisor atas permasalahan hukum berkenaan dengan produk hukum yang telah diberlakukan olehperseroan.
c) Divisi Pengelolaan Strategi Perusahaan dan Anak Usaha, bertanggung jawab mengelola perusahaan dan anak usaha secara profesional berdasarkan prinsip-prinsip transparasi, akuntabilitas, tanggung jawab, independen, kewajaran dan kesetaraa. BEI sebagai fasilitator dan regulator psar modal di Indonesia memiliki komitmen untuk menjadi Bursa Efek yang sehat dan berdaya saing global.
d) Satuan Pemeriksa Internal, bertanggung jawab sebagai quality assurance terhadap pelaksanaan pencapaian sasaran perusahaan dengan mempertimbangan aspek efektifitas dan efisiensi melalui
pemeriksaan berkala maupun insidentil terhadap kegiatan internal organisasi dan bertanggung jawab atas pemantauan kegiatan tindak lanjut dari rekomendasi yang dibangun berdasarkan hasil pemeriksaan internal yang dilakukan
2) Direktorat Pengembangan, bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait dengan pengelolaan riset pasar modal dan ekonomi, Pengembangan produk dan usaha, Kegiatan pemasaran dan Kegiatan edukasi dansosialisasi. terdiri dari beberapa divisi : a) Divisi Riset
b) Divisi Pengembangan Bisnis c) Divisi Inkubasi Bisnis d) Divisi Pengembangan Pasar e) Divisi Pasar Modal Syariah
3) Direktorat Penilaian Perusahaan, bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait dengan penilaian pendahuluan perusahaan, pencatatan perusahaan, penilaian keterbukaan perusahaan, penelaahan aksi korporasi perusahaan dan Pembinaan emiten (termasuk edukasi perusahaan). terdiri dari beberapa divisi : a) Divisi Layanan dan Pengembangan Perusahaan Tercatat
b) Divisi Penilaian Perusahaan 1 c) Divisi Penilaian Perusahaan 2 d) Divisi Penilaian Perusahaan 3
4) Direktorat Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, bertanggung jawab atas kegiatan operasional perdagangan saham, perdagangan informasi pasar (data feed), perdagangan surat utang dan derivatif serta pelaporan transaksi surat utang dan pengelolaan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan anggota bursa danpartisipan.
Terdiri dari beberapa divisi :
a) Divisi Pengaturan dan Pemantauan Anggota Bursa da Partisipan b) Divisi Layanan Data
c) Divisi Operasional Perdangan
5) Direktorat Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan, bertanggung jawab untuk memastikan dan mengkoordinasikan kegiatan pengawasan dan analisis terhadap aktivitas perdagangan efek di bursa untuk mewujudkan perdagangan efek yang teratur dan wajar, sehingga dapat menjaga integritas dan kredibilitas bursa efek dan pasar modal. Terdiri dari beberapa divisi :
a) Divisi Kepatuhan Anggota Bursa b) Divisi Pengawasan Transaksi
6) Direktorat Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko, bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait dengan Pengembangan solusi bisnis teknologiinformasi, Operasional teknologi informasi dan Manajemen risiko. Terdiri dari beberapa divisi :
a) Divisi Strategi dan Transformasi Digital
b) Divisi Pengembangan TI
c) Divisi Operasional TI (Perdagangan dan Pendukungnya) d) Divisi Operasional TI (Bisnis dan Perkantoran
e) Manajemen Risiko
7) Direktorat Keuangan dan Sumber Daya Manusia, bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait dengan, pengelolaan keuangan perusahaan, pengelolaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia, dan pengelolaan administrasi dan kegiatan umum lainnya. Terdiri dari beberapa divisi :
a) Divisi keuangan dan Akuntansi b) Divisi Sumber Daya Manusia c) Divisi Umum
4.3 Gambaran Umum Indeks Saham LQ 45
LQ 45 merupakan salah satu indeks yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdiri dari 45 saham dengan nilai pasar dan likuiditas yang tinggi. Indeks LQ 45 diluncurkan pada Februari 1997, akan tetapi untuk mendapatkan data historikal yang cukup panjang, hari dasar yang digunakan adalah tanggal 13 Juli 1994. tujuan diluncurkan nya indeks LQ 45 adalah untuk dapat menjadi pelengkap dari IHSG dan khususnya digunakan untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer, investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan harga dari saham saham yang aktif di perdagangkan. Sejak diluncurkan pada Februari
1997 ukuran utama likuiditas transaksi adalah nilai transaksi di pasar reguler, dan sejak review pada bulan Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukkan sebagai ukuran likuiditas. Kriteria suatu emiten untuk dapat masuk ke dalam perhitungan LQ 45 adalah dengan mempertimbangkan faktor faktor sebagai berikut :
1) Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan
2) Masuk dalam 60 saham berdasarkan nilai transaksi di pasar reguler
3) Dari 60 saham tersebut, 30 saham dengan nilai trransaksi terbesar secara otomatis akan masuk dalam perhitungan indeks LQ 45, lalu sisanya 30 dipilih 20 saham berdasarkan hari transaksi di pasar reguler dan dipilih 20 saham berdasarkan frekuensi transaksi di psaar reguler dan langkah akhir akan dipilih 15 saham berdasarkan kapitalisai pasar sehingga di akan didapat 45 shaam untuk perhitungan indeks LQ 45
Evaluasi indeks dan penggantian saham, setiap 3 bulan dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham tersebut dan penggantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan sekali yaitu pada awal Februari dan Agustus.
Periode daftar saham yang masuk perhitungan indeks LQ 45 adalah Februari-Juli dan Agustus-Januari.
Daftar nama nama perusahaan LQ 45 yang digunakan untuk menghitung rata rata abnormal return dan rata rata trading volume activity indeks LQ 45 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Daftar Saham LQ 45 Periode Februari – Juli 2019s
No. Kode Nama Saham
1. ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk.
2. ADRO Adaro Energy Tbk.
3. AKRA AKR Corporindo Tbk.
4. ANTM Aneka Tambang Tbk.
5. ASII Astra International Tbk.
6. BBCA Bank Central Asia Tbk.
7. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
8. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
9. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
10. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.
11. BRPT Barito Pacific Tbk.
12. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk.
13. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 14. ELSA Elnusa Tbk.
15. ERAA Erajaya Swasembada Tbk.
16. EXCL XL Axiata Tbk.
17. GGRM Gudang Garam Tbk.
18. HMSP H.M. Sampoerna Tbk.
19. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
20. INCO Vale Indonesia Tbk.
21. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
22. INDY Indika Energy Tbk.
23. INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
24. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
25. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
26. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk.
27. KLBF Kalbe Farma Tbk.
28. LPPF Matahari Department Store Tbk.
29. MEDC Medco Energi Internasional Tbk.
30. MNCN Media Nusantara Citra Tbk.
31. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
32. PTBA Bukit Asam Tbk.
33. PTPP PP (Persero) Tbk.
34. PWON Pakuwon Jati Tbk.
35. SCMA Surya Citra Media Tbk.
36. SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk.
37. SRIL Sri Rejeki Isman Tbk.
38. TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
39. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
40. TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk.
41. UNTR United Tractors Tbk.
42. UNVR Unilever Indonesia Tbk.
43. WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk.
44. WSBP Waskita Beton Precast Tbk.
45. WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Sumber : data diolah dari www.idx.co.id, 2019
ssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
54
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Average Abnormal Return
Average abnormal return (AAR) merupakan hasil rata rata dari abnormal return. Berikut data average abnormal return dari 45 saham yang terdaftar dalam indeks LQ 45 periode Februari – July 2019 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pemilu 17 April 2019.
Tabel 5.1
AAR harian selama periode penelitian
Event
5.1.2 Average Trading Volume Activity
Average trading volume activity (ATVA) merupakan hasil rata rata dari trading volume activity. Berikut data average trading volume activity dari 45 saham yang terdaftar dalam indeks LQ 45 periode Februari – July 2019 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pemilu 17 April 2019.
Tabel 5.2
ATVA harian selama periode penelitian
Event
Sumber : data diolah dari www.idx.co.id, 2019
5.2 Analisis Data
5.2.1 Uji Normalitas (One Sample Kolmogrov-Smirnov Test)
Tahap awal sebelum pengujian hipotesis dilakukan maka pengujian normalitas data perlu dilakukan dengan alat uji berupa program SPSS dapat dilihat apakah terdapat perbedaan abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan umum presiden RI tanggal 17 April 2019 dan juga untuk menghindari data bias, maka dilakukan uji normalitas.
Teknik statistik Kolmogrov-Smirnov yang merupakan pengujian hipotesis yang banyak dipakai, bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dan hasilnya dapat diketahui pada table pengujian normalitas data abnormal return dan trading volume activity 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah peristiwa pemilihan umum presiden RI tanggal 17 April 2019 pada indeks LQ 45 yang terdaftar di BEI periode Februari – Juli 2019
Tabel 5.3 Uji Normalitas AAR
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
AAR Sebelum AAR Sesudah
N 7 7
Normal Parametersa,b Mean .000149 .002939
Std. Deviation .0107347 .0111791 Most Extreme Differences Absolute .366 .199
Positive .366 .199
Negative -.170 -.111
Test Statistic .366 .199
Asymp. Sig. (2-tailed) .005c .200c,d
a. Test distribution is Normal.
Data penelitian yang diolah, 2019
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 5.3 dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig dari AAR 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah setelah peristiwa pemilu 17 April 2019 pada indeks saham LQ 45 yang terdaftar di BEI periode Februari – Juli 2019 diperoleh nilai sebesar 0,005 dan 0,200. Hasil ini bila dibandingkan dengan Sig. < 0,05 maka AAR sebelum peristiwa tidak besdistribusi normal dan AAR sesudah peristiwa Sig. > 0,05 berdistribusi normal.
Tabel 5.4
Normal Parametersa,b Mean .001751 .001940
Std. Deviation .0003936 .0003748 Most Extreme
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .200c,d
a. Test distribution is Normal.
Data penelitian yang diolah, 2019
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 5.4 dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig dari AVTA 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah setelah peristiwa pemilu 17 April 2019 pada indeks saham LQ 45 yang terdaftar di BEI periode Februari – Juli 2019 diperoleh nilai masing masing sebesar 0,200. Hasil ini bila dibandingkan dengan Sig. > 0,05 maka lebih besar, sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal.
5.2.2 Uji Hipotesis Wilcoxon Signed Rank Test
a. AAR Sesudah < AAR Sebelum b. AAR Sesudah > AAR Sebelum c. AAR Sesudah = AAR Sebelum
Data penelitian yang diolah, 2019
Negative ranks atau selisih antara variabel sebelum dan sesudah peristiwa yang negatif sebanyak 4 observasi atau dengan kata lain terdapat 4 observasi pada variabel sesudah yang kurang dari observasi pada variabel sebelum. Dan rata rata rangkingnya = 3 dengan jumlah rangking negatif = 12
Positive ranks atau selisih variabel sebelum dan sesudah yang positif sebanyak 3 observasi atau dengan kata lain terdapat 3 observasi pada variabel sesudah yang lebih dari observasi pada variabel sebelum dengan rata rata rangkingnya = 5,33 dan jumlah rangking positif = 16 Ties atau tidak ada perbedaan antara sebelum dan sesudah adalah = 0 atau tidak ada data yang sama .
Tabel 5.6
Asymp. Sig. (2-tailed) .735 a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Data penelitian yang diolah, 2019
Asymp sig 2 tailed sebesar 0,735 yang lebih besar dari 0,05, dengan demikian dapat dikatakan bahwa HA1 ditolak, yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata rata perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa pemilu 17 April 2019.
Tabel 5.7 Uji Hipotesis ATVA
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks ATVA Sesudah - ATVA
Sebelum
Negative Ranks 2a 3.50 7.00
Positive Ranks 5b 4.20 21.00
Ties 0c
Total 7
a. ATVA Sesudah < ATVA Sebelum b. ATVA Sesudah > ATVA Sebelum c. ATVA Sesudah = ATVA Sebelum
Data penelitian yang diolah, 2019
Negative ranks atau selisih antara variabel sebelum dan sesudah peristiwa yang negatif sebanyak 2 observasi atau dengan kata lain terdapat 2 observasi pada variabel sesudah yang kurang dari observasi
pada variabel sebelum. Dan rata rata rangkingnya (sama dengan) 3.50 dengan jumlah rangking negatif = 7
Positive ranks atau selisih variabel sebelum dan sesudah yang positif sebanyak 5 observasi atau dengan kata lain terdapat 5 observasi pada variabel sesudah yang lebih dari observasi pada variabel sebelum dengan rata rata rangkingnya = 4,20 dan jumlah rangking positif = 21
Tabel 5.6 Test Statistics ATVA
Data penelitian yang diolah, 2019
Asymp sig 2 tailed sebesar 0,237 yang lebih besar dari 0,05, dengan demikian dapat dikatakan bahwa HA2 ditolak, yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata rata perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa pemilu 17 April 2019.
Test Statisticsa
ATVA Sesudah - ATVA Sebelum
Z -1.183b
Asymp. Sig. (2-tailed) .237 a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
62
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji beda SPPSS Wilcoxon mengenai perbedaan abnormal return dan trading volume activity 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah terhadap peristiwa pemilu tanggal 17 April 2019 pada indeks LQ 45 yang terdaftar di BEI periode Februari – Juli 2019 maka diperoleh kesimpulan :
1. Berdasarkan Uji Wilcoxon diperoleh kesimpulan tidak terdapat perbedaan rata rata abnormal return 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah terhadap peristiwa pemilu tanggal 17 April 2019 pada indeks LQ 45 yang terdaftar di BEI periode Februari – Juli 2019. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaku pasar (investor) telah mengantisipasi peristiwa tersebut dan pasar modal tidak merespon peristiwa pemilu sebagai peristiwa yang memiliki kandungan informasi tinggi yang dapat menggerakkan pasar modal.
2. Berdasarkan Uji Wilcoxon diperoleh kesimpulan tidak terdapat perbedaan rata rata trading volume activity 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah terhadap peristiwa pemilu tanggal 17 April 2019 pada indeks LQ 45 yang terdaftar di BEI periode Februari – Juli 2019. Hal ini mengindikasikan rata rata TVA tidak mengalami peningkatan yang tajam dan dan pasar modal tidak merespon peristiwa pemilu sebagai peristiwa yang memiliki kandungan informasi tinggi yang dapat menggerakkan pasar modal.
3. Secara keseluruhan tidak terjadinya perbedaan abnormal return dan trading volume activity 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pemilu 17 April 2019 pada indeks LQ 45 periode Februari – Juli 2019, dikarenakan peristiwa pemilu tidak mempengaruhi aktivitas dalam pasar modal dan adanya sikap optimisme bahwa pemilihan presiden akan berjalan lancar dan terkendali.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang peneliti ajukan kepada pihak pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi lembaga pendidikan dapat digunakan sebagai tambahan bahan masukan untuk pengetahuan dan pemahaman khususnya seputar peristiwa-peristiwa politik maupun ekonomi serta pengaruhnya terhadap pasar modal di Indonesia.
2. Bagi para investor tidak perlu khawatir terhadap informasi peristiwa pemilihan umum 17 April 2019 karena peristiwa tersebut tidak berpengaruh pada abnormal return dan trading volume activity saham 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah peristiwa pemilu 17 April 2019 pada indeks LQ 45 periode Februari – Juli 2019 yang terdaftar di BEI.
3. Periode penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya meneliti Indeks LQ 45 tetapi dapat dikembangkan dengan mengambil Indeks lain ataupun sektor tertentu yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Bakri, S. W. (2018). Pengaruh Peristiwa Politik (Pemilu Presiden dan Pengumuman Susunan Kabinet) Terhadap Saham Sektor Industri di BEI.
Fakultas Ekonomi, Universitas Merdeka Madiun Capital Vol.1 No.2.
Bintarti, S. (2015). Metodologi Penelitian Ekonomi Manajemen. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Diantini, N. A, Trisnawati Dian N.K. (2011). Analisis Pengaruh Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II Terhadap Harga Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Ejournal Manajemen Universitas Udayana,Vol.2 No.10.
Diniar, Ayudia H & Kiryanto (2015). Analisis Dampak Pemilu Presiden Jokowi Terhadap Return Saham (Studi Kasus Saham LQ-45 di BEI). Jurnal Akuntansi Indonesia,Vol.4 No.2 Hal. 97-108.
Ghozali, Imam. (2017). Analisis Multivariat dan Ekonometrika Edisi Kedua.
Semarang: Badan Penerbit – Undip.
Ghozali, Imam. (2017). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.
Ghozali, Imam. (2017). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.