• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manfaat Penelitian

Dalam dokumen ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN (Halaman 20-0)

BAB I PENDAHULUAN

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan rujukan, serta menambah pemahaman tentang mengenai reaksi pasar modal terhadap peristiwa politik dalam negeri dan mengimplementasikan pengetahuan yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan.

2. Manfaat Praktis

Bagi investor diharapkan mampu memberikan informasi dan bukti secara empiris akan pengaruhnya peristiwa politik terhadap Abnormal Return

dan Trading Volume Activity saham terhadap indeks LQ 45 yang terdaftar di BEI serta dapat digunakan sebagai acuan dalam menerapkan strategi investasi yang tepat sehingga dapat mengalokasikan dana dengan efisien pada saat terjadinya peristiwa politik. nnnnnnnn

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Landasan teori adalah landasan berpikir yang tepat sebagai pendukung dan penguat proses penyelesaian masalah dari penelitian yang bersangkutan (Wagiran, 2013:76).

2.1.1 Reaksi Pasar Modal

Pasar modal adalah lembaga perantara bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus) atau investor yang memilih alternatif investasi yang bertujuan memberikan return yang optimal dengan pihak yang kekurangan dana (defisit) yang dapat digunakan secara produktif oleh perusahaan perusahaan yang listing di Bursa Efek dengan cara memperjualbelikan sekuritas seperti saham & obligasi. Bursa Efek sendiri ialah tempat terjadinya jual-beli sekuritas. Untuk kasus di indonesia hanya terdapat satu bursa efek yaitu (BEI) Bursa Efek Indonesia (Tandelilin, 2010:26).

Pasar tidak akan bereaksi jika return tidak normalnya bernilai nol, sebaliknya jika pasar bereaksi terhadap peristiwa maka return tidak normal yang diperoleh menjadi tidak signifikan berbeda dengan nol.

Bagaimana reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) berdasarkan

Informasi publik dikenal dengan studi peristiwa (event study).

Bentuk peristiwa yang diinformasikan beragam baik informasi dari perusahaan maupun dari luar perusahaan yang mungkin akan mempengaruhi prospek pertumbuhan perusahaan dimasa depan antara lain pengumuman dividen, laba, pembelanjaan, modal, perubahan komposisi kepemilikan, merger dan akuisisi, perubahaan peraturan pada industri atau bentuk usaha tertentu, kondisi politik dan bentuk bentuk peristiwa lainnya (Tandelilin, 2010:565).

2.1.2 Studi Peristiwa (Event Study)

Studi peristiwa berusaha mendeteksi respons pasar terhadap suatu peristiwa yang dipublikasikan. Respons pasar tergantung dari kandungan informasi yang melekat dalam suatu peristiwa yang diduga berdampak pada aliran kas perusahaan dimasa mendatang. Secara lebih spesifik tujuan study peristiwa mencakup pengujian teori, pengujian respons pasar dan pengujian return tak normal. (Tandelilin, 2010:569)

Objek yang dapat digunakan pada penelitian event study merupakan seluruh informasi yang dipublikasikan. Informasi tersebut mencakup seluruh peristiwa dalam aspek makro, mikro, eksternal-internal, perusahaan, politik, hukum, pemasaran, manajemen, sejarah, dan ilmu pengetahuan lainnya yang dinyatakan sebagai pengumuman (Luoma dalam Dyah putri & Nila, 2018)

Studi pristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu penguman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Jogiyanto, 2017:643).

Penelitian event study umumnya berhubungan dengan seberapa cepat suatu informasi yang masuk kepasar dapat terlihat pada harga saham, standar metodologi yang biasanya digunakan dalam event study menurut (Tandelilin, 2010:239) adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan sampel perusahaan-perusahaan yang mempunyai pengumuman yang mengejutkan pasar (event) dengan catatan tidak adanya confounding effect (efek pengganggu) dan periode jendela yang semakin panjang semakin sulit untuk mengontrol adanya faktor lain.

2. Mengidentifikasi hari pengumuman atau event date.

3. Menentukan periode analisis yaitu periode estimasi dan periode jendela (event window).

4. Menghitung return aktual masing masing sampel setiap hari selama periode pengamatan/periode jendela.

5. Menghitung return tak normal, yang dihitung dengan mengurangi return aktual yang sebenarnya terjadi dengan return harapan.

6. Menghitung rata rata return tak normal semua sampel setiap hari. Dari data yang kita dapat menggambarkan adanya pengaruh event terhadap perubahan harga saham selama periode pengamatan/jendela peristiwa yang ditentukan.

7. Mempelajari dan mendiskusikan hasil yang diperoleh. Data yang diperoleh kemudian diolah menjadi informasi dan disimpulkan untuk mengetahui dampak pengumuman terhadap perubahan harga yang terjadi.

2.1.3 Pemilu Presiden & Pileg Serentak 17 April 2019

Pemilu diartikan sebagai mekanisme penyelesaian dan pendelegasian atau penyerahan kedaulatan kepada orang atau partai yang dipercayai. Menurut UU Pemilu 2008, hanya partai yang menguasai lebih dari 20% kursi di Dewan Perwakilan Rakyat atau memenangi 25% suara populer dapat mengajukan kandidatnya.

Pemilihan umum dilaksanakan pada 17 April 2019 untuk masa bakti 2019-2024. Pemilihan ini menjadi pemilihan presiden langsung keempat di Indonesia.

Pesta politik yang akan berlangsung pada 17 April 2019 merupakan pertama kalinya dalam sejarah pilpres dan pileg dilaksanakan secara

serentak yaitu kandidat yang akan dipilih oleh 185.7 Juta pemilih warga negara Indonesia yakni 1 Presiden, 575 Anggota DPR, 19.817 Anggota DPRD (2.207 Anggota DPR Provinsi & 17.610 Anggota DPRD Kota/Kabupaten), 136 Anggota DPD (Bbcindonesia.com, 2019).

Serta terdapat lima kertas suara dalam lima warna yaitu :

 Abu- Abu : Presiden & Wakil Presiden

 Kuning : Anggota DPR RI

 Merah : DPD RI

 Biru : DPRPD Provinsi

 Hijau : DPRD Kota/Kabupaten

Berlandaskan peristiwa pemilihan umum presiden & wakil presiden yang hanya diselenggarakan setiap 5 tahun sekali, momentum ini dinilai sangat penting bagi bangsa indonesia dan menentukan masa kepemimpinan selama 5 tahun kedepan.

2.1.4 Indeks LQ 45

IHSG yang mencakup seluruh saham yang tercatat (yang sebagian besar kurang aktif diperdagangkan) dianggap kurang tepat dijadikan sebagai indikator atau acuan pasar modal, oleh karna itu pada tanggal 24 Februari 1997 diluncurkan alternatif indeks yang lain yaitu indeks Liquid 45. Tanggal 13 Juli 1994 meruapakan hari dasar 45 emiten mulai aktif diperdagangkan dengan pertimbangan- pertimbangan yang mendasari pemilihan saham (Jogiyanto, 2017:171)

Intensitas transaksi setiap sekuritas dipasar modal beragam, sebagian sekuritas memliki rekatif sedikit frekuensi transaksi dan cenderung pasif, namun sebagian memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan dipasar modal, hal ini menyebabkan perkembangan dan tingkat likuiditas IHSG menjadi kurang mencerminkan kondisi real yang terjadi di bursa efek dan persoalan tersebut di Indonesia telah dipecahkan dengan menggunakan indeks LQ 45 yang terdiri dari 45 saham di BEI dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalitas pasar yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan (Tandelilin, 2010:87).

Kriteria-kriteria berikut yang digunakan untuk memilih 45 saham yang masuk dalam indeks LQ 45 adalah sebagai berikut :

1. Selama 12 bulan terakhir, rata rata niali transaksi sahamnya masuk dalam urutan 60 terbesar di pasar reguler.

2. Selama 12 bulan terakhir,rata rata nilai kapitalisasi pasarnya masuk dalam urutan 60 terbesar di pasar reguler.

3. Telah tercatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan.

4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah hari transaksi di pasar reguler.

2.1.5 Abnormal Return

Informasi yang dibutuhkan investor dapat berasal dari kondisi internal maupun eksternal perusahaan, dan pasar akan bereaksi secara cepat terhadap semua informasi yang relevan. Hal ini dapat terukur oleh

perubahan harga saham melebihi kondisi normal kemudian menimbulkan abnormal return (Zaqi, 2006 dalam Hutami, 2014).

Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspetasian (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian abnormal return adalah selisih antara return sesuangguhnya yang terjadi dengan return ekspetasian (Jogiyanto, 2017:667). Return realisasian atau return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang dengan harga sebelumnya, sedangkan return ekpetasian merupakan return yang harus di estimasi menggunakan model estimasi mean-adjusted model, market model dan market adjusted model.

Return terbagi menjadi 2 (dua) yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspetasi (expected return). Return realisasi (realized return)merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi (realized return) penting karena digunakan sebagai alat pengukur kinerja dari perusahaan dan berguna sebagai dasar penentuan return ekspetasian (expected return) dan risiko dimasa datang. Return ekspetasi (expected return) adalah return yang diharapkan diperoleh investor di masa mendatang (Jogiyanto, 2017:283).

Berita baik akan direspon positif oleh pasar yang dicerminkan dengan adanya abnormal return yang positif, begitu juga dengan adanya abnormal return yang negatif (Tandelilin, 2010:565).

Langkah langkah dalam mencari abnormal return saham adalah sebagai berikut :

a. Menghitung return sesungguhnya yaitu:

Riᵼ =

Keterangan :

Riᵼ = Return saham perusahaan I pada periode ᵼ

Piᵼ = Harga saham penutupan perusahaan i pada periode ᵼ

Piᵼ-1 = Harga saham penutupan perusahaan i pada periode ᵼ

b. Menghitung market adjust model untuk mencari expected return yaitu: E(Rit) = Rit – Rmt

Keterangan :

E(Rit) = Expected return

Rit = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke i pada periode peristiwa ke t

Rmt = Return pasar harian

c. Menghitung abnormal return yang merupakan selisih antara actual return dengan expected return Hartono (2013) yaitu : RTN i,ᵼ = R i,ᵼ - E (R i,ᵼ)

Keterangan :

RTN i,ᵼ = Abnormal return sekuritas ke i pada periode peristiwa ke ᵼ

R i,ᵼ = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke i pada periode peristiwa ke ᵼ

E (R i,ᵼ) = Return ekspetasi sekuritas ke i untuk periode peristiwa ke ᵼ

d. Menghitung average abnormal return (AAR) untuk seluruh saham per hari selama periode peristiwa Hartono (2013) yaitu :

RRTNᵼ =

Keterangan :

RRTNᵼ = Average abnormal return pada hari ke-ᵼ

RTNi.ᵼ = Abnormal return untuk sekuritas ke i pada hari ke -ᵼ

N = Jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh peristiwa

Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak memberikan abnormal return seperti tampak di gambar. (Jogiyanto, 2017:644).

Gambar 2.1

Kandungan Informasi Suatu Pengumuman

Sumber : Jogiyanto, 2017:645

2.1.6 Trading Volume Activity

Trading volume activity adalah penjualan dari setiap transaksi yang terjadi di bursa saham pada saat waktu tertentu untuk saham tertentu, dan merupakan salah satu faktor yang huga memberikan pengaruh terhadap pergerakan saham. (Renald, 2018:165).

Volume perdagangan saham merupakan jumlah transaksi saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu. Trading volume activity dianggap sebagai acuan dari kekuatan atau kelemahan pasar. Trading volume activity cenderung meningkat saat harga mengalami penurunan dan meningkatnya volume penawaran penawaran dan permintaan suatu saham menunjukkan bahwa saham tersebut diminati oleh masayarakat kemudian di indikasikan berpengaruh terhadap fluktuasi atau return harga saham di bursa efek indonesia (Wijaya, 2014:81).

Adapun tahapan dalam menghitung trading volume activity adalah sebagai berikut :

a. Menghitung Trading Volume Activity

b. Menghitung Average Trading Volume Activity

ATVA =

Keterangan :

ATVA = Rata-rata TVA pada hari ke-t

TVAi,t = TVA saham i pada hari ke-t

K = Jumlah perusahaan

2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Hasil penelitian terdahulu yang dijadikan referensi bagi peneliti untuk melakukan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Trisnawati dan Diantini (2011) melakukan penelitian berjudul

“Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II Terhadap Harga Saham LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia” yang dipublikasikan pada Ejournal Manajemen Universitas Udayana; Vol.2, No.10; 2011. Hasil penelitian sebelum dan sesudah pengumuman reshuffle kabinet pada tingkat signifikasi 5%, terdapat 4 hari bursa yang memperoleh return tak normal yaitu pada t-3, t-2, t-1 dan t+1 dengan nilai berturut turut sebesar 0.0074, 0.0093, 0.0127 dan 0.0118. Namun tidak ada perbedaan rata rata return tak normal pada periode peristiwa sebelum dan sesudah pengumuman reshuffle kabinet dilihat dari hasil uji statistik yang tidak signifikan. Artinya pasar bereaksi, namun secara informasi pasar tidak efisien dalam bentuk setengah kuat.

2. Sahala dan Mulatua (2017) melakukan penelitian berjudul “Dampak Quick Count Pilpres 2014 Terhadap Harga Kurs Usd, Abnormal Return dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham di BEI (Uji kasus pada saham yang terdaftar dalam kelompok perusahaan LQ 45)” yang

dipublikasikan pada Jurnal Ilmiah Methonomi; Vol.3, No.1; 2017.

Memperoleh kesimpulan berdasarkan uji beda statistik rata rata abnormal return & TVA selama periode peristiwa pemilihan presiden 2014 ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan seudah peristiwa pemilihan presiden 2014.

3. Savita dan A.Ramesh (2015) melakukan penelitian berjudul “Return Volatility Around National Elections : Evidence From India” yang dipublikasikan pada Elsevier Ltd Science Direct.com, 163-168 (2015).

Menganalisis kinerja saham di sekitar pemilihan nasional di India selama pemilihan umum 2014 disebabkan oleh perubahan sentimen pasar, harga saham bereaksi terhadap perubahan dalam pemerintahan dan menyelidiki pengembalian pemegang selama jendela acara dan tanggal acara serta mengamati jendela peristiwa yang mencerminkan pasar telah bereaksi positif terhadap kemungkinan perubahan dalam pemerintahan dan setelah pemilihan pemerintahan baru.

4. Ayudia & Kiryanto (2015) melakukan penelitian berjudul “Analisis Dampak Pemilu Presiden Jokowi terhadap Return Saham” yang dipublikasikan pada Jurnal Akuntansi Indonesia; Vol.4, No.2, Hal. 97-108; 2015. Memperoleh kesimpulan bahwa pemilu presiden tanggal 9 Juli 2014 memberikan perubahan terhadap abnormal return saham dan TVA yang signifikan pada 5 hari sebelum dan sesudah pemilu. Jika dilihat berdasarkan reaksi per hari dari investor selama 5 (lima) hari sebelum hingga 5 (lima) hari sesudah pemilu pilpres, diperoleh reaksi

yang signifikan terjadi pada 4 dan 2 hari sebelum pemilihan presiden yang merupakan reaksi positif dari investor.

5. Kabiru, Ochieng, & Kinyua (2015) melakukan penelitian berjudul “The Effect Of General Elections On Stuck Returns At The Nairobi Securities Exchange” yang dipublikasikan pada European Scientific Journal, 11-28 (2015). Mendapatkan kesimpulan Analisis kumulatif abnormal return (CAR) menemukan bahwa pemilihan umum tahun 2002 dan 2013 tidak signifikan, sedangkan CAR sekitar peristiwa pemilihan umum 1997 dan 2007 ditemukan signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Dengan demikian penelitian ini merekomendasikan pasar saham, investor dan pemangku kepentingan lainnya untuk tidak mengabaikan peristiwa pemilu, dan untuk menerapkan kebijakan yang akan memusuhi pasar keamanan risiko politik selama pemilihan umum untuk meningkatkan kepercayaan investor.

6. Pamungkas, Sahadak & Endang (2015) melakukan penelitian berjudul

“Pengaruh Pemilu Presiden Indonesia Tahun 2014 Terhadap Abnormal Return dan Trading Volume Activity (Studi Pada Perusahaan Yang Tercatat Sebagai Anggota Indeks Kompas 100)” yang dipublikasikan pada Jurnal Administrasi Bisnis (JAB); Vol.20, No.1; 2015.

Memperoleh kesimpulan berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata rata abnormal return yang signifikan setelah peristiwa pemilu presiden Indonesia, namun rata rata trading

volume activity menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan setelah pemilu presiden Indonesia.

7. Permata Sari, Purnamawati & Herawati (2016) melakukan penelitian berjudul “Analisis Komparatif Saham LQ 45 Sebelum dan Sesudah Pilpres Amerika Serikat 2016” yang dipublikasikan pada e.Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1;

Vol.7, No.1; 2016. Memperoleh hasil yang menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan uji statistik terhadap rata-rata abnormal return selama periode peristiwa, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pilpres Amerika Serikat 2016. (2) Berdasarkan uji statistik terhadap rata-rata trading volume activity selama periode peristiwa, ditemukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pilpres Amerika Serikat 2016.

8. Sutanto, Barata, & Lestari (2019) melakukan penelitian berjudul

“Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Trading Volume Activity Saham Sebelum dan Sesudah Pilkada Serentak 9 Desember 2015” yang dipublikasikan pada Kalbisocio; Vol 6, No.1; 2019 ISSN 2356 – 4385.

Memperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan baik pada variabel abnormal return maupun trading volume activity sebelum dan sesudah pilkada.

9. Hutami dan Ardiyanto (2015) melakukan penelitian berjudul

“Abnormal Return dan Trading Volume Activity Sebelum dan Setelah

Pemilihan Presiden Secara Langsung 9 Juli 2014 (Studi Kasus Pada Saham LQ 45)” yang dipublikasikan Diponegoro Journal Of Accounting; Vol 4, No 2; 2015 ISSN 2337 – 3806. Memproleh kesimpulan berdasarkan uji statistik terhadap rata rata abnormal return saham selama periode peristiwa, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan rata rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa pemilihan presiden tanggal 9 Juli 2014, dan berdasarkan hasil uji statistik rata rata trading volume activity selama peristiwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap rata rata trading volume activity sebelum dan setelah peristiwa pemilihan presiden tanggal 9 Juli 2014.

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Bintarti, 2015:64).

HA1 : Terdapat perbedaan abnormal return saham yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemilu 17 April 2019 pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI (periode Februari – Juli 2019), dimana hipotesa ini didukung oleh kajian teori dan hasil kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Kajian teori yang mengatakan respon pasar terhadap kandungan informasi dari suatu pengumuman atau publikasi peristiwa tertentu. Berita baik akan direspon positif oleh pasar yang dicerminkan dengan adanya abnormal

return yang positif, begitu juga dengan adanya abnormal return yang negatif (Tandelilin, 2010:565).

2. Trisnawati dan Diantini (2011) yang mengatakan bahwa sebelum dan sesudah pengumuman reshuffle kabinet pada tingkat signifikansi 5%, terdapat 4 hari bursa yang memperoleh return tak normal yaitu pada 3, t-2, t-1 dan t+1 dengan nilai berturut turut sebesar 0.0074, 0.0093, 0.0127 dan 0.0118.

3. Kabiru, Ochieng, & Kinyua (2015) The Effect Of General Elections On Stuck Returns At The Nairobi Securities Exchange mendapatkan kesimpulan Analisis kumulatif abnormal return (CAR) menemukan bahwa pemilihan umum tahun 2002 dan 2013 tidak signifikan, sedangkan CAR sekitar peristiwa pemilihan umum 1997 dan 2007 ditemukan signifikan pada tingkat signifikansi 5%.

4. Sutanto, Barata & Lestari (2019) yang mengatakan bahwa tidak terdapat perbedaan antara abnormal return sebelum dan sesudah pilkada serentak 9 Desember 2015.

Berdasarkan kajian teori dan penelitian sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa pemilu dan pengumuman yang mengandung informasi dapat mempengaruhi terjadinya Abnormal Return. Dengan demikian penelitian ini merekomendasikan pasar saham, investor dan pemangku kepentingan lainnya untuk tidak mengabaikan peristiwa pemilu.

HA2 : Terdapat perbedaan trading volume activity saham yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemilu 17 April 2019 pada perusahaan LQ

45 yang terdaftar di BEI (periode Februari – Juli 2019), dimana hipotesa ini didukung oleh kajian teori dan hail kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Kajian teori yang mengatakan Trading volume activity dianggap sebagai acuan dari kekuatan atau kelemahan pasar, cenderung meningkat saat harga mengalami penurunan dan meningkatnya volume penawaran penawaran dan permintaan suatu saham menunjukkan bahwa saham tersebut diminati oleh masayarakat kemudian di indikasikan berpengaruh terhadap fluktuasi atau return harga saham di bursa efek indonesia (Wijaya, 2014:81).

2. Ayudia & Kiryanto (2015) yang mengatakan bahwa pemilu presiden tanggal 9 Juli 2014 memberikan perubahan terhadap trading volume activity yang signifikan pada 5 hari sebelum dan sesudah pemilu. Jika dilihat berdasarkan reaksi per hari dari investor selama 5 (lima) hari sebelum hingga 5 (lima) hari sesudah pemilu pilpres, diperoleh reaksi yang signifikan terjadi pada 4 dan 2 hari sebelum pemilihan presiden yang merupakan reaksi positif dari investor.

3. Permata Sari, Purnamawati & Herawati (2016) berdasarkan uji statistik terhadap rata-rata trading volume activity selama periode peristiwa, ditemukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pilpres Amerika Serikat 2016.

4. Lestari dan Nuzula (2018) mengatakan hasil serangkaian pengujian menunjukkan bahwa event brexit mengandung konten informasi yang mampu membuat pasar bereaksi dengan abnormal return dan trading volume activity sebagai pengukurnya, namun kandungan informasi tersebut tidak cukup besar untuk membentuk beda nilai yang signifikan antara sebelum dan setelah event, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasar modal Indonesia tidak terdampak oleh event brexit.

Berdasarkan kajian teori dan penelitian sebelumnya memperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan Trading Volume Activity pada peristiwa peristiwa yang mengandung informasi termasuk peristiwa politik yaitu pemilu pada 17 April 2019.

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian event study. Dalam penelitian ini penulis ingin menguji seberapa signifikan perbedaan Abnormal return dan Trading volume activity sebelum dan sesudah pemilihan umum presiden 17 April 2019 khususnya pada harga saham indeks LQ 45 periode Februari – Juli 2019 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode pengamatan dibagi menjadi dua yaitu periode estimasi dan periode kejadian. model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model di sesuaikan dengan pasar (market adjusted model). Market adjusted model tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi (Jogiyanto dalam Luhur, 2010). Dalam penelitian ini periode pengamatan yang digunakan yaitu selama 15 hari bursa terdiri dari :

1. 7 hari bursa sebelum pemilu presiden dan wakil presiden 17 April 2019.

2. 1 hari kejadian (event date), karena saat pemilu presiden dan wakil presiden 17 April 2017 merupakan libur nasional, maka event date di estimasi jatuh pada tanggal 18 April 2019

.

3. 7 hari bursa setelah pemilu presiden dan wakil presiden 17 April 2019.

Periode penelitian selama 21 hari dipilih sebab rentang waktu dirasa sudah mencukupi, karena jarak event window yang terlalu panjang akan menimbulkan dua masalah dalam prakteknya yaitu pertama akan mengurangi kekuatan uji statistik dan mengakibatkan kesalahan pada saat menarik kesimpulan tentang signifikasi event dan kedua semakin panjang periode tidak mudah mengisolir event window dari efek pengganggu (confounding effect) (McWilliams dan Siegel, 1997 dalam Gayatri, 2018).

Gambar 3.1 Periode Penelitian

Sumber : data yang diolah dari literisasi kepustakaan, 2019

3.2. Jadwal dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan adalah Universitas Pelita Bangsa yang terletak di Kabupaten/Kota di propinsi Jawa Barat . Waktu penelitian dimulai sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Uraian Kegiatan Periode April S/d September 2019

April Mei Juni Juli Agustus September

1 Observasi

2 Menyusun Proposal

3 Bimbingan Proposal

4 Menyusun Skripsi

5 Bimbingan Skripsi

6 Menganalisis data

7 Mengolah data

8 Pengesahan Penelitian

9 Ujian Skripsi

Sumber : Data penelitian yang diolah, 2019

3.3. Kerangka Konsep 3.3.1 Desain Penelitian

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan penulis yang berkaitan dengan Abnormal return dan Trading Volume Activity ditinjau dari event study maka dikembangkan desain penelitian dalam bentuk gambar sebagai berikut :

Dalam dokumen ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN (Halaman 20-0)

Dokumen terkait