• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan sementara terhadap masalah penelitian yang dibuat berdasarkan kerangka pemikiran (Zulganef, 2018:37). Hal tersebut masih jawaban sementara karena didasarkan pada teori saja, bukan pada fakta yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Citra Destinasi (X1)

Fasilitas Wisata (X2)

Minat Berkunjung Ulang

(Y)

1. Pengaruh citra destinasi dan fasilitas wisata secara simultan terhadap minat berkunjung ulang wisatawan

Menurut Lopes (2011:307-308), citra destinasi adalah ekspresi dari semua pengetahuan objektif, prasangka, imajinasi dan pikiran emosional dari semua destinasi tertentu oleh individu atau kelompok. Citra destinasi diartikan sebagai keseluruhan keyakinan serta kesan mengenai suatu destinasi wisata berdasarkan informasi yang diolah dari berbagai sumber.

Selanjutnya Yoeti (2003:56) mengemukakan bahwa fasilitas wisata adalah semua fasilitas yang fungsinya memenuhi kebutuhan wisatawan yang tinggal untuk sementara waktu di daerah tujuan wisata yang dikunjunginya, dimana mereka dapat bersantai, menikmati dan berpartisipasi dalam kegiatan yang tersedia di daerah tujuan wisata tersebut.

Dalam unsur fasilitas wisata biasanya terdiri dari unsur transportasi, akomodasi, fasilitas makan dan minum, dan fasilitas lainnya yang dapat disesuaikan dengan daerah tempat wisata tertentu. Seluruh komponen bertujuan untuk memenuhi pengalaman berwisata seseorang.

Minat berkunjung ulang adalah dorongan seseorang untuk melakukan kegiatan berkunjung ulang ke tujuan yang pernah didatangi.

Keinginan untuk melakukan perjalanan di masa depan dipengaruhi oleh sikap mereka terhadap pengalaman masa lalunya. Minat ini biasanya muncul ketika seseorang telah melakukan kunjungan ke suatu destinasi wisata (Nuraeni, 2014).

Citra destinasi yang baik (positif) dalam benak wisatawan, dapat memberikan pengaruh terhadap minat wisatawan untuk berkunjung.

Sebaliknya, jika citra destinasi yang dimiliki negative, maka akan menyebabkan rasa tidak puas dan tidak senang. Wisatawan yang merasa puas akan merangsang perilaku wisatawan berikutnya untuk melakukan kunjungan kembali ke destinasi tersebut. Fasilitas wisata yang menunjang bagi wisatawan untuk menikmati suatu destinasi wisata juga merupakan hal yang penting dalam menentukan kepuasan wisatawan. Jika fasilitas yang disediakan memadai dan mudah untuk digunakan selama berada di destinasi wisata dapat mendukung kenyamanan wisatawan serta memberikan kesan kepada wisatawan untuk kembali berkunjung.

Penelitian Widjianto (2019), menunjukkan bahwa daya tarik wisata yang dimana fasilitas wisata merupakan dimensi dari daya tarik wisata itu sendiri) dan citra wisata berpengaruh positif terhadap minat berkunjung kembali wisatawan di objek wisata Ketep Pass. Sehingga hipotesis yang dikembangkan untuk penelitian ini adalah :

H1 : Citra destinasi dan fasilitas wisata berpengaruh terhadap minat berkunjung ulang di Pantai Klayar.

2. Pengaruh citra destinasi terhadap minat berkunjung ulang wisatawan Menurut Isnaini dan Abdillah, (2018:124) citra merek dalam bidang pariwisata umumnya digeneralisasikan menjadi citra atas destinasi secara

keseluruhan. Citra destinasi dapat didefinisikan sebagai sebuah kumpulan kepercayaan dan kesan terhadap destinasi berdasarkan informasi yang diproses dari berbagai macam sumber. Selanjutnya menurut Lopes (2011:307-308), citra destinasi adalah ekspresi dari semua pengetahuan objektif, prasangka, imajinasi, dan pikiran emosional seorang individu atau kelompok tentang destinasi tertentu.

Minat berkunjung ulang merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan kunjungan ulang (Umar, 2003:12). Selanjutnya Isnaini dan Abdillah (2018:124), mengemukakan bahwa minat berkunjung ulang adalah perasaan ingin mengunjungi kembali suatu destinasi wisata di masa mendatang. Wisatawan yang memiliki minat untuk melakukan kunjungan ulang dapat ditandai dengan kemauan untuk meninjau kembali destinasi yang sama di masa depan dan merekomendasikan destinasi kepada orang lain.

Citra destinasi dapat mempengaruhi minat berkunjung ulang wisatawan. Citra destinasi yang timbul dalam kesan dan benak wisatawan mengenai pantai Klayar dapat berupa citra positif maupun negatif. Semakin positif citra destinasi tersebut maka minat wisatawan untuk berkunjung akan tinggi.

Penelitian Mahfudhotin, Nurfarida, Hidayat (2021) menunjukkan bahwa variabel citra destinasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

variabel minat berkunjung kembali pengunjung Wisata Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang. Artinya semakin baik citra destinasi pada Kampoeng Heritage Kajoetangan dan semakin baik juga kesan yang disampaikan terhadap pengunjung, maka akan berdampak pada pengaruhnya minat berkunjung kembali pada pengunjung wisata Kampoeng Heritage Kajoetangan tersebut. Sehingga hipotesis yang dikembangkan untuk penelitian ini adalah:

H2 : Citra destinasi berpengaruh terhadap minat berkunjung ulang di Pantai Klayar.

3. Pengaruh Fasilitas wisata terhadap minat berkunjung ulang wisatawan Nasution, Anom, dan Karim (2020) mengemukakan bahwa salah satu hal yang penting untuk mengembangkan pariwisata adalah melalui fasilitas wisata. Tidak jarang wisatawan berkunjung ke suatu tempat/daerah/negara, karena tertarik oleh kemudahan-kemudahan yang bisa diperoleh. Hal ini dikarenakan fasilitas wisata dapat mempengaruhi persepsi dan harapan konsumen. Maka dari itu jika sebuah pengelola memperhatikan aspek ini maka akan terjadi kecocokan antara persepsi wisatawan dengan apa yang terjadi sesungguhnya di lapangan sehingga mampu menciptakan kepuasan bagi wisatawan. Oleh sebab itu, pihak pengelola pantai Klayar Pacitan menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung bagi para wisatawan sehingga wisatawan merasa puas saat berwisata di pantai Klayar Pacitan. Pantai

Klayar memberikan fasilitas-fasilitas yang begitu banyak contohnya saja pengelola menyediakan ATV (All Terrain Vehicle) disepanjang pantai, menyediakan mushola di semua area pantai, kamar mandi/toilet di semua area pantai, disediakan area parkir begitu luas serta dibeberapa tempat, spot foto diberbagai tempat seperti (di pinggir pantai, di batu karang serta di atas bukit dengan disediakan gazebo) dll.

Hasil penelitian Marpaung (2019), menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan fasilitas wisata terhadap minat kunjungan ulang.

Artinya semakin baik ketersediaan fasilitas wisata yang ada pada lokasi obyek wisata akan semakin besar keinginan wisatawan untuk berkunjung ulang. Sehingga hipotesis yang dikembangkan untuk penelitian ini adalah : H3 : Fasilitas wisata berpengaruh terhadap minat berkunjung ulang di Pantai Klayar.

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan penelitan data survei. Menurut Sugiyono (2009:13) metode penelitian survei adalah metode penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), akan tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan menyebarkan kuesioner, penelitian keperpustakaan dan sebagainya. Dalam penelitian ini kuesioner sebagai alat untuk pengumpulan data para responden, yaitu wisatawan yang sudah berkunjung di Pantai Klayar, Pacitan yang berusia minimal 16 tahun.

B. Unit Analisis

Unit penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah individu.

Individu yang dijadikan sebagai unit analisis dalam penelitian ini adalah setiap wisatawan yang sedang/sudah berkunjung di Pantai Klayar, Pacitan yang berusia Λƒ 16 tahun. Jika sudah berkunjung, untuk mengetahuinya maka dengan cara melalui sosial media Instagram. Penetapan unit didasari oleh kebiasaan para pengunjung yang sudah mengunjungi wisata tersebut maka akan melakukan postingan berupa foto yang menunjukkan bahwa pengunjung telah melakukan kungkungan wisata ke destinasi tersebut.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 13 Juni – 02 Juli 2021 2. Lokasi Penelitian

Lokasi berada di Pantai Klayar, Desa Sendang, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Cara memperoleh data dengan menyebarkan secara online.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017:136) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas : objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua wisatawan yang pernah berkunjung dan sedang berkunjung ke Pantai Klayar, Pacitan.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2017:137) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jika populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan tenaga kerja, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Maka dari itu sampel

yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).

Dalam penelitian ini jumlah populasi tidak diketahui, maka dalam menentukan sampel menggunakan rumus sebagai berikut :

n

=

𝑍

21βˆ’a/2𝑃(1βˆ’π‘ƒ) 𝑑2

Dimana :

n = jumlah sampel yang diperlukan z = nilai standart = 1,96

p = maksimal estimasi = 50% = 0,5

d = alpha (0,10) atau sampling error = 10%

n = 0,5(1βˆ’0,5)(1,962) (0,1)2

n = 96,04 responden dibulatkan menjadi 100 Maka sampel dari penelitian ini menjadi 100 responden karena semakin banyak jumlah sampel semakin banyak jumlah populasi yang terwakili dan semakin kuat statistiknya.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampling yaitu tektik non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Menurut

Zulganef (2018:129) non probability sampling adalah metode penarikan sampel yang dilakukan ketika unsur-unsur populasi tidak diketahui atau tidak diketahui peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Menurut Zulganef (2018:130) purposive sampling adalah metode untuk memperoleh informasi dari sasaran-sasaran sampel tertentu yang disengaja oleh peneliti, karena hanya sampel tersebut saja yang mewakili. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Usia minimal 16 tahun

2. Wisatawan yang pernah dan sedang berkunjung ke objek wisata pantai Klayar Pacitan

F. Variabel Penelitian 1. Identifikasi Variabel

a. Variabel Independen

Menurut Sugiono (2017:68),variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah citra destinasi (X1) dan fasilitas wisata (X2)

b. Variabel Dependen

Menurut Sugiono (2017:68) variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel independen (bebas). Variabel dependen pada penelitian ini adalah minat berkunjung ulang (Y)

2. Definisi Variabel a. Citra Destinasi

Menurut Lawson dan Bov (dalam Lopes, 2011 : 307) mendefisinikan bahwa β€œdestination image is a concept as the expression of all objectives knowledge, prejudices, imagination and emotional thoughts of an individual or group about a particular location”, yang artinya citra destinasi merupakan pengetahuan objektif, prasangka, imajinasi dan pikiran emosional individual maupun kelompok terhadap lokasi tertentu.

Terdapat 3 dimensi dari destinasi menurut Hailin Qu et.al., (2011:470) :

1) Cognitive destination image

Cognitive destination image, terdiri dari kualitas pengalaman yang didapat oleh para wisatawan, atraksi wisata yang ada di suatu destinasi, lingkungan dan tradisi budaya dari destinasi tersebut.

2) Unique image

Unique image terdiri dari lingkungan alam, kemenarikan suatu destinasi dan atraksi lokal yang ada di destinasi tersebut.

3) Affective destination image

Affective destination image terdiri dari perasaan yang menyenangkan, membangkitkan, santai dan menarik ketika di suatu destinasi.

b. Fasilitas Wisata

Yoeti (2003:56) mengemukakan bahwa fasilitas wisata adalah semua fasilitas yang fungsinya memenuhi kebutuhan wisatawan yang tinggal untuk sementara waktu di daerah tujuan wisata yang dikunjunginya, dimana mereka dapat santai, menikmati dan berpatisipasi dalam kegiatan yang tersedia di daerah tujuan wisata tersebut.

c. Minat Berkunjung Ulang

Menurut Nuraeni (2014) minat berkunjung ulang adalah dorongan seseorang untuk melakukan kegiatan berkunjung ulang ke tujuan yang pernah didatangi. Keinginan untuk melakukan perjalanan di masa depan dipengaruhi oleh sikap mereka terhadap pengalaman masa lalunya.

Minat ini biasanya muncul ketika seseorang telah melakukan kunjungan ke suatu destinasi wisata.

Tabel III.1

Indikator Masing-masing Variabel

Konsep Definisi Variabel Indikator Pernyataan Citra

dimiliki oleh

12. Penduduk lokal di pantai Klayar

pantai Klayar

7. Fasilitas wisata yang tersedia

Wisatawan

3. Skala Pengukuran variabel

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Skala Likert untuk mengukur variabelnya. Menurut Ariani dan Andarini (2020) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan menggunakan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, yang kemudian indikator variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak, untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Pada penelitian yang dilakukan peneliti saat ini akan menggunakan skala Likert.

Tabel III.2 Pengukuran Skala Likert

Keterangan Skor

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Netral 3

Setuju 4

Sangat Setuju 5

G. Sumber Data 1. Data Primer

Dalam penelitian ini data akan diperoleh dari data primer. Menurut Sekaran dan Bougie (2017:130) data primer mengacu pada informasi yang diperoleh langsung (dari tangan pertama) oleh peneliti terkait dengan variabel ketertarikan untuk tujuan tertentu dari studi. Sumber data yang langsung diperoleh dari sumber aslinya. Dalam penelitian ini data diperoleh dari kuisioner yang disebar ke para pengunjung di forum online yang sudah pernah melakukan kunjungan ke destinasi wisata pantai Klayar Pacitan.

2. Data Sekunder

Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari data yang sudah ada.

Data sekunder dalam penelitian ini adalah gambaran umum perusahaan dan data lainya yang mendukung penelitian. Menurut Sekaran dan Bougie (2017:130) data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang sudah ada.

H. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Echdar (2017:17) pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data primer dan sekunder. Dalam suatu penelitian pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting karena data yang dikumpulkan akan digunakan untuk pemecahan masalah yang sedang diteliti atau untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Metode pengumpulan data yang

umumnya digunakan dalam suatu penelitian, yaitu wawancara, kuesioner dan observasi.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner, menurut Sugiyono (2009:199) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner dibagikan secara online lewat media sosial yang telah melakukan kunjungan sebelumnya.

I. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas

Menurut Sekaran dan Bougie (2017:35) validitas adalah uji tentang seberapa baik suatu instrumen yang dikembangkan mengukur konsep tertentu yang ingin diukur.

Menurut Sugiyono (2010:348) uji validitas instrumen yaitu suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur apa yang ingin diukur. Hasil penelitian yang valid jika terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang di teliti. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan rumus korelasi Product Moment yaitu dengan rumus sebagai berikut (Siregar, 2015:77):

rhitung = 𝑛(Σ𝑋𝑦)βˆ’(𝛴𝑋)(𝛴)

⦋𝑛(𝛴𝑋2)βˆ’(𝛴𝑋)2β¦Œβ¦‹π‘›(𝛴𝑦2)βˆ’(𝛴𝑦)²⦌

Keterangan :

rhitung = Validitas Instrumen n = Jumlah responden

x = Skor variabel (jawaban responden)

y = Skor total dari variabel untuk responden ke-n

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan nilai r tabel. Dengan menggunakan taraf signifikansi sebesar 0,05 (5%) valid atau tidaknya dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika r hitung lebih besar (Λƒ) daripada r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

b. Jika r hitung lebih kecil (Λ‚) daripada r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Suliyanto (2018:254) uji reliabilitas menunjukkan kemampuan alat ukur untuk menghasilkan hasil pengukuran yang dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok objek yang sama diperoleh hasil yang relative sama (aspek yang diukur belum berubah) meskipun tetap

ada toleransi bila terjadi perbedaan. Sementara menurut Sugiyono (2010:348) uji reliabilitas instrument yang reliable berarti instrument yang jika digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan rumus Alpha Cronbach’s. rumus untuk pengujian reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach’s adalah sebagai berikut :

r11 =

(

𝑛

π‘›βˆ’1

) (1

βˆ‘πœŽπ‘‘Β²

πœŽπ‘‘Β²

)

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrument

n = Jumlah item pernataan ang di uji

βˆ‘πœŽtΒ² = Jumlah varian skor tiap-tiap item 𝜎tΒ² = Varian total

Untuk menentukan apakah variabel reliabel atau tidak, maka digunakan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika nilai Cronbach Alpha Λƒ 0,60 maka item variabel tersebut dinyatakan reliabel.

b. Jika nilai Cronbach Alpha ≀ 0,60 maka item variabel tersebut dinyatakan tidak reliabel.

J. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

a. Deskriptif Responden

Dalam penelitian ini, deskriptif responden berisi tentang perhitungan menjadi klasifikasi kuesioner secara umum, seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan asal kota.

b. Deskriptif Variabel

Analisis variabel digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang variabel dilihat dari rata-rata masing-masing variabel. Dengan menggunakan skala likert diketahui nilai tertinggi adalah 5 dan nilai terendah adalah 1, maka jumlah interval dapat dihitung sebagai berikut:

Interval =π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š βˆ’ π‘šπ‘–π‘›π‘–π‘šπ‘’π‘š πΎπ‘’π‘™π‘Žπ‘  πΌπ‘›π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘£π‘Žπ‘™

πΌπ‘›π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘£π‘Žπ‘™ =5 βˆ’ 1 5

= 0,80

Dengan rentang skala 0,80 maka skor persepsi variabel penelian dikelompokkan sebagai berikut :

Tabel III.3

Sangat Buruk Sangat Rendah 2 1,80-2,59 Tidak Baik Buruk Rendah

3 2,60-3,39 Cukup Cukup Cukup

4 3,40-4,19 Baik Baik Tinggi

5 4,20-5,00 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Tinggi 2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk melihat distribusi normal variabel dependen dan variabel independen dalam model regresi. Pada penelitian ini menggunakan metode Kolomogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, jika angka sig. lebih besar (β‰₯) dari 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika angka sig. lebih kecil (≀) dari 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Sementara itu, jika signifikan Λ‚ 0,05 pada taraf signifikan (alpha) 5% maka menunjukkan distribusi tidak normal.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2011:105) uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat ada tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel independen dalam suatu modelregresi linier berganda. Alat statistic

yang sering digunakan untuk melakukan uji multikolinearitas adalah nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance

Λƒ 0,10 dan nilai VIF Λ‚ 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan atau penyimpanan dari syarat – syarat asumsi klasik pada model regresi. Uji heterosdastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode glejser. Dasar pengambilan keputusan dalam uji heteroskedastisitas adalah jika nilai Signifikan Λƒ 0,05 maka tidak terjadi heterodastisitas.

d. Uji Linearitas

Uji ini bermanfaat untuk mengetahui apakah pada data ang dimiliki sudah sesuai dengan garis linear maupun tidak sesuai (Sarjono &

Julianita 2011:74). Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi maupun regresi linier. Dengan kata lain, uji linearitas dalam pengujian asumsi regresi dapat terpenuhi, yaitu variabel Y (minat berkunjung ulang) merupakan fungsi linier dari gabungan variabel-variabel X (citra destinasi, fasilitas wisata). Pengambilan keputusan uji linearitas berdasarkan nilai signifikansi Deviation from Linearit.

Kriteria pengujian linearitas :

- Jika nilai sig. lebih besar (Λƒ) 0,05 maka terdapat hubungan linear.

- Jika nilai sig. lebih kecil (Λ‚ ) 0,05 maka tidak terdapat hubungan linear.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti guna meramalkan bagaimana keadaan variabel tergantung. Dengan bentuk persamaan linier berganda sebagai berikut :

Y = a + b₁X₁ + bβ‚‚Xβ‚‚ Keterangan :

Y = Variabel dependen atau yang dipengaruhi (minat berkunjung ulang) X₁ = Variabel independen (citra destinasi)

Xβ‚‚ = Variabel independen (fasilitas wisata)

a = Konstanta regresi

b1 = Koefisien regresi citra destinasi b2 = Koefisien fasilitas wisata

K. Uji Hipotesis 1. Uji F

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan nilai Fhitung dengan melihat tingkat signifikansinya, kemudian membandingkan dengan taraf signifikansi yang telah diterapkan (5% atau 0,050. Jika signifikansi Fhitung lebih kecil dari 0,05 maka Hβ‚€ ditolak yang artinya variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:98).

Pengujian ini dilakukan dengan langkah sebagai berikut : a. Menentukan formulasi hipotesis

Hβ‚€ : Citra destinasi, fasilitas wisata secara simultan tidak berpengaruh terhadap minat berkunjung ulang.

Hₐ : Citra destinasi, fasilitas wisata secara simultan berpengaruh terhadap minat berkunjung ulang.

b. Menentukan tingkat signifikansi

Dalam penelitian ini level of significance atau tingkat signifikansi digunakan adalah Ξ± = 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian)

c. Menentukan nilai Fhitung dan Ftabel

Fhitung = (RX1,X2,Y)

2(π‘›βˆ’π‘šβˆ’1) π‘š(R2X1,X2,y)

d. Kriteria pengujian

Kriteria pengujian dapat dilihat melalui nilai probabilitas sig atau dengan membandingkan nilai Fhitung dan Ftabel.

1) Jika menggunakan nilai probabilitas sig, maka kriteria pengujiann sebagai berikut :

H0 ditolak dan Ha diterima jika probabilitas sig. Λ‚ Ξ± H0 diterima dan Ha ditolak jika probabilitas sig. β‰₯ Ξ±

2) Jika menggunakan perbandingan nilai Fhitung dan F tabel, maka kriteria pengujian sebagai berikut :

Hβ‚€ ditolak dan Hₐ diterima jika F hitung Λƒ F tabel Hβ‚€ diterima dan Hₐ ditolak jika F hitung ≀ F tabel e. Menarik Kesimpulan

Jika Hβ‚€ diterima dan Ha ditolak maka citra destinasi, fasilitas wisata secara simultan tidak berpengaruh terhadap minat berkunjung ulang. Sebalikna jika Hβ‚€ ditolak dan Ha diterima maka citra destinasi, fasilitas wisata secara simultan berpengaruh terhadap minat berkunjung ulang.

2. Uji t

Menurut Ghozali (2011:98) uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengambilan keputusan ini dilakukan berdasarkan perbandingan nilai signifikansi dari nilai thitung

masing-masing koefisien regresi dengan tingkat signifikansi yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 5% (Ξ± = 0,05). Jika signifikansi thitung lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol (Hβ‚€) diterima yang artinya variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika signifikansinya lebih kecil dari 0,05, maka Hβ‚€ ditolak yang artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

Uji t digunakan untuk membuktikan apakah variabel independen (X) mempengaruhi variabel dependen (Y) secara individu. Pengujian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Merumuskan Hβ‚€ dan Hₐ

Hβ‚€ : Citra destinasi, fasilitas wisata secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat berkunjung ulang.

Hₐ : Citra destinasi, fasilitas wisata secara parsial berpengaruh terhadap minat berkunjung ulang.

b. Menentukan level of significance (Ξ±) :

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan level of significance atau tingkat signifikansina sebesar 5% (0,05) dengan derajat bebas (df)

= n-k, n merupakan jumlah responden dan k merupakan jumlah variabel penelitian.

c. Menentukan thitung dengan menggunakan alat analisis atau rumus thitung :

ti = 𝑏𝑖

𝑠𝑏𝑖

Dimana :

ti = thitung koefisien variabel i bi = koefisien regresi variabel i sbi = standard error dari variabel

d. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan Hβ‚€ Hβ‚€ diterima, jika thitung ≀ ttabel atau thitung β‰₯ -ttabel

Hβ‚€ ditolak, jika thitung Λƒ ttabel atau thitung Λ‚ -ttabel

e. Menarik kesimpulan

Jika Hβ‚€ diterima dan Hₐ ditolak maka citra destinasi, fasilitas wisata secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat berkunjung ulang ke pantai Klayar Pacitan.

Jika Hβ‚€ ditolak dan Hₐ diterima maka citra destinasi, fasilitas wisata

Jika Hβ‚€ ditolak dan Hₐ diterima maka citra destinasi, fasilitas wisata

Dokumen terkait