• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENGANTAR

1.1 Latar Belakang Masalah

Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa (Sumardjo, 1986:6). Sastra merupakan karya seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Pradopo, 2010:121). Sastra merupakan alat yang digunakan oleh manusia untuk mengungkapkan pikiran yang kreatif dan digunakan untuk menyampaikan kritik terhadap isu-isu atau kejadian yang terjadi di masyarakat itu sendiri.

Tanggapan positif terhadap drama “Symphoni Anak Jalanan” membuat peneliti tertarik untuk menganalisis drama dan digunakan sebagai materi di sekolah. Drama “Symphoni Anak Jalanan” juga menarik untuk dibaca karena bahasa yang sederhana serta alur cerita yang jelas akan mempermudah peserta didik dalam menganalisis drama. “Symphoni Anak Jalanan”

sehingga peserta didik akan sadar serta bersyukur akan apa yang mereka miliki dan mengingatkan peserta didik bahwa mengambil hak orang lain tidaklah diperbolehkan. Drama

“Symphoni Anak Jalanan” juga mengingatkan kepada peserta didik jika korupsi bukanlah sikap yang terpuji dan berdampak merugikan orang lain oleh sebab itu guru harus membuat rancangan pembelajaran yang baik. Sementara peneliti menggunakan karya Ign Arya Sanjaya di kelas XI dengan tujuan supaya peserta didik dapat termotivasi serta bersyukur karena bisa mendapat pendidikan sampai jenjang SMA. Peneliti memilih kelas XI karena di dalam kurikulum 2013 revisi terdapat materi tentang drama yang ada di kelas XI semester II.

Keraf, dkk. (dalam Dewantara, 2017:8) menjelaskan fungsi bahasa dalam seni (sastra).

Bahasa Indonesia digunakan untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti syair, puisi, prosa, dan lain-lain. Berdasarkan pandangan Keraf dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan media yang sangat penting dalam mengungkapkan perasaan,dalam membaca drama bahasa yang digunakan penulis harus mampu mengungkapkan perasaan tokoh. Penggunan bahasa yang ditafsirkan melalui gaya bahasa dapat menimbulkan keindahan, kenikmatan, dan perasaan tertentu bagi pembaca. Drama “Symphoni Anak Jalanan” Karya Ign Arya Sanjaya termasuk drama yang menarik untuk dibaca dan dianalisis oleh peserta didik pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami,dengan demikian memudahkan peserta didik dalam menganalisis drama “Symphoni Anak Jalanan”, hal tersebut bertujuan agar peserta didik sadar pentingnya pendidikan dan sikap menghargai dalam setiap proses serta belajar bertanggung jawab dan bersikap jujur dalam belajar maupun pada kehidupan sehari-hari, oleh karenanya guru harus mampu membuat rancangan pembelajaran yang baik.

Pembelajaran drama tidak bisa dilepaskan dari pembelajaran Bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, guru harus membuatrancangan pembelajaran pembelajaran (RPP) yang berkaitan dengan drama sehingga dengan adanya pembelajaran drama, peserta didik mampu menganalisis drama dengan benar. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002:

43) menyatakan bahwa analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Dengan menganalisis drama, peserta didik akan lebih mudah memahami unsur intrinsik drama tersebut, tetapi guru harus mampu menyampaikan tujuan dari pembelajaran menganalisis drama. Sementara selama ini guru hanya menyampaikan materi tentang menganalisis drama dan cara-cara menganalisis tetapi dalam akhir pembelajaran tidak memberikan intisari dan tujuan dari pembelajaran tersebut.

Peneliti tertarik meneliti drama karena materi tentang drama sangat menarik apabila guru mampu memberikan materi dengan baik, karena dalam drama peserta didik dapat mempraktekkan empat keterampilan berbahasa yaitu membaca, menyimak, berbicara, dan menulis. Peserta didik diminta membaca teks drama dan menyimak teks drama yang dibacakan atau ditonton sehingga peserta didik dapat mempraktekkan bagaimana menulis naskah drama. Bahasa dalam drama harus dianalisis, karena peserta didik akan lebih mudah memahami setiap kata ganti dan kata keterangan yang ada di dalam teks drama. Dalam proses menganalisis peserta didik juga diajak untuk mampu memahami, menalar dan mendemonstrasikan hasil pekerjaannya sehingga peserta didik dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran menganalisis drama dianggap membosankan, seperti dalam pengamatan peneliti ketika proses belajar menganalisis peserta didik lebih banyak bermain dan cenderung malas mendengarkan materi yang disampaikan guru. Hal ini juga dapat dilihat dari tujuan kurikulum 2013 revisi 2017 dimana dalam KI.3 dan KD 3.18 peserta didik harus mampu menganalisis unsur intrinsik drama yang dibaca atau dipertunjukkan.

Rancangan pembelajaran merupakan suatu rencana yang disusun oleh guru, dengan mempertimbangkan metode dan tujuan pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. Guru harus dapat mengkolaborasikan tujuan umum dan khusus dalam pembelajaran, sehingga guru dapat membuat suatu rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang baik berdasarkan KI dan KD. Peneliti menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan KD 3.18 dengan menganalisis unsur intrinsik dan kebahasaan drama yang dibaca atau dipertunjukkan.

Menurut Sanjaya (2009: 59), rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus sehingga apa yang terdapat dalam RPP merupakan gambaran proses pembelajaran yang akan dilakukan di kelas, dengan

demikian proses belajar mengajar akan berjalan secara sistematis. Perencanaan merupakan awal dari semua proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme didasarkan atas kepercayaan dalam mengatasi berbagai macam permasalahan. Rancangan pembelajaran harus mampu menggambarkan proses yang akan dilakukan ketika mengajar, sehingga dalam pelaksanaan di kelas guru mampu meminimalisir kesalahan dalam mengajar (Banghart dan Trull dalam Majid, 2009: 16).

Peneliti menemukan guru yang masih kesulitan dalam membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) karena adanya perubahan kurikulum. Beberapa guru dalam proses belajar mengajar hanya berdasarkan pada buku paket yang ada, sehingga dalam proses belajar mengajar menjadi tidak interaktif. Sementara tujuan dari kurikulumadalah guru menjadi fasilitator dan peserta didik dituntut lebih aktif dan kreatif. Lebih lanjut, fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik agar memiliki daya saing bukan menjadi peserta didik yang pasif.

Melalui pengalaman tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Unsur Intrinsik Drama “Symphoni Anak Jalanan” dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Di SMA kelas XI semester II. Harapan dari penelitian yang dilakukan ini dapat membuat pembelajaran menganalisis menjadi menyenangkan. Drama karya Ign Arya Sanjaya akan mengajarkan pada peserta didik pentingnya pendidikan.

Dokumen terkait