• Tidak ada hasil yang ditemukan

SYMPHONI ANAK JALANAN DAN RANCANGAN PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI SEMESTER II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SYMPHONI ANAK JALANAN DAN RANCANGAN PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI SEMESTER II"

Copied!
186
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN KEBAHASAAN TEKS DRAMA

“SYMPHONI ANAK JALANAN” DAN RANCANGAN PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI SEMESTER II

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun oleh:

Nama : Agustina Gidah

NIM : 141224081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2019

(2)
(3)
(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Yang Maha Pengasih yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, dan hikmat kepandaian. Tuhan Yesus kepala keluarga saya dan yang memegang kendali hidup saya.

Ibuku terkasih Sudarti, Bapakku Kuantan, Kakakku Nurdin Supriana dan Ariusman, adikku Sahruni, Okto Kardius, sahabatku May Eriani, M. Faraed Hardika.

Bapak Drs. P. Hariyanto, M.Pd,. terima kasih atas segala bantuan, bimbingan, dan motivasi yang telah diberikan kepada saya selama tugas akhir serta selama saya kuliah di Sanata Dharma.

Ibu Rishe Purnama Dewi,S.Pd,.M.Hum,. terima kasih atas bimbingan, nasehat, serta bantuan, terima kasih sudah sabar dalam membimbing dan mengarahkan selama kuliah serta selama proses pembuatan tugas akhir.

(5)

Moto

 Tetap mencoba dan yakinlah suatu saat kamu pasti bisa membangun usaha untuk membantu keluarga dan orang yang membutuhkan pekerjaan.



 Kesuksesan tidak bias diukur dari gelar dan jabatan tapi dari pola pikir yang terbuka akan perubahan serta punya hati membantu siapa pun di sekitarmu.

(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

Gidah, Agustina. 2019. “Analisis Unsur Intrinsik dan Kebahasaan Teks Drama Symphoni Anak Jalan dan Rancangan Pembelajarannya Di SMA Kelas XI Semester II” Skripsi: PBSI FKIP. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menganalisis unsur intrinsik teks drama symphoni anak jalanan.

Unsur intrinsik dan kebahasaan teks drama meliputi tema dan amanat, tokoh, latar, alur, urutan waktu, kata kerja menyatakan peristiwa, kata menyatakan pikiran dan kata kerja sifat (descriptive language). Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan unsur intrinsik dan kebahasaan teks drama dan rancangan pembelajaran yang disusun berdasarkan kurikulum 2013 revisi 2017.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, metode penelitian deskriptif mendeskripsikan unsur intrinsik dan kebahasaan teks drama serta menyusun rancangan pembelajaran di SMA kelas XI dengan tujuan untuk memudahkan guru dalam mengajar materi analisis teks drama. Objek yang dikaji berupa teks drama yakni unsur intrinsik dan kebahasan teks drama. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca, catat atau tulis yang digunakan untuk menemukan dan menguraikan unsur intrinsik dan kebahasaan teks drama.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa dalam drama “symphoni anak jalanan” terdapat enam tokoh Atet, Iwo, Kemal, Abdul, Nasir, dan Komandan.

Alur dalam drama symphoni anak jalanan terdapat delapan tahap, yaitu eksposisi, Komplikasi, Klimaks, Resolusi, Konklusi. Tema drama “symphoni anak jalan”

adalah perjuangan untuk mencari makan dan ketidak jujuran. Latar tempat dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” adalah bertalatar tempatkan trotoar di sebuah kota, kantor petugas, dan rumah komandan. Latar waktu dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” pada malam, pagi, dan siang hari. Hasil analisis yang telah dilakukan oleh penelti dapat diimplementasikan sebagai bahan pembelajaran kelas XI semester II sastra di SMA. Tujuan dari pemebelajaran drama ini adalah mendeskripsikan unsur intrinsik dan kebahasaan teks drama dan merancang pembelajaran berbentuk Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

(9)

ABSTRACT

Gidah, Agustina. 2019. "Analysis of Intrinsic Elements and Linguistic Texts on Drama Children 's Symphony and Learning Design in Class XI High School Semester II" Thesis: PBSI FKIP. Sanata Dharma University Yogyakarta.

Researchers analyze the intrinsic elements of drama text symphony of street children. Intrinsic and linguistic elements of the drama text include themes and mandates, characters, backgrounds, lines, time sequences, verbs expressing events, words expressing thoughts and verb traits (descriptive language). The purpose of this study is to describe the intrinsic and linguistic elements of the drama text and learning design compiled based on the 2017 revised 2013 curriculum.

This type of research is descriptive research, descriptive research method describes the intrinsic and linguistic elements of the drama text and composes the design of learning in high school class XI with the aim of facilitating teachers in teaching drama text analysis material. The object studied in the form of drama text is the intrinsic and linguistic elements of the drama text. The technique used in this study is the technique of reading, writing or writing which is used to find and describe the intrinsic and linguistic elements of the drama text.

The results of the research conducted showed that in the drama "symphony of street children" there were six figures Atet, Iwo, Kemal, Abdul, Nasir, and Commander. The flow in the drama symphony of street children has eight stages, namely exposition, complications, climax, resolution, conclusion. The theme of the drama "symphony of the child of the road" is a struggle to find food and dishonesty.

The location in the drama "Street Children Symphony" is to place the sidewalk in a city, the office of the clerk, and the house of the commander. The time frame in the drama "Street Children Symphony" at night, morning and afternoon. The results of the analysis carried out by the researcher can be implemented as material for class II XI literature in high school. The purpose of learning this drama is to describe the intrinsic and linguistic elements of the drama text and to design learning in the form of a Learning Implementation Plan (RPP).

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Analisis Unsur Intrinsik dan Kebahasaan Teks Drama “Symphoni Anak Jalanan” dan Rancangan Pembelajaran di SMA Kelas XI Semester II”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rishe Purnama Dewi,S.Pd,.M.Hum,. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan selaku dosen pembimbing dua yang memberikan dorongan dalam penulisan skripsi.

2. Drs. P. Hariyanto, M.Pd,. selaku dosen pembimbing pertama yang dengan sabar membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Segenap dosen PBSI yang telah memberikan pengalaman, wawasan, dan pengetahuan yang berguna bagi penulis.

4. Kedua orang tua penulis yang selalu sabar dan memberikan dorongan, doa, semangat, dan motivasi untuk terus berusaha dalam membuat skripsi.

5. Nurdin Supriana, Ariusman, Sahruni, dan Okto Kardius yang selalu menyemangati dan mengingatkan untuk cepat menyelesaikan skripsi ini.

6. May Eriani yang selalu memberikan semangat dan sudah menjadi teman diskusi.

7. M. Faried Hardika yang telah membantu dan mengajari saya dalam membuat sistematika penulisan skripsi dan selalu mengingatkan untuk membuat skripsi.

8. Teman-teman kos terima kasih selalu mengisi hari-hariku selama mengerjakan skripsi.

(11)
(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

MOTO ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENGANTAR ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4 Batasan Istilah ... 7

1.5 Sistematika Penyajian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Penelitian yang Relevan ... 11

2.2 Landasan Teori ... 14

2.2.1 Unsur Intrinsik Teks Drama ... 14

2.2.1 Tema dan Amanat ... 14

(13)

2.2.2 Tokoh dan Penokohan... 15

2.2.3 Latar ... 17

2.2.4 Alur ... 17

1 Eksposisi ... 18

2 Komplikasi ... 18

3 Klimaks ... 19

4 Resolusi ... 19

5 Konklusi ... 19

2.3 Kebahasaan Teks Drama ... 19

2.3.1 Urutan Waktu ... 20

2.3.2 Kata Kerja Menyatakan Peristiwa ... 20

2.3.3 Kata Menyatakan Pikiran ... 20

2.3.4 Kata Kerja Sifat (Descriftiv Language) ... 21

2.4 Rancangan Pembelajaran Unsur Intrinsik dan Kebahasaan Drama di SMA ...21

2.4.1 Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP ... 23

2.4.2 Langkah-Langkah Menyusun RPP... 23

2.4.3 Komponen-Komponen RPP ... 24

1 Tujuan Pembelajaran ... 25

2 Materi atau Isi ... 25

3 Strategi dan Metode Pembelajaran... 26

4 Media dan Sumber Belajar ... 27

5 Evaluasi ... 27

2.5 Kerangka Berpikir ... 28

(14)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Subjek Penelitian ... 32

3.3 Sumber Data ... 33

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.5 Instrumen Penelitian ... 34

3.6 Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Deskripsi Data ...37

4.2 Hasil Penelitian ...37

4.2.1 Gambaran Drama “Symphoni Anak Jalanan” ...40

4.2.2 Unsur Intrinsik Teks Drama “Symphoni Anak Jalanan” ...42

4.2.2.1 Tema dan Amanat ...42

4.2.2.2 Tokoh dan Penokohan ... 44

4.2.2.2.1. Iwo, Kamal, dan Atet...44

4.2.2.2.2 Nasir dan Abdul...45

4.2.2.2.3 Komandan...46

4.2.2.3 Latar...47

4.2.2.3.1 Latar Tempat...48

4.2.2.3.2 Latar Waktu...48

4.2.2.4 Alur ...49

4.2.2.4.1 Eksposisi...50

4.2.2.4.2 Komplikasi...50

4.2.2.4.3 Klimaks...51

4.2.2.4.4 Resolusi...52 xv

(15)

4.2.2.4.5 Konklusi ... 53

4.2.3 Kebahasaan Teks Drama “Symphoni Anak Jalanan” ... 53

4.2.3.1 Urutan Waktu dalam teks drama “Symphoni Anak Jalanan” ... 54

4.2.3.2 Kata Kerja Menyatakan Peristiwa dalam teks drama“Symphoni Anak Jalanan” ... 55

4.2.3.3 Kata Menyatakan Pikiran dalam teks drama“Syimphoni Anak Jalanan” ... 56

4.2.3.4 Kata Kerja Sifat (Descriftiv Language) dalam teks drama “Symphoni Anak Jalanan” ... 57

4.2.4 Rancangan Pembelajaran drama “Symphoni Anak Jalanan” Karya Ign Arya Sanjaya dalam bentuk Rencangan Pelaksanaan Pembelajaran di SMA kelas X ... 60

4.2.4.1 Tahap-tahap Persiapan Rancangan Pelaksanaa Pembelajaran ... 61

4.2.4.1.1 Mencantumkan Identitas Sekolah ... 61

4.2.4.1.2 Tujuan Pembelajaran ... 62

4.2.4.1.3 Materi Pembelajaran ... 63

4.2.4.1.4 Model atau Metode Pembelajaran ... 63

4.2.4.1.5 Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran ...63

4.2.4.1.6 Media atau Sumber Belajar ... 66

4.2.4.1.7 Evaluasi Penilaian ... 67

4.2.4.1.7.1 Penilaian Sikap Spiritual ... 67

4.2.4.1.7.2 Penilaian Pengetahuan ... 68

(16)

BAB V PENUTUP ... 70

5.1 Simpulan ... 70

5.2 Implikasi ... 73

5.3 Saran ... 73

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa (Sumardjo, 1986:6). Sastra merupakan karya seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Pradopo, 2010:121). Sastra merupakan alat yang digunakan oleh manusia untuk mengungkapkan pikiran yang kreatif dan digunakan untuk menyampaikan kritik terhadap isu-isu atau kejadian yang terjadi di masyarakat itu sendiri.

Tanggapan positif terhadap drama “Symphoni Anak Jalanan” membuat peneliti tertarik untuk menganalisis drama dan digunakan sebagai materi di sekolah. Drama “Symphoni Anak Jalanan” juga menarik untuk dibaca karena bahasa yang sederhana serta alur cerita yang jelas akan mempermudah peserta didik dalam menganalisis drama. “Symphoni Anak Jalanan”

sehingga peserta didik akan sadar serta bersyukur akan apa yang mereka miliki dan mengingatkan peserta didik bahwa mengambil hak orang lain tidaklah diperbolehkan. Drama

“Symphoni Anak Jalanan” juga mengingatkan kepada peserta didik jika korupsi bukanlah sikap yang terpuji dan berdampak merugikan orang lain oleh sebab itu guru harus membuat rancangan pembelajaran yang baik. Sementara peneliti menggunakan karya Ign Arya Sanjaya di kelas XI dengan tujuan supaya peserta didik dapat termotivasi serta bersyukur karena bisa mendapat pendidikan sampai jenjang SMA. Peneliti memilih kelas XI karena di dalam kurikulum 2013 revisi terdapat materi tentang drama yang ada di kelas XI semester II.

(18)

Keraf, dkk. (dalam Dewantara, 2017:8) menjelaskan fungsi bahasa dalam seni (sastra).

Bahasa Indonesia digunakan untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti syair, puisi, prosa, dan lain-lain. Berdasarkan pandangan Keraf dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan media yang sangat penting dalam mengungkapkan perasaan,dalam membaca drama bahasa yang digunakan penulis harus mampu mengungkapkan perasaan tokoh. Penggunan bahasa yang ditafsirkan melalui gaya bahasa dapat menimbulkan keindahan, kenikmatan, dan perasaan tertentu bagi pembaca. Drama “Symphoni Anak Jalanan” Karya Ign Arya Sanjaya termasuk drama yang menarik untuk dibaca dan dianalisis oleh peserta didik pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami,dengan demikian memudahkan peserta didik dalam menganalisis drama “Symphoni Anak Jalanan”, hal tersebut bertujuan agar peserta didik sadar pentingnya pendidikan dan sikap menghargai dalam setiap proses serta belajar bertanggung jawab dan bersikap jujur dalam belajar maupun pada kehidupan sehari-hari, oleh karenanya guru harus mampu membuat rancangan pembelajaran yang baik.

Pembelajaran drama tidak bisa dilepaskan dari pembelajaran Bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, guru harus membuatrancangan pembelajaran pembelajaran (RPP) yang berkaitan dengan drama sehingga dengan adanya pembelajaran drama, peserta didik mampu menganalisis drama dengan benar. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002:

43) menyatakan bahwa analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Dengan menganalisis drama, peserta didik akan lebih mudah memahami unsur intrinsik drama tersebut, tetapi guru harus mampu menyampaikan tujuan dari pembelajaran menganalisis drama. Sementara selama ini guru hanya menyampaikan materi tentang menganalisis drama dan cara-cara menganalisis tetapi dalam akhir pembelajaran tidak memberikan intisari dan tujuan dari pembelajaran tersebut.

(19)

Peneliti tertarik meneliti drama karena materi tentang drama sangat menarik apabila guru mampu memberikan materi dengan baik, karena dalam drama peserta didik dapat mempraktekkan empat keterampilan berbahasa yaitu membaca, menyimak, berbicara, dan menulis. Peserta didik diminta membaca teks drama dan menyimak teks drama yang dibacakan atau ditonton sehingga peserta didik dapat mempraktekkan bagaimana menulis naskah drama. Bahasa dalam drama harus dianalisis, karena peserta didik akan lebih mudah memahami setiap kata ganti dan kata keterangan yang ada di dalam teks drama. Dalam proses menganalisis peserta didik juga diajak untuk mampu memahami, menalar dan mendemonstrasikan hasil pekerjaannya sehingga peserta didik dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran menganalisis drama dianggap membosankan, seperti dalam pengamatan peneliti ketika proses belajar menganalisis peserta didik lebih banyak bermain dan cenderung malas mendengarkan materi yang disampaikan guru. Hal ini juga dapat dilihat dari tujuan kurikulum 2013 revisi 2017 dimana dalam KI.3 dan KD 3.18 peserta didik harus mampu menganalisis unsur intrinsik drama yang dibaca atau dipertunjukkan.

Rancangan pembelajaran merupakan suatu rencana yang disusun oleh guru, dengan mempertimbangkan metode dan tujuan pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. Guru harus dapat mengkolaborasikan tujuan umum dan khusus dalam pembelajaran, sehingga guru dapat membuat suatu rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang baik berdasarkan KI dan KD. Peneliti menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan KD 3.18 dengan menganalisis unsur intrinsik dan kebahasaan drama yang dibaca atau dipertunjukkan.

Menurut Sanjaya (2009: 59), rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus sehingga apa yang terdapat dalam RPP merupakan gambaran proses pembelajaran yang akan dilakukan di kelas, dengan

(20)

demikian proses belajar mengajar akan berjalan secara sistematis. Perencanaan merupakan awal dari semua proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme didasarkan atas kepercayaan dalam mengatasi berbagai macam permasalahan. Rancangan pembelajaran harus mampu menggambarkan proses yang akan dilakukan ketika mengajar, sehingga dalam pelaksanaan di kelas guru mampu meminimalisir kesalahan dalam mengajar (Banghart dan Trull dalam Majid, 2009: 16).

Peneliti menemukan guru yang masih kesulitan dalam membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) karena adanya perubahan kurikulum. Beberapa guru dalam proses belajar mengajar hanya berdasarkan pada buku paket yang ada, sehingga dalam proses belajar mengajar menjadi tidak interaktif. Sementara tujuan dari kurikulumadalah guru menjadi fasilitator dan peserta didik dituntut lebih aktif dan kreatif. Lebih lanjut, fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik agar memiliki daya saing bukan menjadi peserta didik yang pasif.

Melalui pengalaman tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Unsur Intrinsik Drama “Symphoni Anak Jalanan” dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Di SMA kelas XI semester II. Harapan dari penelitian yang dilakukan ini dapat membuat pembelajaran menganalisis menjadi menyenangkan. Drama karya Ign Arya Sanjaya akan mengajarkan pada peserta didik pentingnya pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjabaran latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah analisis unsur intrinsik drama “Symphoni Anak Jalanan”

karya Ign Arya Sanjaya?

(21)

2. Bagaimanakah analisis kebahasaan drama “Symphoni Anak Jalanan” karya Ign Arya Sanjaya?

3. Bagaimanakah rancangan pembelajaran analisis unsur intrinsik dan kebahasaan drama karya Ign Arya Sanjaya Di SMA Kelas XI semester II.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan maka tujuan penelitian yaitu.

1. Mendeskripsikan unsur intrinsik (judul, tokoh, latar, alur, tema, kebahasaan) drama “Symphoni Anak Jalanan” karya Ign Arya Sanjaya.

2. Mendeskripsikan hasil analisis kebahasaan drama “Symphoni Anak Jalanan”

karya Ign Arya Sanjaya.

3. Mendeskripsikan rancangan pembelajaran analisis unsur intrinsik dan kebahasaan drama “Symphoni Anak Jalanan” karya Ign Arya Sanjaya Di SMA kelas XI semester II.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi konstribusi atau kegunaan bagi berbagai penelitian, yaitu

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian dari hasil penelitian berupa Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penelitian ini diharapkan menambah kemampuan bagi guru dalam menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, dapat menjadi acuan baru bagi guru dalam menyusun rancangan pembelajaran analisis bahasa dalam drama di SMA kelas XI Semester II.

(22)

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru, bagi peserta didik, bagi sekolah, dan bagi peneliti.

3. Bagi Guru

Melalui penelitian ini, guru dapat memberikan pilihan alternatif mengenai media yang digunakan dan metode pembelajaran. Guru lebih efektif dalam mengajar sehingga proses belajar mengajar menjadi menyenangkan.

4. Bagi Peserta Didik

Bagi peserta didik penelitian ini dapat memberikan kemudahan dalam memahami setiap materi yang disampaikan guru dengan metode pembelajaran yang secara sistematis oleh guru. Sehingga peserta didik akan lebih mudah menganalisis teks drama yang ada.

5. Bagi Akademisi

Manfaat bagi akademis adalah menambah literatur dan teori untuk mengembangkan mengenai analisis unsur intrinsik dan kebahasaan serta Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) khususnya pembelajaran dengan menganalisis bahasa dalam drama di SMA kelas XI semester II.

1.5 Batasan Istilah

Penelitian ini terdapat batasan istilah yang bertujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam mendiskripsikan.

(23)

1. Drama

Drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia yang harus melahirkan kehendak manusia dengan aktion dari perilaku (Toni, 2006: 17).

2. Struktur Drama

Menurut Endraswara (2011: 20-23) menjelaskan bahwa dalam drama selalu mengikuti struktur alur yang tertata. Jadi yang dimaksud Endraswara struktur baku dalam drama adalah babak, adegan, dialog, prolog, dan epilog.

3. Unsur Intrinsik Drama

Tri Priyanti (2010: 109), mengemukakan bahwa unsur intrinsik drama adalah unsur yang berkaitan dengan eksistensi sastra sebagai struktur verbal yang otonom. Unsur intrinsik drama seperti tokoh, tema, amanat, alur, dan latar.

4. Kebahasaan Teks Drama

Kosasi (2017: 376), menjelasakan bahwa fitur-fitur kebahasaan pada drama memiliki banyak kesamaan dengan drama. Drama menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian epilog atau prolog. Karena melibatkan banyak perlaku tokoh, kata ganti yang lazim digunakan adalah mereka.

Sementara kebahasaan banyak menggunkan kata menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis), kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa, banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan pikiran dan perasaan tokoh, dan menggunakan kata kerja sifat.

(24)

6. Silabus

Menurut Mulyasa (2007: 190), silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok pembelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi. Kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satu pendidikan.

7. Rancangan Pelaksanan Pembelajaran (RPP)

Rancangan Pelaksanan Pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar ini dan dijabarkan dalam rancangan pembelajaran (Mulyasa, 2007: 212).

1.6 Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian dalam penelitian ini akan disajikan dalam lima bab. Bab I akan membahas pendahulun yang akan menguraikan (a) latar belakang, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) batasan istilah, dan (f) sistemantika penyajian.

Bab II akan membahas landasan teori yang digunakan sebagai acuan yang terbagi dalam (a) penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, (b) kajian pustaka.

Bab III adalah metodelogi penelitian yang terdiri dari (a) jenis penelitian, (b) data penelitian, (teknik pengumpulan data), dan (d) teknik analisis data. Bab IV berisi hasil dan pembahasan, yang melipui (a) deskripsi data (b) RPP sebagai rancangan pembelajaran drama guna menunjang keterampilan di SMA kelas XI. Bab V membahas tentang (a) kesimpulan, (b) implikasi, dan (c) saran. Bagian akhir skripsi ini terdapat daftar pustaka.

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab dua akan disampaikan beberapa kajian pustaka yang mengkaji drama.

Terdapat empat penelitian yang relevan dan memiliki kesamaan dengan topik yang akan diteliti. Penelitian tersebut dilakukan oleh Agnia Sabitah (2017), Magdalena Yeni (2017), Ambarwati (2014), dan Mahmudah (2015).

2.1 Penelitian yang Relevan

Pertama, penelitian Agnia Sabitah (2017) berjudul “Pembelajaran Menganalisis Isi dan Kebahasaan Teks Drama Dengan Menggunakan Metode Discovery Learning Di Kelas XI SMAN 1 Ciparay Tahun Pembelajaran 2016/2017”. Tujuan penelitian untuk memberikan konstribusi dalam menulis, merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran mengenai analisis isi dan kebahasaan teks drama dengan menggunakan metode Discovery Learning di Kelas XI SMAN 1. Metode yang digunakan adalah eksperimen one grup prestes- posttest design. Subjek dalam penelitian berupa peserta didik dengan model penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian yang dilakukan Sabitah adalah produk RPP dimana peneliti merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran menganalisis isi dan kebahasaan teks drama dengan menggunakan metode discovery learning.

Kedua, penelitian Magdalena Yeni (2017) berjudul “Unsur Intrinsik Drama Tangis Karya P. Hariyanto dan Rancangan Pembelajaran Berbentuk Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Di SMA”. Tujuan penelitian untuk memberikan kontribusi dalam penyusunan rancangan pembelajaran di SMA. Subjek penelitian yang digunakan adalah guru Bahasa Indonesia di SMA dan objek penelitian adalah rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP).

(26)

Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dan hasil penelitian ini berupa produk RPP.

Ketiga, penelitian Ambarwati (2014) berjudul “Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya: Arifin C Noer : Kajian Stilistika dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Di SMA”. Tujuan penelitian untuk memberikan kontribusi bahan ajar sastra di SMA yakni terhadap standar kompetensi mendengarkan. Subjek penelitian adalah naskah drama yang berjudul “Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya: Arifin C Noer”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pustaka, simak, dan catat. Hasil penelitian adalah produk RPP.

Keempat, penelitian Mahmudah (2015) berjudul “Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru Bahasa Indonesia Di SMP Negeri 2 Bantul” penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Bantul, dengan mendeskripsikan kendala guru dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) beserta upayanya, mendeskripsikan kesesuaian komponen (RPP) guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan data primer. Subjek penelitian adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Bantul, yang terdiri dari 4 guru Bahasa Indonesia dan objek penelitian adalah rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat guru. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa semua guru di SMP Negeri 2 Bantul sudah menyusun RPP dari semester ganjil dan semester genap serta menggunakan buku panduan pedoman dalam menyusun RPP.

Fokus penelitan Magdalena Yeni (2017) adalah menyusun Rancangan Pembelajaran di SMA. Mahmudah (2015) fokus menganalisis rancangan pembelajaran yang telah disusun guru Bahasa Indonesia di SMP 2 Bantul. Ambarwati (2014) mengfokuskan analisis makna

(27)

dalam drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya: Arifin C Noer, dan analisis kesesuaian terhadap standar kompetesni. Agnia Sabitah (2017) mengfokuskan penelitian analisis isi dan kebahasaan teks drama menggunakan metode discovery learning. Penelitian yang dilakuan oleh peneliti berfokus pada analisis unsur intrinsik dan kebahasaan teks drama dan diimplementasikan dalam rancangan pembelajaran.

Mengacu pada penelitian sebelumnya, penelitian ini mengembangkan sasaran, tujuan, dan teori yang berbeda dalam konteks analisis unsur intrinsik. Dalam buku guru khusus untuk kelas XI menjelaskan ananlisis isi sementara unsur yang digunakan dalam menganalisis adalah unsur intrinsik drama seperti tema, amanat, tokoh, latar, dan alur jadi analisis isi dan unsur intrinsik hanyalah penafsiran kata yang berbeda tetapi intinya sama. Drama yang telah dianalisis diimpelementasikan pada Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SMA Kelas XI Semester II.

2.2 Landasan Teori

Sugiyono (2013: 52) berpendapat bahwa landasan teori layaknya fondasi pada sebuah bangunan, sehingga bangunan tersebut terlihat kokoh begitu pula dengan penulisan skripsi, tanpa adanya landasan teori peneliti dan metode yang digunakan tidak akan berjalan lancar.

Landasan teori pada penelitian ini adalah unsur intrinsik, tema dan amanat, tokoh dan penokohan, latar, alur, kebahasaan, urutan waktu, kata kerja yang menyatakan peristiwa, kata menyatakan pikiran, dan kata kerja sifat.

2.2.1 Unsur Intrinsik Teks Drama

Menurut Tri Priyanti (2010: 109), unsur intrinsik drama merupakan unsur yang berkaitan dengan eksistensi sastra sebagai struktur verbal yang otonom. Unsur intrinsiklah yang utama dalam sebuah drama. Unsur intrisik merupakan unsur penting yang membangun naskah drama karena teks drama yang dikatakan baik memiliki unsur intrinsik yang jelas

(28)

sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Unsur intrinsik yang dimaskud adalah tokoh, tema, alur, latar, dan bahasa.

2.2.2 Tema dan Amanat

Kernodle (dalam Dewojati, 2010: 173) mengemukakan, unsur penting yang ada pada sebuah karya sastra yakni tema yang merupakan gagasan sentral yang mencakup semua permasalahan yang ada dalam cerita. Hasanuddin (1996: 103) mengemukakan bahwa tema adalah inti permasalahan yang hendak dikemukan oleh pengarang dalam karyanya. Tema merupakan gagasan dan ide dalam karya sastra atau inti dari dari karya sastra itu sendiri yang diungkapkan baik secara tersurat ataupun tersirat.

Waluyo (2002: 24) menjelaskan bahwa tema merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam drama. Waluyo (2002:28), membedakan tema dan amanat yakni tema karya sastra berhubungan dengan arti, sedangkan amanat berhubungan dengan makna dari karya sastra tersebut. Tema bersifat sangat lugas, objektif, dan khusus, sedangkan amanat bersifat kias, subjektif, dan umum. Tema berhubungan dengan cerita yang ditulis dan bagaimana penulis menuangkan imajinasi sehingga adanya sudut pandang yang dikemukakan oleh pengarang.

Amanat dalam sebuah drama akan lebih tersampaikan kepada penikmat karya sastra apabila drama tersebut dipentaskan. Pesan yang terdapat dalam drama tersebut secara praktis akan lebih mudah diterima oleh penikmat. Satoto (2012: 9) menjelaskan bahwa tema berupa pokok pikiran atau dasar suatu cerita yang diperoalkan atau dipermasalahkan serta dicari jawabannya, maka amanat adalah pemecah atau jawabannya. Dapat disimpulkan bahwa tema dan amanat adalah pesan yang ingin di sampaikan pengarang kepada pembaca baik secara tersurat maupun tersirat. Dalam amanat, pembaca atau penonton diminta mencari sendiri pesan yang disampaikan baik dari dialog para tokoh bahkan dari gerak gerik para tokoh, sehingga penonton bias menyimpulkan isi drama tersebut dan pesan moral dari drama yang

(29)

dibaca atau dipentaskan. Amanat bersifat kias dalam lakon drama banyak memiliki kata-kata kiasan yang berisikan pesan moral yang secara tersirat atau disampaikan secara tidak langsung tetapi pembaca akan mengetahui pesan yang ingin disampaikan melalui alur cerita yang dibaca.

2.2.3 Tokoh dan Penokohan

Menurut Kosasih (2017: 205) penokohan merupakan cara pengarang di dalam menggambarkan karakter tokoh. Dalam pementasan drama, drama mempunyai posisi yang penting. Tokohlah yang mengakutualisasikan naskah drama di atas pentas. Tokoh yang didukung oleh latar peristiwa dengan aspek lainnya akan menampilkan cerita dan pesan- pesan yang ingin disampaikan. Berdasarkan perannya, tokoh terbagi atas tokoh utama dan tokoh pembantu. Jadi, tokoh merupakan orang yang berperan dalam bermain drama, misalnya tokoh utama dan tokoh pendukung. Sementara penokoh merupakan sifat dari tokoh-tokoh yang bermain drama misalnya, sifat dari tokoh utama baik, dan sifat tokoh pembantu kasar dan jahat. Dalam tokoh dan penokohan memang tidak bisa dipisahkan karena setiap tokoh mempunyai karakter masing-masing dalam berperan, tetapi harus diingat bahwa tokoh dan penokoh merupakan sesuatu yang berbeda karena sifat melekat pada orang dan orang bukanlah sifat.

Dewojati (2010: 169), menjelaskan bahwa karakter atau yang biasa disebut tokoh adalah bahan atau bagaian yang paling aktif untuk menggerakan alur. Satoto (2012: 13) mengatakan ada tiga jenis tokoh berdasarkan sifat peran watak protagonis, antagonis, dan tritagonis.

1. Tokoh Protagonis: peran utama merupakan pusat atau sentral cerita.

2. Tokoh Antagonis: peran lawan, ia suka menjadi musuh atau penghalang tokoh protagonis yang menyebabkan timbulnya tikaian (konflik).

(30)

3. Tokoh Tritagonis: peran penegah, tugas menjadi pelerai, pendamaiatau pengantar protagonis dan antagonis.

Dengan adanya tokoh maka alur drama akan tersampaikan dengan baik serta terbentuknya alur cerita yang jelas.

2.2.4 Latar

Satoto (2014: 14) menjelasakan setting sering diterjemahkan latar namun menurut Satoto kurang tepat karena setting pengertiannnya mencakup tidak hanya latar tetapi mencakup aspek ruang, waktu, dan dalam keadaan action di tempat. Waluyo (2010: 12) menjelaskan bahwa latar atau setting mengandung pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa. Kosasih (2017: 206), latar adalah keterangan mengenai ruangan dan waktu. Penjelasan latar dalam drama dinyatakan dalam petunjuk pementasan. Bagian itu disebut kramagung. Latar juga dapat dinyatakan dalam melalui percakapan para tokohnya. Dalam pementasannya, latar dapat dinyatakan dalam tata panggung ataupun tata cahaya. Latar merupakan tempat kejadian di mana para tokoh melakukan perannya dan mencakup aspek ruang dan waktu. Misalnya, pagi hari, siang hari, dan malam hari. Latar tempat merupakan tempat di mana terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita misalnya, Ari belajar di kamarnya sambil mendengarkan musik. Latar suasana misalnya, salah satu anggota polisi melepaskan tembakannya ke salah satu bandar narkoba, membuat warga sekitar ketakutan, saat itu suasana sangat mencekam karena bandar narkoba juga membalas tembakan polisi.

2.2.5 Alur

Menurut Hasanuddin (1996: 90), plot atau alur merupakan hubungan antar satu peristiwa atau kejadian atau kelompok peristiwa lainnya. Jadi, plot atau alur menurut Hasanuddin merupakan kejadian atau urutan peristiwa yang terjadi disetiap babak sehingga

(31)

dengan adanya alur pembaca akan lebih mudah memahami setiap kejadian atau pestiwa yang ada dalam cerita.

Endraswara (2011: 24) menjelaskan plot adalah alur atau jalan cerita. Alur yang mengantarkan lakon mejadi semakin menarik. Dengan adanya plot, teks drama yang dibaca akan memiliki alur cerita yang jelas sehingga pembaca akan lebih memudah memahi isi cerita dalam drama. Plot harus ditata dengan sebaik mungkin melalui struktur yang jelas.

Menurut Endraswara, plot memiliki lima struktur yaitu Eksposisi, konfilik, komplikasi, resolusi dan klimaks.

Sejalan dengan pendapat Endraswara, Tarigan (2011: 90) menjelaskan bahwa plot dalam drama dikenal eksposisi, komplikasi, dan resolusi. Eksposisi lakon yang menentukan aksi dalam waktu dan tempat; memperkenalkan para tokoh; menyatakan situasi suatu lakon, menunju konflik yang akan dikembangkan dalam cerita dan sesekali membayangkan resolusi yang akan dilakukan. Konfik atau bagian tengah lakon sementara resolusi merupakan bagian penemuan titik penyelesaian masalah dan pada titik temu penyelesaian masalah serta memisahkan resolusi yaitu klimaks maka akan terjadi perubahan nasip para tokoh dalam cerita. Berikut penjabaran kelima struktur yang dimaksudkan oleh Endraswara dan Tarigan.

1. Eksposisi

Eksposisi adalah suatu kesatuan awal atau pembuka dari suatu karya sastra. Jadi, eksposisi merupakan keterangan mengenai tokoh-tokoh cerita dan eksposisi biasanya dibacakan oleh pembawa acara.

2. Komplikasi

Komplikasi merupakan awal atau pengembangan konflik. Komplikasi lanjutan dari eksposisi di mana peristiwa yang mulai dimunculkan dalam cerita.

(32)

3. Klimaks

Klimaks adalah tahap terakhir setelah terjadinya konflik yang menetukan para nasib para tokoh. Setelah terjadinya pergejolakan atau konflik maka para tokoh akan menemukan titik terang dari konfik yang mereka hadapi.

4. Resolusi

Resolusi adalah peleraian masalah yang terjadi anatar para tokoh sehingga dengan resolusi akan mentukan titik terang dari permasalahan serta mampu menentukan ending dari sebuah konflik dan akan menjawab pertanyaan-pertanyaan pembaca mengenai kejadiaan-kejadian dalam cerita.

5. Konklusi

Konklusi adalah sebuah penyelesaian konflik-konflik yang menjadi akhir sebuah cerita. Tahap terakhir dalam sebuah cerita pastinya konflik-konflik sudah terselesaikan dan memberikan kesan dan pesan kepada pembaca secara ekplisit.

Dapat disimpulkan bahwa plot merupakan jalan cerita yang dialami oleh tokoh sehingga peristiwa yang diangkat dalam cerita mendapat titik tengah dan penyelesaian. Alur sangat menetukan dalam cerita karena dengan adanya alur yang baik maka akan membuat pembaca penasaran akan akhir dari cerita yang ada.

2.3. Kebahasaan Teks Drama

Kosasih (2017: 379) menjelaskan bahwa ada empat ciri kebahasaan dalam drama, yaitu (1) urutan waktu, (2) kata kerja menyatakan peristiwa, (3) kata kerja menyatakan pikiran, (4) kata kerja menyatakan sifat (Descriptive Language). Kebahasaan dalam drama berperan penting karena membantu pembaca dalam memahami setiap kejadian atau peristiwa yang dialami oleh tokoh.

(33)

2.3.1. Urutan Waktu

Chaer (2008: 101) menjelaskan bahwa menghubungkan menyatakan waktu, yakni konjungsi ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, tatkala, sejak, sambil, dan selama. Sementara Kosasi (2017: 376) menjelaskan bahwa kebahasaan dalam drama lebih banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis). Misalnya: sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian. Jadi, dengan menganalisis kata yang menyatakan urutan waktu peserta didik akan memahami setiap urutan peristiwa dalam drama dengan demikian perserta didik akan mudah memahami alur cerita dalam drama.

2.3.2. Kata Kerja Menyatakan Peristiwa

Kosasi (2017: 376) berpendapat bahwa kebahasaan dalam drama lebih banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti menyuruh, menobuatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat. Dengan adanya peristiwa yang ada dalam drama peserta didik akan semakin tertarik membaca dan lebih mudah mengingat isi drama dan adanya pembelajaran drama peserta didik akan lebih mengsyukuri serta menghargai proses pendidikan yang masih peserta didik jalani.

2.3.3. Kata Menyatakan Pikiran

Kebahasaan yang banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau yang dirasakan oleh tokoh. Contohnya: merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami. Kosasih (2017: 377).

Dalam menganalisi drama peserta didik diminta menemukan kata yang menyatakan pikiran. Kata menyatakan pikiran yang dirasakan oleh tokoh dalam drama ketika tokoh mengalami kejadian yang menyenangkan atau pun yang mengharukan, sehingga komunikasi atanra tokoh dan apa yang dirasakan oleh tokoh seolah-olah dirasakan oleh pembaca

(34)

2.3.4. Kata Kerja Sifat (Descriptive Language)

Kosasi (2017: 377) menjelaskan bahwa kata kerja sifat (Descriptive Language) menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Misalnya:

rapi, bersih, baik, gagah, kuat. Adanya kata sifat peserta didik atau pembaca drama akan lebih mengenal setiap sifat dari tokoh dalam drama. Peserta didik akan lebih mengenal dan mengetahui setiap kejadian dalam drama.

2.4. Rancangan Pembelajaran Unsur Intrinsik dan Kebahasaan Drama di SMA

Revisi kurikulum 2013 tahun 2017 tidak terlalu signifikan. Namun, perubahan difokuskan untuk meningkatkan hubungan atau keterkaitan diantaranya kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) dan penyusunan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang guru harus rangkum adalah PPK, 4C, dan HOTS sehingga guru harus kreatif dalam mendesain rancangan pembelajaran (Kemendikbud, 2017: 07). Jadi, Kurikulum 2013 Revisi 2017 merupakan kurikulum baru yang ditetapkan pada pembelajaran 2017/2018. Kurikulum ini adalah pengembangan dari kurikulum yang sebelumnya, baik kurikulum 2013. Kurikulum berbasis kompetensi yang dirintis pada tahun 2004 maupun kurikulum tingkatan satuan pendidikan pada tahun 2006.

Hal yang ditekankan pada kurikulum 2013 revisi 2017 adalah fokus penguatan pendidikan karakter (PPK) yang meliputi strategi membangun budaya literasi di sekolah dan Hinghe Order of Thingking Skill (HOTS) yang merupakan kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif,

metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dengan kurikulum 2013 revisi 2017, peserta didik mampu berpikir kritis dalam belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah didapat serta mampu merefleksikan diri dari semua proses pembelajaran dan mampu berpikir kreatif dalam menghadapi kesulitan belajar.

Sementara kurikulum 2013 menekankan pada peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hand skill yang meliputi aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

(35)

Rancangan pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan dalam proses pembelajaran peserta didik, tetapi dalam hal ini rancangan pembelajaran lebih difokuskan untuk meningkatkan keterampilan pembelajaran peserta didik (Uno, 2007: 2). Rancangan pembelajaran adalah seperangkat rencana dan pengatuan kegiatan pembelajaran, media pembelajaran, waktu, pengelolaan kelas, dan nilai hasil pembelajaran (Triwiyanto, 2015: 97).

Peneliti sependapat dengan pendapat Triwiyanto karena rancanan yang disebutkan lebih lengkap dan sesuai dengan penyusunan RPP dengan komponen-komponen yang ada suatu rancangan bisa disusun dengan baik. Rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang mengembangkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabar dalam silabus (Anwar, 2011: 180).

2.4.1. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP

Prinsip pengembangan RPP atau Penyusunan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dijelaskan sebagai berikut. Perencanaan pembelajaran atau bisa disebut rancangan pelasanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan ditetapkan guru dalam pembelajaran di kelas (Muslich, 2007: 53). Rancangan pembelajaran mencakup komponen-komponen sebagai berikut:

1. Standar komponen, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar.

2. Tujuan pembelajaran.

3. Materi pembelajaran.

4. Pendekatan dan metode pembelajaran.

5. Langkah-langkah kegiatan pembelajran.

6. Alat dan sumber belajar.

7. Evaluasi pembelajaran.

(36)

2.4.2. Langkah-Langkah Pengbangan RPP

Cara mengemangkan RPP dan garis bersarnya, sebagai berikut (Majid, 2014: 261).

1. Mencantumkan identitas

2. Mencantumkan tujuan pembelajaran.

3. Mencantumkan materi pembelajaran

4. Mencantumkan metode atau model pembelajaran.

5. Mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

6. Mencantumkan media, alat, bahan, dan sumber belajar.

7. Mencantumkan penilaian.

Dilihat dari prinsip pengembangan RPP dan langkah-langkah pengembangan RPP menurut Majid dan Muslich diharapkan guru dipermudah dalam menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan dalam pelaksanaan pembelajaran yang mencakup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan adalah di mana guru mempersiapkan peserta didik supaya fokus dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan dan mumulai pembelajaran dengan doa, serat guru memberikan kegiatan literasi, dan mengajukan pertanyaan yang bersangkutan dengan materi pembelajaran.

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dari kurikulum yang telah ditentukan serta dilakukan dengan kegiatan yang menyenangkan, interatif, inisiatif, memotivasi, dan mendapat informasi yang aktual dari pembelajaran yang dilakukan.

Kegiatan penutup adalah di mana peserta didik dan guru menyimpulkan materi pembelajaran secara bersama-sama sehingga peserta didik benar-benar memahami materi yang telah dipelajari serta mampu mengembangkan ilmu pengetahuan di masyarakat.

2.4.3. Komponen-Komponen RPP

Pembelajaran merupakan komponen yang tidak bisa lepas dari rancangan pembelajaran dengan demikian adanya komponen-komponen rancangan pembelajaran selalu ada

(37)

keterkaitan. Sanjaya (2008: 60), berpendapat bahwa dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) minimal ada lima komponen pokok, yaitu komponen tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, model, media dan sumber pembelajaran serta komponen evaluasi. Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 menyatakan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rancangan pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.

2.4.3.1 Tujuan Pembelajaran

Sanjaya (2008: 60) berpendapat bahwa dalam merumuskan tujuan pembelajaran guru harus menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK/KD) menjadi indikator hasil belajar. Dalam tujuan pembelajaran ada dua standar yang harus dipenuhi dalam tujuan pembelajaran yaitu standar isi dan standar kompetensi lulusan dengan tujuan pembelajaran dirumuskan sehingga dengan tujuan pembelajaran mampu tercapai dan dikuasai oleh siswa.

Jadi, guru harus merumuskan tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran tersebut serta guru harus mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik daerah tersebut, misalnya mengembangkan kurikulum muatan lokal (mulok) dengan demikian guru harus membuat indikator hasil belajar sesuai dengan sikap dan prilaku peserta didik.

2.4.3.2 Materi atau Isi

Majid (2014: 263), menjelaskan bahwa materi haruslah mulai dari manfaat pembelajaran drama, pengertian drama, penjelasan mengenai unsur-unsur intrinsik. Materi atau isi pembelajaran berkaitan langsung dengan bahan pembelajaran yang harus dikuasi oleh peserta didik berdasarkan tujuan pembelajaran itu sendiri. Dalam mengembangkan materi dan isi pembelajaran guru harus mampu mengembangkan wawasan dan mencari sumber belajar dari berbagai sumber yang baru tetapi tetap memperhatikan kompetensi yang harus dicapai dari tujuan pembelajaran.

(38)

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ada dua materi pembelajaran yang harus dikuasai peserta didik yaitu materi pembelajaran secara umum dan materi pembelajaran antardaerah. Materi pembelajaran secara umum berupa materi yang berdasarkan tujuan pembelajaran secara umum yang menjadi tujuan pemerintah pusat sementara materi yang berdasarkan karakteristik antar daerah guru tetap menyampaikan materi secara pokok tentang alat transportasi, tetapi cara pembahasaan atau titik fokus dalam mempelajari alat transportasi akan berdasarkan kondisi daerah itu sendiri misalnya guru di Kalimantan akan lebih berfokus membahas alat transportasi laut karena daerah Kalimantan masih kurang akan alat transportasi darat sementara di Jawa, lebih berfokus dalam pembelajaran alat transportasi darat karena daerah Jawa lebih dominan alat transportasi darat.

2.4.3.3 Strategi dan Metode Pembelajaran

Metode dapat diartikan bena-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan atau strategi yang dipilih (Majid, 2014: 263). Metode merupakan rancangan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu dalam pembelajaran, sementara metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk mengimplementasikan strategi yang sudah dirancang oleh guru. Stategi yang telah dirancang harus mampu mendorong peserta didik agar lebih aktif dalam proses belajar mengajar di kelas.

2.4.3.4 Media dan Sumber Belajar

Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan (Majid, 2014: 263). Media merupakan alat bantu untuk mencapai tujuan pembelajaran serta mempermudah guru dalam mencapai tujuan pembelajaran, sementara sumber belajar adalah semua sumber yang digunakan untuk bahan belajar dan mengajar baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam belajar.

(39)

Media dan sumber belajar merupakan alat bantu baik guru maupun peserta didik untuk mempermudah dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2.4.3.5 Evaluasi dan Penilaian

Evaluasi merupakan alat ukur yang digunakan untuk melihat seberapa jauh keberhasilan atau ketercapaian hasil belajar setiap peserta didik. Dalam evaluasi KTSP diarahkan bukan hanya untuk menilai keberhasilan setiap peserta didik tetapi digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang proses belajar yang diikuti oleh setiap peserta didik di kelas. Guru tidak hanya membuat rancangan pembelajaran dan guru tidak hanya membuat tes tertulis sebagai alat evaluasi tetapi guru juga harus menggunakan alat evaluasi nontes misalnya wawancara dan lain sebagainya.

Guru harus mampu mengunakan alat evaluasi sebagai bahan pertimbangan dalam mengajar ke depannya melalui evaluasi pembelajaran sebelumnya dengan keberhasilan yang sudah dicapai maka guru bisa mempertahankan dan meningkatkan kualitas belajar mengajar.

Penilaian dijabarkan atas jenis atau teknik penilaian, berbentuk instrumen, dan instrumen yang digunakan untuk mengukur ketercapaian indikator dan tujuan pembelajaran. Penilaian dituangkan dalam bentuk matriks horizontal maupun vertikal (Majid, 2014: 263).

2.5. Kerangka Berpikir

Analisis unsur intrinsik dalam drama merupakan materi yang menarik dipelajari oleh peserta didik karena dengan menganalisis unsur intrinsik drama peserta didik memahami bahwa drama bukan sekedar bacaan sementara tetapi ada unsur-unsur yang membangun drama yang menarik untuk di dalami seperti unsur intrinsik yang di dalamnya ada tokoh, alur, latar, tema, dan bahasa. Tokoh, tema, amanat, latar, alur, dan sudut pandang pembaca dapat menganalisis unsur intrinsik dan kebahasaan drama dengan baik serta mendapatkan pengetahuan baru dalam menganalisis yang benar.

(40)

Analisis kebahasaan dalam drama sangatlah penting bagi peserta didik. Analisis kebahasaan dalam drama mampu membuka wawasan peserta didik bagamana mempelajari kata ganti kalimat-kalimat tidak langsung, kalimat yang tidak baku, dan tidak lepas dari kalimat-kalimat seru, suruhan, dan pertanyaan. Drama memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut. 1) banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungi kronologis), 2) banyak kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, berisirahat, 3) banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh. Contoh: merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami, 4) menggunakan kata-kata sifat (descripitive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat atau suasana. Kata-kata yang dimaksud, misalnya, rapi, bersih, baik, gagah, kuat. Kosasih (2017: 376-377).

Rancangan pembelajaran yang baik akan mambantu guru dalam menyampaikan materi analisis kebahasaan dalam drama dengan demikian proses belajar mengajar di kelas tidak akan membosankan dan dalam menganalisis drama peserta didik tidak akan merasa bosan.

Menurut Majid (2014: 261), guru harus bisa mengembangkan RPP melalui tahap-tahap yakni mencantumkan identitas, mencantumkan tujuan pembelajaran, mencantumkan materi pembelajaran, mencantumkan metode atau model pembelajaran, mencantumkan langkah- langkah kegiatan pembelajaran, mencantumkan media, alat, bahan, sumber belajar, dan sumber penilaian. Dengan demikian, guru harus menyesuaikan metode belajar dengan kondisi kelas tersebut. Oleh sebab itu, guru tidak hanya menyiapkan satu metode ketika di kelas, dengan tujuan supaya proses belajar mengajar tidak kaku dan membosankan. Teks drama

“Symphoni Anak Jalanan” karya Ign Arya Sanjaya digunakan sebagai materi pembelajaran sehingga peserta didik SMA kelas XI semester II akan lebih mudah dalam belajar menganalisis drama.

(41)

Skema 1 Kerangka Berpikir

Teks drama “Symphoni Anak Jalanan” karya: Ign

Arya Sanjaya

Analisis unsur intrinsik dan kebahasaan dalam drama

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peserta didik SMA kelas XI Semester II

(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini terdiri dari lima subbab, yaitu pendekatan dan jenis pendekatan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, sumber data, dan teknik ananlisis data. Kelima subbab tersebut dijelaskan secara teperinci, yakni sebagai berikut.

3.1 Jenis Penelitian

Menurut Gay (dalam Hikmat, 2011:44) metode penelitian deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian.

Jadi, dengan adanya metode deskriptif peneliti mendeskripsikan unsur intrinsik dan kebahasaan teks drama serta menyusun rancangan pembelajaran di SMA kelas XI dengan tujuan untuk memudahkan guru dalam mengajar materi analisis teks drama.

Penelitian ini akan menggunakan referensi atau literatur baik berupa buku, jurnal, kamus yang membahas mengenai sastra drama, bahasa, dan yang membahasa mengenai rancangan pembelajaran, sementara untuk mendapatkan data penelitian maka dilakukan teknik baca dan tulis mengenai teks drama serta menyusun rancangan pembelajaran. Guru terkadang menganggap tidak pentingnya menyusun rancangan pembelajar, sementara rancangan pembelajaran harus menjadi dasar guru sebelum menyampaikan materi. Penelitian ini mendeskripsikan tentang analisis unsur intrinsik dan kebahasaan drama dan rencangan pelaksanaan pembelajaran di SMA kelas XI semester II.

3.2 Subjek Penelitian

Travels (dalam Hikmat, 2011:44), menjelaskan bahwa tujuan utama menggunakan metode ini untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Subjek penelitian

(43)

ini adalah drama “Symphoni Anak Jalanan” Karya: Ign Arya Sanjaya dan rancangan pelaksanaan pembelajaran di SMA kelas XI semester II sementara penedakatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.

Dari pendapat di atas, peneliti akan melakukan penelitian deskriptif. Pendekatan deskriptif kualitatif akan digunakan peneliti dalam menganalisis bahasa dalam drama dan hasil penelitian bersama guru bahasa Indonesia di SMA dengan tujuan penelitian telah dilakukan dapat memberikan solusi mengenai permasalahan rancangan pembelajaran yang dihadapan oleh guru di sekolah. Permasalahan dalam penyusunan RPP dan materi kebahasaan dalam drama dapat diajarkan dengan baik ketika guru mengajar. Jadi, dari kedua penelitian tersebut saling melengkapi satu sama lain. Peneliti dilakukan menganalisis subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada. Fakta yang ditemukan akan di deskripsikan secara mendalam. Peneliti akan mengumpulkan data utama, artinya penelitian tidak dapat diwakilkan tetapi peneliti harus berhadapan langsung dengan subjek yang akan di teliti. Oleh karena itu, membaca dan mencatat teks drama yang terdapat unsur intrinsik dan kebahasaan karena sumber data yang menjadi subjek adalah teks drama “Symphoni Anak Jalanan”.

3.3 Sumber Data

Sumber data yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah drama karya Ign Arya Sanjaya. Data yang dianalisis berupa unsur intrinsik dan kebahasaan teks drama dan rancangan pembelajaran di SMA. Data penelitian atau teks drama yang dianalisis tidak ditentukan tetapi peneliti memembuat rancangan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 karena dalam kurikulum 2013 menuntut adanya pembelajaran menganalisis unsur intrinsik dan kebahasaan teks drama maka unsur intrinsik dan kebahasaan teks drama cukup dijadikan objek penelitian ini.

(44)

Biodata Penulis

Nama : Ign Arya Sanjaya

Alamat : Jl. Parakan Resik No. 14 Bandung

Telp. : (022) 7501232

Judul Drama : “Symphoni Anak Jalanan”

Pengarang Drama : Ign Arya Sanjaya Jumlah halaman drama : dua puluh halaman

Ign Arya lahir di Tabanan Bali dan dibesarkan di Lombok, tetapi sekarang Ign Arya tinggal dan berkarya di Bandung bergabung dengan Studiklub Teater Bandung. Penulis menulis beberapa naskah drama yang berjudul King Lear, Impian di Tengah Musim, Pengadilan Anak Angkat, Jembangan yang Pecah, Kekawin-Kawin, Art, Norma, Saudagar Venesia, dan Sandekala. Ign Arya Sanjaya juga sudah banyak bermain peran pada drama Sangkuriang karya Utuy T. Sontani, Panji Koming karya Saini KM, Pinangan karya Anton P.

Chekov; Pagi Bening karya Serrapin dan Joaquin Alvares Quinterro, Inspektur Jenderal dan Matjam-Matjam Maoenja karya Moliere, Malam ke Seratus, Satu Malam Tiga Repertoar adalah beberapa repertoar yang telah disutradarainya tergabung juga dalam garapan Actors Unlimited dan menyutradarai Kereta Api Bumel Serat Satwa bersama mainteater.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teks drama, teknik baca dan teknik tulis. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan akan membantu peneliti dalam mengumpulkan data dengan harapan data yang diperoleh benar-benar valid. Data yang dikumpulkan harus sesuai dengan masalah di lapangan dan menemukan penyelesaian dari masalah kebahasaan dalam drama serta penyusunan rancangan pembelajaran, sehingga dari penelitian yang dilakukan benar-benar bermanfaat untuk peserta didik, peneliti, dan guru.

(45)

Teknik catat digunakan dalam penelitian untuk menambahkan data tertulis yang digunakan sebagai bahan analisis seberapa dalam data penelitian Sudikan (2007: 104).

Melalui teknik baca dan teknik tulis peneliti akan mampu memahami keseluruhan isi drama dan unsur-unsur dalam drama. Peneliti mampu menguraikan kebahasaan yang ada dalam drama serta dibantu dengan teknik catat, sehingga peneliti akan mudah mengingat dan menjabarkan analisis kebahasaan dalam drama.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agara pekerjaannya lebih mudah, hasilnya lebih baik, cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006: 163). Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri, sehingga peneliti harus divalidasi, dan peneliti berfungsi untuk menetapkan penelitian, memilih informan dan melakukan pengumpulan data, menilai kualitas dan analisa data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Intrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian serta memudahkan peneliti dalam pengumpulan data dan digunakan untuk membantu dalam mengolah data yang telah diperoleh. Intrumen penelitian yang baik sangat menentukan hasil akhir dari penelitian yang dilakukan oleh sebab itu instrumen penelitian harus lengkap, cermat, dan sistematis.

3.6 Teknik Analisis Data

Menurut Moleong (1989: 220), teknik analisis kajian isi merupakan teknik yang digunakan untuk menarik kesimpilan melalui usaha menemukan, karekteristik pesan, dilakukan secara objektif dan sistematis. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti akan menghasilkan analisis kebahasaan dalam drama Karya: Ign Arya Sanjaya.

(46)

Analisis data yang akan dilakukan untuk mengolah hasil dari penelitian ini dibagi menjadi dalam beberapa langkah:

1. Peneliti harus membaca teks drama "Symphoni Anak Jalanan” Karya Ign Arya Sanjaya.

2. Mengidentifikasi keseluruhan tokoh, alur, latar, bahasa, tema, sudut pandang, dan amanat.

3. Analisis kebahasaan yang digunakan dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” Karya Ign Arya Sanjaya.

4. Menjelaskan fungsi dan penerapan kebahasaan dalam drama untuk pembelajaran di sekolah.

5. Peneliti akan membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan memasukan drama “Symphoni Anak Jalanan” Karya Ign Arya Sanjaya dalam materi pembelajaran yang di susun dalam bentuk RPP.

6. RPP yang telah disusun akan dikoordinasikan ke guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI.

7. Masukan dan permasalahan yang ada dalam pengamatan akan di deskripsikan peneliti dalam bab empat (IV).

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab empat ini peneliti memaparkan hasil penelitian yaitu unsur intrinsik dan kebahasaan teks drama “Symphoni Anak Jalanan” karya Ign Arya Sanjaya serta Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran di SMA dengan menggunakan Kurikulum 2013.

4.1. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan berbagai unsur intrinsik teks drama yang ditemukan dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” karya Ign Arya Sanjaya, diantaranya tema atau amanat, tokoh dan penokohan, latar, latar, serta kebahasaan teks drama. Analisis tokoh dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” ada berbagai macam tokoh diantaranya adalah tokoh utama yang diperankan oleh Atet, Iwo, dan Kamal, sementara antagonis yaitu Abdul, Nasar serta tokoh sentaral yang diperankan oleh Komandan.

Tema merupakan bagian yang mendasari suatu karya sastra, khususnya dalam teks drama. Tema juga dapat disampaikan melalui lakon dan dialog antar tokoh-tokoh. Analisis tema dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” dapat sesuaikan dengan kejadian yang dialami oleh para tokoh. Tema dari drama yang “Symphoni Anak Jalanan” adalah kemiskinan yang dialami oleh tokoh Iwo, Kamal, dan Abdul.

Latar merupakan gambaran mengenai tempat kejadian yang alami oleh para tokoh dalam setiap peristiwa. Latar dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” terdapat latar tempat, latar waktu. Analisis latar itu dapat diperoleh keterangan tempat terjadinya peristiwa. Hal ini akan mempermudah peserta didik dalam menganalisi unsur intrinsik drama. Oleh karena itu, latar dapat dijadikan dalam bahan pembelajaran dengan tujuan supaya peserta didik terbantu dalam menganalisi drama. Drama yang berjudul “Symphoni Anak Jalanan” berlatar

(48)

tempatkan trotoar jalan dan rumah komandan. Latar waktu dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” ini terjadi pada malam hari, pagi, dan siang hari yaitu saat matahari mulai meninggi Abdul dan Nasir berjalan mencari Atet, Iwo, dan Kemal.

Alur merupakan rangkaian peristiwa dalam drama dengan demikian setiap peristiwa yang dimunculkan selalu berhubungan. Alur sangat penting karena menghantarkan setiap tokoh dalam setiap kejadian yang menimbulkan konflik serta sampai pada tahap penyelesaian konflik tersebut. Dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” terdiri empat babak dan memiliki alur maju dalam setiap babak memiliki sebab akibat yang membuat suatu peristiwa menjadi logis. Pembagian alur dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” menjadi lima yaitu eksposisi, komplikasi, klimaks, resolusi, dan konklusi.

Kebahasaan sangat penting dipelajari terutama dalam teks drama “Symphoni Anak Jalanan”. Kebahasaan teks drama terdapat kata dan kalimat yang digunakan oleh para tokoh dalam berkomunikasi sehingga pesan tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Teks drama “Symphoni Anak Jalanan” akan lebih mudah dipahami peserta didik karena kebahasaan yang di gunakan adalah percakapan sehari-hari dan peserta didik akan lebih mudah saat menganalisis teks drama “Symphoni Anak Jalanan” misalnya dalam menganalisis urutan waktu, kata kerja yang menyatakan peristiwa, kata kerja yang meyatakan pikiran, dan kata kerja sifat.

Kata kerja yang menyatakan urutan waktu mempunyai peran yang sangat penting dalam sebuat karya sastra terlebih dalam drama. Urutan waktu dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” membantu para tokoh dan pembaca untuk memahami alur cerita sehingga setiap kejadian atau peristuwa di dalam drama mudah diingat oleh pembaca. Urutan waktu yang runtut ditentukan oleh peristiwa yang dialami oleh tokoh di dalam drama. Kata kerja meyatakan urutan waktu selalu berhubungan dengan kata kerja yang menyatakan peristiwa

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan hasil analisis unsur intrinsik cerita pendek “Radio Kakek” karya Ratih Kumala ditinjau dari tema, tokoh dan penokohan, alur, latar,

Guru dan Peserta didik menarik sebuah kesimpulan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan tentang materi yang

Dari analisis unsur intrinsik, nilai-nilai pendidikan dan skenario pembelajaran di SMA diperoleh unsur intrinsik yang meliputi tema yang terdiri dari beberapa

Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang

Hasil analisis penelitian ini disimpulkan bahwa; (1) unsur intrinsik novelDi Pintu Langit Ku Bersujud karya Wahyu Sujani meliputi (a) tema; (b) tokoh dan penokohan; (c) alur;

Guru hanya mencantumkan di bagian materi ajar “pengertian drama, unsur teks drama, sistematika naskah drama dan kaidah teks drama” hal ini tidak sesuai dengan

Melalui KD 3.9 menganalisis unsur-unsur pembangun cerita pendek dalam buku kumpulan cerita pendek yang dibaca siswa SMA kelas XI semester ganjil, peserta didik diharapkan

(3) RPP novel See You in Uzlifatul Jannah karya Feryanto Hadi indikator mampu menganalisi unsur intrinsik dan nilai moral novel; tujuan pembelajaran siswa dapat