• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENURUT UNDANG-UNDANG N0.14 TAHUN

A. Latar Belakang

Intellectual Property of Rights atau Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) merupakan hasil proses kemampuan berpikir manusia yang dijelmakan ke dalam suatu bentuk ciptaan atau penemuan. Ciptaan atau penemuan tersebut merupakan milik yang di atasnya melekat suatu hak yang bersumber dari akal (intelek). Hak tersebut digunakan/dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kesejahtraan/kebahagiaan hidup. Makin maju dan tinggi kemampuan berpikir seseorang atau suatu bangsa, makin maju dan tinggi pula ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai. Akibatnya, makin produktif pula seseorang atau suatu bangsa menghasilkan ciptaan dan penemuan baru.

Kemampuan berpikir yang semakin meningkat dan berkembang berindikator kepada meningkatnya jumlah ciptaan atau penemuan yang dihasilkan. Tingginya jumlah ciptaan atau yang telah dikuasai dapat juga mencerminkan pembangunan ekonomi suatu bangsa. Pembangunan ekonomi suatu bangsa salah satunya sangat ditentukan dengan kemampuan suatu bangsa untuk menguasai teknologi.1

1

Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia. (lihat pasal 1 UU R.I. No 18/2002 tentang Sistem Nasional penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi), lihat Dewi Astutty Mochtar, Perjanjian Lisensi Alih Teknologi dan Pengembangan Teknologi Indonesia, Penerbit P.T. Alumni, Bandung, 2001, hal. 10-11

Melalui teknologi, suatu bangsa akan mengalami proses pertumbuhan yang amat cepat. Oleh karena itu, keberadaan teknologi

sebagai penunjang dalam pembangunan ekonomi menjadi suatu hal yang tidak dapat ditawar lagi.

Dalam realitanya penguasaan teknologi sendiri masih menyimpan sejumlah kesenjangan, dimana kalau dicermati di dunia ini ada beberapa negara yang telah menguasai bahkan mampu mengembangkan teknologi pada tingkat yang paling canggih. Namun ada juga negara-negara di dunia ini yang tingkat kemampuan penguasaan teknologi tidak sehebat negara-negara lain.

Tingginya kesenjangan pertumbuhan/perkembangan teknologi antar suatu negara membuat perlindungan hukum terhadap penemuan (invensi) di bidang teknologi menjadi terasa sangat penting, terutama karena suatu invensi teknologi yang merupakan hasil daya cipta dan karya manusia telah terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia karena adanya manfaat ekonomi yang terdapat di dalamya. Teknologi telah banyak menyumbang dan berdampak positip bagi kesejahtraan manusia. Invensi di bidang teknologi muncul dan berkembang melalui suatu upaya serius melibatkan faktor tenaga, waktu dan dana yang cukup besar.

Dengan makin majunya teknologi, pengembangan teknologi tidak saja memajukan perekonomian suatu negara, tetapi juga juga semakin memajukan teknologi itu sendiri di segala bidang. Teknologi dalam kehidupan manusia berperan sangat penting, termasuk di dalamnya sumbangan teknologi pada kesejahteraan manusia, sehingga teknologi ditempatkan sebagai aset yang sangat berharga. Aset ini terasa sangat berharga karena proses penemuan dan

pengembangannya yang tidak sederhana sehingga suatu hasil karya pemikiran kreatif dan inovatif sangat perlu dihargai.

Bentuk penghargaan yang diberikan kepada pemilik teknologi adalah pemilik teknologi dapat menikmati hak khusus (hak eksklusif) untuk membuat, menggunakan dan menjual produknya, dan terhadap hasil temuannya diberikan perlindungan hukum. Perlindungan hukum terhadap teknologi itu sendiri merupakan suatu pengakuan hukum dan penghormatan yang banyak kepada mereka yang telah bekerja keras memanfaatkan secara maksimum segenap kemampuan akal budinya, sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat dan bernilai ekonomis.

Dalam era Globalisasi, persaingan global akan sangat berat untuk dihadapai. Selain itu, dengan berkembangnya pasaran dunia dan timbulnya persaingan internasional, timbul pula dorongan kebutuhan untuk menggunakan teknologi yang paling menguntungkan. Teknologi sebagai ilmu pengetahuan yang diterapkan dalam industri hadir dalam kehidupan manusia sebagai ilmu penemuan. Teknologi adalah karya intelektualitas manusia sebagai hasil rasa, karsa, dan cipta manusia. Dalam kegiatan penelitian memerlukan tenaga, waktu, dan dana yang hasilnya memiliki nilai dan manfaat ekonomi, sehingga perlu diberi perlindungan hukum sebagai imbalan kepada teknologi baru yang dikategorikan sebagai hak milik perorangan yang sifatnya tidak berwujud.

Perlindungan dan penegakan hukum terhadap HaKI (Hak Kekayaan Intelektual) juga ditujukan untuk memacu penemuan baru di bidang teknologi dan untuk memperlancar alih serta penyebaran teknologi dengan memperhatikan

kepentingan produsen dan konsumen, pengguna/pengetahuan teknologi secara seimbang, yang bertujuan untuk menunjang kesejahteraan sosial ekonomi, serta untuk menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Walaupun pada kenyataannya kekayaan intelektual sering dipandang sebagai hambatan yang mahal (terkadang justru menjadi dasar pelanggaran) dalam pengalihan teknologi barat yang dibutuhkan negara berkembang untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan kesejahtraan sosialnya karena banyak negara berkembang yang mencemaskan bila mereka menerapkan hukum HaKI secara ketat, mereka malah harus membayar royalti dan biaya lisensi yang semakin tinggi untuk mendapatkan teknologi dan barang-barang kegunaan pokok lainnya, sehingga akan menimbulkan inflasi dan devisa negara yang keluar semakin tinggi. Akan tetapi dalam pelaksanaan pembangunan nasional (negara kita Indonesia), khusus di bidang ekonomi diberlakukan upaya-upaya, antara lain: terus meningkatkan, memperluas, menetapkan, dan mengamankan pangsa pasar bagi segala bentuk produk baik barang maupun jasa, termasuk aspek investasi dan hak kekayaan intelektual yang berkaitan dengan perdagangan serta meningkatkan kemampuan serta daya saing internasional.2

Upaya dan dorongan yang diberlakukan oleh negara mengakibatkan banyaknya penemuan teknologi. Teknologi hasil penemuan pemikiran seseorang pada hakekatnya haruslah didaftarkan, agar temuan tersebut diberikan perlindungan hukum. Pendaftaran HaKI baik dari segi prosedural maupun pelaksanaannya haruslah benar-benar terkoordinasi, tidak menyimpang dari fungsi/tugasnya, karena yang lebih penting dari itu ialah tuntutan hati nurani dan

kepuasan untuk menimbulkan kebutuhan dalam melindungi dan mempertahankan HaKI tersebut.

Dalam pendaftaran HaKI ada yang harus dibedakan antara kata permohonan dan pendaftaran. Kalau tentang Merek haknya diberikan oleh negara, begitu juga dengan Paten. Oleh karena itu, orang harus mengajukan permohonan dalam pendaftaran Merek maupun Paten. Kalau dahulu di dalam Undang-undang HaKI permohonan atau pendaftaran HaKI dikatakan permintaan, kalau sekarang dikatakan permohonan dan orangnya disebut pemohon. Walaupun ada sebagian orang mengatakan bahwa ini benar atau tidak tetapi hal itu tergantung kesepakatan seseorang untuk menggunakan kata tersebut.

Banyaknya permasalahan yang muncul dalam masalah HaKI, membuat perlindungan HaKI tidak lagi menjadi urusan satu negara saja, tetapi sudah menjadi urusan masyarakat internasional. Terlebih setelah ditandatanganinya

Agreement Establisihing the World Trade Organization (WTo). Untuk mewujudkan perlindungan HaKI yang efisien, efektif dan menguntungkan semua anggota WTo, diperlukan adanya kerjasama antara anggota WTo baik yang bersifat regional maupun internasional. Sebagai contoh, di negara-negara ASEAN telah dibentuk suatu forum yang membahas masalah perlindungan HaKI. Demikian juga dengan kawasan Asia Pasifik yang sudah membentuk forum yang terdiri dari para ahli di bidang HaKI untuk meningkatkan perlindungan HaKI agar sesuai dengan standard perlindungan yang ditetapkan Agreement on Trade Related Aspects of Intelectual Property Rights (TRIPs).

Sebagai salah satu negara yang memiliki komitmen yang sangat kuat terhadap perlindungan HaKI, Indonesia juga sudah lama terlibat secara aktif dalam kerangka kerja baik yang bersifat regional maupun yang bersifat internasional. Meskipun keikutsertaan tersebut tidak secara otomatis menghapus faktor-faktor penghalang di dalam penegakan HaKI di Indonesia, setidaknya Indonesia telah menunjukkan kepada dunia internasional, bahwa HaKI telah menjadi prioritas utama di dalam pembangunan saat ini.

Atas dasar itu, maka perlu diadakan suatu perlindungan hukum kepada pemegang hak paten. Untuk mengetahui dan membahas secara jelas mengenai tindak pidana pelanggaran hak paten ini, maka penulis akan membahasnya dalam penulisan skripsi yang berjudul “ Tinjauan Yuridis Atas Tindak Pidana Paten Menurut Undang-Undang No.14 Tahun 2001 Tentang Paten”.