• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Paten dan jenis Paten yang Dikenal Saat In

MENURUT UNDANG-UNDANG N0.14 TAHUN

B. Pengertian Paten dan jenis Paten yang Dikenal Saat In

Paten adalah bagian dari hak kekayaan intelektual, yang termasuk dalam kategori hak kekayaan perindustrian (Industrial Property Right). Hak Kekayaan Intelektual itu sendiri merupakan bagian dari benda, yaitu benda tidak berwujud (benda immateril). Secara juridis pengertian benda merupakan sesuatu yang dapat menjadi objek hak, sedangkan yang dapat menjadi objek hak itu tidak hanya benda berwujud tetapi juga benda tidak berwujud.

Istilah Paten berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata Auctor yang berarti dibuka, bahwa suatu penemuan yang mendapat paten menjadi terbuka untuk diketahui oleh umum.

Di beberapa negara, istilah yang diberikan kepada Paten berbeda-beda, walaupun pada dasarnya pengertiannya sama. Seperti di Indonesia dikenal dengan istilah Paten dan Oktroi, dalam bahasa Inggris dikenal dengan Patent, dan bahasa Belanda dikenal dengan Octrooi. Ketiga istilah ini diartikan sebagai suatu hak khusus berdasarkan undang-undang yang diberikan kepada si pendapat atau pencipta (uitvider) atau menurut hukum pihak yang berhak memperolehnya

(derechtverkrijgende) atas permintaannya yang diajukan kepada pihak penguasa, bagi pendapatan baru, perbaikan atas pendapatan yang sudah ada, cara bekerja baru atau menciptakan suatu perbaikan baru dari cara bekerja, untuk selama jangja waktu tertentu.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Paten berasal dari bahasa Eropa (Paten/Oktroi) yang berarti suatu surat perniagaan atau izin dari pemerintah

yang menyatakan bahwa orang atau perusahaan boleh membuat barang hasil pendapatannya sendiri (orang lain tidak boleh membuatnya).10

10

W.J.S. poerwardiminta, Kamus Bahasa Indonesia, PN.Balai Pustaka, Jakarta, 1976, hal.1012.

Paten dalam Undang-Undang paten No.14 Tahun 2001 dirumuskan sebagai berikut ”paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya”

Hak itu disebut bersifat eksklusif, karena hanya inventor yang menghasilkan invensi saja yang dapat diberikan hak, namun ia dapat melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberi persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya.

Yang dimaksudkan oleh pembuat undang-undang sebagai haknya, yaitu berupa ide yang lahir dari penemuan tersebut. Jadi bukan hasil dalam bentuk produk materil, bukan bendanya. Oleh karena itu, jika yang dimaksudkan itu adalah idenya, maka pelaksanaan dari ide itu yang kemudian membuahkan hasil dalam bentuk benda materil. Ide itu sendiri merupakan benda immaterial yang lahir dari proses intelektual manusia.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa paten diberikan bagi invensi di bidang teknologi dan teknologi yang pada dasarnya adalah berupa ide (immateril) yang dapat diterapkan dalam proses industri.

Dalam pemberian hak eksklusif, salah satu hal yang sangat perlu diperhatikan adalah invensinya. Karena ide yang ada dalam invensiinilah yang diberikan hak eksklusif terhadap inventor.

Ada beberapa pendapat sarjana mengenai pengertian invensi, yaitu: a. Soekardono.

Beliau mengatakan bahwa pendapatan (invensi) adalah suatu hasil baru yang secara praktek dapat digunakan buat perindustrian.11

b. Woerjati

Bidang perindustrian diartikan seluas-luasnya, termasuk pula hasil perkembangan teknologi di bidang pertanian, misalnya mesin-mesin potong, bajak dan sebagainya.

Beberapa istilah yang digunakan mengenai istilah uitvinding, invention

yang dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai “penemuan” Dalam Pasal 1 ayat (2) UU No.14 tahun 2001 dirumuskan:

“invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam sutu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses” Invensi yang dapat diberikan paten (hak eksklusif) adalah:

a. Invensi yang baru dan mengandung langkah inventif serta dapat diterapkan dalam industri.

b. Invensi yang pada saat tanggal penerimaan tidak sama dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya.

Ada pendapat sarjana mengenai invensi yang dapat diberikan paten, yaitu menurut sarjana Woerjati. Beliau mengatakan bahwa Paten dapat diberikan terhadap:12

11

a. Penemuan yang baru (penemuan dalam arti pendapatan)

b. Pendapatan itu harus merupakan pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi

c. Penemuan itu harus dapat dilaksanakan di bidang industri. Jenis-Jenis Paten yang Dikenal Saat ini

Pada dasarnya, jenis Paten yang berkembang saat ini adalah sebagai berikut:13

a. Paten yang berdiri sendiri, tidak bergantung pada paten lain

(independent patent)

b. Paten yang terkait dengan paten lainnya (dependent patent)

c. Paten tambahan (patent of addition)

d. Paten impor (patent of importation) atau paten konfirmasi (paten of revalidation)

Indonesia dalam ketentuan perundang-undangan paten hanya membagi jenis paten ke dalam kedua bentuk, yaitu:

a. Jenis paten biasa; b. Jenis paten sederhana.

Suatu penemuan dikelompokkan ke dalam paten sederhana karena cirinya, yaitu penemuan tersebut tidak melalui penelitian dan pengembangan (research and development) yang mendalam. Walaupun bentuk, konfigurasi, konstruksi atau komposisinya sederhana dan sering dikenal dengan “untility model”, tetapi

13

Endang Purwaningsih, Perkembangan Hukum intellectual property rights, Jakarta, 2005, hal .224

mempunyai nilai kegunaan praktis sehingga mempunyai nilai ekonomis dan tetap memperoleh perlindungan hukum. Paten sederhana hanya memiliki satu klaim, pemeriksaan substantive langsung dilakukan tanpa permintaan dari pihak penemu. Bila terjadi penolakan terhadap permintaan paten sederhana ini, tidak dapat dimintakan lisesnsi wajib dan tidak dikenai biaya tahunan, masa perlindungan selama sepuluh tahun sejak tanggal penerimaan paten, pengumuman permohonan tiga bulan setelah tanggal penerimaan, lama pemeriksaan substantive dua puluh empat bulan sejak tanggal penerimaan permohonan substantive.

Pada paten sederhana, jumlah klaimya satu invensi atau beberapa invensi yang merupakan satu kesatuan invensi, masa perlindungan dua puluh tahun sejak tanggal penerimaan permohonan paten, pengumuman permohonan delapan belas bulan setelah tanggal penerimaan, jangka waktu pengajuan keberatan tiga bulan terhitung sejak diumumkan, pemeriksaan substantifnya dengan melihat kebaruan, langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri, sedangkan obkek patennya adalah proses, penggunaan, komposisi, dan produk.

Indonesia hanya membagi ke dalam dua jenis paten didasarkan pada segi materi penemuan itu sendiri. Dengan menganut prinsip kebulatan dari suatu penemuan (unity of invention) atau satu paten tambahan (patent of addition) atau paten perbaikan (patent of improvement).

Di Indonesia, menurut ketentuan lama sebagaimana tercantum dalam Pasal 9 UU No.6 Tahun 1989 tentang paten, jangka waktu perlindungan ditentukan selama 14 (empat belas) tahun bagi paten biasa dan bagi paten sederhana menurut Pasal 10 Undang-Undang N0.6 Tahun 1989, jangka waktu perlindungan hanya

lima (5) tahun. Kedua jangka waktu tersebut dihitung sejak tanggal penerimaan permintaan paten (filling date), jangka waktu perlindungan untuk paten biasa dapat diperpanjang selama dua (2) tahun, sedangkan untuk paten sederhana tidak dapat diperpanjang. Ketentuan tersebut di atas mengalami perubahan berdasarkan UU No.14 Tahun 2001, sebagaimana tercantum dalam Pasal 8 ayat (1), maka jangka waktunya diubah menjadi dua puluh (20) tahun, terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang. Sedangkan jangka waktu untuk paten sederhana sebagaimana diatur dalam Pasal 9 UU No.14 Tahun 2001, jangka waktu perlindungannya, yaitu selama sepuluh (10) tahun dan juga tidak dapat diperpanjang.

Mengenai paten asing, Indonesia bersandar pada Konvensi Paris yang mempunyai prinsip bahwa suatu anggota uni berkewajiban untuk memperlakukan orang asing, warga negara dari negara lain anggota uni sama seperti warga negaranya sendiri dalam masalah paten (principle of national treatment). Prinsip ini digabung dengan hak setiap negara untuk menjadi anggota uni, berarti bahwa warga negara dari suatu negara anggota yang tidak mempunyai peraturan paten dapat diberi perlindungan paten oleh negara-negara anggota uni lainnya.

C. Pendaftaran, Pengalihan dan Lisensi Pendaftaran, Pengalihan