• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan menurut undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat bangsa dan negara.1 Potensi-potensi itu dikembangkan dalam rangka untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki akhlak yang mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan mampu menjadi warga negara yang berikap demokratis serta bertanggung jawab, baik pada diri sendiri, masyarakat maupun negara, bangsa dan agamanya masing-masing.2

Jadi pendidikan ini berkaitan erat dengan kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran. Prayitno mengemukakan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dalam situasi hubungan pendidikan antara pendidik dan siswa merupakan upaya yang istimewa dan unik. Istimewa karena dengan pendidikan

1Darul Ilmi, Dasar-Dasar Pendidikan Dan Pembelajaran, ( Bukittinggi : STAIN BUKITTINGGI, 2009), hal. 3

2 Iswantir, PENDIDIKAN ISLAM Sejarah, Peran dan Kontribusi dalam Sistem Pendidikan Nasional, (Bukittinggi : AURA, 2019), hal. 41

itulah individu siswa dipersipakan untuk menjalani kehidupannya, dibukakan jalan untuk memperkembangkan kehidupannya serta diarahkan dan dimungkinkan untuk mencapai tujuan. Unik karena mengandung ciri-ciri khas yang tidak terdapat pada kegiatan-kegiatan lain.3

Adapun perintah belajar dan pembelajaran yang dikemukakan dalam Quran Surat Al- ‘Alaq ayat 1-5:

Artinya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan yang menciptakaN, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang Mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dan mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”4

Ayat di atas, mengandung pesan ontologis tentang belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini nabi muhammad Saw. Yang ummi (buta huruf aksara) melalui ayat tersebut. Ia diperintahkan untuk belajar membaca. Yang

3 Andasia Malyana, Pelaksanaan Pembelajaran Daring Dan Luring Dengan Metode Bimbingan Berkelanjutan Pada Guru Sekolah Dasar Di Teluk Betung Utara Bandar Lampung, Jurnal Pendidikan Di Indonesia, e-ISSN 2715-6125 p-ISSN 2715-6133, hal. 69

4 Al-quran, Surat Al-Alaq : 1-5

dibaca itu obyeknya bermacam-macam, dan ayat-ayat tertulis (ayat al-qur’aniyah), dan ada pula ayat-ayat yang tidak tertulis (ayat al-kauniyah).

Hasil yang ditimbulkan dengan usaha belajar membaca ayat-yayat qur’aniyah, dapat menghasilkan ilmu agama seperti fikih, tauhid, akhlak dan

semacamnya. Dapat dirumuskan bahwa ilmu yang bersumber dari ayat-ayat qur’aniyah dan kauniyah, harus diperoleh melalui proses belajar membaca.

Timbul pertanyaan, mengapa kata iqro atau perintah membaca sederetan ayat diatas terulang dua kali yakni pada ayat 1 dan 3. Jawabannya antara lain menurut M. Quaraish Shihab bahwa perintah pertama dimaksudkan sebagai perintah untuk belajar tentang sesuatu yang belum diketahui, sedang yang kedua perintah untuk mengajarkan ilmu kepada orang lain.5 Ini mengindikasikan bahwa dalam proses belajar dan pembelajaran dituntut adanya usaha yang maksimal dan memfungsikan segala komponen berupa alat-alat potensial yang ada pada diri manusia. Setelah ilmu tersebut diperoleh melalui pembelajaran, maka amanat selanjutnya adalah mengajarkan ilmu tersebut, dengan cara tetap memfungsikan segala potensi tersebut.6 Jadi belajar dan pembelajaran itu merupakan suatu perintah yang terdapat dalam Quran Surat Al-Alaq ayat 1-5.

5 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Quran Al -Karim; Tafsir Surat-Surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu (Bandung: Pustaka Hidaya, 1997). Hal.93

6 Munirah, Petunjuk Al-Quran Tentang Belajar Dan Pembelajaran, Lentera Pendidikan, vol 19 no 1 juni 2016, hal. 44-45

Namun dewasa ini, masih banyak sekali permasalahan-permasalahan di dalam dunia pendidikan yang dapat menghalangi tercapainya tujuan-tujuan yang diharapkan. Permasalahan di dalam pendidikan merupakan prioritas utama yang harus dipecahkan, salah satunya menyangkut tentang masalah kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan saat ini tengah mengalami tantangan sebagai dampak mewabahnya virus Covid-19. Covid-19 menjadi pandemik global yang penyebarannya bagitu menghawatirkan.7 Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia hanya dalam waktu beberapa bulan. Virus corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus (SARSCov) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. 8

Pandemi Covid-19 menjadi persoalan multidimensi yang dihadapi dunia, hal tersebut juga dirasakan dampaknya dalam sektor pendidikan yang menyebabkan penurunan kualitas belajar pada peserta didik.9 Akibat dampak tersebut kebijakan yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia adalah dengan meliburkan seluruh aktivitas pendidikan yang akhirnya membuat pemerintah dan lembaga terkait harus menghadirkan alternatif proses pendidikan bagi peserta didik maupun mahasiswa yang tidak bisa

7 Adhetya Cahyani, dkk, Motivasi Belajar Siswa SMA pada Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19, IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam, Volume 3 No. 01 tahun 2020, hal. 124

8 Ida Waluyati, Tasrif,dan Arif, Penerapan New Normal Dalam Masa Pandemi Covid 19 di Sekolah, Jurnal Pendidikan Sosiologi, Vol.III No.2 Juni 2020, hal. 51-52

9 Yani Fitriani, dkk. Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring Selama Pandemic Covid-19, Jurnal Kependidikan, Vol. 6 No. 2 Juli 2020 Hal.166

melaksanakan proses pendidikan pada lembaga pendidikan. Untuk mengurangi penyebaran virus corona, pemerintah meminta semua peserta didik maupun mahasiswa melakukan pembelajaran dari rumah. Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait surat edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus disease (COVID-19).10

Masa darurat pandemik ini mengharuskan sistem pembelajaran diganti dengan pembelajaran daring agar proses pembelajaran tetap berlangsung, hal ini jelas mengubah pola pembelajaran yang mengharuskan guru dan pengembang pendidikan untuk menyediakan bahan pembelajaran dan mengajar siswa secara langsung melalui alat digital jarak jauh.11

Pembelajaran daring merupakan sebuah inovasi pendidikan yang melibatkan unsur teknologi informasi dalam pembelajaran. Menurut Mustofa et al bahwa Pembelajaran daring merupakan sistem pendidikan jarak jauh dengan sekumpulan metoda pengajaran dimana terdapat aktivitas pengajaran yang dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. pembelajaran daring diselenggarakan melalui jejaring internet dan web 2.0, artinya bahwa penggunaan pembelajaran daring melibatkan unsur teknologi sebagai sarana

10 Menik Tetha Agustina Dan Danang Afi Kurniawan, Motivasi Belajar Mahasiswa Di Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Psikologi, p-ISSN:2528=2898, e-ISSN:2580-9520, Hal.

121

11 Yani Fitriani, Dkk. Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring Selama Pandemic Covid-19, Jurnal Kependidikan, Vol. 6 No. 2 Juli 2020 Hal.166

dan jaringan internet sebagai sistem. Pembelajaran daring telah banyak dilakukan dalam konteks perguruan tinggi, terbukti dari beberapa penelitian yang menjelaskan hal tersebut, pembelajaran daring memberikan manfaat dalam membantu menyediakan akses belajar bagi semua orang, sehingga menghapus hambatan secara fisik sebagai faktor untuk belajar dalam ruang lingkup kelas, bahkan hal tersebut dipandang sebagai sesuatu yang efektif untuk diterapkan khususnya dalam perguruan tinggi.12 Selama pembelajaran daring, mahasiswa dan dosen melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan aplikasi daring seperti aplikasi video conference, e-mail, dan media sosial.13

Pembelajaran daring memungkinkan mahasiswa memiliki keleluasaan waktu belajar sehingga dapat belajar kapanpun dan dimanapun, karena mahasiswa dapat berinteraksi dengan dosen menggunakan beberapa aplikasi seperti e-classroom, video conference, telepon atau live chat, zoom maupun melalui whatsapp group dan lain-lain. Kegiatan pembelajaran tersebut merupakan sebuah inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan akan ketersediaan sumber belajar yang variatif.14

12 Yani Fitriani, Dkk. Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring Selama Pandemic Covid-19, Jurnal Kependidikan, Vol. 6 No. 2 Juli 2020 Hal.166

13 Denni, Motivasi Terhadap Kuliah Daring Selama Masa Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) Pada Mahasiswa Stmb Multi Smart Medan, Junal Ilmiah Smart, Vol. VI No. 2, Desember 2020, Hal. 107

14 Yani Fitriani, Dkk. Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring Selama Pandemic Covid-19, Jurnal Kependidikan, Vol. 6 No. 2 Juli 2020 Hal.167

Namun, dalam pelaksanaan pembelajaran melalui media online banyak kendala yang dirasakan oleh mahasiswa. Sehingga hal tersebut berdampak pada menurunnya motivasi belajar mahasiswa. Rendahnya motivasi belajar akan mempengaruhi hasil dari proses pembelajaran, oleh karena itu, permasalahan motivasi belajar perlu mendapatkan perhatian khusus. Motivasi memberikan dorongan untuk tindakan yang bertujuan dengan arah yang diinginkan baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas menjadi bagian yang sangat penting dalam motivasi. Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar akan mampu menentukan tujuan dari proses pembelajarannya.15

Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.16 Hakekat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

15 Menik Tetha Agustina Dan Danang Afi Kurniawan, Motivasi Belajar Mahasiswa Di Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Psikologi, P-ISSN:2528=2898, E-ISSN:2580-9520, Hal.

121

16Lilik Sriyanti, Psikologi Belajar,(Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2011), Hal. 116

siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.17

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah dalam kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh mahasiswa dapat tercapai. Motivasi dalam kegiatan belajar sangat diperlukan sebab seseorang, yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Maka dari itu motivasi belajar perlu di tanamkan dalam diri sendiri.18

Menurut Brophy bahwa motivasi adalah sebuah konstruksi teoretis untuk menjelaskan inisiasi, arah, intensitas, ketekunan, dan kualitas perilaku, terutama perilaku yang diarahkan pada tujuan. Motivasi memberikan dorongan untuk tindakan yang bertujuan dengan arah yang diinginkan Baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas menjadi bagian yang sangat penting dalam motivasi.

Motivasi dapat memengaruhi apa yang dipelajari, bagaimana cara belajar, dan kapan memilih untuk belajar. Hal ini juga ditunjukan dari penelitian yang menjelaskan bahwa peserta didik yang termotivasi lebih cenderung melakukan

17 Haida Fitri, Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Di Kelas Viii Mtsn 3 Agam Tahun Pelajaran 2018/2019, Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Al-Qalasadi Volume 4, No. 1, Juni 2020, Hal. 57

18 Menik Tetha Agustina Dan Danang Afi Kurniawan, Motivasi Belajar Mahasiswa Di Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Psikologi, P-ISSN:2528=2898, E-ISSN:2580-9520, Hal.

121-122

kegiatan yang menantang, terlibat aktif, menikmati proses kegiatan untuk belajar dan menunjukkan peningkatan hasil belajar, ketekunan dan kreativitas, selain itu, merancang lingkungan belajar yang memotivasi siswa akan menarik perhatian peserta didik. Menurut Selvi menjelaskan bahwa pembelajaran daring sering dituntut untuk lebih termotivasi karena lingkungan belajar biasanya bergantung pada motivasi dan karakteristik terkait dari rasa ingin tahu dan pengaturan diri untuk melibatkan pada proses pembelajaran.19

Jadi, dapat disimpulkan motivasi belajar mahasiswa adalah sebagai suatu keadaan dalam diri mahasiswa yang mendorong dan mengarahkan perilakunya pada tujuan yang ingin dicapainya dalam mengikuti pendidikan tinggi. Idealnya, tujuan mahasiswa dalam mengikuti pendidikan tinggi adalah untuk menguasai bidang ilmu yang dipelajarinya. Sehingga dalam mempelajari setiap bahan pembelajaran, mahasiswa terdorong untuk menguasai bahan pembelajaran tersebut dengan baik, dan bukan hanya untuk sekedar lulus meski dengan nilai yang sangat baik sekalipun. Sebaliknya, jika seorang mahasiswa mampu menguasai suatu bahan pembelajaran dengan baik, maka hampir dapat dipastikan bahwa dia akan lulus dalam bahan pembelajaran tersebut dengan nilai baik pula.20

19 Yani Fitriani, Dkk. Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring Selama Pandemic Covid-19, Jurnal Kependidikan, Vol. 6 No. 2 Juli 2020 Hal.167

20 Irmalia Suci Anggraini, Motivasi Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh:

Sebuah Kajian Pada Interaksi Pembelajaran Mahasiswa , Dosen Prodi PGSD IKIP PGRI Madiun. Tanggal 7 Maret 2021.

Berdasarkan Surat Edaran Rektor IAIN Bukittinggi No.: B-028.1/in26/PP.00.9/01/2021 tentang penyelenggaraan pembelajaran pada semester genap tahun akademik 2020/2021 bahwa pelaksanaan pembelajaran mata kuliah di program sarjana dan diploma dilakukan secara daring dengan menggunakan platfrom e-learning dan saluran komunikasi online lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan. Setiap bahan kuliah di upload di ecampus oleh dosen. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui beberapa aplikasi daring seperti e-classroom, zoom meet, google meet, video conference, live chat, via whatsapp group dan lain-lain. Pelaksanaan pembelajaran daring ini tentunya

untuk mencegah penyebaran Virus Corona dan juga mengikuti kebijakan pemerintah.

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan terhadap beberapa perwakilan mahasiswa prodi PAI semester 2 pada hari senin 3 mei 2021 melalui via whatsapp yaitu telfon, video call dan chat, yang pertama dengan Mutiara Alina dan Feni Helmila yang berasal dari lokal A, dan Resti Tirta Oswari dari lokal B, mereka menyatakan kurang semangat dalam pembelajaran daring ini.

Mudah bosan, signal yang tidak bagus dan banyak menghabiskan kuota internet juga menjadi penyebab kurangnya semangat dalam belajar. Namun mereka

tetap berusaha mengikuti perkuliahan dengan baik demi nilai yang bagus, cita-cita dan harapan orang tua.21

Wawancara selanjutnya dengan Putri Zahara Mudassir dari lokal J dan Zulfa Andini dari lokal D, mereka menyatakan bahwa sulitnya memahami materi selama pembelajaran daring dan banyaknya tugas pada tiap-tiap mata kuliah. Sedangkan pada mata kuliah tahsin ini mengharuskan untuk lebih memahami tentang bagaimana cara membaca Al-quran yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Sementara latar belakang sekolah mereka berbeda-beda, ada yang dari lulusan SMA/MAN/PONPES sehingga jika ada tugas mengenai ilmu tajwid bagi yang lulusan SMA kurang memahami materi tersebut.

Sedangkan bagi mahasiswa yang berasal dari MAN/PONPES tentunya lebih paham dengan materi tajwid. Namun mereka yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi akan mencari informasi ke berbagai sumber, misalnya ke teman yang lebih paham, google, atau seseorang yang memiliki pengetahuan lebih mengenai materi tersebut. Sementara masih ada sebagian mahasiswa yang menuggu temannya siap terlebih dahulu baru akan mengerjakan tugas.22

Wawancara selanjutnya dengan Legi Aulia Putri lokal F, Lathifah Azzahra lokal I, dan Riska Wahyu Putri dari lokal C. Dalam hal mencatat materi

21 Wawancara dengan Mutiara Alina (A), Feni Helmila (A), Resti Tirta Oswari (B) pada hari senin 3 Mei 2021

22 Wawancara dengan Putri Zahara Mudassir (J) dan Zulfa Andini (D) pada hari senin 3 Mei 2021

mereka menyatakan, pada saat dosen menjelaskan materi pembelajaran mereka jarang mencatat materi tersebut, karena timbulnya rasa malas dan merasa penjelasan tersebut sudah ada di dalam makalah. Pembelajaran daring ini membuat mereka kurang aktif selama pembelajaran, dikarenakan adanya keterbatasan baik dari bertanya kepada dosen, masih grogi dan canggung untuk bertanya, selanjutnya karena terhalang oleh koneksi jaringan yang tidak bagus.23

Selanjutnya wawancara dengan Nuur Aini dari lokal G dan Resa Pini Nosa lokal H mengenai apakah mereka selalu memperhatikan dosen ketika menjelaskan pelajaran. Mereka menyatakan kadang memperhatikan dan mendengarkan apa yang dijelaskan oleh dosen dan terkadang tidak.24

Selanjutnya wawancara dengan Aprilia Salsabila dan Qolbi Sayuti dari lokal E, mereka menyatakan pembelajaran daring ini kurang efektif. Jika perkuliahan menggunakan zoom atau meet terkadang mereka tidak mengaktifkan videonya karena jika diaktifkan kepala mereka terasa pusing, mata sakit dan akan menghidupkan video jika disuruh oleh dosen. Namun pada mata kuliah tahsin ini karena adanya praktek membaca Al-Quran mereka sering menggunakan zoom/meet, walau terkadang mereka juga ada sesekali

23 Wawancara dengan Legi Aulia Putri (F), Lathifah Azzahra (I), dan Riska Wahyu Putri (C) pada hari senin 3 Mei 2021

24 Wawancara dengan Nuur Aini (G) dan Resa Pini Nosa (H) pada hari senin 3 Mei 2021

mematikan videonya, karena memang jaringan di tempat mereka kurang bagus.25

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Motivasi Belajar Mahasiswa Prodi Pai Semester II Pada Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 Di IAIN Bukittinggi B. Fokus Penelitian

Agar lebih terarah dan terpusatnya penelitian ini maka masalah penelitian difokuskan yaitu Motivasi Belajar Mahasiswa Prodi PAI Semester II Angkatan 2020 Pada Mata Kuliah Tahsin, Pada Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 di IAIN Bukittinggi.

C. Rumusan masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, agar penelitian ini tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka perlu diberikan rumusan masalah sebagai berikut: bagaimana motivasi belajar mahasiswa Prodi PAI semester II angkatan 2020 pada mata kuliah tahsin, pada pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 di IAIN Bukittinggi.

25 Wawancara dengan Aprilia Salsabila (E) dan Qolbi Sayuti (E) pada hari senin 3 Mei 2021

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar mahasiswa Prodi PAI semester II angkatan 2020 pada mata kuliah tahsin, pada pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 di IAIN Bukittinggi.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah a. Teoritis

1) Hasil penelitian ini akan menambah wawasan tentang bagaimana motivasi belajar mahasiswa pada pembelajaran daring masa pandemi covid-19

2) Sebagai tambahan informasi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian

3) Penelitian tentang motivasi belajar mahasisiwa PAI semester dua pada pembelajaran daring masa pandemi covid-19 di iain bukittinggi b. Praktis

1) Perguruan tinggi

Memberikan sumbangan pemikiran dan pertimbangan tentang motivasi belajar mahasiswa pada pembelajaran daring masa pandemi Covid-19

2) Dosen

Sebagai bahan pemikiran bagi dosen agar lebih mengetahui motivasi belajar mahasiswa PAI pada pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 khususnya mahasiswa PAI semester di IAIN Bukittinggi dan dalam dunia pendidikan pada umumnya.

3) Penulis

Untuk menambah ilmu dan untuk melengkapi sebagian dari syarat-syarat dalam mencapai gelar sarjana (S1) ilmu pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di IAIN Bukittinggi

E. Penjelasan Judul

Untuk mengarahkan dalam pemahaman dan memudahkan pembaca untuk memahami maksud yang ada dalam tulisan ini, maka penulis akan menjelaskan beberapa istilah yaitu:

Motivasi : Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar stsu tidak untuk melakukan sesuatu.

Atau usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.26

26 Departemen pendidikan nasional, kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) Hal. 543

Belajar : Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.27

Mahasiswa semester II : Orang yang belajar di perguruan tinggi, secara administrasi mereka terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi. Mahasiswa semester dua maksudnya adalah mahasiswa pada tahun pertama perkuliahan , yang berada pada semester genap

Pendidikan Agama Islam : Adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran agama islam melalui bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.28

27 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000) Hal. 85

28Mardan Umar dan Feiby Ismail, Buku Ajar Pendidikan Agama Islam, (Purwokerto : CV Pena Persada, 2020) hal. 2

Pembelajaran : Separangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadia-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian- kejadian intern yang berlangsung dialami siswa29

Daring : Merupakan singkatan dari dalam jaringan. Jika dilihat dari KBBI Kemendikbud daring akronim dalam jaringan, terhubung melalui jejaring computer, internet, dan sebagainya.

Pandemi : Wabah yang berjangkit serempak dimana-mana, meliputi daerah geografi yang luas.

Covid-19 : Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan, pertama kali muncul di Wuhan China, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS- COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19)

Jadi, yang dimaksud dari judul diatas adalah motivasi belajar mahasiswa PAI semester dua pada pembelajaran daring masa pandemi

29 Akhiruddin, Dkk Belajar Dan Pembelajaran, (Sungguminasa Kab. Gowa: Cv Cahaya Bintang Cemerlang, 2019), Hal 18

Covid-19 di IAIN Bukittinggi yang nantinya difokuskan pada Angkatan 2020 pada mata kuliah tahsin.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari tiga bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB 1, merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penjelasan judul, dan sistematika penulisan

BAB II, merupakan landasan teori yang merupakan landasan berpijak bgi penelitian yang membahas bab selanjutnya. Diantaranya yaitu penjelasan tentang motivasi belajar mahasiswa prodi PAI semester dua pada pembelajaran daring masa pandemi covid-19 di IAIN Bukittinggi

BAB III, merupakan metodologi penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, Teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan triangulasi data.

BAB IV, merupakan hasil penelitian mengenai profil tempat penelitian dan hasil wawancara motivasi belajar mahasiswa prodi PAI semester II pada pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 Di IAIN Bukittinggi

BAB V, merupakan penutup, yang teridiri dari kesimpulan dan saran.

19 BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berawal dari kata “motif” yang dapat doartikan sebagai

“daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada

“daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada

Dokumen terkait