• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

F. Triangulasi Data

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada. Penulis menggunakan wawancara dan dokumentasi. Triangulasi melakukan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dari data sumber yang berbeda di deskripsikan, dikategorikan mana pandangan yang sama, berbeda, dan mana yang lebih spesifik.68 Jadi disini yang menjadi sumber data yaitu mahasiswa PAI semester dua sebagai informan kunci dan beberapa dosen IAIN Bukittinggi

67Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D……Hal. 249

68 Anis Fuad, Dkk, Panduan Praktis Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), Hal 16-19

yang mengajar mahasiswa PAI semester dua mata kuliah tahsin sebagai informan pendukung, lalu penulis mendeskripsikan, dan mengkategorikan mana pandangan yang sama, berbeda, dan mana yang lebih spesifik sehingga menghasilkan suatu kesimpulan. Selanjutnya penulis menggunakan triangulasi teknik.

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.69 Misalnya data yang diperoleh dari teknik wawancara, lalu dicek dengan dokumentasi.

69Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D…….hal. 274

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Sejarah berdiri Prodi PAI FTIK IAIN Bukittinggi

Program Studi Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu Program Studi yang ada di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Istitut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Prodi Pendidikan Agama Islam mulai dilaksanakan pada tahun 1998 setelah pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) pada tahun 1998 yang sekarang menjadi IAIN Bukittinggi.

Adapun kronologis sejarah dan status akreditasi Prodi PAI sebagai berikut : a. Didirikan dengan Nomor SK Pendirian PS: Nomor E/151/001 Tanggal SK:

29 Mei 2001 Pejabat penandatangan SK: Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama.

b. Status Izin Perpanjangan Prodi Oleh Deparetemen Agama dengan SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor Dj/385/2008 27 Oktober 2008

c. Akreditasi Program Studi Pendidikan Agama Islam adalah B berdasarkan Keputusan BAN-PT No.004/BAN-PT/Ak-XII/S1/IV/2009 berlaku 17 April 2009 sampai dengan 17 April 2014 tanggal 17 April 2007

d. Akreditasi Program Studi Pendidikan Agama Islam adalah B berdasarkan Keputusan BAN-PT No.004/BAN-PT/Ak-XII/S1/IV/2009 berlaku 17 April 2009 sampai dengan 17 April 2014 tanggal 17 April 2007

e. Akreditasi Peringkat B dengan SK dari BAN PT No.

004/SK/BANPT/Akred/S/I/2015 Untuk menjamin mutu proses pembelajaran dan hasil belajar, di dukung oleh sarana prasarana dan kualifikasi dosen yang profesional dan kompeten di bidangnya dengan kualifikasi pendidikan S2 dan S3.

B. Budaya Akademik Program Studi Pendidikan Agama Islam FTIK IAIN Bukittinggi

Sebagai Program Studi di lingkungan Institut Agama Islam Negeri di bawah Kemenetrian Agama Republik Indonesia, Program Studi PAI secara umum mengikut kepada budaya akademik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dan IAIN Bukittinggi yang terangkum pada Visi FTIK dan IAIN Bukittinggi serta Visi Program Studi PAI. Adapun bentuk budaya akademik tersebut adalah sebagai berikut:

a. Bertakwa Kepada Allah Yang Maha Esa

b.Berpedoman Kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW dan berkomitmen interaksi maksimal pada keduanya.

c. Tazkiyatun Nafsi dan Berakhlak Karimah

d.Berwawasan Luas dengan konsep integrasi keilmuan

e. Berkompetensi dan berwawasan luas dalam bidang keagamaan, seni dan kepemimpinan Islami.

f. Ukhuwah islamiyah yang kuat

g.Bermanfaat di tengah ummat dengan pengabdian kepada masyarakat.

Budaya akademik program Studi Pendidikan Agama Islam menjadi inspirasi dalam melaksanakan kegiatan akademik dan kegaiatan non akademik di Program Studi PAI.

C. Visi, Misi dan Tujuan Prodi PAI FTIK IAIN Bukittinggi 1. Visi Prodi PAI FTIK IAIN Bukittinggi

Menjadi program studi terkemuka dalam mengembangkan sumberdaya berkualitas yang mampu mengintegrasikan ilmu, sains dan agama di tingkat nasional pada tahun 2025

2. Misi Prodi PAI FTIK IAIN Bukittinggi

a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran secara profesional dan berbasis mutu.

b. Mengembangkan penelitian pendidikan agama Islam berbasis 1 0 kerjasama dosen dan mahasiswa.

c. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat berbasis kemitraan di madrasah, sekolah dan pesantren.

d. Menyelenggarakan layanan akademik dan kemahasiswaan berbasis ICT.

e. Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak pada tingkat regional, nasional maupun internasional.

3. Tujuan Prodi PAI FTIK IAIN Bukittinggi

a. Terciptanya Sarjana Pendidikan Islam yang berkualitas, berakhlak mulia, profesional, responsif, inovatif dan mandiri, serta mampu berkiprah di madrasah, pesantren dan sekolah.

b. Tersedianya karya penelitian pendidikan agama Islam hasil kerjasama dosen dan mahasiswa.

c. Terselenggaranya pengabdian kepada masyarakat secara berkelan jutan melalui mekanisme kemitraan dengan pihak-pihak terkait.

d. Terselenggaranya layanan akademik dan kemahasiswaan berbasis ICT.

e. Terjalinnya jaringan kemitraan dengan lembaga-lembaga terkait, baik regional, nasional dan internasional

D. Motivasi Belajar Mahasiswa Prodi PAI Semester II Angkatan 2020 Pada Mata Kuliah Tahsin, Pada Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 di IAIN Bukittinggi

Menurut Schunk motivasi berhubungan dengan tujuan, aktivitas, dan ketekunan. Peserta didik yang memiliki motivasi akan berupaya menggunakan kemampuannya untuk bekerja terus menerus dan ketika menghadapai tantangan mereka akan bertahan bahkan berjuang untuk memecahkan masalah.70

70 Lidia Susanti, Pembelajaran Berbasis Motivasi, (Jakarta: Pt. Alex Medis Komputindo, 2020), hal. 2

Clayton Aldelfer dalam Nashar mengungkapkan bahwa motivasi belajar adalah kecenderungan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi hasil belajar sebaik mungkin.

Dari penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa motivasi belajar itu adalah sesuatu yang mendorong peserta didik untuk semangat dalam belajar sehingga mencapai prestasi belajar sebaik mungkin, meskipun banyak tantangan yang dihadapi, tetapi peserta didik tersebut akan terus berusaha semaksimal mungkin untu mengatasi dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

Pembelajaran daring adalah materi pembelajaran yang dipresentasikan pada sebuah computer. Pembelajaran daring dapat diartikan sebagai sebuah interaksi antara pengajar dan pembelajaran yang dibangun dalam jaringan melalui komputer atau alat elektronik lain.

Dari penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran daring ini adalah pembelajaran yang menggunakan computer atau alat elektronik lainnya dan membutuhkan jaringan internet sebagai perantara untuk berinteraksi dalam proses belajar mengajar. Karena dalam pembelajaran ini antara guru dan siswa tidak berada didalam sebuah kelas seperti biasanya namun mereka berada didalam jaringan atau kelas virtual dengan menggunakan computer atau alat elektronik lainnya sebagai perantara untuk berinteraksi.

Menurut Selvi menjelaskan bahwa pembelajaran daring sering dituntut untuk lebih termotivasi karena lingkungan belajar biasanya bergantung pada motivasi dan karakteristik terkait dari rasa ingin tahu dan pengaturan diri untuk melibatkan pada proses pembelajaran.71

Dari penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran daring ini sangat membutuhkan motivasi untuk belajar karena lingkungan belajar atau suasana belajar yang terkadang tidak mendukung sehingga seorang siswa kurang terdorong untuk belajar.

Jadi dapat penulis simpulkan bahwa motivasi belajar mahasiswa pada pembelajaran daring itu maksudnya adalah suatu yang ada dalam diri mahasiswa, yang mendorong dan mengarahkan perilakunya pada tujuan yang ingin dicapainya di perguruan tinggi pada saat pembelajaran daring. Sehingga dalam mempelajari setiap bahan pembelajaran, mahasiswa terdorong untuk menguasai bahan pembelajaran tersebut dengan baik, bukan hanya untuk sekedar lulus dengan nilai yang sangat baik sekalipun, dan pembelajaran itu dilaksanakan didalam jaringan dengan menggunakan komputer atau alat elektronik lainnya dan jaringan internet sebagi perantaranya.

Jadi, motivasi belajar sangat dibutuhkan oleh mahasiswa selama pembelajaran daring ini sehingga apa yang menjadi tujuannya itu tercapai.

71 Yani Fitriani, Dkk. Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring Selama Pandemic Covid-19, Jurnal Kependidikan, Vol. 6 No. 2 Juli 2020 Hal.167

Dalam penelitian ini penulis melihat motivasi belajar mahasiswa program studi PAI semester II pada pembelajaran daring masa pandemi covid-19 khususnya mata kuliah tahsin pada angkatan 2020 di IAIN Bukittinggi. Maka disusunlah hasil penelitian ini melalui wawancara via chat dan video call dengan mahasiswa sedangkan dosen yang mengajar mata kuliah tahsin wawancara dilakukan melalui via chat dan telfon. Adapun aspek-aspek yang menjadi indikator seseorang atau mahasiswa yang memiliki motivasi dalam belajar daring pada masa pandemi ini yaitu:

1. Adanya Hasrat Dan Keinginan Untuk Berhasil

Yaitu memiliki keinginan yang kuat untuk berhasil menguasai materi dan mendapatkan nilai yang tinggi dalam kegiatan belajarnya. Hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar dan dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya disebut motif berprestasi. Seseorang yang mempunyai motif berprestasi tinggi cenderung untuk berusaha menyelesikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-nunda.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan mahasiswa prodi PAI semester II:

“Saya bersungguh-sunggguh dalam mempelajari mata kuliah tahsin ini karena ingin sekali memahami ilmu tajwid. Namun saat ada tugas saya tahsin sering menunda untuk mengerjakannya karena adanya rasa malas. Saya juga tidak pernah mecatat apa yang dijelaskan oleh ibuk, saya hanya mendengarkan voice note dari ibuk atau dari teman-teman selama diskusi saja, kalau diluar diskusi saya jarang untuk mengulang pembelajaran kembali. Saya juga jarang bertanya saat diskusi, karena pertanyaannya

dibatasii. Jadi setiap orang harus bertanya, jika semua sudah pernah bertanya maka yang lain boleh untuk bertanya lagi.”72

Sejalan dengan wawancara selanjutnya yang penulis lakukan dengan mahasiswa prodi PAI yang mengatakan bahwa:

“saya bersungguh-sungguh belajar tahsin ini dan akan mempraktekkan langsung ilmu tahsin yang saya peroleh ketika membaca Al-quran.

Selain mendapatkan ilmu, ketika bacaan Al-quran sudah tepat dan sesuai dengan tajwidnya maka juga pahala yang akan saya dapatkan.

Saya juga ingin mendapatkan nilai yang bagus. Ketika ada tugas saya selalu menunda untuk mengerjakannya dan mengerjakan tugas apa yang terlebih dahulu dikumpul. Saat diskusi saya jarang untuk bertanya, saya lebih sering menyimak jalnnya diskusi”73

Senada juga dengan mahasiswa yang mengatakan bahwa:

“Saat diskusi saya jarang sekali untuk bertanya. Kecuali jika kelompok saya yang tampil makalah. Jika kelompok saya yang tampil berarti saya harus mempersiapkan diri untuk menjawab dan menanggapi pertanyaan dari teman-teman. kalau ada tugas tahsin saya sering menunda untuk mengerjakannya. Saya akan mengerjakan tugas apa yang terlebih dahulu untuk dikumpulkan”74

Berdasarkan hasil wawancara penulis bersama dosen yang mengajar mata kuliah tahsin, menyatakan bahwa:

“kalau pembelajaran daring ini tolak ukur semangat dan kesungguhan mereka dalam belajar ibuk melihatnya dari bagaimana antusias mereka mengikuti perkuliahan melalui absen, kalau via zoom berarti seberapa besar perhatian mereka dan keinginan mereka untuk tepat waktu dalam perkuliahan kan itu yang bisa kita nilai. dimulai dari absen, tugas-tugas ataupun kehadirannya via zoom. Dalam perkuliahan aplikasi yang

72 Resa Pini Nosa, Mahasiswa prodi PAI semester II IAIN Bukittinggi, wawancara pribadi jum’at 25 Juni 2021

73 Legi Aulia Putri, Mahasiswa prodi PAI semester II IAIN Bukittinggi, wawancara pribadi senin 28 Juni 2021

74 Ilsa Putri Sakinah, Mahasiswa prodi PAI II IAIN Bukitinggi, wawancara pribadi selasa 29 Juni 2021

ibuk gunakan google classroom, setelah ibuk lihat dari absen ada juga beberapa mahasiswa yang terkesan melalaikan atau banyak ketidakhadirannya. Jadi jika disimpulkan berdasarkan absen antusias mereka mengikuti pembelajaran itu tinggi. Didalam pembelajaran selalu ada peraturan dan konsekuensinya. Konsekuensi yang ibuk berikan pada mahasiswa yang lalai itu adanya pengurangan terhadap nilai mereka. Jadi ibuk kurang tahu apakah mereka takut karena ada konsekuensinya makanya selalu hadir atau karena yang lainnya ibuk tidak mengetahuinya. Partisipasi mereka saat diskusi cukup aktif, ibuk juga membatasi pertanyaan saat diskusi karena waktu yang tidak mncukupi. Terkadang mahasiswa yang bertanya itu masih orang yang sama. Makanya ibuk selalu mengatakan kepada mereka untuk lebih meningkatkan lagi partisipasinya, jika hanya mengandalkan tugas dan kehadiran nilai tidak akan mencukupi. Disaat mengumpulkan tugas masih ada mahasiswa yang telat mengumpulkan, alasannya karena jaringan bermasalah.75

Seharusnya jika mahasiswa tersebut memiliki hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar, maka mereka akan mengerjakan tugas dengan sempurna. Karena hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar dan dalam kehidupan sehari-hari pada ummmnya disebut motif berprestasi.

Seseorang yang memilki motif berprestasi tinggi cenderung untuk berusaha menyelesikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-nunda. Namun setelah penulis melakukan wawancara dapat penulis simpulkan, kebanyakan dari mahasiswa tersebut mengatakan dia bersungguh-sungguh untuk belajar tahsin ini dan antusias, itu terlihat dari absen atau kehadiran, meskipun masih ada beberapa mahasiswa yang melalaikan. Namun dalam mengerjakan tugas banyak dari mereka yang menunda-nunda. Ini berarti

75 Etri Wahyuni, Dosen mata kuliah Tahsin mahasiswa PAI semester II iain Bukittinggi, wawancara pribadi 3 Juli 2021

dapat diambil kesimpulan kurangnya motivasi mereka, atau kurang semangat, memang mereka mengatakan sungguh-sungguh dalam belajar, namun kenyataannya mereka masih kurang bersemangat. Pada saat diskusi ada yang aktif dan ada juga yang tidak aktif dengan berbagai alasan.

Namun ibu dosen selalu berpesan jika hanya mengandalkan absen dan tugas, nilai ananda tidak bisa mencukupi.

2. Adanya Dorongan Dan Kebutuhan Dalam Belajar

Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginan untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan, oleh karena itulah siswa belajar.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan mahasiswa prodi PAI semester II, menyatakan bahwa:

“Saya disaat pembelajaran tatap muka susah untuk memahami materi pelajaran, sedangkan skarang pembelajarannya atau kuliahnya dilakukan secara daring. Jadi saya harus memaksakan diri untuk memahami materinya. Disaat dosen menjelaskan materi melalui aplikasi zoom, saya tetap memperhatikan dan mendengarkan penjelaskan dosen itu, namun saya tidak memahaminya, jadi saya hanya sekedar meperhatikan dan mendengarkan saja, karena menurut saa materi tahsin ini banyak dan susah. Terkadang saya juga mematikan videonya. Saya juga tidak pernah mencatat yang dijelaskan dosen, namun tahsin ini saya lebih suka disaat praktek membaca Al-qurannya. Saat praktek itulah saya bisa sedikit memahami materinya.

Jika ada materi yang tidak saya pahami saya lebih sering bertanya kepada teman yang lebih memahami”76

76 Resa Pini Nosa, Mahasiswa prodi PAI semester II IAIN Bukittinggi, wawancara pribadi jum’at 25 Juni 2021

Senada dengan hasil wawancara dengan mahasiswa selanjutnya, menyatakan bahwa:

“Saat dosen menjelaskan materi melalui aplikasi zoom, saya kurang bisa untuk konsentrasi dan merasa bosan, sehingga saya tidak memahami penjelasan yang disampaikan oleh dosen. Untuk menghilangkan rasa bosan itu, saya membuka sosial media lain dan mematikan video zoom. Ketika ibuk menyadari kamera saya mati, ibuk langsung menegur dan saya menghidupkan kembali videonya.

Saya juga tidak ada mencatat atau mengulang-ulang untuk membaca matrei, namun ketika saya tidak memahami materi tersebut saya akan mempelajarinya melalui youtube, saya akan mencari video murattal beserta penjelasan tajwidnya. Materi tahsin ini hanya beberapa yang saya pahami seperti hukum bacaan nun mati, sedangkan untuk hukum bacaan mad saya kurang memahami, karena banyak sekali materinya.”77

Hasil wawancara selanjutnya, menyatakan bahwa:

“Jika saya ingin menguasai materi, biasanya saya lebih memfokuskan pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Hanya saja pembelajaran yang dilakukan saat ini pembelajaran daring sehingga saya mudah sekali merasa bosan dan kurang bisa untuk berkonsentrasi dalam belajar.Di saat dosen menjelaskan materi melalui aplikasi zoom, saya mendengarkan dan memperhatikan apa yang dijelaskan oleh dosen, hanya saja saya sering mematikan kamera alasannya terkadang saya masih berada ditempat tidur, belum mandi, atau saat itu saya sedang makan. Materi tahsin ini terkadang saya memahami terkadang tidak apalagi materinya sangat banyak yang harus dikuasai karena akan dipraktekkan kedalam membaca Al-quran, jika salah dalam membacanya maka maknanya juga akan berbeda.”78

77 Ardiansyah, mahasiswa prodi PAI semester II IAIN Bukittinggi, wawancara pribadi selasa 22 Juni 2021

78 Ashqalani Winata, Mahasiswa prodi PAI semester II IAIN Bukittinggi, wawancara pribadi rabu 23 Juni 2021

Berdasarkan hasil wawancara penulis bersama dosen yang mengajar mata kuliah tahsin, menyatakan bahwa:

“berdasarkan yang ibuk lihat, mereka butuh materi tahsin ini untuk memperbaiki bacaan Al-quran mereka. Namun, mahasiswa daring ini susah dalam merekam atau memahami apa yang ibuk sampaikan, kalau untuk komunikasi diluar perkuliahan ibuk menggunakan via WA group, jadi sering sepertinya mereka tidak memahami pesan yang disampaikan oleh dosen, kecendrungan mereka itu ketika ada pesan dari dosen, maka mereka akan mempedomani komentar teman sebelumnya, jika teman bilang iya buk, maka iya buk semuanya. Nah pada saat zoom ketika ibuk sedang memberi penjelasan materi, jika ada mahasiswa yang mematikan videonya ibu akan langsung menegur tetapi jika masih ada, ibu akan lebih memberi konsekuensi ke penilaian, soalnya peraturan perkuliahan sudah ibuk jelaskan dari awal. Untuk mahasiswa yang seperti itu, berarti dia tidak serius dalam belajar, ibuk selalu mengatakan betapa pentingnya mempelajari tahsin ini. Jadi untuk melihat apa mahasiswa tersebut paham sama materi atau tidak ibuk selalu mengasih tugas sama mereka. Melalui tugas tersebut ibuk bisa melihat pemahaman mereka, setidaknya mereka paham akan materi dasar. Jika ditanya apakah sudah paham, mereka sering menjawab sudah buk jadi jarang mahasiswa ada yang bertanya sama ibuk, kecuali pada saat dsikusi, kalau sudah diluar diskusi tidak ada.79 Seseorang yang memiliki minat dalam pelajaran akan mengikuti kegiatan mengajar dengan rasa senang, sehingga orang tersebut menganggap bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan bukan hanya sebuah kewajiban. Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginan untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan, oleh

79 Etri Wahyuni, Dosen mata kuliah Tahsin mahasiswa PAI semester II iain Bukittinggi, wawancara pribadi 3 Juli 2021

karena itulah siswa belajar. Nmuan setelah penulis melakukan wawancara dapat penulis simpulkan, mahasiswa ini butuh akan ilmu tahsin ini karena mereka juga tahu ini ilmunya sangat berguna sampai kapanpun, namun pada pelaksanaannya mereka sering kurang fokus dalam belajar, ada yang mematikan kamera karena berbagai alasan, seperti masih tertidur, belum mandi, makan atau memang sengaja mematikan, ada juga yang merasa merasa bosan, sehingga mereka tidak memahami materi yang dijelaskan tersebut. Jika mereka tidak memahami materi mereka lebih sering bertanya kepada teman yang lebih mamahami, dibanding bertanya langsung ke dosen.

3. Adanya Harapan Dan Cita-Cita Masa Depan

Harapan dan cita-cita seorang siswa merupakan alat motivasi yang sangat tinggi. Sebab dengan memahami harapan dan cita-cita yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul keinginan untuk terus belajar.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan mahasiswa PAI semester II:

“Saya berharap setelah saya belajar tahsin ini bacaan Al-quran saya baik menjadi lebih baik dari sebelumnya, sudah benar makhraj maupun tajwidnya dan nanti bisa mengajarkannya juga kepada keluarga.

Solanya jika salah tajwid atau makhrajnya itu akan berakibat pada salahnya makna atau arti dari ayat tersebut dan juga bisa mendapatkan pahala. Nanti bisa juga untuk mengajarkannya kepada keluarga”80

80 Gusti Qori Maulida, Mahasiswa prodi PAI semester II IAIN Bukittinggi, wawancara pribadi Kamis 24 Juni 2021

Sejalan dengan hasil wawancara selanjutnya mahasiswa tersebut menyatakan:

“tujuan saya mempelajari tahsin ini untuk memperlancar bacaan Al-quran, untuk memperbaiki ibadah dan selanjutnya membagikan ilmu ini kepada orang yang lain supaya bermanfaat”81

Senada dengan hasil wawancara selanjutnya mahasiswa tersebut menyatakan:

“harapan saya belajar tahsin ini yaitu agar mendapatkan ilmu-ilmu tajwid dalam membaca Al-quran tersebut dan bisa juga menerapkannya dalam membaca Al-quran serta bisa membaca Al-quran dengan baik dan benar sesuai dengan materi yang telah dipelajari tersebut”82

Hasil wawancara selanjutnya mahasiswa tersebut menyatakan bahwa:

“untuk masa depan, karena jika kita membaca Al-quran tanpa mengetahui ilmu tajwid itu percuma, karena meskipun kita tahu terjemahan dan maknanya tetapi tidak mengetahui ilmu tajwid itu sama saja kita mengubah arti dari ayat itu sendiri, dan saya berharap tahsin ini tidak berhenti sampai disini, saya ingin ada kelanjutannya”83

Berdasarkan hasil wawancara penulis bersama dosen yang mengajar mata kuliah tahsin, menyatakan bahwa:

“ibuk selalu mengatakan kepada mereka, bahwa, “sekarang ananda sudah baligh dan tahsin ini adalah salah satu mata kuliah yang menunjang ibadah ananda, seperti sholat, ketika ananda sholat tapi

81 Zuhall Rayyan, Mahasiswa prodi PAI semester II IAIN Bukittinggi, wawancara

tajwid atau makharijul hurufnya tidak benar atau salah, maka itu akan berdampak pada sah atau tidaknya ibadah ananda, jadi ibuk berharap ananda bisa lebih memahami lagi tentang materi tahsin ini karena ini dipakai sampai kapanpun”.84

Jika mahasiswa tersebut mempunyai harapan dan cita-cita mereka mempunyai keinginan untuk terus belajar. Karena arapan dan cita-cita seorang

Jika mahasiswa tersebut mempunyai harapan dan cita-cita mereka mempunyai keinginan untuk terus belajar. Karena arapan dan cita-cita seorang

Dokumen terkait