i
MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PAI SEMESTER II PADA PEMBELAJARAN DARING MASA
PANDEMI COVID-19 DI IAIN BUKITTINGGI
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna untuk mencapai gelar sarjana pendidikan agama islam (S1)
Disusun Oleh:
DEBY YONITA NIM: 2117.139
Dosen Pembimbing:
Dr. SALMIWATI, M.Ag.
NIP: 197306152005012008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
T.A 1442 H/ 2021 M
ii
DAFTAR ISI ... ii
ABSTRAK ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Fokus Penelitian ... 13
C. Rumusan Masalah ... 13
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 14
E. Penjelasan Judul ... 15
F. Sistematika Penulisan ... 18
BAB II LANDASAN TEORITIS ... 19
A. Motivasi Belajar ... 19
1. Pengertian Motivasi Belajar ... 19
2. Teori Motivasi ... 27
3. Fungsi, Tujuan dan Jenisjenis Motivasi ... 37
4. Aspek-aspek Motivasi Belajar ... 42
B. Pembelajaran Daring ... 46
1. Pengertian Pembelajaran Daring ... 46
2. Komponen Pendukung Pembelajaran Daring ... 48
3. Plattform Pembelajaran Daring Gratis Dari Pemerintah ... 49
4. Manfaat Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 ... 53
5. Tantangan Pembelajaran Daring ... 57
C. Penelitian Relevan ... 59
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 63
A. Jenis Penelitian ... 63
B. Lokasi Penelitian ... 63
C. Informan Penelitian ... 64
D. Teknik Pengumpulan Data ... 65
E. Teknik Analisis Data ... 66
F. Triangulasi Data ... 68
iii
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 70
A. Sejarah Berdiri Prodi PAI FTIK IAIN Bukittinggi ... 70
B. Budaya Akademik Program Studi Pendidikan Agama Islam FTIK IAIN Bukittinggi ... 71
C. Visi, Misi dan Tujuan Prodi PAI FTIK IAIN Bukittinggi ... 72
D. Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi PAI semester II A ngkatan 2020 Pada Mata Kuliah Tahsin, Pada Mata Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 di IAIN Bukittinggi ... 73
BAB V PENUTUP ... 93
A. Kesimpulan ... 93
B. Saran ... 94
DAFTAR KEPUSTAKAAN
iv ABSTRAK
Skripsi ini atas nama Deby Yonita Nim.2117139 dengan judul: “Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi PAI Semester II Pada Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 Di IAIN Bukittinggi”. Maksud judul ini adalah penelitian yang menjelaskan bagaimana motivasi belajar mahasiswa program studi PAI semester II Angkatan 2020 pada pembelajaran daring khususnya pada mata kuliah tahsin masa pandemi Covid-19 di IAIN Bukittinggi.
Penelitian ini dilatar belakangi bahwa adanya mahasiswa yang kurang semangat dalam pembelajaan daring ini, kurangnya fokus dan konsentrasi saat belajar, sulitnya memahami materi, kurang aktif dalam diskusi, kurang memperhatikan dan mendengarkan dosen saat dosen menjelaskan materi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana mengetahui bagaimana motivasi belajar mahasiswa Prodi PAI semester II angkatan 2020 pada mata kuliah tahsin, pada pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 di IAIN Bukittinggi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field researcj) yang bersifat deskriptif kualitatif, yaitu yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang. Peneliti melakukannya di IAIN Bukittinggi, dengan informan kunci mahasiswa program studi PAI semester II dan pendukungnya dosen yang mengajar mata kuliah tahsin pada mahasiswa semester II. Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Sedangkan untuk menganalisisnya peneliti melakukan beberapa langkah yaitu memilih data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Untuk menguji kredibilitas dan kevalidan data peneliti mengecek data yang sudah diperoleh dari berbagai sumber kemudian dipilih dan disajikan dari sumber yang berbeda dideskripsikan, dikategorikan mana pandangan yang sama, berbeda, dan mana yang lebih spesifik.
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi belajar mahasiswa PAI semester II IAIN Bukittinggi khususnya pada mata kuliah tahsin yaitu kurangnya semangat, fokus dan konsentrasi dalam belajar terutama saat diskusi. Mudah merasa bosan, sulit memahami materi, menunda-nunda mengerjakan tugas, karena adanya rasa malas, kurangnya memperhatikan dan mendengarkan dosen saat dosen menjelaskan materi via zoom serta mematikan videonya. Dari segi kehadiran mereka antusias untuk belajar dan ingin menguasai ilmu tahsin ini dan berharap bisa menguasianya karena berhubungan dengan ibadah, namun saat proses pembelajaran mereka kurang semangat, saat diskusi ada sebagian yang aktif dan sebagian tidak, kendala yang dihadapi dalam kuliah daring ini seperti jaringan, lingkungan, dan dari diri sendiri. Apresiasi dari dosen berupa nilai dan pujian dari teman-teman membuat mahasiswa yang kurang semangat jadi lebih semangat.
Kata kunci: Motivasi Belajar, Mahasiswa Program Studi PAI, Pembelajaran Daring
1 BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menurut undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat bangsa dan negara.1 Potensi-potensi itu dikembangkan dalam rangka untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki akhlak yang mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan mampu menjadi warga negara yang berikap demokratis serta bertanggung jawab, baik pada diri sendiri, masyarakat maupun negara, bangsa dan agamanya masing-masing.2
Jadi pendidikan ini berkaitan erat dengan kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran. Prayitno mengemukakan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dalam situasi hubungan pendidikan antara pendidik dan siswa merupakan upaya yang istimewa dan unik. Istimewa karena dengan pendidikan
1Darul Ilmi, Dasar-Dasar Pendidikan Dan Pembelajaran, ( Bukittinggi : STAIN BUKITTINGGI, 2009), hal. 3
2 Iswantir, PENDIDIKAN ISLAM Sejarah, Peran dan Kontribusi dalam Sistem Pendidikan Nasional, (Bukittinggi : AURA, 2019), hal. 41
itulah individu siswa dipersipakan untuk menjalani kehidupannya, dibukakan jalan untuk memperkembangkan kehidupannya serta diarahkan dan dimungkinkan untuk mencapai tujuan. Unik karena mengandung ciri-ciri khas yang tidak terdapat pada kegiatan-kegiatan lain.3
Adapun perintah belajar dan pembelajaran yang dikemukakan dalam Quran Surat Al- ‘Alaq ayat 1-5:
Artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan yang menciptakaN, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang Mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dan mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”4
Ayat di atas, mengandung pesan ontologis tentang belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini nabi muhammad Saw. Yang ummi (buta huruf aksara) melalui ayat tersebut. Ia diperintahkan untuk belajar membaca. Yang
3 Andasia Malyana, Pelaksanaan Pembelajaran Daring Dan Luring Dengan Metode Bimbingan Berkelanjutan Pada Guru Sekolah Dasar Di Teluk Betung Utara Bandar Lampung, Jurnal Pendidikan Di Indonesia, e-ISSN 2715-6125 p-ISSN 2715-6133, hal. 69
4 Al-quran, Surat Al-Alaq : 1-5
dibaca itu obyeknya bermacam-macam, dan ayat-ayat tertulis (ayat al- qur’aniyah), dan ada pula ayat-ayat yang tidak tertulis (ayat al-kauniyah).
Hasil yang ditimbulkan dengan usaha belajar membaca ayat-yayat qur’aniyah, dapat menghasilkan ilmu agama seperti fikih, tauhid, akhlak dan
semacamnya. Dapat dirumuskan bahwa ilmu yang bersumber dari ayat-ayat qur’aniyah dan kauniyah, harus diperoleh melalui proses belajar membaca.
Timbul pertanyaan, mengapa kata iqro atau perintah membaca sederetan ayat diatas terulang dua kali yakni pada ayat 1 dan 3. Jawabannya antara lain menurut M. Quaraish Shihab bahwa perintah pertama dimaksudkan sebagai perintah untuk belajar tentang sesuatu yang belum diketahui, sedang yang kedua perintah untuk mengajarkan ilmu kepada orang lain.5 Ini mengindikasikan bahwa dalam proses belajar dan pembelajaran dituntut adanya usaha yang maksimal dan memfungsikan segala komponen berupa alat-alat potensial yang ada pada diri manusia. Setelah ilmu tersebut diperoleh melalui pembelajaran, maka amanat selanjutnya adalah mengajarkan ilmu tersebut, dengan cara tetap memfungsikan segala potensi tersebut.6 Jadi belajar dan pembelajaran itu merupakan suatu perintah yang terdapat dalam Quran Surat Al-Alaq ayat 1-5.
5 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Quran Al -Karim; Tafsir Surat-Surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu (Bandung: Pustaka Hidaya, 1997). Hal.93
6 Munirah, Petunjuk Al-Quran Tentang Belajar Dan Pembelajaran, Lentera Pendidikan, vol 19 no 1 juni 2016, hal. 44-45
Namun dewasa ini, masih banyak sekali permasalahan-permasalahan di dalam dunia pendidikan yang dapat menghalangi tercapainya tujuan-tujuan yang diharapkan. Permasalahan di dalam pendidikan merupakan prioritas utama yang harus dipecahkan, salah satunya menyangkut tentang masalah kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan saat ini tengah mengalami tantangan sebagai dampak mewabahnya virus Covid-19. Covid-19 menjadi pandemik global yang penyebarannya bagitu menghawatirkan.7 Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia hanya dalam waktu beberapa bulan. Virus corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus (SARSCov) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. 8
Pandemi Covid-19 menjadi persoalan multidimensi yang dihadapi dunia, hal tersebut juga dirasakan dampaknya dalam sektor pendidikan yang menyebabkan penurunan kualitas belajar pada peserta didik.9 Akibat dampak tersebut kebijakan yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia adalah dengan meliburkan seluruh aktivitas pendidikan yang akhirnya membuat pemerintah dan lembaga terkait harus menghadirkan alternatif proses pendidikan bagi peserta didik maupun mahasiswa yang tidak bisa
7 Adhetya Cahyani, dkk, Motivasi Belajar Siswa SMA pada Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19, IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam, Volume 3 No. 01 tahun 2020, hal. 124
8 Ida Waluyati, Tasrif,dan Arif, Penerapan New Normal Dalam Masa Pandemi Covid 19 di Sekolah, Jurnal Pendidikan Sosiologi, Vol.III No.2 Juni 2020, hal. 51-52
9 Yani Fitriani, dkk. Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring Selama Pandemic Covid-19, Jurnal Kependidikan, Vol. 6 No. 2 Juli 2020 Hal.166
melaksanakan proses pendidikan pada lembaga pendidikan. Untuk mengurangi penyebaran virus corona, pemerintah meminta semua peserta didik maupun mahasiswa melakukan pembelajaran dari rumah. Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait surat edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus disease (COVID-19).10
Masa darurat pandemik ini mengharuskan sistem pembelajaran diganti dengan pembelajaran daring agar proses pembelajaran tetap berlangsung, hal ini jelas mengubah pola pembelajaran yang mengharuskan guru dan pengembang pendidikan untuk menyediakan bahan pembelajaran dan mengajar siswa secara langsung melalui alat digital jarak jauh.11
Pembelajaran daring merupakan sebuah inovasi pendidikan yang melibatkan unsur teknologi informasi dalam pembelajaran. Menurut Mustofa et al bahwa Pembelajaran daring merupakan sistem pendidikan jarak jauh dengan sekumpulan metoda pengajaran dimana terdapat aktivitas pengajaran yang dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. pembelajaran daring diselenggarakan melalui jejaring internet dan web 2.0, artinya bahwa penggunaan pembelajaran daring melibatkan unsur teknologi sebagai sarana
10 Menik Tetha Agustina Dan Danang Afi Kurniawan, Motivasi Belajar Mahasiswa Di Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Psikologi, p-ISSN:2528=2898, e-ISSN:2580-9520, Hal.
121
11 Yani Fitriani, Dkk. Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring Selama Pandemic Covid-19, Jurnal Kependidikan, Vol. 6 No. 2 Juli 2020 Hal.166
dan jaringan internet sebagai sistem. Pembelajaran daring telah banyak dilakukan dalam konteks perguruan tinggi, terbukti dari beberapa penelitian yang menjelaskan hal tersebut, pembelajaran daring memberikan manfaat dalam membantu menyediakan akses belajar bagi semua orang, sehingga menghapus hambatan secara fisik sebagai faktor untuk belajar dalam ruang lingkup kelas, bahkan hal tersebut dipandang sebagai sesuatu yang efektif untuk diterapkan khususnya dalam perguruan tinggi.12 Selama pembelajaran daring, mahasiswa dan dosen melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan aplikasi daring seperti aplikasi video conference, e-mail, dan media sosial.13
Pembelajaran daring memungkinkan mahasiswa memiliki keleluasaan waktu belajar sehingga dapat belajar kapanpun dan dimanapun, karena mahasiswa dapat berinteraksi dengan dosen menggunakan beberapa aplikasi seperti e-classroom, video conference, telepon atau live chat, zoom maupun melalui whatsapp group dan lain-lain. Kegiatan pembelajaran tersebut merupakan sebuah inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan akan ketersediaan sumber belajar yang variatif.14
12 Yani Fitriani, Dkk. Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring Selama Pandemic Covid-19, Jurnal Kependidikan, Vol. 6 No. 2 Juli 2020 Hal.166
13 Denni, Motivasi Terhadap Kuliah Daring Selama Masa Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) Pada Mahasiswa Stmb Multi Smart Medan, Junal Ilmiah Smart, Vol. VI No. 2, Desember 2020, Hal. 107
14 Yani Fitriani, Dkk. Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring Selama Pandemic Covid-19, Jurnal Kependidikan, Vol. 6 No. 2 Juli 2020 Hal.167
Namun, dalam pelaksanaan pembelajaran melalui media online banyak kendala yang dirasakan oleh mahasiswa. Sehingga hal tersebut berdampak pada menurunnya motivasi belajar mahasiswa. Rendahnya motivasi belajar akan mempengaruhi hasil dari proses pembelajaran, oleh karena itu, permasalahan motivasi belajar perlu mendapatkan perhatian khusus. Motivasi memberikan dorongan untuk tindakan yang bertujuan dengan arah yang diinginkan baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas menjadi bagian yang sangat penting dalam motivasi. Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar akan mampu menentukan tujuan dari proses pembelajarannya.15
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.16 Hakekat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
15 Menik Tetha Agustina Dan Danang Afi Kurniawan, Motivasi Belajar Mahasiswa Di Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Psikologi, P-ISSN:2528=2898, E-ISSN:2580-9520, Hal.
121
16Lilik Sriyanti, Psikologi Belajar,(Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2011), Hal. 116
siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.17
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah dalam kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh mahasiswa dapat tercapai. Motivasi dalam kegiatan belajar sangat diperlukan sebab seseorang, yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Maka dari itu motivasi belajar perlu di tanamkan dalam diri sendiri.18
Menurut Brophy bahwa motivasi adalah sebuah konstruksi teoretis untuk menjelaskan inisiasi, arah, intensitas, ketekunan, dan kualitas perilaku, terutama perilaku yang diarahkan pada tujuan. Motivasi memberikan dorongan untuk tindakan yang bertujuan dengan arah yang diinginkan Baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas menjadi bagian yang sangat penting dalam motivasi.
Motivasi dapat memengaruhi apa yang dipelajari, bagaimana cara belajar, dan kapan memilih untuk belajar. Hal ini juga ditunjukan dari penelitian yang menjelaskan bahwa peserta didik yang termotivasi lebih cenderung melakukan
17 Haida Fitri, Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Di Kelas Viii Mtsn 3 Agam Tahun Pelajaran 2018/2019, Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Al-Qalasadi Volume 4, No. 1, Juni 2020, Hal. 57
18 Menik Tetha Agustina Dan Danang Afi Kurniawan, Motivasi Belajar Mahasiswa Di Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Psikologi, P-ISSN:2528=2898, E-ISSN:2580-9520, Hal.
121-122
kegiatan yang menantang, terlibat aktif, menikmati proses kegiatan untuk belajar dan menunjukkan peningkatan hasil belajar, ketekunan dan kreativitas, selain itu, merancang lingkungan belajar yang memotivasi siswa akan menarik perhatian peserta didik. Menurut Selvi menjelaskan bahwa pembelajaran daring sering dituntut untuk lebih termotivasi karena lingkungan belajar biasanya bergantung pada motivasi dan karakteristik terkait dari rasa ingin tahu dan pengaturan diri untuk melibatkan pada proses pembelajaran.19
Jadi, dapat disimpulkan motivasi belajar mahasiswa adalah sebagai suatu keadaan dalam diri mahasiswa yang mendorong dan mengarahkan perilakunya pada tujuan yang ingin dicapainya dalam mengikuti pendidikan tinggi. Idealnya, tujuan mahasiswa dalam mengikuti pendidikan tinggi adalah untuk menguasai bidang ilmu yang dipelajarinya. Sehingga dalam mempelajari setiap bahan pembelajaran, mahasiswa terdorong untuk menguasai bahan pembelajaran tersebut dengan baik, dan bukan hanya untuk sekedar lulus meski dengan nilai yang sangat baik sekalipun. Sebaliknya, jika seorang mahasiswa mampu menguasai suatu bahan pembelajaran dengan baik, maka hampir dapat dipastikan bahwa dia akan lulus dalam bahan pembelajaran tersebut dengan nilai baik pula.20
19 Yani Fitriani, Dkk. Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring Selama Pandemic Covid-19, Jurnal Kependidikan, Vol. 6 No. 2 Juli 2020 Hal.167
20 Irmalia Suci Anggraini, Motivasi Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh:
Sebuah Kajian Pada Interaksi Pembelajaran Mahasiswa , Dosen Prodi PGSD IKIP PGRI Madiun. Tanggal 7 Maret 2021.
Berdasarkan Surat Edaran Rektor IAIN Bukittinggi No.: B- 028.1/in26/PP.00.9/01/2021 tentang penyelenggaraan pembelajaran pada semester genap tahun akademik 2020/2021 bahwa pelaksanaan pembelajaran mata kuliah di program sarjana dan diploma dilakukan secara daring dengan menggunakan platfrom e-learning dan saluran komunikasi online lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan. Setiap bahan kuliah di upload di ecampus oleh dosen. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui beberapa aplikasi daring seperti e-classroom, zoom meet, google meet, video conference, live chat, via whatsapp group dan lain-lain. Pelaksanaan pembelajaran daring ini tentunya
untuk mencegah penyebaran Virus Corona dan juga mengikuti kebijakan pemerintah.
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan terhadap beberapa perwakilan mahasiswa prodi PAI semester 2 pada hari senin 3 mei 2021 melalui via whatsapp yaitu telfon, video call dan chat, yang pertama dengan Mutiara Alina dan Feni Helmila yang berasal dari lokal A, dan Resti Tirta Oswari dari lokal B, mereka menyatakan kurang semangat dalam pembelajaran daring ini.
Mudah bosan, signal yang tidak bagus dan banyak menghabiskan kuota internet juga menjadi penyebab kurangnya semangat dalam belajar. Namun mereka
tetap berusaha mengikuti perkuliahan dengan baik demi nilai yang bagus, cita- cita dan harapan orang tua.21
Wawancara selanjutnya dengan Putri Zahara Mudassir dari lokal J dan Zulfa Andini dari lokal D, mereka menyatakan bahwa sulitnya memahami materi selama pembelajaran daring dan banyaknya tugas pada tiap-tiap mata kuliah. Sedangkan pada mata kuliah tahsin ini mengharuskan untuk lebih memahami tentang bagaimana cara membaca Al-quran yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Sementara latar belakang sekolah mereka berbeda-beda, ada yang dari lulusan SMA/MAN/PONPES sehingga jika ada tugas mengenai ilmu tajwid bagi yang lulusan SMA kurang memahami materi tersebut.
Sedangkan bagi mahasiswa yang berasal dari MAN/PONPES tentunya lebih paham dengan materi tajwid. Namun mereka yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi akan mencari informasi ke berbagai sumber, misalnya ke teman yang lebih paham, google, atau seseorang yang memiliki pengetahuan lebih mengenai materi tersebut. Sementara masih ada sebagian mahasiswa yang menuggu temannya siap terlebih dahulu baru akan mengerjakan tugas.22
Wawancara selanjutnya dengan Legi Aulia Putri lokal F, Lathifah Azzahra lokal I, dan Riska Wahyu Putri dari lokal C. Dalam hal mencatat materi
21 Wawancara dengan Mutiara Alina (A), Feni Helmila (A), Resti Tirta Oswari (B) pada hari senin 3 Mei 2021
22 Wawancara dengan Putri Zahara Mudassir (J) dan Zulfa Andini (D) pada hari senin 3 Mei 2021
mereka menyatakan, pada saat dosen menjelaskan materi pembelajaran mereka jarang mencatat materi tersebut, karena timbulnya rasa malas dan merasa penjelasan tersebut sudah ada di dalam makalah. Pembelajaran daring ini membuat mereka kurang aktif selama pembelajaran, dikarenakan adanya keterbatasan baik dari bertanya kepada dosen, masih grogi dan canggung untuk bertanya, selanjutnya karena terhalang oleh koneksi jaringan yang tidak bagus.23
Selanjutnya wawancara dengan Nuur Aini dari lokal G dan Resa Pini Nosa lokal H mengenai apakah mereka selalu memperhatikan dosen ketika menjelaskan pelajaran. Mereka menyatakan kadang memperhatikan dan mendengarkan apa yang dijelaskan oleh dosen dan terkadang tidak.24
Selanjutnya wawancara dengan Aprilia Salsabila dan Qolbi Sayuti dari lokal E, mereka menyatakan pembelajaran daring ini kurang efektif. Jika perkuliahan menggunakan zoom atau meet terkadang mereka tidak mengaktifkan videonya karena jika diaktifkan kepala mereka terasa pusing, mata sakit dan akan menghidupkan video jika disuruh oleh dosen. Namun pada mata kuliah tahsin ini karena adanya praktek membaca Al-Quran mereka sering menggunakan zoom/meet, walau terkadang mereka juga ada sesekali
23 Wawancara dengan Legi Aulia Putri (F), Lathifah Azzahra (I), dan Riska Wahyu Putri (C) pada hari senin 3 Mei 2021
24 Wawancara dengan Nuur Aini (G) dan Resa Pini Nosa (H) pada hari senin 3 Mei 2021
mematikan videonya, karena memang jaringan di tempat mereka kurang bagus.25
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Motivasi Belajar Mahasiswa Prodi Pai Semester II Pada Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 Di IAIN Bukittinggi B. Fokus Penelitian
Agar lebih terarah dan terpusatnya penelitian ini maka masalah penelitian difokuskan yaitu Motivasi Belajar Mahasiswa Prodi PAI Semester II Angkatan 2020 Pada Mata Kuliah Tahsin, Pada Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 di IAIN Bukittinggi.
C. Rumusan masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, agar penelitian ini tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka perlu diberikan rumusan masalah sebagai berikut: bagaimana motivasi belajar mahasiswa Prodi PAI semester II angkatan 2020 pada mata kuliah tahsin, pada pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 di IAIN Bukittinggi.
25 Wawancara dengan Aprilia Salsabila (E) dan Qolbi Sayuti (E) pada hari senin 3 Mei 2021
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar mahasiswa Prodi PAI semester II angkatan 2020 pada mata kuliah tahsin, pada pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 di IAIN Bukittinggi.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah a. Teoritis
1) Hasil penelitian ini akan menambah wawasan tentang bagaimana motivasi belajar mahasiswa pada pembelajaran daring masa pandemi covid-19
2) Sebagai tambahan informasi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian
3) Penelitian tentang motivasi belajar mahasisiwa PAI semester dua pada pembelajaran daring masa pandemi covid-19 di iain bukittinggi b. Praktis
1) Perguruan tinggi
Memberikan sumbangan pemikiran dan pertimbangan tentang motivasi belajar mahasiswa pada pembelajaran daring masa pandemi Covid-19
2) Dosen
Sebagai bahan pemikiran bagi dosen agar lebih mengetahui motivasi belajar mahasiswa PAI pada pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 khususnya mahasiswa PAI semester di IAIN Bukittinggi dan dalam dunia pendidikan pada umumnya.
3) Penulis
Untuk menambah ilmu dan untuk melengkapi sebagian dari syarat- syarat dalam mencapai gelar sarjana (S1) ilmu pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di IAIN Bukittinggi
E. Penjelasan Judul
Untuk mengarahkan dalam pemahaman dan memudahkan pembaca untuk memahami maksud yang ada dalam tulisan ini, maka penulis akan menjelaskan beberapa istilah yaitu:
Motivasi : Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar stsu tidak untuk melakukan sesuatu.
Atau usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.26
26 Departemen pendidikan nasional, kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) Hal. 543
Belajar : Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.27
Mahasiswa semester II : Orang yang belajar di perguruan tinggi, secara administrasi mereka terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi. Mahasiswa semester dua maksudnya adalah mahasiswa pada tahun pertama perkuliahan , yang berada pada semester genap
Pendidikan Agama Islam : Adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran agama islam melalui bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.28
27 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000) Hal. 85
28Mardan Umar dan Feiby Ismail, Buku Ajar Pendidikan Agama Islam, (Purwokerto : CV Pena Persada, 2020) hal. 2
Pembelajaran : Separangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadia-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian- kejadian intern yang berlangsung dialami siswa29
Daring : Merupakan singkatan dari dalam jaringan. Jika dilihat dari KBBI Kemendikbud daring akronim dalam jaringan, terhubung melalui jejaring computer, internet, dan sebagainya.
Pandemi : Wabah yang berjangkit serempak dimana-mana, meliputi daerah geografi yang luas.
Covid-19 : Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan, pertama kali muncul di Wuhan China, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS- COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19)
Jadi, yang dimaksud dari judul diatas adalah motivasi belajar mahasiswa PAI semester dua pada pembelajaran daring masa pandemi
29 Akhiruddin, Dkk Belajar Dan Pembelajaran, (Sungguminasa Kab. Gowa: Cv Cahaya Bintang Cemerlang, 2019), Hal 18
Covid-19 di IAIN Bukittinggi yang nantinya difokuskan pada Angkatan 2020 pada mata kuliah tahsin.
F. Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari tiga bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB 1, merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penjelasan judul, dan sistematika penulisan
BAB II, merupakan landasan teori yang merupakan landasan berpijak bgi penelitian yang membahas bab selanjutnya. Diantaranya yaitu penjelasan tentang motivasi belajar mahasiswa prodi PAI semester dua pada pembelajaran daring masa pandemi covid-19 di IAIN Bukittinggi
BAB III, merupakan metodologi penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, Teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan triangulasi data.
BAB IV, merupakan hasil penelitian mengenai profil tempat penelitian dan hasil wawancara motivasi belajar mahasiswa prodi PAI semester II pada pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 Di IAIN Bukittinggi
BAB V, merupakan penutup, yang teridiri dari kesimpulan dan saran.
19 BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berawal dari kata “motif” yang dapat doartikan sebagai
“daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat- saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak. Motivasi adalah objek tindakan seseorang, atau hal yang menggerakkan seseorang untuk bertindak atau niat atau sesuatu yang nenberikan tenaga, mengarah dan mempertahankan gelagak (perilaku) manusia, usaha dalam (inner strivings).
Melayu P. Hasibuan mengatakan bahwa motivasi berasal dari kata latin movere yang artinya dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada bawahan atau pengikut.
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc.
Donald ini mengandung tiga elemen penting:
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi di dalam sistem “neuropsikological” yang ada pada organisme manusia karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun energi itu muncul dari dalam diri manusia)
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa /feeling, afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan, afeksi, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia
c. Motivasi akan dirangsang karena ada tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.
Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong karena adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.30
Ngalim purwanto mengemukakan bahwa, motivasi dapat didefenisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan- dorongan, keburuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan, ketegangan- ketegangan (tension states), atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan kea rah pencapaian tujuan-tujuan personal.31
Menurut Schunk motivasi berhubungan dengan tujuan, aktivitas, dan ketekunan. Peserta didik yang memiliki motivasi akan berupaya
30Kompri, Faktor-Faktor Belajar Yang Mempengaruhinya, (Yogyakarta: Media Akaademi, 2017), hal. 108
31Binti Maunah, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Iain Tulungagung,2014), hal.99
menggunakan kemampuannya untuk bekerja terus menerus dan ketika menghadapai tantangan mereka akan bertahan behkan berjuang untuk memecahkan masalah. Selanjutnya moivasi dapat mempengaruhi peserta didik dalam beberapa hal, mislanya apa yang akan dipelajari, kapan mereka belajar, bagaimana mereka belajar, untuk apa mereka belajar, sehingga bila mereka menemukan hambatan masalah atau tantangan, mereka akan memecahkan masalah walau dengan meminta bantuan orang lain, melibatkan diri dalam berbagai aktivitas yang mampu memberikan solusi, memperhatikan pelajaran dengan seksama, mencatat informasi yang diperoleh browsing di internet, membaca buku, dan lain-lain.32
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seeorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu manarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Maslow percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti kebutuhan fisiologi, rasa aman, rasa cinta, penghargaan, aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan kebutuhan estetik. Kebutuhan-kebutuhan inilah menurut Maslow yang
32Lidia Susanti, Pembelajaran Berbasis Motivasi, (Jakarta: Pt. Alex Medis Komputindo, 2020), hal. 2-3
mampu memotivasi tingkah laku individu. Oleh karena itu, apa yang seorang lihat sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.33
Motivasi juga menyangkut mengapa seseorang berbuat demikian dan apa tujuannya berbuat demikian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa:
a. Pertama, motivasi sebagai pengarah tindakan. Perkataan motivasi adalah berasal daripada pekataan bahasa inggris motivation. Jadi ringkasnya motivasi adalah bermaksud sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan seseorang itulah sebenarnya yang menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai atau mendapat apa juga yang diinginkannya sama ada secara negative atau positif.
b. Kedua, motivasi sebagai pendorong. Tujuan atau motif adalah sama fungsinya dengan waasan, aspirasi, hasrat ataucita-cita. Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu bentuk dorongan hati yang menjadi penggerak utama seseorang, untuk mencapai apa juga yang diinginkan.
c. Ketiga motivasi sebagai darjah kesungguhan. Motivasi adalah darjah atau tahap kesungguhan dan temoh seseorang keterusan seseorang, berusaha untuk mencapai tujuan.
33Lilik Sriyanti, Psikologi Belajar, (Salatiga: Salatiga Press, 2011), hal. 116
d. Keempat motivasi sebagai stimulator. Motivasi adalah stimulasi atau semangat akibat rangsangan atau keghairahan terhadap sesuatu yang benar-benar diingini.
e. Kelima, motivasi sebagai pemangkin kebenaran. Motivasi adalah mankin yang menimbul dan menyeramakkan keinginan, keberanian dan kesungguhan untuk mencapai sesuatu matlamat mencabar yang benar-benar diingini serta diyakini boleh dicapai atau diperoleh.34
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan prilaku siswa yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitiff dengan kata lain belajar merupakan kegiatan berproses yang terdiri dari beberapa tahap.
Tahapan dalam belajar tergantung pada fase-fase belajar, dan salah satu tahapannya adalah yang dikemukakan oleh witting yaitu:
a. Tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi b. Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi
c. Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi
Definisi yang lain menyebutkan bahwa belajar adalah sebuah proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah
34Binti Maunah, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Iain Tulungagung,2014), hal.99- 100
laku yang menetap, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan.
Dari berbagai definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar, yaitu:
a. Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku (change behavior).
b. Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah.
c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial
d. Perubahan tingkah laku merupakan hasillatihan atau pengalaman e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan35
Jadi, motivasi belajar adalah variabel yang terdiri dari dua kata yaitu motivasi dan belajar, yang keduanya memiliki arti tersendiri. Jika membahas mengenai motivasi, sering kali disandingkan dengan kata motif.
Sesuai dengan penelusuran peneliti, motif dapat diartikan sebagai gerak atau sesuatu yang mendorong individu untuk bergerak.36
35 Akhiruddin, Belajar Dan Pembelajaran, (Sungguminasa Kab. Gowa: Cv Cahaya Bintang Cemerlang, 2019), hal 9-10
36 Adhetya Cahyani, Dkk. Motivasi Belajar Siswa Sma Pada Pembelajaran Daring di masa Pandemi Covid-19, Jurnal Pendidikan Islam, Volume 3 No. 01 2020, hal. 126
Clayton Aldelfer dalam Nashar mengungkapkan bahwa motivasi belajar adalah kecenderungan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi hasil belajar sebaik mungkin. Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara maksimal sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif. Abraham Maslow menyatakan motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang atau individu untuk bertindak atau mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri peserta didik diharapkan terjadi. Nyayu Khodijah motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.
Sesuai dengan konsep di atas motivasi belajar adalah dorongan baik internal atau eksternal yang membuat seseorang bertindak dalam rangka mencapai tujuan yaitu hasil belajar yang maksimal. Belajar dan motivasi memiliki keterkaitan yang sangt erat, motivasi akan mendorong hasil belajar menjadi lebih baik. Motivasi bagi guru dan peserta didik sangat penting, bagi peserta didik motivasi menunjukan kekuatan belajar, mengarahkan kegiatan belajar, membesarkan semangat belajar, menunjukan adanya proses belajar yang berkesinambungan. Sedangkan bagi guru motivasi membangkitkan semangat siswa, memahami masing- masing motivasi siswa, memamami peranan guru, peluang unjuk kerja.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa peranan motivasi belajar di antaranya yaitu:
a. Motivasi sebagai penentu pembelajaran yang efektif, ataupun penentu keberhasilan ataupun kegagalan belajar, karena motivasi sebagai sumber dorongan untuk berhasil dalam belajar
b. Pembelajaran yang memiliki motivasi akan menyesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, dan minat dari peserta didik.
c. Motivasi mendorong peserta didik untuk kreatif dan inovatif dalam mencapai tujuan dari pembelajaran
d. Berhasil atau tidaknya menumbuhkan motivasi dalam pembelajaran terkait dengan pengelolahan kelas.37
Motivasi belajar dalam diri seseorang akan menimbulkan gairah atau meningkatkan semangat dalam belajar. Motivasi belajar mengandung usaha untuk mencapai tujuan belajar yaitu pemahaman materi dan pengembangan belajar. Selain itu, motivasi belajar adalah sebuah penggerak atau pendorong yang membuat seseorang akan tertarik kepada belajar sehingga akan belajar secara terus-menerus. Menurut Rimbun motivasi belajar yang rendah dapat menimbulkan dampak negatif bagi siswa. Motivasi belajar yang rendah dapat menyebabkan rendahnya
37 M. Andi Setiawan, Belajar Dan Pembelajaran, (Palangkaraya: Uwais Inspirasi Indonesia, 2017), hal. 30-32
keberhasilan dalam belajar sehingga akan merendahkan prestasi belajar siswa.
Jadi, motivasi belajar adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh Mahasiswa terutama ini. Kegiatan yang biasanya dilakukan pada waktu- waktu normal membuat mahasiswa akan cepat bosan karena kegiatan di luar rumah dilarang, termasuk tempat- tempat hiburan yang ditutup.38
2. Teori Motivasi
Menurut sardiman ada beberapa teori tentang motivasi, yakni:
a. Teori Insting
Menurut teori ini tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti tungkah jenis binatang. Tindakan manusia itu dikatakan selalu berkaitan dengan insting atau pembawaan.
b. Teori Fisiologis
Menurut teori ini semua tindakan manusia itu berakar pada usaha memenuhi kepuasan dan kebutuhan organic atau kebutuhan untuk kepentingan fisik. Atau disebut sebagai kebutuhan primer, seperti kebutuhan tentang makanan, minuman, dan udara.
38 Widiya Astuti Alam Sur, Dkk. Analisis Motivasi Belajar Mahasiswa Dengan Sistem Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19, Juranl Equation, Volume 3 Nomor 2, September 2020, hal. 160
c. Psikoanalitik
Teori ini mirip dengan teori insting, tetapi lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Menurut Ngalim Purwanto ada beberapa teori motivasi, yakni:
1) Teori Hedonisme
Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filasafat yang memnadang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. Menurut pandangan hedonism, manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh dengan kesenangan dan kenikmatan.
2) Teori Naluri
Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang dalam hal ini disebut juga naluri yaitu, naluri mempertahankan diri, naluri mengembangkan diri, dan naluri mengembangkan /mempertahankan jenis. Dengan dimilikinys ketiga naluri pokok itu, maka kebiasaan-kebiasaan ataupun tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut.
3) Teori reaksi yang dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkanpola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan ditempat orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan.
4) Teori kebutuhan
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhannya, baik kebutuhan fisik mauoun kebutuhan psikis Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa manusia memilih aktivitas yang membuat dirinya merasa gembira dan senang, sesuai dengan naluri dan kebiasaan, sesuai dengan kebudayaan tempay dimana berada dan pada hakikatnya untuk memenuhi kebutuhannya.39
Adapun teori motivasi menurut para ahli dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Teori Kebutuhan
Mengatakan bahwa manusia sebagai makhluk yang tidak akan puas hanya dengan terpenuhi satu kebutuhan, tetapi ia akan puas jika semua kebutuhan terpenuhi. Agar kebutuhan tersebut terpenuhi, maka ia akan
39Binti Maunah, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: IAIN Tulungagung,2014), hal.109-111
termotivasi untuk mencapai kebutuhan yang diinginkan. Sehingga membuat ia puas, tetapi kepuasan itu hanya untuk sementara waktu saja. Demikian seterusnya sampai terpuaskan kebutuhan yang paling tinggi.
b. Teori Humanistik
Teori ini percaya bahwa hanya ada satu motivasi, yaitu motivasi yang hanya berasa dari masing-masing individu motivasi tersebut dimiliki oleh individu itu sepanjang waktu dan dimana pun ia berada.
Yang penting kagi menurut teori ini adalah menghormati atau menghargai seseorang sebagai manusia yang mempunyai potensi dan keinginan untuk belajar.
c. Toeri Behavioristik
Teori ini berpendapat bahwa motivasi dikontrol oleh lingkungan. Suatu tingkah laku yang bermotivasi terjadi apabila konsekuensi tingkah laku itu dapat menggetarkan emosi individu, yaitu menjadi suka atai tidak suka. Apabila konsekuensi tingkah laku menimbulkan rasa suka, maka tingkah laku menjadi kuat, tetapi jika tingkah laku itu menimbulkan rasa tidak suka, maka tingkah laku itu akan ditinggalkan.40
40Binti Maunah, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Iain Tulungagung,2014), hal.101-102
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa ada 6 teori motivasi yaitu:
a. Teori kognitif
Menurut teori ini tingkah laku tidak digerakkan oleh apa yang disebut motivasi, melainkan pleh rasio. Setiap perbuatan yang akan dilakukannya sudah dipikirkan alasan-alasannya. Berdasarkan rasionalnya manusia bebas memilih dan menentukan apa yang akan dia perbuat, entah baik ataupun buruk. Tingkah laku manusia semata-mata ditentukan oleh kemampuan berpikirnya. Makin inteligen dan berpendidikan, otomatis seseorang akan semakin baik perbuatan- perabuatnnya dan secara sadar pula melakukan perbuatan-perbuatan untuk memenuhi atau kebutuhan tersebut.
b. Teori hedonistis
Teori ini mengatakan bahwa segala perbuatan manusia, entah itu disadari ataupun tidak disadari, entah itu timbul dari kekuatan luar ataupun kekuatan dalam pada dasarnya mempunyai tujuan yang satu yaitu mencari hal-hal yang menyenangkan dan menghindari hal-hal yang menyakitkan.
c. Teori insting
Teori ini mengatakan kekuatan biologis adalah kekuatan yang dibawa sejak lahir. Kekuatan biologis inilah yang membuat seseorang bertindak menurut caratertentu, demikianlah dasar pemikiran teori ini.
Kekuatan insting inilah yang seolah-olah memaksa seseorang untuk berbuat dengan cara tertentu, untuk mengadakan pendekatan kepada rangsang dengan cara tertentu.
d. Teori psikoanalitas
Sebenarnya teori ini merupakan pengembangan teori insting.
Dalam teori ini pun diakui adanya kekuatan bawaan di dalam diri setiap manusia, dan kekuatan bawaan inilah yang menyebabakan dan mengarahakan tingkah laku manusia.
e. Teori keseimbangan
Teori ini berpendapat behwa tingkah laku manusia terjadi karena adanya ketidakseimbangan di dalam diri manusia. Dengan kata lain, manusiamselalu ingin mempertahankan adanya keseimbangan di dalam dirinya.
f. Teori dorongan
Pada prinsipnya teori ini tidak berbeda dengan teori keseimbangan, hanya penenkanannya berbeda. Kalau teori keseimbangan menekankan adanya keadaan tidak seimbang yang menimbulkan suatu kebutuhan yang harus di penuhi, teori dorongan memberikan tekanan pada hal yang mendorong terjadinya tingkah laku.
Melalui penjelasan teori-teori diatas, dapat disimpulkan bahwa setiap perilaku dan aktivitas manusia disebabkan oleh dorongan, kemauan, kekuatan, ketidakseimbangannya di dalam diri manusia itu kemuadian
gagasan yang timbul dipraktekkan dalam bentuk aktivitas sesuai dengan kamuan dari diri individu. Semua itu pada hakeketany bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mendapat suatu kepuasan.41
Terdapat banyak teori motivasi yang dipaparkan oleh para ahli. Teori motivasi teridiri dari dua pendekatan, yaitu pendekatan isi dan pendekatan proses. Pendekatan isi meliputi teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori ERG, teori dua faktor, dan teori kebutuhan Mc Clelland. Sedangkan pendekatan proses terdiri dari teori pengharapan, teori keadilan, dan teori penetapan tujuan.
a. Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow
Teori kebutuhan Abraham Maslow terdiri dari lima jenjang kebutuhan dasar manusia menurut Robbins dan Judge yaitu:
1) Kebutuhan fisiologis/physiological needs: meliputi rasa lapar, haus, seksual, berlindung, dan kebutuhan fisik lainnya.
2) Kebutuhan rasa aman/safety needs: meliputi rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional.
3) Kebutuhan sosial/social needs: mencakup rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan.
41Binti Maunah, Psikologi Pendidika, (Yogyakarta: Iain Tulungagung,2014), hal.101- 104
4) Kebutuhan penghargaan/ estem needs: mencakup faktor penghargaan internal seperti rasa hormat diri, otonomi, dan pencapaian, serta faktor penghargaan eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian.
5) Kebutuhan aktualisasi diri/ self actualiazation needs: yaitu dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya, meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan diri sendiri.
b. Teori ERG (Existence, Relatedness, dan Growth)
Robbins dan Judge menjelaskan bahwa teori ini dikemukakan oleh Clyton Alderfer, makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya. Kekuatan keinginan memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah terpuaskan. Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatannya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar.
c. Teori Kebutuhan Mc Clelland
Teori ini menyatakan bahwa ada tiga kebutuhan yang dapat digunakan untuk menjelaskan motivasi individu, yaitu:
1) Kebutuhan pencapaian/ need for achievement, yaitu dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, dan berusaha keras untuk berhasil. Karakteristik individu yang memiliki kebutuhan
akan prestasi tinggi yaitu lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan tanggung jawab pribadi, umpan balik, dan resiko tingkat moderat
2) Kebutuhan akan kekuasaan / need for power yaitu kebutuhan untuk memiliki pengaruh, menjadi berpengaruh, dan mengendalikan individu lain.
3) Kebutuhan afiliasi/need for affiliation, yaitu keinginan untuk menjalin hubungan antar personal yang akrab dan ramah.
d. Teori Harapan
Teori harapan / Expectancy theory dikembangkan oleh Victor Vroom, yang menjelaskan bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu tergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari haisl itu terhadap individu tersebut.42
e. Teori keadilan
Seseorang akan mengatalan bahwa dirinya diperlakukan secara adil, apabila perlakuan itu menguntungkan, sebaliknya dia akan cenderung mengatakan bahwa dia diperlakukan secara tidak adil apabila prilaku yang diterima merugikan orang tersebut, kemuadian dapat dipastikan perilaku dan tindaknya yang pada gilirannya menentukan
42 Ifni Oktiani, Kreativitas Guru Dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik, Jurnal Kependidikan, Vol. 5 No. 2, November 2017. hal 220
motivasi, terutama yang bersifat intrinsik yang antara lain terlihat pada tingkat prestasinya.43
f. Teori Penentuan tujuan
Tujuan Menurut teori penentuan tujuan /goal setting theory bahwa tujuan-tujuan yang spesifik dan sulit, dengan umpan balik, akan menghasilkan tingkat kinerja yang lebih baik. Edwin Locke dan rekan- rekannya kemudian merumuskan suatu model penentuan tujuan.
Penentuan tujuan memiliki empat mekanisme yang berkaitan dengan motivasi, yaitu:
1) Tujuan mengarahkan perhatian, secara pribadi tujuan berarti memfokuskan perhatian pada sesuatu yang relevan dan penting.
2) Tujuan mengatur usaha. Tujuan tidak hanya membuat persepsi individu menjadi lebih selektif, tetapi juga memotivasi untuk bertindak.
3) Tujuan meningkatkan ketekunan, ketekunan berkaitan dengan usaha yang dilakukan untuk suatu tugas dalam jangka waktu yang lebih panjang.
43 Sondang P. Siagan, Teori Motivasi Dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hal. 175
4) Tujuan mendorong strategi dan rencana tindakan, tujuan membantu individu untuk mengembangkan strategi dan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan.44
3. Fungsi, Tujuan Dan Jenis-jenis Motivasi
Motivasi tumbuh didorong oleh kebutuhan (need) seseorang, seperti kebutuhan menjadi orang kaya maka seseorang berusaha mencari penghasilan sebanyak-banyaknya dengan jalan berdagang, berbisnis, menjadi pengusaha dan sebagainya. Fungsi motivasi menurut Hamalik adalah:
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan. Kegiatan pendidikan dan pembelajaran tidak akan tercipta dan terlaksana jika guru tidak melakukannya.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengaruh. Artinya mengarahkan perbuatan pencapaian tujuan yang diinginkan. Motivasi bisa mengarahkan guru agar selalu dalam kerangka tujuan pendidikan jika melakukan pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Pekerjaan mengajar tentu sangat ditentukan produktivitasnya dari kinerja guru
44 Ifni Oktiani, Kreativitas Guru Dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik, Jurnal Kependidikan, Vol. 5 No. 2, November 2017. hal. 220-221
sehari-hari dalam mendidik dan mengajar, melalui motivasi ini guru bisa bergerak searah dengan tujuan pendidikan di sekolah.45
Sedangkan menurut Sardiman, fungsi motivasi belajar ada tiga yakni sebagai berikut:
a. Mendorong manusia untuk berbuat Sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat dengan tujuan tersebut.46
Motivasi adalah pendorongan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah mempengaruhi laku seseorang agar tergerah hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau
45Kompri, Faktor-Faktor Belajar Yang Mempengaruhinya, (Yogyakarta: Media Akaademi, 2017), hal. 113
46Angga Sucitra Hendrayana Dkk. Motivasi Belajar, Kemandirian Belajar Dan Prestasi Belajar Mahasiswa Beasiswa Bidikmisi Di Upbjj Ut Bandung, Jurnal Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh, Volume 15, Nomor 2, September 2014, Hal.83
tujuan tertentu. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untum menggerakkan atau mengunggah seseorang agar timbul keinginan dan kemuauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.47
Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas dari dua sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang disebut “motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut “motivasi ekstrinsik”. Dilihat dari sumbernya, berbagai literature psikologi mengemukakan dua macam motivasi, demikian juga dengan Sevilla, penjelasan tentang kedua jenis motivasi tersebut adalah:
a. Motivasi intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif yag menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak
47Binti Maunah, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Iain Tulungagung,2014), hal.
111
memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan, terutama.
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsic.
Motivasi ekstrinsik adalah motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar factor-faktor situasi belajar (resides in some factors outside the learnig situation). Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan, dan sebagainya.48
Jadi, motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang disebut
“motivasi intrinsik”, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Hal ini dikarenakan di dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Sedangkan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang disebut “motivasi ekstrinsik”, yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
48Lilik Sriyanti, Psikologi Belajar, (Salatiga: Salatiga Press, 2011), hal.118-119
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang dia miliki dan yang dia harapkan.
Misalnya siswa, dia membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu, siswa tersebut mengubah cara-cara belajarnya. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu.
Pada dasarnya motivasi memiliki beberapa jenis dilihat dari berbagai sudut pandang. Jenis-jenis motivasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya terbagi atas motif-motif bawaan yaitu motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari, seperti dorongan untuk makan, minum dan sebagainya dan motif-motif yang timbul karena dipelajari, sebagai contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengejar sesuatu di masyarakat.
b. Motivasi jasmaniah dan rohaniah, yang termasuk ke dalam motivasi jasmaniah adalah seperti reflex, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah ialah kemauan.
c. Motivasi intrinsik, yaitu “motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu dan motivasi ekstrinsik, yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Seperti seseorang belajar karena besok paginya akan ada ujian dengan harapan mendapatkan nilai yang baik.49
4. Aspek-Aspek Motivasi Belajar
Menurut Marilyn K. Gowing ada empat poin aspek-aspek motivasi belajar, adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Dorongan
Mencapai Sesuatu Peserta didik merasa terdorong untuk berjuang demi mewujudkan keinginan dan harapan-harapannya.
b. Komitmen
Komitmen adalah salah satu aspek yang cukup penting dalam proses belajar. Dengan memiliki komitmen yang tinggi, peserta didik memiliki kesadaran untuk belajar, mampu mengerjakan tugas dan mampu menyeimbangkan tugas.
c. Inisiatif
Peserta didik dituntut untuk memunculkan inisiatif-inisiatif atau ide-ide baru yang akan menunjang keberhasilan dan kesuksesannya dalam menyelesaikan proses pendidikannya, karena ia telah mengerti dan bahkan memahami dirinya sendiri, sehingga ia dapat menuntun
49Kompri, Faktor-Faktor Belajar Yang Mempengaruhinya, (Yogyakarta: Media Akaademi, 2017), hal. 114
dirinya sendiri untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya dan juga orang di sekitarnya.
d. Optimis
Sikap gigih, tidak menyerah dalam mengejar tujuan dan selalu percaya bahwa tantangan selalu ada, tetapi setiap dari kita memiliki potensi untuk berkembang dan bertumbuh lebih baik lagi.
Kemudian aspek-aspek motivasi belajar menurut Frandsen yaitu:
a. Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap hal baru. Oleh karena itu, selalu terdorong untuk belajar, demi mengejar cita-citanya.
b. Kreatif, peserta didik terus berpikir dan menciptakan sesuatu yang baru, sehingga membuat dirinya berbeda dengan yang lainnya
c. Menginginkan simpati dari orang tua, guru dan teman-temannya.
Sebagai manusia biasa, kita menginginkan suatu pujian sebagai bentuk penghargaan terhadap apa yang telah kita lakukan maupun kita capai.
d. Memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru. Tidak menutup kemungkinan, ketika kegagalan menghampiri kita, pasti terbesik rasa kecewa, tetapi bukan berarti membuat kita putus asa dan menyerah, melainkan harus terus berjuang demi menjemput kesuksesan kita.
e. Merasa aman ketika telah menguasai materi pelajaran.
f. Memberlakukan ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.
Setiap dari kita pasti telah mengetahui dan percaya bahwa ketika melakukan hal yang baik, akan mendapatkan hasil yang baik pula, begitu pun sebaliknya. Dengan memiliki pemikiran seperti ini, akan memicu peserta didik untuk terus semangat dalam belajar.
Aspek-aspek di atas merupakan bagian dari sekian banyak pendorong agar peserta didik memiliki keinginan untuk belajar, karena apabila peserta didik memiliki dorongan seperti aspek-aspek di atas, maka peserta didik tersebut akan mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan harapannya.50
Menurut Hamzah B Uno indikator motivasi belajar antara lain sebagai berikut51:
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
Yaitu memiliki keinginan yang kuat untuk berhasil menguasai materi dan mendapatkan nilai yang tinggi dalam kegiatan belajarnya.
Hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar dan dalam kehidupan sehari-hari pada ummnya disebut motif berprestasi, yaitu motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau
50Adhetya Cahyani, Dkk. Motivasi Belajar Siswa Sma Pada Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Pendidikan Islam, Volume 3 No. 01 2020, hal 127-128
51 Silvi Junita, dkk. Pengaruh Motivasi Belajar dan Perhatian Orangtua Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Baso Tahun Pelajaran 2018/2019, Juring (Journal for Research in Mathematics Learning), Vol. 2, No. 1, Maret 2019, hal. 89
motif untuk memperoleh kesempurnaan. Seseorang yang mempunyai motif berprestasi tinggi cenderung untuk berusaha menyelesikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-nunda.
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
Penyelesaian tugas-tugas tidak selamanya dilatarbelakangi oleh motif berprestasi atau keinginan untuk berhasil, justru kadang karena dorongan untuk menghindari kegagalan yang bersumber dari ketakutan akan kegagalan. Siswa yang memiliki minat dalam pelajaran akan mengikuti kegiatan mengajar dengan rasa senang, sehingga siswa tersebut menganggap bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan bukan hanya sebuah kewajiban. Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginan untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan, oleh karena itulah siswa belajar.
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
Harapan dan cita-cita seorang siswa merupakan alat motivasi yang sangat tinggi. Sebab dengan memahami harapan dan cita-cita yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul keinginan untuk terus belajar.
d. Adanya penghargaan dalam belajar.
Maksudnya apabila ada siswa yang sukses dan berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan