BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.7 Pengertian Frasa
2.7.2 Jenis frasa berdasarkan unsur pembentuknya
Frasa Numeralia Modifikatif. Contoh Frasa Numeralia Modifikatif yaitu (a) Kami membeli setengah lusin jilbab. (b) Mereka memotong sepuluh ekor kerbau kurban.
Frasa Numeralia Koordinatif. Contoh frasa Numeralia Koordinatif yaitu (a) entah empat atau lima orang sudah menyetujui kesepakatan ini. (b) Entah tiga atau empat kerbau yang sudah dikurbankan.
7. Frasa Interogativ Koordinatif adalah frasa yang mempunyai inti pada kata tanya. Contoh Frasa Interogativ Koordinatif yaitu: (a) Jawaban dari bagaimana atau mengapa merupakan pertanda dari jawaban predikat. (b) Jawaban dari siapa atau apa ciri dari subjek kalimat.
8. Frasa Demonstrativ Koordinatif adalah frasa yang dibentuk dari dua kata yang tidak saling menerangkan. Contoh Frasa Demonstrativ Koordinatif yaitu: (a) Saya pergi kesana atau kemari tidak ada masalah. (b) Aku tinggal di sini atau di sana sama saja.
9. Frasa Preposisional Koordinatif adalah frasa yang dibentuk dengan kata depan yang tidak saling menerangkan. Contoh frasa Preposisional Koordinatif yaitu (a) Lapangan tenes ini dari, oleh dan untuk masyarakat sini. (b) Petualangan kami dari dan ke kalimantan membutuhkan waktu sebulan.
2.7.2 Jenis frasa berdasarkan unsur pembentuknya
Jika dilihat dari unsur pembentuknya frasa dibagi menjadi beberapa jenis seperti berikut ini:
Frasa Endosentris adalah frasa yang unsur-unsurnya mempunyai fungsi untuk diterangkan dan menerangkan (DM) atau sebaliknya yaitu menerangkan dan diterangkan (MD). Contoh frasa Endosentris yaitu (DM) Kuda putih, (MD) tiga orang.
Terdapat beberapa jenis frasa endosentris, yaitu sebagai berikut:
Frasa Endosentris atributif adalah frasa ang pola pembentukannya memakai pola DM atau MD. Contoh Frasa Endosentris atributif yaitu (DM) Ayah Kandung, (MD) empat ekor.
Frasa Endosentris apositif yaitu frasa yang salah satu dari unsurnya (pola menerangkan) bisa menggantikan posisi unsur intinya (pola yang diterangkan).
Contoh Frasa Endosentris apositif yaitu Anita si penari ular sangat mempesona.
Penjelasannya kata Anita kedudukannya sebagai yang diterangkan (D) dan si penari ular kedudukannya sebagai yang menerangkan (M).
Frasa Endosentris koordinatif adalah frasa yang unsur-unsur pembentuknya menempati fungsi inti (setara). Contoh . Frasa Endosentris koordinatif yaitu warta berita, ayah ibu.
Frasa eksosentris adalah frasa yang salah satu dari unsur pembentuknya memakai kata tugas. Contoh Frasa eksosentris yaitu di kelurahan, kepada teman, dari bandung.
Jenis frasa berdasarkan satuan makna yang dimiliki unsur pembentuknya Jenis frasa berdasarkan satuan maka yangdimiliki unsur-unsur pembentuknya dikelompokan menjadi berikut ini:
Frasa biasa adalah frasa yang hasil pembentukannya mempunyai makna yang sesungguhnya (denotasi). Contoh frasa biasa yaitu: (a) Meja merah itu milik ibu, (b) Ayah membeli kambing putih.
Frasa idiomatik adalah frasa yang hasil pembentukannya memiliki/
menimbulkan makna baru atau makna konotasi (makna bukan sesungguhnya).
Contoh Frasa idiomatik yaitu Ayah lintang baru balik ke Sumatra.
Berdasarkan penelitian yang diteliti, peneliti menetapkan bahwa dalam penelitian ini memiliki hubungan atau relasi kemaknaan, dalam hal ini kesamaan makna atau sinonim pada kata di dalam Al-Quran yang memiliki makna hari kiamat, contohnya:
Yaumul Wa‟id (hari yang dijanjikan)
ٗ
29 /wa nufikha fiṣ-ṣụr, żālika yaumul-wa īd/.
“Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari yang dijanjikan.” (QS. Qaf; 20)
Kata hari yang dijanjikan dengan kata hari kiamat masuk ke dalam relasi makna sinonimi dan faktor yang mempengaruhi kedua sinonim kata tersebut adalah faktor waktu.
Contoh lainnya:
Yaumul Fashl (hari pemisahan)
ازٕ
ً٘ٝ
وصفىا
ٛزىا
ٌرْم
ٔت
ُ٘تزنذ
/hāżā yaumul-faṣlillażī kuntum bihī tukażżibụn/.
“Inilah hari pemisahan yang dahulu kamu dustakan.” (QS. Ash-Shaffat; 21) Kata hari pemisahan dengan kata hari kiamat masuk ke dalam relasi makna sinonim dan faktor yang mempengaruhi kedua sinonim kata tersebut adalah faktor waktu.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Jumlah Sinonim Frasa
ةمايقلا موي
di Dalam Al-Quran Al-Karim.Berdasarkan analisis yang telah dilakukan jumlah bentuk sinonim dari frasa
حٍاٞقىا ً٘ٝ
di dalam Al-Quran Al-Karim berjumlah sebagai berikut:1. Sinonim frasa
حٍاٞقىا ً٘ٝ
di dalam Al-Quran sebanyak 19 (sembilan belas) pada As-Sa‟ah (QS. Al-Mu‟min: 59), yaumul ba‟ats (QS. Ar-Rum: 56), yaumud-din (QS. Al-Fatihah: 4), yaumul hasrah (QS. Maryam: 39), ad-darul-akhirah (QS. Al-Ankabut: 64), yaumul-tanad (QS. Al-Mu‟min: 32), darul qarar (QS. Al-Mu‟min: 39), yaumul fashl (QS. Ash-Shaffat: 21), yaumul jami‟ (QS. Asy-Asyura: 7), hisab (QS. Shad: 53), yaumul-waid (QS. Qaf: 20), yaumul khuld (QS. Qaf: 35), yaumul khuruj (QS. Qaf:42), al-waqi‟ah (QS. Al-Waqi‟ah: 1), al-haqqah (QS. Al-Haqqah: 1,2,3), ath-thammatul-kubra (QS. An-Nazi‟at: 34), ash-shakhkhah (QS. „Abasa:
33), al-azifah (QS. An-Najm: 57), al-qari‟ah (QS. Al-Qari‟ah: 1,2,3).
3.2 Faktor-faktor yang membedakan sinonim frasa
ةمايقلا موي
yang terdapat di dalam Al-Quran3.2.1 As-Sa‟ah (QS. Al-Mu‟min: 59).
ٍَُُِْ٘ ْؤُٝ َلا ِطاَّْىا َشَثْمَأ َِِّنَٰىَٗ اَِٖٞف َةَْٝس َلا ٌحَِٞذ َٟ َحَعاَّغىا َُِّإ
/Innas-sā ata la`ātiyatul lā raiba fīhā wa lākinna akṡaran-nāsi lā yu`minụn/
“Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman”.
Pada ayat di atas terjadi perubahan makna asli kata
َحَعاَّغىا
menjadi “hari kiamat” disebabkan oleh pengaruh sinonim relasi makna faktor waktu. Karena makna dari asal kataَحَعاَّغىا
adalah “waktu”.3.2.2 Yaumul-Ba‟ats (QS. Ar-Rum: 56).
31
ٌُْنَِّْنَٰىَٗ ِثْعَثْىا ًَُْ٘ٝ اَزََٰٖف ۖ ِثْعَثْىا ًَِْ٘ٝ َٰٚىِإ ِ َّاللَّ ِباَرِم ِٜف ٌُْرْثِثَى ْذَقَى َُاََِٝ ْلإاَٗ ٌَْيِعْىا اُ٘ذُٗأ َِِٝزَّىا َهاَقَٗ
َََُُ٘يْعَذ َلا ٌُْرُْْم
/Wa qālallażīna ụtul-'ilma wal-īmāna laqad labiṡtum fī kitābillāhi ilā yaumil-ba'ṡi fa hāżā yaumul-ba'ṡi wa lākinnakum kuntum lā ta lamụn/
“Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; maka inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakini(nya)".
Pada ayat di atas terjadi proses sinonim frasa
حٍاٞقىا ً٘ٝ
dengan kataثعثىا ً٘ٝ
yang memilik makna “hari berbangkit”. Proses sinonim ini terjadi karena adanya relasi makna sinonim pada faktor nuansa makna, karena masing-masing frasa memiliki nuansa makna yang berbeda, yang tidak dapat dipertukarkan.
3.2.3 Yaumud-Din (QS. Al-Fatihah: 4).
ِلِىاٍَ
ًَِْ٘ٝ
ِِِّٝذىا
/Māliki yaumid-dīn/
“Yang menguasai di Hari Pembalasan”.
Pada ayat di atas terjadi proses sinonim frasa
حٍاٞقىا ً٘ٝ
dengan kataِٝذىا ً٘ٝ
yang memiliki makna “hari pembalasan”. Proses sinonim ini terjadi karena adanya relasi makna sinonim pada faktor nuansa makna, karena masing-masing frasa memiliki nuansa makna yang berbeda, yang tidak dapat dipertukarkan.
3.2.4 Yaumul-Hasrah (QS. Maryam: 39).
ٌُْٕ ْسِزَّْأَٗ
“Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman”.
Pada ayat di atas terjadi proses sinonim frasa
حٍاٞقىا ً٘ٝ
dengan kataً٘ٝ
جشغحىا
yang memiliki makna “hari penyesalan”. Proses sinonim ini terjadi karena adanya relasi makna sinonim pada faktor nuansa makna, karena masing-masing frasa memiliki nuansa makna yang berbeda, yang tidak dapat dipertukarkan.3.2.5 Ad-Darul Akhirah (QS. Al-Ankabut: 64).
اٍََٗ
sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”.Pada ayat di atas terjadi proses sinonim frasa
حٍاٞقىا ً٘ٝ
dengan kataساذىا جشخلأا
yang memiliki makna “negeri akhirat”. Proses sinonim ini terjadi karena adanya relasi makna sinonim pada faktor wilayah atau tempat. Karena makna dari frasaجشخلأا ساذىا
adalah “negeri akhirat” yang artinya menyatakan suatu tempat.3.2.6 Yaumul-Tanad (QS. Al-Mu‟min: 32).
اََٝٗ
/Wa yā qaumi innī akhāfu alaikum yaumat-tanād/
“Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggil-memanggil”.
Pada ayat di atas terjadi proses sinonim frasa
حٍاٞقىا ً٘ٝ
dengan kataداْرىا ً٘ٝ
yang memiliki makna “hari panggil-memanggil”. Proses sinonim ini terjadi karena adanya relasi makna sinonim pada faktor bidang kegiatan. Karena makna pada frasa
داْرىا ً٘ٝ
adalah “hari panggil-memanggil” yang artinya pada hari ini manusia saling panggil memanggil.33 3.2.7 Darul-Qarar (QS. Al-Mu‟min: 39).
ًَِْ٘ق اَٝ
/Yā qaumi innamā hāżihil-ḥayātud-dun-yā matā uw wa innal-ākhirata hiya dārul-qarār/
“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal”.
Pada ayat di atas terjadi proses sinonim frasa
حٍاٞقىا ً٘ٝ
dengan kataسا د ساشقىا
yang memiliki makna “negeri yang kekal”. Proses sinonim ini terjadi karena adanya relasi makna sinonim pada faktor wilayah atau tempat. Karena makna dari frasaساشقىا ساد
adalah “negeri yang kekal” yang artinya menyatakan suatu tempat.3.2.8 Yaumul-Fashl (QS. Ash-Shaffat: 21).
اَزَٰٕ
/Hāżā yaumul-faṣlillażī kuntum bihī tukażżibụn/
“Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya”.
Pada ayat di atas terjadi proses sinonim frasa
حٍاٞقىا ً٘ٝ
dengan kataً٘ٝ
وصفىا
yang memiliki makna “hari keputusan”. Proses sinonim ini terjadi karena adanya relasi makna sinonim pada faktor waktu, karena makna frasaوصفىا ً٘ٝ
adalah “hari keputusan”, yang artinya hari yang masih belum diketahui kapan datangnya.
3.2.9 Yaumul-Jami‟ (QS. Asy-Syura: 7).
َلِى َٰزَم
/Każālika auḥainā ilaika qur`ānan arabiyyal litunżira ummal-qurā wa man ḥaulahā wa tunżira yaumal-jam i lā raiba fīh, farīqun fil-jannati wa farīqun fis-sa īr/
“Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam”.
Pada ayat di atas terjadi proses sinonim frasa
حٍاٞقىا ً٘ٝ
dengan kataً٘ ٝ عَجىا
yang memiliki makna “hari berkumpul”. Proses sinonim ini terjadi karena adanya relasi makna sinonim pada faktor waktu, karena makna frasaعَجىا ً٘ٝ
adalah “hari berkumpul”, yang artinya hari yang masih belum diketahui kapan datangnya.
3.2.10 Yaumul-Hisab (QS. Shad: 53).
اَزَٰٕ
“Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari berhisab”.
Pada ayat di atas terjadi proses sinonim frasa
حٍاٞقىا ً٘ٝ
dengan kataً٘ٝ
باغحىا
yang memiliki makna “hari perhitungan”. Proses sinonim ini terjadi karena adanya relasi makna sinonim pada faktor bidang kegiatan. Karena makna pada frasaباغحىا ً٘ٝ
adalah “hari perhitungan” yang artinya pada hari ini manusia memperhitungkan segala perbuatannya semasa di dunia.3.2.11 Yaumul-Wa‟id (QS. Qaf: 20).
َخِفَُّٗ
ِسُّ٘صىا ِٜف َلِى َٰر ۚ
ًَُْ٘ٝ
ِذِٞعَْ٘ىا
/Wa nufikha fiṣ-ṣụr, żālika yaumul-wa īd/
“Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman”.
35
3.2.12 Yaumul-Khulud (QS. Qaf: 34).
إَُ٘يُخْدا
“Masukilah surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan”.
Pada ayat di atas terjadi proses sinonim frasa
حٍاٞقىا ً٘ٝ
dengan kataً٘ٝ
د٘يخىا
yang memiliki makna “hari kekekalan”. Proses sinonim ini terjadi karena adanya relasi makna sinonim pada faktor waktu, karena makna frasaد٘يخىا ً٘ٝ
/Yauma yasma'ụnaṣ-ṣaiḥata bil-ḥaqq, żālika yaumul-khurụj/
“(Yaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya itulah hari ke luar (dari kubur)”.
Pada ayat di atas terjadi proses sinonim frasa
حٍاٞقىا ً٘ٝ
dengan kataً٘ٝ
جٗشخىا
yang memiliki makna “hari keluar dari kubur”. Proses sinonim ini terjadi karena adanya relasi makna sinonim pada faktor bidang kegiatan. Karena makna pada frasaجٗشخ ىا ً٘ٝ
adalah “hari keluar dari kubur” yang artinya pada hari ini manusia keluar dari alam kubur.3.2.14 Al-Waqi‟ah (QS. Al-Waqi‟ah: 1).
اَرِإ ِدَعَقَٗ
ُحَعِقاَْ٘ىا
/Iżā waqa atil-wāqi ah/
“Apabila terjadi hari kiamat”.
Pada ayat di atas terjadi proses sinonim frasa
حٍاٞقىا ً٘ٝ
dengan kataحعقا٘ىا
yang memiliki makna “peristiwa yang dahsyat”. Proses sinonim ini terjadi karena adanya relasi makna sinonim pada faktor waktu, karena makna frasa
حعقا٘ىا
adalah “peristiwa yang dahsyat”, yang artinya hari yang masih belum diketahui kapan datangnya.3.2.15 Al-Haqqah (QS. Al-Haqqah: 1-3).
ُحَّقاَحْىا ةَّقا َحْلا اَم ُحَّقاَحْىا اٍَ َكاَسْدَأ اٍََٗ
/Al-ḥāqqah/ Mal- ḥāqqah Wa mā adrāka mal-ḥāqqah/
“Hari kiamat, Apakah hari kiamat itu?, Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu?”.
Pada ayat di atas terjadi proses sinonim frasa
حٍاٞقىا ً٘ٝ
dengan kataحقاحىا
yang memiliki makna “hari kiamat”. Proses sinonim ini terjadi karena adanya relasi makna sinonim pada faktor nuansa makna, karena masing-masing frasa memiliki nuansa makna yang berbeda, yang tidak dapat dipertukarkan.
3.2.16 Ath-Thammatul-Kubra (QS. An-Nazi‟at: 34).
اَرِئَف ِخَءاَج ُحٍَّاَّطىا
َٰٙشْثُنْىا
/Fa iżā jā`atiṭ-ṭāmmatul-kubrā/
“Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang”.
37
Pada ayat di atas terjadi proses sinonim frasa
حٍاٞقىا ً٘ٝ
dengan kataحٍاطىا اشثنىا
yang memiliki makna “malapetaka besar”. Proses sinonim ini terjadi karena adanya relasi makna sinonim pada faktor waktu, karena makna frasaاشثنىا حٍاطىا
adalah “malapetaka besar”, yang artinya hari yang masih belum diketahui kapan datangnya.3.2.17 Ash-Shakhkhah (QS. „Abasa: 33).
اَرِئَف ِخَءاَج
ُحَّخاَّصىا
/Fa iżā jā`atiṣ-ṣākhkhah/
“Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua)”.
Pada ayat di atas terjadi proses sinonim frasa
حٍاٞقىا ً٘ٝ
dengan kataحخاصىا
yang memiliki makna “suara yang memekakkan”. Proses sinonim ini terjadi karena adanya relasi makna sinonim pada faktor bidang kegiatan. Karena makna pada frasaحخاصىا
adalah “suara yang memekakkan” yang artinya pada hari ini sangkakala ditiupkan.3.2.18 Al-Azifah (QS. An-Najm: 57).
ِدَفِصَأ ُحَفِص ْٟا
/Azifatil-āzifah/
“Telah dekat terjadinya hari kiamat”.
Pada ayat di atas terjadi proses sinonim frasa
حٍاٞقىا ً٘ٝ
dengan kataحفصلأا
yang memiliki makna “kiamat”. Proses sinonim ini terjadi karena adanya relasi makna sinonim pada faktor waktu, karena makna frasa
حفصلأا
adalah “kiamat”, yang artinya hari yang masih belum diketahui kapan datangnya.3.2.19 Al-Qari‟ah (QS. Al-Qari‟ah: 1).
ُحَعِساَقْىا
/Al-qāri ah/
“Hari Kiamat”.
Pada ayat di atas terjadi proses sinonim frasa
حٍاٞقىا ً٘ٝ
dengan kataحعساق ىا
yang memiliki makna “hari kiamat”. Proses sinonim ini terjadi karena adanya relasi makna sinonim pada faktor nuansa makna, karena masing-masing frasa memiliki nuansa makna yang berbeda, yang tidak dapat dipertukarkan.
39 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Keimpulan
Adapun jumlah sinonim frasa
حٍاٞقىا ً٘ٝ
yang terdapat di dalam Al-Quran ada 19 yaitu: hari kiamat (حعاغىا
), hari kebangkitan (ثعثىا ً٘ٝ
), hari pembalasan (ِٝذىا ً٘ٝ
), hari penyesalan (جشغحىا ً٘ٝ
), negeri akhirat ( ساذىا جشخلأا), hari panggil memanggil (داْرىا ً٘ٝ), negeri yang kekal ( اشقىا ساد), hari keputusan (وصفىا ً٘ٝ), hari berkumpul (عَجىا ً٘ٝ), hari perhitungan ( ً٘ٝباغحىا), hari ancaman (ذٞع٘ىا ً٘ٝ), hari kekekalan (د٘يخىا ً٘ٝ), hari keluar dari kubur (جٗشخىا ً٘ٝ), peristiwa yang dahsyat (حعقا٘ىا), hari yang pasti terjadi (حقاحىا), malapetaka besar (اشثنىا حٍاطىا), suara yang memekakkan (حخآصىا), kiamat (حفصلأا), hari kiamat (حعساقىا). Dari keseluruhan faktor yang
membedakan relasi makna sinonim frasa
حٍاٞقىا ً٘ٝ
yaitu, faktor waktu, faktor nuansa makna, faktor bidang kegiatan, dan faktor wilayah dan tempat.4.2 Saran
Penelitian ini khusus membahas analisis sinonim frasa
دٍاٞقىا ً٘ٝ
di dalam Al-Qur‟an. Penelitian ini masih dapat dikembangkan serta diteliti lebih lanjut bagi yang ingin mendalami ilmu semantik mengenai relasi makna sinonim yang terdapat dalam Al-Qur‟an agar benar-benar memahami kandungan Al-Qur‟an.Selain itu dapat pula diteliti dengan kata-kata lainnya yang terdapat dalam Al-Qur‟an, Hadist, maupun kitab-kitab dalam bahasa Arab laiinya.
Untuk masa yang akan datang, penulis berharap semoga skripsi ini khususnya tentang makna gramatikal dapat bermanfaat dan dijadikan referensi bagi Mahasiswa Sastra Arab dan mahasiswa-mahasiswa muslim lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Al-Quran Al-Karim
Al-Wabil, Yusuf. 2006. Yaumul Qiyamah tanda-tanda dan gambaran hari kiamat. Jakarta: Qisthi Press
Aminuddin. 2001.Semantik Pengantar Studi Tentang Makna, Bandung : Sinar Baru Algensindo
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta : PT Rineka Cipta.
---,1994. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Djajasudarma, Fatimah, T. 1993. Semantik I Pengantar Ke Arah Ilmu Makna.
Bandung : PT Refika Aditama.
Falaahisme. 2013. “Pengertian Ilmu Semantik atau Ilmu Ad-dalalah dalam Bahasa Arab”. http://falaahisme.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-ilmu-semantik-atau-ilmu-ad.html.
Husnul, Muhammad. 2009. Analisis Makna Leksikal dan Relasinya pada Kata قحىا /al-haqqu/ Dalam Al-Quran. Medan
Karina, Ratih. 2017. Sinonim Terjemahan Kata ه٘ق dalam Quran Surat An-Nisa Karya Aam Amiruddin. Jakarta
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik, edisi ke-3. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Veerhar, J W M. 1996. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Software. Quran Karim Versi 1,4. Arab Saudi. King Saud University.
Sudrajat, Akhmad. 2008. Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta
Yunus, Mahmud. 1990. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta : PT Mahmud Yunus Wadzuryah